Anda di halaman 1dari 15

Bangsa Rus Kuno

Tantangan zaman yang semakin berkembang serta masalah yang kian


kompleks membuat bangsa Rusia harus tetap survive dalam mempertahankan
supremasinya sebagai bangsa yang besar. Hal ini membuat Rusia harus berganti
identitas seiring berjalannya waktu dan pergeseran masa. Berbagai perubahan
yang dihadapinya tak mengurangi eksistensinya sebagai bangsa besar. Perubahan-
perubahan identitas yang dialami tersebut menjadi tonggak penting yang turut
membentuk karakter dan ciri khas bangsa Rusia. Perubahan-perubahan tersebut
meninggalkan jejak-jejak historis yang penting bagi pemahaman sikap dan
perilaku yang diambil bangsa tersebut pada masa kini dan masa depan.
(Fahrurodji, 2004)
Nenek moyang bangsa Rusia ini jika diruntut dari keberadaannya dahulu
merupaka masyarakat Slavia yang terbentuk kurang lebih 2000 tahun lalu di
kawasan Baltik. Masyarakat tersebut hidup di sekitar sungai Visla. Daerah asal
nenek moyang bangsa Slavia (Pra-Slavia) menurut data arkeologi terletak di
sebelah timur Jerman yakni dari sungai Oder di sebalah barat membentang hingga
ke pegunungan Karpatian di sebelah timur (Orlov dalam Fahrurodji, 2004). Pada
awalnya masyarakat Slavia merupakan masyarakat primitive dan belum memiliki
sistem pemerintahan. Hidup mereka masih berkelompok dalam hubungan
keluarga dan suku. Seiring berjalannya waktu, suku-suku Slavia ini akhirnya
menyebar ke wilayah-wilayah Eropa Selatan dan Eropa Timur. Bangsa Polandia
merupakan bangsa terkuat di antara bangsa-bangsa Slavia. Sebagian dari mereka
menempati daerah di sekitar sungai Dnieper, dimana sebelum kehadiran mereka
tempat tersebut sudah ditempati oleh bangsa non-Slavia yang dikenal dengan
nama Rusy (orang-orang Rus). Pada akhirnya bangsa Rusy ini di-Slavia-kan oleh
bangsa Polandia, tanpa harus mengubah nama aslinya. Berawal dari sinilah nama
Rus berubah menjadi Rusky lalu menjadi Rossia (Rusia).
Dalam sejarahnya masayarakat Rusia berada dalam sistem masayarakat
yang mengalami evolusi kepemimpinan serta struktur pemerintahan. Secara
kronologis dapat dilihat dari awal mula terbentuknya bangsa-bangsa yang
berpusat di Kiev (sekarang Ukraina) pada abad IX hingga sistem federasi pada
masa kini. Pada awalnya bangsa Rus yang sejatinya merupakan cikal bakal dari
bangsa Rusia saat ini, dipimpin oleh figur-figur lokal yang dikenal dengan Knyaz
(pangeran) dengan dukungan Druzhina (pengawal). Para Knyaz tersebut pada
masanya merebutkan gelar posisi utama sebagai Veliky Knyaz (Pangeran Utama).
Knyaz agung akan membawahai posisi para Knyaz lain yang membawahi daerah-
daerah tertentu secara tradisional, Knyaz agung merupakan penguasa penuh di
seluruh negeri yang posisinya kian senantiasa diperebutkan. Terdapat dua dinasti
pada masa Rus Kuno yaitu Dinasti Ryurik yang memimpin sekitar 7 abad, dan
dinasti Rumanov yang memimpin sekitar 300 tahun. (Fahrurodji, 2004)
Knyaz Agung pertama adalah Ryurik (pendiri Dinasti Ryurik) yang berasal
dari Novgorod yang sejatinya bukanlah orang Rusia asli melainkan orang Viking
(Varyang) yang sengaja diundag oleh bangsa Rus untuk memerintah negeri agar
mereka merasa aman. Setelah Ryurik wafat pada tahun 879 Masehi, kekuasaan
Novorgod diambil alih oleh pangeran Oleg yang berkuasa hingga 911 Masehi.
Pangeran Oleg mengadakan perjalanan ke Kiev pada tahun 882 Masehi. Pada saat
itu Kiev dipimpin oleh Askod dan Dir. Pangeran Oleg berhasil membunuh mereka
dan akhirnya ia menggabungkan kepangeranan (Kiev dan Novgorod). Sejak saat
itu Kiev menjadi pusat supremasi bagi bangsa Rus yang kemudian dikenal dengan
nama RusKiev. (Fahrurodji, 2004)

Tabel 1.1 Pangeran Agung dari Dinasti Ryurik


Pada abad ke-12 Rus mengalami periode perpecahan feodal yang
berlangsung hingga akhir abad ke-15. Pemerintahan Rus kuno tidak bertahan
lama, hal tersebut disebabkan karena kondisi geografis yang menempatkan negara
pada daerah yang luas menyebabkan hubungan masyarakat lebih didasarkan pada
masalah ekonomi. Pemersatu masayarakat sejatinya terletak pada kekuatan kelas
militer yang berpusat di Kiev. Mulai banyak pangeran-pangeran kecil yang
menguasai daerah-daerah melakukan gerakan separatis dan menolak tunduk pada
Kiev pusat. Melemahnya pengaruh Kiev membuat perpecahan kepangeranan Kiev
menjadi beberapa negara seperti : Vladimir-Suzdal, Chernigov, Smolensk,
Muromsk, Pskov, Galitsko-Volynia, Novorgod, dan sebagainya. Dengan
munculnya kepangeranan-kepangeranan kecil tersebut membuat RusKiev
kehilangan arti politisnya sebagai kekuatan pemersatu Rusia. Disamping itu
perebutan atas kekuasaan ibukota Kiev masih terus berlanjut di kalangan
pangeran. (Fahrurodji, 2004)
Pada abad ke-13, bangsa Mongol melakukan invasi ke arah barat termasuk
Rusia. Dengan cepat invasi ini menguasai Rusia karena pada saat yang bersamaan
negara Rusia yang berpusat di Kiev mengalami kemunduran karena konflik
internal. Setelah menaklukkan Rusia, Mongol tidak secara langsung memerintah
namun mengangkat orang setempat agar memimpin di bawah pengawasan
Mongol dan tak lupa membayar upeti. Namun pemimpin lokal ini melakukan
serangan balik setelah memiliki kekuatan yang cukup, dan akhirnya menyebabkan
Mongol runtuh pada akhir abad ke-14. Invasi mongol tersebut memberi pelajaran
berharga bagi Rusia mengenai kingship. (Surya dkk, 2011)
Kekuasaan Moskovy muncul sebagai negara yang utama setelah Mongol
runtuh. Kemudian ia mengakuisisi kota Novgorod pada tahun 1478 dan
membentuk negara Rusia yang terpusat dan otokratik. Penguasa pemerintahan
Moskovy pertama adalah Ivan Gronzy dan bergelar Tsar (raja) seluruh Rusia pada
tahun 1547. Pada era pemerintahannya, Rusia terus melakukan ekspansi ke selatan
dan Siberia. Pada tahun 1640-1613 terjadi rivalitas untuk memperebutkan takhta
Rusia. Pada akhirnya Michael Romanov merestorasi kekuasaan yang kuat dan
akhirnya membentuk Dinasti Romanov. Ekspansi-ekspansi wilayah terus
dilanjutkan, serta dilakukan modernisasi Rusia dengan cara Barat (westernisasi).
Westernisasi tersebut bertujuan agar bangsa Rusia sederajat dengan bangsa Barat.
Namun setelah terjadi Revolusi Rusia yang dipimpin oleh Lenin pada tahun 1917
dinasti Romanov runtuh dan pada akhirnya melahirkan pemerintahan komunis.
(Surya dkk, 2011)

2.2 Lahirnya Revolusi Rusia


Ketika sejumlah Negara Eropa Barat seperti Jerman, Inggris, Perancis
memasuki era industrialisasi dan demokratisasi politik, maka kekaisaran Rusia
mulai mengikuti arah perkembangan ekonomi Eropa Barat tetapi dalam bidang
politik, Tsar masih sangat konservatif dan berkuasa absolut. Akibat tidak adanya
keserasian sistem ekonomi dan politik ini maka tujuan awal industrialisasi tidak
tercapai tetapi justru mendatangkan penderitaan rakyat yang luar biasa,
kesenjangan sosial ekonomi antara yang kaya dan miskin semakin lebar, frustrasi
rakyat jelata semakin memuncak (Adisusilo, 2014: 9).
Dalam kekacauan sosial-politik ini, ditambah kekalahan Rusia terhadap
Jepang tahun 1905, maka muncul sejumlah partai politik yang beralisan sosialistis
dan revolusioner seperti Partai Sosialis Demokrat dan Partai Sosialis
Revolusioner, yang masing-masing mempunyai pengaruh besar di kalangan kaum
buruh dan menjadi ancaman bagi pemerintah. Kedua partai ini sering kali
melakukan pemogokan, bahkan sering melakukan pemberontakan serta
mengajukan berbagai tuntutan pembaharuan untuk memperbaiki nasib kaum
buruh (Adisusilo, 2014: 9).
Dengan adanya kegagalan setiap tuntutan pembaharuan dialami oleh
partai-partai sosialis, maka antara Oktober hingga Desember 1905 Partai Sosialis
Demokrat melakukan pemberontakan di St. Peterburg. Pemberontakan ini
memang berhasil ditindas oleh pemerintah, dan mengakibatkan Lenin harus
mengasingkan diri ke Swiss. Namun Trotzky sempat mendirikan pemerintahan
tandingan yang diberi nama Soviet (Dewan) Perwakilan Pekerja (Soviet of
Workers’ Deputis) di St. Peterburg. Pemerintahan pimpinan Trotsky ini mendapat
dukungan kaum buruh, mahasiswa, kaum intelektual di St.Peterburg, tetapi karena
kurang meluas maka gagal. Namun Trotsky dan teman-temannya terus berjuang
dengan sedikit merubah strategi tidak lagi secara frontal melawan pemerintah
tetapi dengan berunding dan bekerjasama dengannya. Kendati gagal namun
pemberontakan Soviet Perwakilan Pekerja ini berdampak positif dalam
pembaharuan, yaitu mulai dibentuknya Soviet-Soviet di beberapa kota besar
seperti Moskow yang di kemudian hari akan bergabung membentuk Uni Soviet
(Adisusilo, 2014: 9-10).
Selama perang dunia pertama (PD 1) keadaan Rusia, yang pro Inggris dan
Prancis dan melawan Jerman dan sekutunya, semakin memburuk. Rakyat semakin
menderita karena ekonomi perang diterapkan, semakin Tsar masih absolut kendati
kekuasaannya semakin merosot, partai-partai yang beraliran sosialis semakin
radikal serta mendapat bantuan dari Jerman. Sekitar tahun 1916 Partai Sosiais
Demokrat pecah menjadi partai Bolsheviks yang lebih radikal, dan partai
Mensheviks yang lebih moderat. Lenin yang bernama lengkap Vladimir Ulianov
akhirnya pada tanggal 4 April 1917 kembali ke Russia berkat bantuan pemerintah
Jerman dan bergabung dengan partai Bolsheviks. Bolsheviks berasal dari bahasa
Russia “bolsheí” yang berarti ‘lebih’; “bolshinstvo” berarti ‘mayoritas anggota’,
maknanya semua ikut serta
sebagai anggota,tidak ada yang dikecualikan. Dari sinilah lalu muncul
istilah “Communist” yang berati untuk semuanya, untuk siapa saja.
(Adisusilo, 2014: 10).

2.3 Nasionalisme pada Revolusi Rusia

Rusia merupakan negara yang terletak di Eropa bagian timur dngn ibukota
Saint Peterburg. Sebelumnya Rusia berbentu Kekaisaran yang dipimpin oleh
seeorang Tsar (raja). Pada tahun 1917 terjadi konflik yang mengakhiri kekaisaran
dan di mulainya revolusi Rusia. Munculnya revolusi di Rusia tidaklah datang
secara tiba-tiba, tentunya terdapat faktor-faktor pendorong. Adapaun faktor-faktor
pendorongnya adalah:
1. Adanya keinginan untuk mengambil alih tanah dari pada pemilik tanah
dikarenakan sistem feodalisme yang merugikan rakyat dan adanya
desakan ekonomi yang semakin menuntut,
2. Keadaan Rusia yang telah didukung oleh masuknya ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga mulai munculah golongan cendekiawan yang
merasakan penderitaan rakyat Rusia yang menginginkan perubahan dalam
segi pemerintahan dan ketatanegaraan di Rusia,
3. Mulai munculnya kapitalisme yang terbuka, sehingga mengakibatkan
lahirnya kaum buruh sebagai akibat semakin meningkatnya industrialisasi,
4. Munculnya ide-ide dan konsep-konsep sosialis Marxis yang mulai
disebarluaskan oleh sebuah partai yang menjungjung tinggi kesejahteraan
kaum buruh yaitu Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR),
5. Terjadinya ketegangan yang berkepanjangan antara kaum borjuis dan
kaum proletar sehingga kesenjangan diantara mereka semakin melebar
(Kristinawati, 2013:5).
Dari faktor-faktor diatas dapat diketahui bahwa revolusi yang terjadi di Rusia
berawal dari etidapuasan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar. Tsar Nicholas II
yang merupakan Tsar terakhir dari kekaisaran Rusia. Di masa kepemimpinannya
Tsar terlibat dalam perjanjian Perang Dunia I, yang tergabung dalam kubu Triple
Entente bersama Prancis dan Inggris (Yuda, 2015:2). Kebijakan tersebut
mendapat protes dari rakyat, sebab saat itu kondisi Rusia sendiri sedang tidak
stabil. Selain itu, Rusia yang memiliki kekayaan alam yang banyak dan luas
membuat rakyatnya sekitar ¾ bergantung pada hasil pertanian. Akan tetapi,
sebagian besar rayat hanya menggarap lahan bukan sebagi pemilik lahan. Lahan-
lahan tersebut merupakan milik dari kaum bangsawan atau proletar. Bagi petani
tanah merupakan bukan hal yang bisa diperdagangkan. Sebab, tanah merupakan
sumber kehidupan bagi penggarap dimana hanya orang yang menggarapnya yang
dapat menikmati hasil. Namun saat itu, petani belum dapat melawan sebab patun
akan otoritas keaisaran dan Gerja Ortodoks.
Perlawanan mulai terjadi saat Tsar Nicholas II melakukan kebijaan dengan
memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, membuka industrialisasi dengan negara
asing sehingga memunculkan Kapitalisme. Berkembangnya industri di Rusia
menyebabkan banyak berdirinya pabrik-pabrik yang mengakibatanya
melonjaknya jumlah buruh saat itu. Selain itu, berembanganya ilmu pengetahuan
dan teknologi membuat munculnya cendikiawan dan kaun intelektual yang peduli
terhadap buruh, petani, dan lain-lain. Dan akhirnya kebijaan yang dilakukan oleh
Tsar menjadi boomerang kehancuran kekaisaran Rusia.
Kaum-kaum intelektual inilah yang akhirnya berperan dalam revolusi
Rusia. Salah satunya Vladimir Ilyich Ulyanov atau biasa disebut Vladimir Lenin.
Lenin tergabung pada Partai Sosial Demokrat Rusia (PSDR), yang kelak terpecah
menjadi 2 yaitu Bolsheviks dan Mensheviks. Partai Bolshevik dikenal lebih
radikal dan partai Mensheviks lebih moderat. Lenin sendiri bergabung pada partai
Bolsheviks tanggal 4 April 1917 (Adisusilo, 2014: 10). Lenin dan Bolsheviks
yang membawa revolusi di Rusia.
Revolusi Rusia terbagai dalam 2 periode yaitu periode Februari 1917 dan
Oktober 1917. Revolusi Februari dimulai ketika Lenin menyuarakan “April
Theses” yang berisi:
1. Penghancuran kapitalisme sebagai satu-satunya cara untuk
mengakhiri perang.
2. Tiada dukungan lagi yang pantas diberikan kepada Pemerintah
Peralihan.
3. Kekuatan Soviet harus ditegakan, dan Bolsheviks harus menguasai Soviet.
4. Gagasan mendirikan Republik Parlementer harus ditiadakan.
5. Tanah dan Bank harus dinasionalisir.
6. Soviet harus mengambil alih urusan produksi dan ditribusi barang.
7. Internasional baru (III) harus dibangun sebagai pengganti
Internasional (II).
Gagasan Lenin ditentang dan dianggap oleh sesama rekannya di Bolshelviks
seperti Trotsky, Ziniviev, dan Kamenev. Namun, Lenin tidak mundur dan tetap
teguh dengan gagasannya dengan dukungan Stalin dan kaum buruh. Dengan
dukungan tersebut akhirnya Lenin dan partai Bosheviks dapat melengsrkan Tsar
Nicholas II. Kekosongan kekuasan digantikan sementara oleh Alexsander
Kerensky dari partai Sosialis Revolusiuner. Namun pemerintahanya brjalan sangat
singkat yaitu mulai Mei 1917-hingga Oktober 1917.
Puncak revolusi Rusia terjadi pada Oktober 1917 dimana partai Bolsheviks dan
Lenin kembali melakukan penyerangan. Revolusi Oktober atau Revolusi
Bosheviks tidak semuanya menggunaan jalur kekerasan. Akan tetapi mereka juga
melakukannya dengan jalan perdamaian. Tanggal 24 Oktober 1917 pasukan
revolusiuner dan pengawal merah. Trotsky menyerang St. Peterburg dan
mengambil alih semua perkantoran dan gedung-gedung. Keesokannya 25
Oktober 1917 Partai Bolsheviks mengumumkan bahwa telah meenduduki St.
Peterberg dan mengambil alih pemerintahan. Partai Bolsheviks dapat mengambil
alih pemerintahan Rusia meskipun wilayahnya luas diarenakan apabila St.
Peterbrg telah dikuasai maka kota-kota lainnya seprti moskow dapat mudah
dikuasai seperti efek domino. Melalui Konggres kilat partai Bolsheviks
dibentuklah pemerintahan komunis (Soviet of People’s Commissars) pimpinan
Lenin (selaku P.M.) pada tanggal 7 November 1917, dengan 12 kementerian.
Menurut David dalam adisusilo kementerian luar negeri dipegang Trotsky,
kementerian kebangsaan dipegang oleh Stalin dan kementerian dalam negeri
dipegang Rykov dari sisni lah lahir negara sosialis pertama di dunia.
Akan tetapi, meskipun telah menguasai pemerintahan, ttap terjadi perang
saudara di Rusia hingga tahun 1922. Setelah menyelesaikan perang saudara
menurut Curtiss dalam jurnal Historia Vitae Lenin dan partai Bolshevik membuat
kebijkan-kebijakan diantaranya:
1. Maklumat perdamaian. Lenin mengajak berdamai tanpa aneksasi
serta ganti rugi dan berjanji akan menyetujui genjatan senjata
selama 3 bulan dengan musuh.
2. Maklumat tentang tanah. Berisikan tentang penghapusan hak
milik atas tanah tanpa penggantian dan menasionalisir semua
tanah pertikelir dan tanah-tanah gaduh (appanage), tanah milik
raja dan tanah gereja. Selain itu, maklumat ini brisi tentang
larangan penggunaan tenaga sewaan, melarang penjualan tanah,
penggadaian, penyewaan dan pengasingan tanah.
3. Majelis Konstituante. Pemilu diselenggarakan pertengahan
November 1917 untuk mendapatkan legalitas parlementer,
dengan harapan partai Bolsheviks dapat memenangkan pemilu
dengan suara mutlak di Majelis Konstituante. Namun hasil
pemilu tidak sepenuhnya memuaskan, sebab kendati Bolsheviks
menjadi partai terbesar yaitu memenangkan 198 kursi, Sosialis 40
kursi, Demokrat Sosialis 70 kursi, Mensheviks 15 kursi, kaum
bangsawan (Cadet) 17 kursi dan lain-lain 80 kursi (bangsa
Ukraina, Estonia, Latvia, dll) yang umumnya anti Bolsheviks
(total 400 kursi).
4. Ajakan damai dan hubungan dengan luar negeri alasan Lenin
mengaja hubungan damai sebab pada saat itu Rusia masih muda
dan sering mendapatkan serangan dari negara tetangga seperti
Jeerman, Austria dsb.
5. Hubungan dengan jerman. Rusia dan Jerman melakukan
perjanjian Brest-Litovsk, dengan ketentuan sebagai berikut
(Moorehead, 1958:271-285 dalam Adisusilo 2014):
a. Russia harus melepaskan Estonia, Latvia dan
Lithuania serta Polandia untuk diberikan kepada Jerman dan
Austria.
b. Russia harus mengakui kemerdekaan Ukraina,
Georgia dan Finlandia.
c. Russia harus membayar ganti rugi perang kepada Jerman
sebesar DM 6.000 juta.
d. Rusia melepaskan Kars, Ardahan dan Batum untuk
diserahkan kepada Turki.
Akibat perjanjian ini Lenin dikecam oleh anggota paratai sndiri karena
perjanjian tersebut mrugikan Rusia. Lebih dari 1/3 kehilangan tanah dan
penduduk, 4/5 tambang batubara dan ½ industri lepas.
Lahirnya Rusia sebagai negara sosialis pertama dan beridiologi komunis
membuatnya menjadi negara pusat komunism dan bereinginan menybarkan
komunism ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Seperti yang di ketahui bahwa
paham komunis menekankan azas sama rasa, menimbulkan sikap nasionalisme
pada masyarakat Rusia. Seperti, rasa membela hak asasi manusia,
memperjuangkan ngara ke arah yang lebih baik, dan sebagainya.

2.4 Dampak Revolusi Rusia Terhadap Indonesia

Dampak dari Revolusi Rusia terhadap Indonesia ialah masuknya ideologi


komunis. Komunisme merupakan gabungan ajaran Karl Marx, Lenin dan Stalin.
Ideologi Komunis sebenarnya baru dilahirkan setelah Partai Bolshevik, fraksi
mayoritas yang memisahkan diri dari Partai Buruh Demokrat Rusia, untuk
selanjutnya berdiri sendiri sebagai partai, mulai memegang kendali pemerintahan
di Rusia. Selanjutnya lima tahun setelah mengeluarkan Manifes Partai Komunis,
Marx dan Engels mengganti istilah humanisme dengan Komunisme.
(Indriyanto,2009). Komunisme/Marxisme merupakan ideologi gerakan protes
yang mempunyai ciri khusus dibandingkan dengan ideologi lain, karena
mempunyai beberapa orientasi sentral (Eisenstadt, 1978:228-229) dalam
(Adisusilo, 2014). Yaitu sebagai berikut ini :

1) Orientasi masa depan yang kuat/jelas, maka ada usaha keras untuk
mengkaitkan masa depan dengan dengan masa kini, sejalan dengan
orientasi missionarisme.
2) Penekanan yang kuat pada keunggulan kolektivitas dan keadilan
sosial, digandengkan dengan penolakan terhadap pendekatan
individualistis.
3) Penekanan pada hubungan yang erat di antara tetanan sosial, politik
dan kebudayaan untuk menghasilkan tatanan masyarakat sosial budaya
yang baru.
4) Orientasi keduniawian yang kuat dan mendalam dengan penolakan
terhadap nilai-nilai transcendental secara ilmiah. Komunisme adalah
ideologi yang atheistis, anti segala yang berbau agama atau religiositas.
5) Komunisme memiliki orientasi universalistis yang kuat dengan
menyangkal pentingya batasan-batasan politik atau nasional, seraya
memihak para pekerja dan kaum intelektual sebagai soko guru rezim
baru dan tatanan masyarakat baru.

Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet ialah tokoh yang


memasukkan ideologi omunisme ke Indonesia, beliau adalah seorang Belanda
yang datang ke Indonesia tahun 1913, bersama Adolf Baars ia mendirikan ISDV,
pada mulan organisasi ini beroperasi sebenarnya tidak mempropagandakan
komunis namun lambat laun karena organisasi ini mempropagandakan sosialis
maka mereka mengubah dirinya menjadi berpandangan komunis. Setelah
keberhasilan revolusi di Rusia 1917, orang-orag yang tergabung dalam organisasi
tersebut mulai memasuki organisasi-organisasi massa untuk menyebarkan paham
komunis, salah satunya Sarekat Islam, mereka memperoleh “tanah subur” dalam
Sarekat Islam di Semarang pimpinan Semaun, Abdul Muis merasa bahwa
Sneevliet seakan-akan sengaja dikirim ke Indonesia untuk memecah rakyat
dengan cara menulis sebuah artikel. Kemudian SI terbelah menjadi SI Merah dan
SI Putih, hingga pada akhirnya SI Merahlah yang menjadi Partai Komunis. Bisa
dikatakan bahwa PKI merupakan perpaduan dari pada gerakan buruh Indonesia
dengan Marxisme-Leninisme. PKI didirikan pada tanggal 23 Mei 1920. PKI
didirikan di jaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada kelas buruh, sesudah di
Indonesia dibentuk serikat buruh-buruh dan dibentuk ISDV (Indonesische Sociaal
Democrastische Vereniging), sesudah Revolusi Sosialis Oktober Rusia tahun
1917. PKI disebt sebagai anak jaman yang lahir pada waktunya, lahirnya PKI
didahului oleh berdirinya serikat buruh-buruh dan ISDV. Pada tahun 1905 berdiri
serikat buruh kereta api yang bernama SS-Bond. Dalam tahun 1908 berdiri VSTP
(Verenigingen van Spoor en Tram Personeel), yang merupakan suatu serikat
buruh kereta api berhaluan keras. Tetapi kemajuan kesadaran kelas buruh
Indonesia sudah menghendaki organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada
perjuangan serikat buruh. Bulan Mei 1914 di Semarang berdirilah ISDV,
organisasi politik yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner Indonesia
dan Belanda yang bertujuan menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan
Rakyat Indonesia. ISDV inilah yang pada tanggal 23 Mei 1920 melebur diri
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

` Dengan berdirinya PKI, jelaslah kalau orang-orang Indonesia yang


berkeinginan untuk maju tidak ketinggalan dalam menyambut salvo Revolusi
Oktober yang besar itu. Bisa dikatakan kalau, orang-orang progresif Indonesia
dalam massa Rakyat Indonesia yang revolusioner tepat pada waktunya ikut
memperkuat front revolusioner baru yang menentang imperialisme dunia. Dengan
ini, perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari pada perjuangan proletariat sedunia untuk menghancurkan
kapitalisme. PKI adalah Partai dari pada kelas yang baru, yaitu kelas buruh, yang
diperlukan untuk memikul pertanggungan jawab sebagai pemimpin. Kelas buruh
Indonesia walaupun jumlahnya tidak banyak (kira-kira 6.000.000 penerima upah
dan di antaranya kira-kira 500.000 buruh modern atau proletariat) (marxisrt.org),
tapi ia berlainan dengan kaum tani, kelas buruh dianggap sebagai suatu kelas yang
mewakili kekuatan produktif yang baru; kelas buruh juga tidak seperti kelas
borjuis, sebab kelas buruh mempunyai tekad perjuangan yang konsekuen, karena
kelas ini menderita tiga macam tindasan, yaitu tindasan imperialisme, feodalisme,
dan kapitalisme. Karena lapangan pekerjaan kelas buruh adalah kelas yang paling
berdisiplin, dan karena tidak memiliki alat produksi kelas buruh adalah kelas yang
paling konsekuen dan tidak individualistis. Oleh karena itulah, kelas buruh,
walaupun jumlahnya tidak banyak, harus memikul pertanggungan jawab
memimpin.

Berdirinya PKI, yang kemudian terkenal sebagai organisasi anti


imperialisme Belanda, tidak hanya disambut dengan hangat oleh kaum buruh dan
kaum tani Indonesia, tetapi juga oleh golongan-golongan Rakyat lainnya, baik itu
dari kalangan massa tentara dan kelasi PKI mendapat sambutan. PKI berkembang
sangat cepat. Dalam waktu yang tidak lama, kaum Komunis sudah mempunyai
pengaruh yang besar di dalam PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh) yang
kongresnya dalam bulan Agustus 1920 di Semarang dihadiri oleh 22 serikat buruh
dengan anggota seluruhnya 72.000. Pengaruh kaum Komunis terutama dengan
melalui VSTP yang militan. Ini adalah permulaan tradisi PKI yang baik dalam
gerakan buruh. Dalam tahun 1920 di Jawa dan di Sumatera terjadi pemogokan-
pemogokan, yang umumnya berakhir dengan kemenangan kaum buruh.
Kemenangan-kemenangan ini memberikan semangat dan kegembiraan berjuang
pada kaum buruh, mendidik kaum buruh akan pentingnya organisasi dan disiplin,
dan membukakan pada kaum buruh dan Rakyat umumnya kebobrokan dari pada
peraturan perburuhan kolonial dan pemerintah kolonial. (Marxist.org)

Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh gerakan Buruh membikin khawatir


pemerintah, dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, bahwa pengaruh Komunis
makin besar. Pemerintah berusaha mempengaruhi Serikat Islam (SI) dan
mempertajam pertentangan antara kaum Komunis (PKI) dengan SI. Aliran-aliran
reformis dalam PPKB disokong oleh pemerintah Belanda dan dengan demikian
mempertajam pertentangan antara aliran revolusioner dan aliran reformis. Dalam
Kongres PKI di Kota Gede, Yogyakarta, bulan Desember 1924 dicatat bahwa PKI
mempunyai 28 Seksi yang meliputi 1.140 anggota, sedangkan Serikat Rakyat,
“Onderbouw” PKI, mempunyai 46 Seksi dan meliputi 31.000 anggota. Jumlah
anggota PKI 1.140 dalam tahun 1924 adalah sangat banyak jika dibandingkan
dengan anggota Partai Komunis Tiongkok yang hanya berjumlah 900 sebelum
Pergerakan “30 Mei” tahun 1925. (Marxisme.org)
BAB III
KESIMPULAN

Rusia sebagai negara yang besar memiliki sejarah yang panjang, dimaulai
dari masa ke kaisaran hingga saat ini. Revolusi Rusia merupakan salah satu dari
sejarah Rusia yang besar. Revolusi yang terbagi dalam 2 priode yaitu Februari
1917 dan Oktober 1917 memberikan dampak yang besar bagi Rusia. Salah
satunya adalah terbentuknya Rusia sebagai ngara Republik Sosialis pertama dan
berkembangnya paham konunisme. Selain bagi Rusia, revolusi tersebut juga
memberikan dampak bagi negara lain salah satunya adalah Indoneisa. Perlu
diketahui bahwa setiap perubahan yang terjadi di dunia akan memberikan dampak
kepada yang lain baik positif ataupun negatif.
DAFTAR RUJUKAN

Adisusilo, S. 2014. Revolusi Boshelviks. Jurusan Ilmu Sejarah –Fakultas Sastra


Universitas Sanata Dharma. Volume 28, No. 1. Dari
(https://vdocuments.mx/volume-28-no-1-april-2014-issn-0215-8809-
sutarjoapril14pdf-spps-vol.html)

Aidit, D.N. 1955. Lahirnya PKI dan Perkembangannya. Pembaruan : Jakarta. Dari
(https://www.marxists.org/indonesia/indones/1955-
AiditLahirnyaPKI.htm)

Fahrurodji A. 2014. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar
Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia (Online,
diakses tanggal 8 September 2019) (https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=sob5DQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=sejarah+rusia&o
ts=EHXFxYgbtS&sig=SZuFZye573V_O3bcDAbZeQJQ6BQ&redir_esc=
y#v=onepage&q=sejarah%20rusia&f=false)
Indriyanto. 2009. Revolusi dan Disintegrasi : Dari Rusia, Uni Soviet, Akankah ke
Indonesia?. Dari
(http://eprints.undip.ac.id/1101/2/REVOLUSI_DAN_DISINTEGRASI.p
df)

Kristinawati, Putri. 2013. Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 Dibawah

Pimpinan Vladimir Lenin. Jurnal Politeia. 5(2).

Surya E. & Surya M. A. 2011. Panduan Hemat Keliling Rusia. Yogyakarta: B


First (Online, diakses tanggal 8 September 2019)
(https://books.google.co.id/books?
id=PB5m9VwK9OYC&pg=PT27&dq=dinasti+romanov&hl=id&sa=X&ved=0ah
UKEwiQn5j_r8PkAhVKso8KHbicAM4Q6AEINDAC#v=onepage&q=dinasti
%20romanov&f=false

Anda mungkin juga menyukai