Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gina Via Irene Arundaa

NIM : 210201112

Kelas : Sistematika C

Mata Kuliah : Sejarah Dogmatika

Dosen Pengampu : Anthonino C. W. Sangkaen S.Th, M.Hum, M.M

KRISTOLOGI
Kristologi dan ajaran tentang Trinitas tidak dapat dipisahkan satu terhadap lainnya, baik
dalam sejarah dogma maupun dalam teologi sistematika. Setiap afirmasi Kristologis
mengandung suatu paham mengenai Trinitas, begitu pula sebaliknya. Ajaran mengenai
Trinitas memberi perhatian terhadap masalah keesaan Allah dalam konteks iman dan
juga mengenai keilahian Anak dan Roh Kudus. Kristologi menaruh perhatian terhadap
masalah hubungan antara apa yang Ilahi dan apa yang insani dalam pribadi Yesus
Kristus. Dalam Perjanjian Baru tidak ada Kristologi yang dikembangkan secara
konseptual dan intelektual. Ada ajaran mengenai dua tabiat, yaitu Kristologi Ebionit dan
Kristologi Doketisme. Nah Kristologi Ebionit ini membahas tentang orang-orang Kristen
Yahudi yang setia pada banyak tradisi purba dari gereja mula-mula tetapi di bawah
pengaruh Yahudi dan gnostik, lalu memisahkan diri dari gereja dan tidak ambil bagian
dalam perkembangannya. Mereka bertentangan dengan Paulus dan Yohanes
Pembaptis. Kaum Ebionit ini juga percaya bahwa Yesus adalah anak dari manusia
Yusuf dan Maria. Nah watak dasar dari kaum Ebionit ini adalah mereka percaya bahwa
Kristus hanyalah sekedar manusia biasa, tetapi yang diperlengkapi oleh Allah dengan
karunia-karunia khusus. Sedangkan Kristologi Doketisme membahas tentang Kristus
adalah manusia tetapi hanya dalam penampilan-Nya, yang mempersatukan diri-Nya
sendiri hanya dalam waktu terbatas dengan manusia Yesus. Nah waktu yang terbatas
itu hanya sampai Ia disalibkan. Ide mula-mula yang secara kuat menunjuk pada
Kristologi dari gereja kemudian ditemukan dalam Paulus dan dalam Yohanes. Paulus
atau konfensi yang ia kutip disini berkata-kata mengenai Yesus Kristus yang
mempunyai dua cara atau mode keberadaan. Nah yang satu bersufat duniawi dan
kedagingan, dan yang lainnya bersifat sorgawi dan rohani. Nah menurut yang pertama,
Ia serupa dengan kita manusia. Sedangkan menurut yang kedua, nampak dengan jelas
bahwa Ia lebih dari kita. Menurut daging, Yesus Kristus berasal dari Daud. Sedangkan
menurut Roh Kudus, Ia adalah anak Allah yang berkuasa. Para kaum Stoiki berbicara
tentang Logos sebagai akal ilahi dalam dunia yang pada saat yang sama juga giat
dalam manusia. Seorang teolog yaitu Philo memahami bahwa Logos sebagai
pengantara ilahi dalam penciptaan dan penyataan, walaupun ia tidak melihatnya dalam
terminologi-terminologi yang bersifat pribadi. Sejak abad kedua perkembangan
Kristologi selanjutnya tidak terjadi dengan bapa-bapa rasuli tetapi dengan kaum
apologet. Nah kaum apologet ini mencari titik berangkat baru dalam hubungan dengan
ajaran tentang Trinitas, mereka juga melakukan hal yang sama dalam menangani
masalah Kristologi. Nah yang pertama mereka lakukan yaitu mengambil alih konsep
Logos, yang sejak dari semula mereka hubungkan dengan filsafat Yunani. Konsep ini
memberi kamungkinan bagi mereka unutk selanjutnya menjelaskan hubungan antara
Kristus dan Allah Bapa. Filsafat Stoiki membedakan antara Logos sejauh ia mendiami
lapangan Roh dan Logos sejauh ia mengkomunikasikan dirinya. Nah kemudian
pembedaan ini memang tepat untuk menjelaskan secara lebih penuh hubungan antara
Allah Bapa dengan Anak-Nya. Kaum Apologet berpendapat bahwa konsep Logos tidak
kurang pentingnya bagi pemahaman mengenai Yesus Kristus sendiri, tetapi mereka
memahami Logos sebagai akal universal dan prinsip kosmis yang artinya mereka
menyamakan pra-ada-Nya Kristus dengan konsep tentang Logos dari filsafat Yunani.

Anda mungkin juga menyukai