Rusia merupakan negara yang terletak di Eropa bagian timur dngn ibukota
Saint Peterburg. Sebelumnya Rusia berbentu Kekaisaran yang dipimpin oleh
seeorang Tsar (raja). Pada tahun 1917 terjadi konflik yang mengakhiri kekaisaran
dan di mulainya revolusi Rusia. Munculnya revolusi di Rusia tidaklah datang
secara tiba-tiba, tentunya terdapat faktor-faktor pendorong. Adapaun faktor-faktor
pendorongnya adalah:
1. Adanya keinginan untuk mengambil alih tanah dari pada pemilik tanah
dikarenakan sistem feodalisme yang merugikan rakyat dan adanya
desakan ekonomi yang semakin menuntut,
2. Keadaan Rusia yang telah didukung oleh masuknya ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga mulai munculah golongan cendekiawan yang
merasakan penderitaan rakyat Rusia yang menginginkan perubahan dalam
segi pemerintahan dan ketatanegaraan di Rusia,
3. Mulai munculnya kapitalisme yang terbuka, sehingga mengakibatkan
lahirnya kaum buruh sebagai akibat semakin meningkatnya industrialisasi,
4. Munculnya ide-ide dan konsep-konsep sosialis Marxis yang mulai
disebarluaskan oleh sebuah partai yang menjungjung tinggi kesejahteraan
kaum buruh yaitu Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR),
5. Terjadinya ketegangan yang berkepanjangan antara kaum borjuis dan
kaum proletar sehingga kesenjangan diantara mereka semakin melebar
(Kristinawati, 2013:5).
Dari faktor-faktor diatas dapat diketahui bahwa revolusi yang terjadi di Rusia
berawal dari etidapuasan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar. Tsar Nicholas II
yang merupakan Tsar terakhir dari kekaisaran Rusia. Di masa kepemimpinannya
Tsar terlibat dalam perjanjian Perang Dunia I, yang tergabung dalam kubu Triple
Entente bersama Prancis dan Inggris (Yuda, 2015:2). Kebijakan tersebut
mendapat protes dari rakyat, sebab saat itu kondisi Rusia sendiri sedang tidak
stabil. Selain itu, Rusia yang memiliki kekayaan alam yang banyak dan luas
membuat rakyatnya sekitar ¾ bergantung pada hasil pertanian. Akan tetapi,
sebagian besar rayat hanya menggarap lahan bukan sebagi pemilik lahan. Lahan-
lahan tersebut merupakan milik dari kaum bangsawan atau proletar. Bagi petani
tanah merupakan bukan hal yang bisa diperdagangkan. Sebab, tanah merupakan
sumber kehidupan bagi penggarap dimana hanya orang yang menggarapnya yang
dapat menikmati hasil. Namun saat itu, petani belum dapat melawan sebab patun
akan otoritas keaisaran dan Gerja Ortodoks.
Perlawanan mulai terjadi saat Tsar Nicholas II melakukan kebijaan dengan
memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, membuka industrialisasi dengan negara
asing sehingga memunculkan Kapitalisme. Berkembangnya industri di Rusia
menyebabkan banyak berdirinya pabrik-pabrik yang mengakibatanya
melonjaknya jumlah buruh saat itu. Selain itu, berembanganya ilmu pengetahuan
dan teknologi membuat munculnya cendikiawan dan kaun intelektual yang peduli
terhadap buruh, petani, dan lain-lain. Dan akhirnya kebijaan yang dilakukan oleh
Tsar menjadi boomerang kehancuran kekaisaran Rusia.
Kaum-kaum intelektual inilah yang akhirnya berperan dalam revolusi
Rusia. Salah satunya Vladimir Ilyich Ulyanov atau biasa disebut Vladimir Lenin.
Lenin tergabung pada Partai Sosial Demokrat Rusia (PSDR), yang kelak terpecah
menjadi 2 yaitu Bolsheviks dan Mensheviks. Partai Bolshevik dikenal lebih
radikal dan partai Mensheviks lebih moderat. Lenin sendiri bergabung pada partai
Bolsheviks tanggal 4 April 1917 (Adisusilo, 2014: 10). Lenin dan Bolsheviks
yang membawa revolusi di Rusia.
Revolusi Rusia terbagai dalam 2 periode yaitu periode Februari 1917 dan
Oktober 1917. Revolusi Februari dimulai ketika Lenin menyuarakan “April
Theses” yang berisi:
1. Penghancuran kapitalisme sebagai satu-satunya cara untuk
mengakhiri perang.
2. Tiada dukungan lagi yang pantas diberikan kepada Pemerintah
Peralihan.
3. Kekuatan Soviet harus ditegakan, dan Bolsheviks harus menguasai Soviet.
4. Gagasan mendirikan Republik Parlementer harus ditiadakan.
5. Tanah dan Bank harus dinasionalisir.
6. Soviet harus mengambil alih urusan produksi dan ditribusi barang.
7. Internasional baru (III) harus dibangun sebagai pengganti
Internasional (II).
Gagasan Lenin ditentang dan dianggap oleh sesama rekannya di Bolshelviks
seperti Trotsky, Ziniviev, dan Kamenev. Namun, Lenin tidak mundur dan tetap
teguh dengan gagasannya dengan dukungan Stalin dan kaum buruh. Dengan
dukungan tersebut akhirnya Lenin dan partai Bosheviks dapat melengsrkan Tsar
Nicholas II. Kekosongan kekuasan digantikan sementara oleh Alexsander
Kerensky dari partai Sosialis Revolusiuner. Namun pemerintahanya brjalan sangat
singkat yaitu mulai Mei 1917-hingga Oktober 1917.
Puncak revolusi Rusia terjadi pada Oktober 1917 dimana partai Bolsheviks dan
Lenin kembali melakukan penyerangan. Revolusi Oktober atau Revolusi
Bosheviks tidak semuanya menggunaan jalur kekerasan. Akan tetapi mereka juga
melakukannya dengan jalan perdamaian. Tanggal 24 Oktober 1917 pasukan
revolusiuner dan pengawal merah. Trotsky menyerang St. Peterburg dan
mengambil alih semua perkantoran dan gedung-gedung. Keesokannya 25
Oktober 1917 Partai Bolsheviks mengumumkan bahwa telah meenduduki St.
Peterberg dan mengambil alih pemerintahan. Partai Bolsheviks dapat mengambil
alih pemerintahan Rusia meskipun wilayahnya luas diarenakan apabila St.
Peterbrg telah dikuasai maka kota-kota lainnya seprti moskow dapat mudah
dikuasai seperti efek domino. Melalui Konggres kilat partai Bolsheviks
dibentuklah pemerintahan komunis (Soviet of People’s Commissars) pimpinan
Lenin (selaku P.M.) pada tanggal 7 November 1917, dengan 12 kementerian.
Menurut David dalam adisusilo kementerian luar negeri dipegang Trotsky,
kementerian kebangsaan dipegang oleh Stalin dan kementerian dalam negeri
dipegang Rykov dari sisni lah lahir negara sosialis pertama di dunia.
Akan tetapi, meskipun telah menguasai pemerintahan, ttap terjadi perang
saudara di Rusia hingga tahun 1922. Setelah menyelesaikan perang saudara
menurut Curtiss dalam jurnal Historia Vitae Lenin dan partai Bolshevik membuat
kebijkan-kebijakan diantaranya:
1. Maklumat perdamaian. Lenin mengajak berdamai tanpa aneksasi
serta ganti rugi dan berjanji akan menyetujui genjatan senjata
selama 3 bulan dengan musuh.
2. Maklumat tentang tanah. Berisikan tentang penghapusan hak
milik atas tanah tanpa penggantian dan menasionalisir semua
tanah pertikelir dan tanah-tanah gaduh (appanage), tanah milik
raja dan tanah gereja. Selain itu, maklumat ini brisi tentang
larangan penggunaan tenaga sewaan, melarang penjualan tanah,
penggadaian, penyewaan dan pengasingan tanah.
3. Majelis Konstituante. Pemilu diselenggarakan pertengahan
November 1917 untuk mendapatkan legalitas parlementer,
dengan harapan partai Bolsheviks dapat memenangkan pemilu
dengan suara mutlak di Majelis Konstituante. Namun hasil
pemilu tidak sepenuhnya memuaskan, sebab kendati Bolsheviks
menjadi partai terbesar yaitu memenangkan 198 kursi, Sosialis 40
kursi, Demokrat Sosialis 70 kursi, Mensheviks 15 kursi, kaum
bangsawan (Cadet) 17 kursi dan lain-lain 80 kursi (bangsa
Ukraina, Estonia, Latvia, dll) yang umumnya anti Bolsheviks
(total 400 kursi).
4. Ajakan damai dan hubungan dengan luar negeri alasan Lenin
mengaja hubungan damai sebab pada saat itu Rusia masih muda
dan sering mendapatkan serangan dari negara tetangga seperti
Jeerman, Austria dsb.
5. Hubungan dengan jerman. Rusia dan Jerman melakukan
perjanjian Brest-Litovsk, dengan ketentuan sebagai berikut
(Moorehead, 1958:271-285 dalam Adisusilo 2014):
a. Russia harus melepaskan Estonia, Latvia dan
Lithuania serta Polandia untuk diberikan kepada Jerman dan
Austria.
b. Russia harus mengakui kemerdekaan Ukraina,
Georgia dan Finlandia.
c. Russia harus membayar ganti rugi perang kepada Jerman
sebesar DM 6.000 juta.
d. Rusia melepaskan Kars, Ardahan dan Batum untuk
diserahkan kepada Turki.
Akibat perjanjian ini Lenin dikecam oleh anggota paratai sndiri karena
perjanjian tersebut mrugikan Rusia. Lebih dari 1/3 kehilangan tanah dan
penduduk, 4/5 tambang batubara dan ½ industri lepas.
Lahirnya Rusia sebagai negara sosialis pertama dan beridiologi komunis
membuatnya menjadi negara pusat komunism dan bereinginan menybarkan
komunism ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Seperti yang di ketahui bahwa
paham komunis menekankan azas sama rasa, menimbulkan sikap nasionalisme
pada masyarakat Rusia. Seperti, rasa membela hak asasi manusia,
memperjuangkan ngara ke arah yang lebih baik, dan sebagainya.
1) Orientasi masa depan yang kuat/jelas, maka ada usaha keras untuk
mengkaitkan masa depan dengan dengan masa kini, sejalan dengan
orientasi missionarisme.
2) Penekanan yang kuat pada keunggulan kolektivitas dan keadilan
sosial, digandengkan dengan penolakan terhadap pendekatan
individualistis.
3) Penekanan pada hubungan yang erat di antara tetanan sosial, politik
dan kebudayaan untuk menghasilkan tatanan masyarakat sosial budaya
yang baru.
4) Orientasi keduniawian yang kuat dan mendalam dengan penolakan
terhadap nilai-nilai transcendental secara ilmiah. Komunisme adalah
ideologi yang atheistis, anti segala yang berbau agama atau religiositas.
5) Komunisme memiliki orientasi universalistis yang kuat dengan
menyangkal pentingya batasan-batasan politik atau nasional, seraya
memihak para pekerja dan kaum intelektual sebagai soko guru rezim
baru dan tatanan masyarakat baru.
Rusia sebagai negara yang besar memiliki sejarah yang panjang, dimaulai
dari masa ke kaisaran hingga saat ini. Revolusi Rusia merupakan salah satu dari
sejarah Rusia yang besar. Revolusi yang terbagi dalam 2 priode yaitu Februari
1917 dan Oktober 1917 memberikan dampak yang besar bagi Rusia. Salah
satunya adalah terbentuknya Rusia sebagai ngara Republik Sosialis pertama dan
berkembangnya paham konunisme. Selain bagi Rusia, revolusi tersebut juga
memberikan dampak bagi negara lain salah satunya adalah Indoneisa. Perlu
diketahui bahwa setiap perubahan yang terjadi di dunia akan memberikan dampak
kepada yang lain baik positif ataupun negatif.
DAFTAR RUJUKAN
Aidit, D.N. 1955. Lahirnya PKI dan Perkembangannya. Pembaruan : Jakarta. Dari
(https://www.marxists.org/indonesia/indones/1955-
AiditLahirnyaPKI.htm)
Fahrurodji A. 2014. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar
Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia (Online,
diakses tanggal 8 September 2019) (https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=sob5DQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=sejarah+rusia&o
ts=EHXFxYgbtS&sig=SZuFZye573V_O3bcDAbZeQJQ6BQ&redir_esc=
y#v=onepage&q=sejarah%20rusia&f=false)
Indriyanto. 2009. Revolusi dan Disintegrasi : Dari Rusia, Uni Soviet, Akankah ke
Indonesia?. Dari
(http://eprints.undip.ac.id/1101/2/REVOLUSI_DAN_DISINTEGRASI.p
df)
Kristinawati, Putri. 2013. Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 Dibawah