VIROLOGI
Dosen :
Oleh:
Kelompok 3
Agreta Lumenta Gloudia Karinda
Andreta Baware Patricia Kawonal
Belinda Bojoh Rivaldo Aseng
Chimberly Pelango Suci Paputungan
Cindy Syaloom Koraag
Dwisa Watung Tiara Mamarodia
Fauzia Kobandaha Virginia Mentang
Finta Datunsolang Elisa Pantow
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Michael V. L. Tumbol., S.Farm.,
M.Kes., Apt sebagai dosen pengampu mata kuliah Virologi yang telah membantu memberikan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Kelompok 3 Kelas 3A
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
BAB I: PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perjuangan melawan pandemi COVID-19 belumlah usai. Hingga akhir April 2021,
COVID-19 telah menginfeksi setidaknya 1,69 juta jiwa penduduk di Indonesia. Meski
demikian, kita layak untuk optimis mengingat kasus harian yang mulai menunjukkan
penurunan memasuki Maret 2021. Tren yang sangat positif ini dipengaruhi oleh
Kegiatan Masyarakat) Mikro berbasis komunitas di level terkecil. Keputusan ini ternyata
langsung dalam penanganan pandemi COVID-19. Namun penurunan kasus harian saja
positivity rate harian turun di bawah 5%. Saat ini, positivity rate harian di Indonesia
berfluktuasi di kisaran 10-12%. Dengan penularan yang masih terus terjadi hingga saat
Pandemi COVID-19 merupakan ancaman luar biasa yang terjadi secara global.
SPenyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali. Penyebab penyakit COVID-19
adalah sebuah virus yang diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory
4
sindrom pernapasan akut yang parah, beberapa kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Penyakit ini dapat menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh kelompok lanjut usia dan
mereka yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Beberapa penyakit bawaan yang
dapat meningkatkan faktor resiko COVID-19 antara lain Hipertensi, Diabetes, Jantung,
Seperti virus pada umumnya yang bukan merupakan sel, maka saat berada di luar
tubuh kita, SARS-CoV-2 sebagai penyebab penyakit COVID-19 berada dalam keadaan
diam (dorman). Hal ini karena virus tidak memiliki perangkat penting untuk
memperbanyak dirinya sendiri, seperti yang dimiliki oleh sel. Apabila virus memiliki
kesempatan untuk masuk ke dalam tubuh kita, misalnya saat kita tidak sengaja
wajah di sekitar hidung, maka virus seperti SARS-CoV-2 tersebut akan memiliki
kesempatan untuk memperbanyak dirinya di dalam sel target dengan menggunakan mesin
yang ada di dalam sel, yaitu ribosom. Masa inkubasi virus SARS-Cov2 adalah 14 hari.
Pada masa 14 hari tersebut, virus akan mengalami peningkatan akibat perbanyakan virus
yang terjadi, tapi kemudian menurun setelah sistem imun tubuh terbentuk.
Seperti halnya resepsionis yang bertugas menerima tamu pada sebuah gedung, virus
Spike. Protein Spike ini harus cocok dengan reseptor penerima pada sel targetnya.(Ii &
Dengan, 2014)
5
Virus penyebab COVID-19 merupakan virus yang memiliki genom berupa RNA
beruntai tunggal, virus tersebut juga dapat bermutasi. Mutasi merupakan peristiwa yang
senantiasa terjadi secara acak. Peristiwa mutasi ini terjadi pada saat proses perbanyakan
virus. Untuk memperbanyak dirinya, virus juga perlu menduplikasi genomnya, sehingga
ada proses ‗pembentukan pasangan‘. Pada saat pembentukan pasangan genom inilah,
Meskipun merupakan virus dengan genom RNA, kecepatan mutasi virus penyebab
COVID-19 tidak secepat virus dengan genom RNA lainnya seperti HIV atau virus
Influenza. Hal ini disebabkan karena pada virus penyebab COVID-19, seperti juga pada
virus corona lainnya, terdapat mekanisme perbaikan mutasi yang tidak terdapat pada HIV
atau virus Influenza. Namun meskipun kecepatan mutasinya lebih rendah, hal ini tetap
perubahan bentuk protein, namun ada juga mutasi yang dapat mengakibatkan perubahan
bentuk dan kerja dari suatu protein, termasuk protein S pada virus penyebab COVID-19.
Beberapa mutasi yang terjadi pada virus penyebab COVID-19, yang berakibat pada
perubahan bentuk protein S, sejauh yang diketahui, ada yang mempengaruhi transmisi
Dalam menghadapi kemungkinan penyebaran serta mutasi yang terdapat pada virus
penyebab COVID-19, sangatlah penting untuk tetap disiplin pada protokol Kesehatan.
Seperti halnya virus komputer yang hanya bisa menyebar melalui jaringan saat
6
menginfeksi komputer, virus penyebab COVID-19 dapat menyebar apabila menginfeksi
tubuh manusia, yang kemudian menyebar dari orang ke orang. Untuk itu kita harus
COVID-19. Hal ini tetap perlu terus dilakukan, sambil menunggu penuntasan vaksinasi
yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan tubuh kita dan terbentuknya kekebalan
kelompok.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MUTASI
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan
adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan
bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari
kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon
yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan
pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah).
Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam
percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan
merugikan bagi individu atau populasi suatu spesies. Dikatakan bersifat merugikan
karena mutasi menimbulkan perubahan suatu karakter dari keadaan yang biasanya
8
padahal karakter itu sudah beradaptasi selama jutaan tahun terhadap lingkungan.
Dengan adanya perubahan, maka makhluk itu harus beradaptasi lagi. Klasifikasi
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, baik DNA maupun
Mutasi jenis sel terbagi pula menjadi 2 macam, yakni mutasi somatis dan germinal.
Mutasi Somatis
Mutasi somatik adalah adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh
seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya.
Mutasi Gametik
Mutasi ini terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma
dan ovum pada manusia. Oleh sebab itu, mutasi ini terjadi akibat faktor keturunan.
cara terjadinya. Mutasi berdasarkan cara terjadi dibagi menjadi 2 macam, yakni
mutasi alami dan mutasi buatan yang dirancang oleh manusia untuk memenuhi
tujuan tertentu.
9
Mutasi Alami
Perubahan genetik dalam mutasi alami terjadi secara alami tanpa campur tangan
manusia. Hal ini karena faktor terdapatnya mutagen alami yang menyebabkan
Mutasi Buatan
Mutasi ini terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma
dan ovum pada manusia. Oleh sebab itu, mutasi ini terjadi akibat faktor keturunan.
Mutasi Dominan
dominan. Gen dominan tersebut kemudian akan membawa sifat penyebab mutasi.
Mutasi Resesif
Mutasi dominan terekspresi dalam keadaan genotip homozigot yang resesif. Gen
10
4. Mutasi berdasarkan arah mutasi
Kemudian, ada mutasi yang digolongkan berdasarkan arah mutasinya. Ada dua jenis
Mutasi Maju
Mutasi ini mengubah fenotip organisme yang sebelumnya abnormal menjadi normal.
Mutasi ini umumnya terjadi secara buatan. Karena sifatnya membawa dampak
positif dan digunakan sebagai teknologi dalam bidang kesehatan. Contohnya yakni
Mutasi Mundur
abnormal. Contohnya ada pada penyakit anemia sel sabit yang menyerang sel darah
merah.
Nah, untuk klasifikasi ini, mutasi banyak dibahas dari segi peranannya yang terjadi
Mutasi Menguntungkan
11
Mutasi ini terjadi dan membuat organisme mengalami perubahan menjadi adaptif.
Contohnya adalah mutasi pada gen CETP yang menyebabkan produksi kolesterol
dalam tubuh menjadi rendah. Sehingga individu terhindar dari masalah pada
jumlah besar.
Mutasi Merugikan
Kebalikan dari mutasi menguntungkan, mutasi ini terjadi dan membuat organisme
mengalami perubahan menjadi tidak adaptif. Contohnya yakni mutasi genetik pada
belalang yang justru mengubah warnanya menjadi merah muda, sehingga mudah
Mutasi Makro
Pada mutasi makro, perubahan terjadi cukup signifikan karena perubahan besar
terjadi pada fenotip. Umumnya mutasi ini dapat terlihat dengan jelas, seperti mutasi
Mutasi Mikro
12
Mutasi mikro sendiri hanya menyebabkan sedikit perubahan pada fenotip. Selain itu,
mutasi tersebut seringkali tidak bisa diamati secara langsung dan memerlukan
Kemudian yang terakhir, seperti yang sudah kita bahas pertama kali, mutasi
berdasarkan tingkatan ini terbagi menjadi 2 jenis, yakni mutasi gen dan mutasi
kromosom.
Demikianlah klasifikasi dari banyaknya jenis mutasi di dunia ini. Gimana? mulai
agak goyang belum ini buat ngapalin semuanya? Tenang aja, tarik nafas dulu. Duduk
yang enak, baru lanjutin pembahasan berikutnya tentang dampak dari mutasi.
B. MUTASI GENETIK
Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik (point mutation). Pada mutasi ini
terjadi perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal
yang menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan
kromosomnya. Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan
DNA atau lebih tepatnya mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau
RNA.
lain. Pasangan basa nitrogen (basa N) pad DNA antara timin dengan adenine atau antara
13
guanine dengan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom
hydrogen dapatberpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin.
Perubahan kimai yang seperti itu disebut dengan perubahann tautomer. Misalnya secara
tidak normal, adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa
perubahan genetik seperti itu disebut dengan mutasi gen karena hanya terjadi di dalam
gen.
Mutasi gen disebabkan oleh adanya perubahan dalam urutan nukleotida perubahan
individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.
14
PERBEDAAN VIRUS DAN BAKTERI
Bakteri dan virus memiliki ukuran yang sangat kecil dan tidak kasat mata. Bakteri
bisa dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan virus tidak bisa dilihat dengan mikroskop
biasa, melainkan harus dilihat di bawah mikroskop elektron. Banyak bakteri dan virus
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang secara alami dapat ditemukan di
tubuh atau di lingkungan sekitar kita. Kebanyakan dari bakteri ini tidak membahayakan
dan tidak menyebabkan penyakit. Hanya kurang dari satu persen jenis bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Salah satu contoh penyakit umum yang disebabkan
oleh bakteri adalah tuberkulosis atau TBC yang menyerang paru-paru. Ukuran
Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab TBC berkisar antara 0,2 sampai 0,6
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil. Berbeda dengan bakteri, kebanyakan dari
virus menyebabkan penyakit. Salah satu contoh virus yang dapat menyebabkan penyakit
Virus Corona termasuk golongan virus, bukan bakteri. Virus Corona sangat banyak
macamnya, yang paling baru adalah SARS Corona Virus-2, yang menyebabkan COVID-
15
16
COVID-19
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru- paru yang berat, hingga kematian. Severe
acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS- CoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Virus ini
bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil,
maupun ibu menyusui(Handayani, 2020). Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa
17
ASAL NAMA CORONA
Ada dua pendapat asal nama virus tersebut. Pertama, di bawah mikroskop
elektron bentuk virus mirip korona pada gerhana matahari. Pada gerhana matahari ada
Kedua, bentuk Virus Corona mirip dengan mahkota ratu atau raja. Dalam Bahasa
18
SEJARAH COVID-19
Sejarah Coronavirus bermula pada laporan pertama wabah COVID-19 yang berasal
dari sekelompok kasus pneumonia manusia di Kota Wuhan, China, sejak akhir Desember
2019. Tanggal paling awal timbulnya kasus adalah 1 Desember 2019. Gejala dari pasien
meliputi demam, malaise, batuk kering, dan dispnea yang didiagnosis sebagai gejala infeksi
virus pneumonia. Awalnya, penyakit itu disebut pneumonia Wuhan oleh pers karena gejala
yang serupa pneumonia. Hasil sekuensing genom menunjukkan bahwa agen penyebabnya
adalah coronavirus baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sementara menamai virus
baru 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi
Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal juga
dengan coronavirus masih satu keluarga dengan coronavirus penyebab wabah Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Ketiga
wabah ini memiliki kecepatan infeksi yang berbeda dalam menjangkiti para korban. Di antara
ketiganya, COVID-19 adalah yang tercepat dalam mengakibatkan infeksi antar manusia.
pandemi flu 1918. COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina, dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Coronavirus penyebab COVID-19 secara resmi dinamai Severe
diyakini sebagai limpahan dari coronavirus hewan yang kemudian beradaptasi dan berpindah
19
penularannya dari manusia ke manusia. Karena virus ini sangat mudah menular, ia menyebar
Coronavirus adalah keluarga besar dari berbagai virus yang sudah lama berada dalam
kehidupan manusia. Beberapa di antaranya menyebabkan flu biasa pada manusia, yang
hewan, termasuk kelelawar, unta, dan sapi. Ilmuwan telah mengklasifikasikan coronavirus ke
dalam empat sub-grup yaitu alpha, beta, gamma, dan delta. SARS-CoV-2 ini merupakan
anggota ketujuh dari keluarga virus corona yang menginfeksi manusia. MERS muncul pada
2012 dan merenggut 858 korban jiwa. Penyakit yang pertama kali terlacak di Arab Saudi itu
butuh waktu 903 hari atau sekitar 2,5 tahun untuk menginfeksi 1.000 orang pertama. SARS
yang ditemukan di Tiongkok pada 2002 menewaskan 774 korban jiwa, serta menghabiskan
130 hari untuk menginfeksi 1.000 orang pertama. Sementara COVID-19 menjadi wabah
dengan durasi penularan tercepat. Virus yang berkembang dari Wuhan, Tiongkok, ini hanya
membutuhkan 48 hari untuk menginfeksi 1.000 orang pertama. Data Reuters pada 1 Februari
2020 menyatakan, virus yang bermula dari Wuhan, Tiongkok ini menimpa 1000 orang dalam
dan MERS.
Pada awal Desember 2019, Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Wuhan, China
ditandai dengan pasien pertama yang mengalami gejala pneumonia 1. Kemudian, pada 31
Desember 2019, terdapat belasan orang di Wuhan yang terindikasi mengalami gejala
pneumonia seperti infeksi pada radang paru-paru 2. Hal tersebut dikarenakan Covid-19
20
disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2)
yang berkaitan dengan virus yang menyerang pernapasan atau disebut dengan SARS.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) telah
menyatakan penyebab utama dari pandemi Covid-19 berasal dari hewan. Adapun,
pandemi tersebut berasal dari pasar hewan Huanan yang menjual makanan laut di
Wuhan, China 3.
perempuan yang merupakan salah satu pedagang di pasar Huanan melaporkan bahwa
dirinya mengalami gejala demam dan sejumlah gejala yang mengarah pada infeksi terkait
virus tersebut. Setelah terdapat kasus virus Covid-19 pertama kali, terdapat sejumlah
pedagang di pasar Huanan yang melaporkan bahwa telah mengalami gejala serupa
dengan kasus pertama di pasar tersebut. Pada 30 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota
Wuhan (The Wuhan Municipal Health Commission) atau WHC memberi peringatan
kepada masyarakat bahwa terdapat sejumlah pasien dengan gejala pneumonia yang
Pemerintah China transparan dan terbuka terhadap masyarakat terkait penemuan kasus
Pada 27 Desember 2019, terdapat pasien yang dirawat di rumah sakit yang
terletak di Distrik Jianghan dan pasien tersebut merupakan pekerja di Pasar Huanan 5.
Berkaitan dengan kasus tersebut, pada 28 dan 29 Desember 2019 terdapat tambahan tiga
pasien dengan gejala yang sama dan ketiga pasien tersebut merupakan pekerja di Pasar
21
Huanan, Wuhan. Bahkan, pada 28 Desember 2019, Rumah Sakit Pusat Wuhan (Wuhan
Central Hospital) melaporkan bahwa terdapat empat dari tujuh kasus pasien diantarainya
telah melakukan aktifitas di Pasar Wuhan. Bahkan, salah satu pasien pertama yang
Pada 1 Januari 2020, otoritas kesehatan China telah melakukan penutupan Pasar
Huanan setelah mengetahui awal mula penyebab utama dari penularan Covid19 berasal
dari hewan di pasar tersebut. Pasar Huanan menjual sejumlah hewan seperti kelelawar,
tikus, ular, ayam, babi, domba, dan juga menjual makanan laut seperti udang dan ikan.
lingkungan masyarakat dan mengubah pola hidup masyarakat yang masih membeli
hewan liar yang dianggap sebagai sumber virus Covid-19 untuk dikonsumsi sehari-hari.
Penutupan pasar tersebut didasarkan karena telah ditemukan 27 kasus yang menunjukkan
gejala infeksi berkaitan dengan Covid-19 pada 31 Desember 2019 lalu. Oleh karena itu,
sebagian besar dari pasien tersebut terindikasi melakukan interaksi di Pasar Huanan.
tetapi juga negara lain. Pada 13 Januari 2020, PemerintahThailand telah melaporkan
bahwa terdapat warga negara China yang berasal dari Kota Wuhan berada di Thailand
tersebut tidak hanya menyebar ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga
telah menyebar ke kawasan Asia Timur seperti Jepang. Pada 16 Januari 2020, Pemerintah
22
perjalanan menuju Wuhan, mengalami infeksi virus corona atau Covid-19 7. Bahkan,
pada 21 Januari 2020 kasus Covid-19 telah menyebar ke kawasan Amerika Serikat
positif Covid-19.
seluruh kawasan secara masif melalui imported case. Pada 24 Januari 2020, pandemi
Covid-19 pertama kali telah menyebar ke kawasan Eropa, yaitu Perancis 8. Kasus Covid-
19 tersebut ditandai dengan adanya dua warga negara Perancis yang telah melakukan
perjalanan dari Wuhan. Pada 25 Januari 2020, pandemi Covid-19 telah menyebar ke
Kanada yang berasal dari seorang pria yang memiliki riwayat perjalanan dari Wuhan,
China. Kasus tersebut bersamaan dengan Pemerintah Malaysia dan Australia yang telah
masing. Pada 27 Januari 2020, Pemerintah Jerman juga melaporkan kasus Covid-19
pertama kali di Jerman dan membentuk tim guna mengatasi pandemi tersebut 9. Di sisi
lain, pada 14 Februari 2020 pandemi Covid-19 telah terkonfirmasi pertama kali di
Sebelum WHO menetapkan nama terhadap virus yang serupa dengan SARS,
WHO menyebut virus tersebut sebagai Novel Coronavirus atau virus corona. Hal tersebut
dikarenakan virus tersebut menyebabkan flu hingga infeksi pernapasan yang mirip
dengan MERS (Middle East Respiratory Syndrom) maupun SARS. Bahkan, telah
ditemukan adanya virus corona terbaru yang disebut oleh WHO sebagai Covid-19 yang
menyebar secara masif di hampir seluruh negara hingga menjadi pandemi global.
23
Awal Mula Penyebaran Pandemi Covid-19 di Indonesia
Pada 2 Maret 2020, Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa terdapat dua
warga negara Indonesia (WNI) yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 10. Kasus
Covid-19 pertama kali di Indonesia ditemukan di Kota Depok, Jawa Barat dan kedua
WNI tersebut merupakan seorang ibu yang berusia 64 tahun dan anak perempuan yang
berusia 31 tahun. Kasus pertama yaitu perempuan yang berusia 31 tahun tersebut terkena
Covid-19 yang berasal dari interaksi dengan warga negara Jepang yang berada di Jakarta.
Sedangkan, kasus kedua yaitu seorang ibu yang telah melakukan kontak dengan anak
perempuannya tersebut. Putrinya tersebut menghadiri pesta dansa yang diadakan di Klub
24
SIFAT COVID 19
hewan yang berbeda, dan mereka dapat Menyebabkan infeksi pernapasan ringan hingga
berat pada Manusia. Pada tahun 2002 dan 2012, masing-masing, dua Coronavirus yang
sangat patogen dengan asal zoonosis,Coronavirus sindrom pernafasan akut yang parah
pada manusia dan menyebabkan penyakit Pernafasan yang fatal, menjadikan coronavirus
yang muncul Sebagai masalah kesehatan masyarakat baru di abad kedua Puluh satu1 .
Pada akhir tahun 2019, sebuah novel coronavirus Yang ditetapkan sebagai SARS-CoV-2
muncul di kota Wuhan, Cina, dan menyebabkan wabah pneumonia virus yang tidak
Biasa. Karena sangat mudah menular, penyakit coronavirus baru Ini, juga dikenal sebagai
penyakit coronavirus 2019 (COVID-19), Ini telah sangat melampaui SARS dan MERS
dalam hal jumlah Orang yang terinfeksi dan jangkauan spasial daerah epidemi. Wabah
COVID-19 yang sedang berlangsung telah menimbulkan Ancaman luar biasa bagi
kesehatan masyarakat global4,5 .Dalam Ulasan ini, kami merangkum Pemahaman terkini
tentang sifat SARS-CoV-2 dan COVID-19. Berdasarkan temuan yang baru-baru ini
2021)
25
Corona adalah berdasarkan pada sifat SARS-CoV dan MERS-CoV yang telah
dipelajari sebelum kejadian COVID-19. Pada studi homologi diketahui bahwa Kesamaan
Inaktivasi virus ini untuk memutus rantai Penyebaran Covid-19. Secara genetik virus
SARS-CoV-2 termasuk ke dalam jenis β-Corona virus yang sama dengan jenis virus
Penyebab penyakit SARS dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS)
(Uddin et al. 2020), yang menyerang ssaluran Pernafasan bagian bawah. Selain ketiga
jenis Virus corona tersebut, virus corona jenis lain Yang menjadi penyebab penyakit pada
Manusia khususnya saluran pernapasan Dengan gejala ringan flu dan demam telah
Dikenal sejak akhir tahun 1960-an (Kahn dan McIntosh 2005). Seperti halnya virus
corona yang lain, Karakteristik virus SARS-CoV-2 adalah virus RNA utas tunggal,
panjang genom sekitar 30 Kb dan memiliki selubung (envelope) berupa Lipid, dimana
pada selubung tersebut tersebar Glikoprotein membran yang dikenal dengan Nama
protein S (Kim et al. 2020, Wang et al. 2020). Protein S memiliki struktur berupa
Tonjolan-tonjolan seperti paku (spikes) yang Menjadi wahana virus untuk melekat pada
Reseptor sel inang (host) dan masuk ke dalam Sel inang, sehingga protein ini sangat
26
Protein S (spike) berkaitan dengan suatu reseptor di permukaan sel manusia yaitu
daya ikat protein S virus SARS-CoV 2 lebih tinggi 10-20 kali virus SARS-CoV 2.
27
EPIDEMIOLOGI
menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga sindrom pernapasan akut yang parah
(SARS).1 Hingga 12 Maret 2021, lebih dari 118 juta kasus yang dikonfirmasi di 220
negara dan lebih dari 2 juta kematian telah dilaporkan.2 Per 14 Juli 2021, Indonesia
menempati peringkat ke 15 dari 221 dengan total konfirmasi lebih dari 2,6 juta kasus.3
Semarang dengan jumlah kasus konfirmasi 27,514 kasus menempati urutan tertinggi di
tindakan telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, seperti; melakukan edukasi
keliling mengenai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 setiap hari yang dilakukan
oleh Puskesmas, menyediakan sarana prasarana berupa fasilitas tempat cuci tangan di
tempat umum seperti pusat perbelanjaan, menayangkan iklan layanan masyarakat dalam
mengimbau untuk selalu menaati protokol kesehatan di beberapa rambu lalu lintas, dan
masih banyak lagi. Tindakan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh WHO dan
yang baik, akan mendorong sikap dan perilaku positif, seperti perilaku kesehatan yang
Perilaku kesehatan menurut L. Green, dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga faktor
yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan
28
faktor pendorong/penguat (reinforcing factor).6 Jika dilihat dari faktor predisposisi,
outcome dari kesehatan masyarakat.7 Faktor pemungkin (enabling factor) juga berperan
dalam terbentuknya perilaku pencegahan COVID-19, seperti status vaksinasi. Saat ini,
vaksin untuk SARS-CoV-2 sudah tersedia dan telah diedarkan di masyarakat Indonesia.
protokol kesehatan dalam beraktivitas dimanapun dan kapanpun mengingat virus ini
masih bermutasi dan belum diketahui dampak jangka panjangnya dari mutasi ini.
8Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prihati menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara usia responden, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan terhadap
pendahuluan melalui data Dinas Kesehatan Kota Semarang per 19 Juli 2021, kasus
konfirmasi aktif COVID-19 lebih banyak diderita oleh laki-laki sebanyak 1050 orang
konfirmasi COVID-19 dan berpotensi terjangkit infeksi karena mengalami gejala (3%)
setelah melakukan kontak.10 Kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien
COVID-19 dan riwayat perjalanan kelompok usia, usia produktif (20-54 tahun)
menyumbang angka kasus konfirmasi aktif paling banyak (52%) dibanding kelompok
29
usia lainnya. Penelitian mengenai gambaran epidemiologi COVID-19 sudah banyak
dan riwayat kontak sosial dengan pasien konfirmasi aktif dengan perilaku pencegahan
COVID-19 belum banyak diteliti. Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian
Diawali dengan penemuan kasus pertama di Wuhan, China yang melaporkan kasus
pertamanya lalu makin menyebar ke daerah lain bahkan keseluruh penjuru dunia. Kasus
COVID-19 diibaratkan sebagai bola salju yang makin hari mengalami peningkatan angka
positif dari hampir seluruh negara, hingga artikel ini dibuat terdapat lebih dari 205 juta
kasus positif dengan 4,33 juta korban meninggal dunia (WHO, 2021).
Maret 2020, hingga saat ini kasus positif di Indonesia mencapai 3,75 juta dan 112.000
korban meninggal. Provinsi Lampung sendiri jumlah angka positif mencapai 39.446
yang dikode oleh ORF. Bagian 1/3 lainnya dari rangkaian RNA virus, yang tidak
masuk virus ke dalam sel adalah hal yang mendasar untuk transmisi. Seluruh
30
dengan reseptor inang dan menjadi jalan masuk virus ke dalam sel (Letko,
2020).
memiliki kemiripan secara genetik dengan SARS yang ditemukan pada tahun 2002.
lingkungan seluler untuk perkembangan virus dan mutasi virus. Sebuah penelitian
umumnya adalah pleomorfisme dengan diameter 60-140 nm. Virus ini memiliki protein
berikut:
kontak erat dengan orang yang terjangkit COVID-19 melalui air liur dan droplet
yang keluar dari orang dengan COVID-19 pada saat sedang berbicara, bernyanyi,
batuk dan aktivitas lainnya. Penularan melalui droplet dapat terjadi pada jarak
b. Udara
oleh penyebaran droplet yang melayang dan masih dalam keadaan infeksius dan
31
c. Fomit
Adalah penularan yang disebabkan oleh kontaminasi permukaan dan benda yang
Gejala klinis COVID-19 sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala sangat
ringan, gejala berat, hingga kondisi yang mengharuskan untuk mendapat perawatan
khusus seperti kegagalan respirasi akut (Huang et al., 2020). Gejala klinis yang biasanya
terjadi pada kasus COVID-19 adalah demam, batuk kering dan sesak napas. Berdasarkan
penelitian pada pasien, gejala yang paling sering muncul adalah demam (98%), batuk
(76%), dan myalgia atau kelemahan (44%), sakit kepala 8%, batuk darah 5%, dan diare
3% (Huang et al., 2020). Gejala lain yang timbul adalah gejala yang menyerang
pencernaan dengan hasil penelitian sebagai berikut, 2,7% pasien mengalami sakit
abdominal, 7,8% pasien mengalami diare, 5,6% pasien mengalami mual dan/atau
muntah.(Maftuhah, 2017)
Akhir tahun 2019 muncul wabah pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19.
Penyebaran kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada tanggal 02 Maret 2020 yang
oleh strain baru dari coronavirus, yang secara resmi dinamai sebagai Severe Acute
menular sangat cepat melalui bebrapa perantara, diantaranya adalah kontak dengan orang
Gejala umum di awal penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia, batuk kering.
Serta beberapa organ yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak napas, sakit
tenggorokan, hemoptisis atau batuk darah, nyeri dada), gastrointestinal (diare, mual,
32
muntah), neurologis (kebingungan dan sakit kepala). Namun tanda dan gejala yang
sering dijumpai adalah demam (83-98%), batuk (76-82%), dan sesak napas atau dyspnea
bagaimana dia menjaga kebersihan, oleh sebab itu WHO telah mengeluarkan tatalaksana
pencegahan yag meliputi menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan (WHO,
2020).
Hingga saat ini belum ditemukan tatalaksana psasti untuk pasien COVID-19, tatalaksana
yang dapat dilakukan adalah terapi sesuai dengan gejala yang muncul dan dengan
oksigen. Namun beberapa penelitian mengatakan beberapa jenis obat dinilai ampuh
untuk digunakan sebagai tatalaksana COVID-19. Berikut merupakan jenis obat yang
Penelitian yang dilakukan Chu, et al menunjukkan hasil bahwa pasien yang diberi
tatalaksana obat tersebut menurunkan angka kematian. Obat ini juga memiliki
b. Remdesivir
ini efektif dalam menurunkan angka kematian padakasus berat (Cascella, 2020).
merupakan obat yang dapat menghambat infeksi virus, obat ini termasuk kedalam
33
obatkeras sehingga penggunaannyaharus dibawah pantauan dokter(Cascella, 2020).
d. Plasma Konvaselen
Plasma pasien yang telah sembuh dari COVID-19 memiliki efek terapeutik karena
menunjukkan terdapat lima serial kasus pasien yang mendapat terapi Plasma
2020).
34
CARA PENULARAN
berbicara, batuk, bersin, menyanyi, atau kegiatan lain yang menghasilkan droplet, virus
Misalnya, apabila kita bersin atau batuk maka tubuh akan mengeluarkan percikan atau
cipratan air ludah atau lendir hidung. Apabila droplet yang membawa virus terhirup oleh
orang lain, virus akan Kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari ujung
hidung sampai alveolus (ujung paru-paru). Dari batuk droplet ini bisa terpercik sekitar
1—2 meter. Nasib droplet yang berisi virus sebagian akan terhirup orang lain, sebagian
besar akan jatuh ke lantai, baju, meja, atau permukaan lain. Droplet akan mengering,
Virus itu bisa menempel di bagian tubuh mana saja, contohnya tangan. Oleh
karena itu, harus sering cuci tangan. Jika droplet yang membawa virus terhirup oleh
orang yang sehat, virus akan kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari
35
36
LAMA HIDUP VIRUS CORONA DI LINGKUNGAN
Virus Corona hidup dan sangat menular melalui droplet yang keluar melalui
mulut dan hidung orang yang terinfeksi. Virus Corona dapat bertahan hidup di udara
bebas selama tiga jam dan dapat hidup lebih lama jika menempel pada permukaan-
penyebaran infeksi baru secara tidak langsung. Namun, perlu diingat penularan melalui
udara bebas atau aerosol hanya terjadi pada situasi tindakan medis, seperti pemasangan
intubasi atau nebulasi yang memungkinkan partikel-partikel droplet yang lebih kecil
Virus Corona dapat bertahan hidup paling lama pada permukaan plastik dengan
durasi selama 72 jam; permukaan stainless steel selama 48 jam; permukaan kertas atau
kardus selama 24 jam; dan permukaan berbahan tembaga selama 4 jam (Surtaryo et al.,
37
2020).
38
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis umum yang terjadi pada pasien Covid19, diantaranya yaitu demam,
batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri otot, dan sakit kepala (Lapostolle dkk, 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huang dkk (2020), gejala klinis yang paling
sering terjadi pada pasien Covid19 yaitu demam (98%), batuk (76%), dan myalgia atau
kelemahan (44%). Gejala lain yang terdapat pada pasien, namun tidak begitu sering
ditemukan yaitu produksi sputum (28%), sakit kepala 8%, batuk darah 5%, dan diare 3%,
39
GEJALA
ringan dan demam. Rerata waktu inkubasi Virus Corona adalah 5 hingga 6 hari, dengan
catatan periode inkubasi bisa berbeda pada tiap individu dengan rentang satu hingga 14
Gejala yang paling umum ditemukan adalah demam dan batuk tidak berdahak.
Hampir 90% kasus menunjukkan gejala demam dan 67% menunjukkan gejala batuk tidak
berdahak. Kemudian disusul dengan 40% pasien mengeluhkan gejala fatigue (tidak enak
badan/pegal-pegal) dan 33% pasien melaporkan adanya batuk berdahak. Dari seluruh
gejala, hanya 18.6% pasien yang melaporkan adanya gejala kesulitan bernapas (dyspnea).
Banyak dari gejala yang dilaporkan oleh pasien COVID-19 hampir serupa dengan gejala
flu. Namun, pasien COVID-19 jarang mengeluhkan adanya gejala hidung tersumbat atau
40
Pada gambar di atas, ada empat kelompok pembagian:
karantina mandiri di rumah selama 14 hari sejak kedatangan dan bagi warga negara
asing harus menunjukkan alamat tempat tinggal selama di karantina dan informasi
kontak dengan anggota keluarga lainnya, dan tidak boleh melakukan aktivitas di
luar rumah.
COVID-19, tetapi ada riwayat kontak dengan pasien konfirmasi positif COVID-
19. Pada kelompok orang ini, sebaiknya memeriksakan diri ke pusat kesehatan
41
untuk diambil spesimen pemeriksaan RT-PCR atau Rapid Test pada hari ke-1 dan
ke-14. Sementara itu, tetap harus melakukan karantina di rumah saja, sambil
memantau apakah ada gejala yang muncul (pengukuran suhu sendiri, apakah ada
a. Orang yang mengalami demam (≥38oC) atau Riwayat demam; ATAU gejala
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
ODP juga akan dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk
pemantauan. ODP harus tetap di rumah dan melakukan pemantauan diri terhadap
gejala (demam/pengukuran suhu setiap hari, batuk, nyeri tenggorokan, dan lain-
42
4. Kelompok keempat: pasien dalam pengawasan (PDP)
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yaitu demam (≥38oC) atau
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
c. Orang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.
PDP dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk pemeriksaan
Tata laksana selanjutnya akan sesuai kondisi: ringan (isolasi diri di rumah), sedang
43
PENYEBAB COVID-19
Penyebab Covid-19 adalah virus corona jenis baru yang berkerabat dengan
mempunyai kesamaan sebesar 70% dengan virus SARS (Sahin et al., 2020).
Walaupun mempunyai kesamaanu rutan DNA yang tinggi dengan virus SARS,
virus Covid-19 mempunyai perbedaan yang tidak dimiliki oleh virus SARS, yaitu
virus COVID-19 diaktifkan oleh enzim furin dari sel manusia, dan virus COVID-
19 10x lebih kuat dalam mengikat reseptor ACE2. Ukuran virus corona antara 80-
160 Nm (Sahin et al., 2020). Struktur virus corona terdirivdari spike (S),
membrane (M), nucleocapsid (N), envelope (E), dan RNA (Sahin et al., 2020;
Wrapp et el., 2020). Protein S membentuk struktur piala yang disebut corona
Selain itu, protein S virus Covid-19 berperan dalam infeksi virus pada sel
inang, baik sel hewan maupun sel manusia yang mempunyai reseptor ACE2
(Towler et al., 2004). Protein S terdiri dari 2 subunit, yaitu Subunit 1 (S1) dan
Subunit 2 (S2). Subunit S1 berperan dalam mengikat reseptor ACE2 pada sel
inang, sedangkan Subunit S2 berperan dalam fusi virus ke dalam membran sel
inang (Gambar 2). Subunit S1 terdiri dari N-terminal domain (NTD), Receptor-
44
s
el
man
usia.
Sub
unit
S2 terdiri dari fusion peptide (FP), Heptad Repeat 1 (HR1), Heptad repead 2
fungsinya dalam fusi virus ke dalam sel manusia(Gambar 3) (Xia et al., 2020).
45
TEMPAT HIDUP VIRUS
pernapasan sejak dari liang hidung sampai dengan ujung terdalam saluran paru-
Gejala penyakit muncul akibat keberadaan virus. Demam dan batuk karena
ada infeksi di saluran pernapasan. Sesak napas karena menyerang alveoli. Jaringan
46
PENYEBARAN COVID-19
dua dari manusia ke manusia (Sahin et al., 2020). Kemudian yang sedang diteliti
seperti kucing dan anjing di dalam rumah. Pusat penyebaran Covid-19 di berbagai
negara dengan kasus tertinggi mempunyai iklim subtropika dan terjadi di musim
dingin hinggga musim semi. SARS juga terjadi di musim dingin hingga musim
semi tahun 2002.Covid-19 dapat menyebar melalui droplet, fomite, dan aerosol
dari penderita (Sahin et al., 2020). Fomite adalah objek atau media yang dapat
membawa virus, seperti pakaian, peralatan dan furniture. Virus covid-19 dapat
menempel di berbagai media dan dapat bertahan hidup dalam beberapa jam hingga
Reseptor ACE2 yang diikat oleh protein spike virus Covid-19, tidak hanya
terdapat di alveoli paru-paru, tetapi juga terdapat di ginjal, usus dan pembuluh
darah (Sahin et al., 2020; Towler et al., 2004). Setelah berhasil masuk kedalam sel
inang, virus akan bereplikasi dan bertranskripsi menggunakan ribosom sel inang
baru (Lambeir et al., 2003; Sahin et al., 2020). Selama replikasi, akan dihasilkan
kopi RNA (-) dari genome virus dan akan menjadi template untuk membuat
genome RNA (+) (Luk et al., 2019; Sahin et al., 2020). Selama transkripsi, bagian
virus baru akan dilepaskan dari sel inang yang terinfeksi secara eksositosis.
Pelepasan virus-virus baru ini dapat menginfeksi sel-sel ginjal, hati, usus, dan sel T
gejala utama dari Covid-19 (Lambeir et al., 2003; Sahin et al., 2020).
48
PATOLOGI VIRUS COVID-19
Virus Covid-19 menyebar melalui hewan dan manusia sebagai inang. Transmisi
pertama melalui agen zoonosis dari hewan ke manusia. Transmisi ke dua dari manusia
ke manusia (Sahin et al., 2020). Kemudian yang sedang diteliti adalah transmisi ke tiga
dari manusia ke hewan, khususnya hewan peliharaan seperti kucing dan anjing di dalam
mempunyai iklim subtropika dan terjadi di musim dingin hinggga musim semi. SARS
juga terjadi di musim dingin hingga musim semi tahun 2002.Covid-19 dapat menyebar
melalui droplet, fomite, dan aerosol dari penderita (Sahin et al., 2020). Fomite adalah
objek atau media yang dapat membawa virus, seperti pakaian, peralatan dan furniture.
Virus covid-19 dapat menempel di berbagai media dan dapat bertahan hidup dalam
beberapa jam hingga hari pada suhu 21-23℃ dan 40-65% kelembaban(Prof. Dr. dr.
yang ditemukan pada traktus respiratorius bawah manusia dan enterosit usus kecil
sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada
permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding
domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel
inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk
tambahan.
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion
kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi
melalui eksositosis.
menyebabkan gejala pada pasien. Gejala dan tanda COVID-19 terutama berupa infeksi
saluran napas, tetapi dapat juga menyebabkan gejala di saluran pencernaan seperti
diare, mual, dan muntah, jantung seperti miokarditis, saraf seperti anosmia bahkan
50
PENGOBATAN
bersifat dukungan keadaan umum misalnya demam diberi parasetamol, jika asupan
makan dan minum kurang dapat diberikan infus, jika ada infeksi oleh bakteri lain
dapat diberikan antibiotik. Saat ini, belum ada obat yang dapat membunuh Virus
Corona dan belum ada vaksinnya. Untuk individu yang memiliki gejala ringan,
atau tanpa gejala, tinggal di daerah yang terdapat transmisi lokal, atau memiliki
kontak dengan pasien yang positif COVID-19 harus melakukan isolasi mandiri di
rumah, konsumsi makanan bergizi seimbang, minum air, dan istirahat yang cukup.
Selain itu, obat untuk demam yang dianjurkan adalah parasetamol. Obat yang
dilarang adalah obat untuk demam ibuprofen karena dapat memperburuk keadaan
Individu yang memiliki gejala yang lebih berat seperti mengalami keluhan
sulit bernapas atau sesak akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit dengan
oleh tenaga kesehatan. Jika ditemukan penyakit penyerta lainnya, maka penyakit
hipertensi, sakit jantung, sakit liver, sakit ginjal, stroke, dan lain-lain.
51
52
DETEKSI VIRUS CORONA
pengambilan bahan dari rongga hidung dari depan sampai belakang (nasofaring),
1. Kultur
2. Mikroskop electron
Mikroskop elektron dapat digunakan untuk melihat bentuk virus dan melihat
3. RT-PCR
Bahan dari apusan rongga hidung dari depan sampai belakang (nasofaring), dahak,
genetik dari virus. Jika pada pemeriksaan ini positif, maka menandakan adanya
infeksi dari Virus Corona. Sampai saat ini, RT-PCR masih merupakan
Tes ini sampai akhir bulan Maret 2020 belum tervalidasi. Pada dasarnya setiap
virus dalam struktur tubuhnya mempunyai antigen. Kalau terdeteksi ada antigen
53
berarti terdapat virus. Serupa dengan ini adalah tes NS1 pada infeksi demam
berdarah yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan Virus Dengue pada
Bahan yang diambil biasanya paru-paru atau organ tubuh lain setelah pasien
meninggal.
6. Tes serologi
54
VARIASI MUTASI GENETIK COVID-19
ditemukan pertama kali di Teluk Nelson Mandela,[2] Provinsi Eastern Cape, Afrika
Selatan, pada Oktober 2020[3] dan dilaporkan oleh departemen kesehatan negara
varian ini telah muncul di daerah Teluk Nelson Mandela sejak Juli atau Agustus
2020.[5]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian ini sebagai varian Beta bukan
untuk menggantikan nama ilmiah, melainkan sebagai nama yang dipakai secara
(variant of concern).[7]
Mutasi pada SARS-CoV-2 cukup sering: lebih dari empat ribu mutasi telah
dideteksi hanya pada bulir proteinnya menurut Konsorsium Britania Raya untuk
Genom COVID-19.
55
Varian ini terdiri dari 31 mutasi: 19 mutasi tak bersinonim, 2 mutasi hapus, dan 10
mutasi bersinonim,[5] yaitu 21 mutasi yang mengubah protein dan 10 mutasi yang
tidak berdampak.
Seseorang yang terinfeksi virus corona bisa merasakan berbagai gejala yang
berlainan dengan orang lain yang juga positif Covid-19. Karena itulah Covid-19
juga disebut sebagai penyakit 1.000 wajah saking banyaknya gejala yang muncul
56
dan berbeda-beda. Hingga kini, gejala varian beta B.1.351 tak begitu berbeda
Namun, dalam sejumlah riset, ada beberapa gejala khas yang didapati pada pasien
Demam
Sakit kepala
Batuk berkepanjangan
Sakit perut
Sakit tenggorokan
pada September 2020. Saat awal penyebarannya, pernah suatu ketika sebanyak 95
persen sampel dari pasien Covid-19 di negara itu merupakan varian beta. Tak lama
beta.
Namun kini varian itu tidak lagi dominan di Afrika Selatan ataupun negara-
negara lain. Pada awal Juli 2021, hanya ada 5,6 persen sampel virus yang terdeteksi
merupakan mutasi varian beta. Penurunan ini kemungkinan besar terjadi karena
57
Beta sekarang telah dilaporkan ada di 123 negara, tapi masih jauh lebih jarang
daripada delta. Per 11 Juli 2021, Indonesia juga hanya melaporkan 12 kasus varian
beta B.1.351. Masih lebih banyak varian delta dengan 615 kasus dan varian alpha
sebanyak 54 kasus.
Seperti halnya varian virus corona lain, cara deteksi varian beta B.1.351
adalah lewat pengurutan genom. Genom adalah gugus kromosom yang ada dalam
setiap inti sel organisme, termasuk virus corona. Pengurutan genom dilakukan di
Saat ini belum ada metode tes polymerase chain reaction (PCR) yang bisa
mendeteksi varian virus corona. Tes usap PCR saat ini hanya digunakan untuk
sampel dari tes usap PCR perlu diteliti lewat teknologi pengurutan genom.
Varian beta B.1.351 diketahui tak efektif diobati dengan terapi antibodi
monoclonal. Namun secara umum pengobatan pasien yang terinfeksi varian ini
mengacu pada pedoman tata laksana dari sejumlah perhimpunan dokter, termasuk
Ikatan Dokter Indonesia. Pedoman ini memuat tata cara dan aturan pemberian obat
58
Jenis obat-obatan yang dapat diberikan juga diperbarui berdasarkan hasil riset
internasional. Karena itu, dokter dan tenaga kesehatan lain akan mengacu pada
1.N439K
melakukan kamuflase dalam antibodi. Varian tadi disinyalir inheren lebih bertenaga
menggunakan ace receptor pada tubuh manusia, sebagai akibatnya berpotensi lebih
ACE2. Virus N439K mempunyai kesesuaian replikasi in vitro yang lebih seperti
yang diizinkan sang Food and Drug Administration (FDA). (Thomson et al., 2021).
Karakterisasi epidemiologi
bahwa itu menghasilkan kebugaran virus yang serupa dibandingkan dengan tipe liar
59
Highlights
o N439K increases spike affinity for hACE2; viral fitness and disease are unchanged
o N439K confers resistance to several mAbs and escapes some polyclonal responses
konsekuensi kemanjuran vaksin yang muncul dan terapi anti tubuh. Di sini, kami
karakterisasi epidemiologis, klinis, dan molekuler dari mutasi RBM sentinel yang
vitro yang serupa dan menyebabkan infeksi dengan hasil klinis yang serupa
diizinkan untuk penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA) AS,
dan mengurangi aktivitas beberapa serum poliklonal dari orang yang sembuh dari
60
Di sini, kami memeriksa motif pengikat reseptor SARS-CoV-2
(Piccoli et al., 2020), dan menemukannya sebagai wilayah yang sangat bervariasi
dari protein S pada virus yang bersirkulasi. Untuk memahami implikasi dari
mendefinisikan dampak klinis dan epidemiologis, fitur molekuler, dan respons imun
terhadap mutasi RBM N439K. Penggantian asam amino ini telah muncul secara
independen beberapa kali, dan dalam dua kasus membentuk garis keturunan lebih
dari 500 urutan. Pada 6 Januari 2021, itu diamati di 34 negara dan merupakan
mutasi RBD kedua yang paling umum diamati di seluruh dunia, dan mutasi S
keenam yang paling umum. Kami menemukan bahwa mutasi N439K menghasilkan
peningkatan afinitas RBD untuk hACE2, ini terkait dengan spektrum penyakit
klinis yang serupa dan viral load yang sedikit lebih tinggi in vivo dibandingkan
dengan virus dengan tipe liar (WT) resi N439, dan menghasilkan pelepasan
kekebalan dari serum poliklonal dari proporsi individu yang pulih dan beberapa
mAb penetral.
61
Analisis filogenetik dari SARS-CoV-2 . yang lazim Mutasi RBM N439K
N439K adalah mutasi RBM yang lazim (yang paling umum kedua) mutasi
di RBD hingga akhir 2020) yang pertama sampel pada Maret 2020 di Skotlandia
dari garis keturunan B.1 (Rambaut et al., 2020) dengan latar belakang D614G.
paling awal dilaporkan mewakili satu garis keturunan SARS-CoV-2 (Gambar 3A)
yang meningkat frekuensinya menjadi 542 urutan di Skotlandia oleh 20 Juni 2020
(10% dari urutan genom virus Skotlandia yang tersedia untuk periode waktu ini).
yang ketat langkah-langkah, dengan garis keturunan N439K khusus ini (ditunjuk di
sini sebagai garis keturunan i) tidak terdeteksi sejak Juni 2020 (Gambar 3B dan
3C). Namun, mutasi N439K muncul di >6.000 tambahan urutan dalam database
GISAID pada 6 Januari 2021. Our analisis menunjukkan bahwa sebagian besar
urutan ini mewakili garis keturunan kedua yang independen (garis keturunan yang
ditunjuk ii) yang pertama kali disampel di Rumania pada 13 Mei 2020, lalu Nor
way pada 23 Juni 2020, dan kini terdeteksi beredar di 32 negara (Gambar 3A-3C).
Garis keturunan N439K yang saya dan ii miliki baru-baru ini masing-masing
menerima sebutan garis keturunan B.1.141 dan B.1.258 (Rambaut et al., 2020).
Kami juga mengamati setidaknya tujuh posisi mutasi N439K yang muncul secara
independen dari dua garis keturunan besar ini, termasuk lagi di Amerika Serikat di
setidaknya empat infeksi terkait, dan di Brasil dan Nigeria di mana tidak ada garis
62
keturunan ii/B.1.258 telah diamati, menghasilkan total 34 negara di mana N439K
sangat bervariasi antar negara, dan N439K sebagai persentase dari total urutan
tampak rendah: pada 6 Januari, 2021, telah terjadi 6.868 N439K observasi di
N439K urutan dari waktu ke waktu di negara-negara dengan data yang cukup,
proporsinya bisa signifikan: 10% di Skotlandia dari Maret hingga Juni 2020 dan
10% di Denmark dari Agustus hingga Desember 2020, kedua negara dengan tingkat
pengurutan tinggi, dan 13% di Irlandia dari Juli hingga Desember 2020, di mana
cakupan wilayah cukup masuk akal, tetapi tingkat urutannya lebih rendah (Gambar
3C). Yang penting, pada skala pandemi, proporsi kecil sesuai dengan besar jumlah
infeksi. Jika proporsi urutan N439K dalam setiap negara memprediksi berapa
proporsi infeksi yang dikonfirmasi dikaitkan dengan varian N439K, maka varian
nukleotida, semua varian N439K sampai saat ini muncul dari mutasi yang sama:
transversi C-ke-A pada posisi kodon ketiga. Menariknya, 4.209 sekuens dalam garis
keturunan ii/B.1.258 juga membawa penghapusan S 69-70 yang telah terjadi secara
independen beberapa kali dalam pandemi dan terutama dengan penggantian asam
63
amino Y453F yang terkait dengan infeksi cerpelai (Oude Munnink et al., 2021).
Dalam kedua kasus, mutasi delesi 69-70 telah muncul setelah mutasi RBM dan
barubaru ini dilaporkan untuk memberikan jalan keluar bagi anti bodi penetral
spesifik NTD (McCarthy et al., 2021). Baru-baru ini, penghapusan ini juga diamati
terjadi bersamaan dengan mutasi RBM lainnya, N501Y (Volz et al., 2021).
perbedaan yang dapat dideteksi dalam tingkat penyebaran garis keturunan N439K
frekuensi pengambilan sampel yang tinggi untuk ukuran populasinya (Tabel S2),
mutasi N439K menonjol dari mutasi RBM lain yang bersirkulasi karena memiliki
mekanisme yang masuk akal untuk mempertahankan kebugaran virus. Posisi setara
dengan N439K dalam RBM SARSCoV juga merupakan asam amino bermuatan
positif (R426), yang membentuk jembatan garam dengan hACE2 (Li et al., 2005)
64
(Gambar 4A). Oleh karena itu kami berhipotesis bahwa varian N439K SARS-CoV-
N439K RBD dalam kompleks dengan hACE2 pada resolusi 2,8 Aÿ dan mengamati
bahwa interaksi baru ini memang terbentuk (Gambar 4C; Tabel S3). Karena
jembatan garam dapat menjadi ikatan non-kovalen yang kuat, dan oleh karena itu
mutasi N439K secara masuk akal menambahkan interaksi yang kuat pada
K417V, yang masing-masing ditemukan di SARS-CoV pada posisi ini, dan yang
berbagai format pengujian, kami menemukan bahwa varian N439K dan N439R
hACE2 dibandingkan dengan varian N439 asli (disebut di sini WT) (Gambar 4D).
65
N439K SARS-CoV-2 mempertahankan kebugaran dan virulensi
isolat virus yang beredar konsisten tanpa efek pada kebugaran virus. Kami mulai
mengevaluasi data klinis dan hasil yang terkait dengan virus yang membawa mutasi
N439K versus WT N439, serta dengan pertumbuhan dan kompetisi virus in vitro
langsung. Data klinis termasuk usia, jenis kelamin, tanggal diagnosis, status rawat
secara real time, sebagai bagian dari strategi Skotlandia untuk pengawasan COVID-
19.
dengan ambang siklus [Ct]) pada 1.918 pasien Skotlandia yang sampel positifnya
telah diurutkan (Gambar 5A dan 5B). Variannya adalah N439K/ D614G (n = 406),
menemukan bukti kuat bahwa genotipe N439K/ D614G dikaitkan dengan sedikit
faktorfaktor pemicu: usia, jenis kelamin, ko-ancestry virus, dan tahap epidemi (rata-
0,65, interval kepercayaan 95% [CI]: 1,22, 0,07) (Gambar 5B; Tabel S4).
Dengan asumsi PCR adalah 95% efisien, maka perbedaan Ct ratarata 0,65 akan
mewakili peningkatan jumlah salinan RNA 1,54 kali lipat di N439K/D614G relatif
66
terhadap N439/D614G. Karena Ct pengukuran berasal dari beberapa lokasi di
Skotlandia, sub analisis viral load menggunakan standar RNA dilakukan dengan
sampel yang tersedia. Analisis ini menunjukkan korelasi yang hampir sempurna
dengan nilai Ct (Gambar 5B). D614G sebelumnya telah dikaitkan dengan viral load
yang lebih tinggi/nilai Ct yang lebih rendah (Korber et al., 2020; LorenzoRedondo
et al., 2020; Mueller et al., 2020; Volz et al., 2021); meskipun data kami
menunjukkan tren yang sama dalam analisis naif, ketika mengontrol perancu
Hasil klinis juga diperoleh untuk subset dari pasien ini (n = 1,591), yang
dinilai untuk tingkat keparahan penyakit berdasarkan kebutuhan oksigen: (1) tidak
ada dukungan pernapasan, (2) oksigen mental yang kenyal, (3) invasif atau non -
ventilasi invasif atau kanula hidung aliran tinggi, atau (4) kematian (Gambar 5C dan
retrospektif. Jumlah varian untuk analisis hasil klinis adalah mutan ganda
genotipe leluhur (N439/ D614, n = 457). Regresi ordinal kami menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan D614G atau genotipe leluhur (rerata posterior efek genotipe
N439K/D614G: 0,06, 95% CI: 1,21, 1,33) (Tabel S5). Semua hasil lain dari analisis
keparahan secara kualitatif mirip dengan analisis mutasi D614G sebelumnya (Volz
et al., 2021). Data hasil klinis ini menunjukkan bahwa virus N439K tidak terkait
67
Kami selanjutnya secara eksperimental menguji pertumbuhan dua isolat
dengan latar belakang D614G (Tabel S6). Kultur dilakukan selama 72 jam dalam
sel Vero E6 dengan hACE2 dan TMPRSS2 ekspresi berlebih, ekspresi berlebih
setelah mengontrol faktorfaktor pemicu: usia, jenis kelamin, ko-ancestry virus, dan
N439/D614G: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan isolat ini
setelah inokulasi pada multiplisitas infeksi (MOIs) sebesar 0,005 dan 0,01. Varian
N439K direplikasi sedikit lebih cepat pada awalnya setelah inokulasi (Gambar 5D).
Data percobaan ini menunjukkan bahwa mutasi N439K tidak menunjukkan efek
positif atau negatif pada pertumbuhan virus. Untuk menilai lebih lanjut kesesuaian
untuk replikasi dalam sel yang dikultur, kami melakukan uji persaingan silang
menggunakan inokulasi sel pada MOI yang cocok diikuti dengan kuantisasi N439
dan N439K dengan sekuensing metagenomik dari waktu ke waktu (Gambar 5E).
menghasilkan kebugaran virus yang serupa atau mungkin sedikit lebih baik
peningkatan afinitas hACE2 yang diukur untuk N439K RBD dalam uji pengikatan
68
kepadatan S pada permukaan partikel virus atau perubahan pada dinamika
konformasi protein S.
69
Mutasi N439K mendorong penghindaran imunitas yang dimediasi antibody
Setelah menetapkan bahwa mutasi N439K tidak memiliki efek yang dapat
dideteksi pada replikasi virus, kami berusaha untuk menguji apakah mutasi tersebut
pengenalan N439K RBD oleh mAbs dan oleh serum imun poliklonal dari 442 orang
yang pulih, termasuk enam donor yang terinfeksi oleh varian SARS-CoV-2 N439K.
6,8% dari serum yang diuji menunjukkan pengurangan >2 kali lipat dalam
(Gambar 6A; Data S1), ambang batas yang sebelumnya ditentukan sebagai batas
untuk pengikatan tertentu (Piccoli et al., 2020). Dengan demikian, respons terhadap
RBD dapat dipengaruhi secara signifikan oleh mutasi N439K pada sejumlah
individu yang terinfeksi oleh WT SARS-CoV-2. Sebagian besar sampel serum yang
rendah terhadap WT RBD. Serum dari enam individu yang diketahui telah pulih
dari infeksi virus SARS-CoV-2 N439K semuanya menunjukkan perubahan <2 kali
ikatan yang berbeda tidak dapat diukur karena terbatasnya jumlah sampel yang
dianalisis.
mengevaluasi panel 140 mAb yang diisolasi dari individu yang pulih dari infeksi
70
SARS-CoV-2 di awal pandemi (kemungkinan virus N439 WT), yang merupakan
sampel representatif dari penargetan RBD mAbs yang dihasilkan setelah infeksi
(Piccoli et al., 2020; Tortorici et al., 2020). Kami juga mengevaluasi mAbs
merupakan tahap klinis atau disetujui untuk EUA (Baum et al., 2020; Chen et al.,
2021; Hansen et al. , 2020; Pinto dkk., 2020). 16,7% dari mAb ini menunjukkan
pengurangan >2 kali lipat dari pengikatan RBD sebagai respons terhadap mutasi
N439K (Gambar 6C, 6D, dan S5; Data S1). Sebagai perbandingan, kami juga
untuk K417V dan 14,6% untuk N439K/K417V, kehilangan ikatan >2 kali lipat
untuk varian ini (Gambar 6C, 6D, dan S5; Data S1). Sebagai catatan, beberapa mAb
menunjukkan hilangnya ikatan yang lebih besar pada mutan ganda dibandingkan
dengan salah satu mutan tunggal (Gambar 6C, 6D; dan S5; Data S1). Pengurangan
pengikatan mAbs ke mutan RBD ini juga dikonfirmasi oleh analisis interfer ometry
bio-layer (Gambar 6E dan S6). Panel mAb dievaluasi oleh eksperimen kompetisi
pengikatan RBD dengan hACE2 serta dengan tiga antibodi yang dicirikan secara
struktural yang mendefinisikan epitop berbeda pada RBD: S304/situs II, S309/situs
IV, dan S2H14/situs I, yang terakhir secara signifikan tumpang tindih dengan RBM
(Piccoli et al., 2020). Mayoritas panel adalah situs I, mAbs pemblokir hACE2; mAb
dengan sensitivitas terhadap N439K diperkaya untuk situs I mAbs dengan sedang
atau lemah/tidak blokade hACE2, konsisten dengan posisi N439K di tepi RBM.
71
2.Kappa
pertama kali dilaporkan dari Maharashtra, India, pada Oktober 2020. Varian ini
kemudian diidentifikasi sebagai mutan rangkap tiga oleh pemerintah India pada
akhir Maret 2021, seperti yang telah tiga mutasi yang menarik. Sublineage
ditemukan di hampir 100 negara dan merupakan VOC global. Anak keturunan
ketiga, B.1.617.3, belum diidentifikasi sebagai VOI atau VOC. Secara sederhana, -
varian adalah saudara dari Delta. Namun, seperti dalam sebuah keluarga, saudara
kandung bisa sangat berbeda satu sama lain, seperti halnya dengan varian dan .
terdokumentasi, dan infeksi terobosan, sejauh ini tidak satu pun dari sifat-sifat ini
untuk saat ini. Meskipun saat ini, varian menjadi perhatian, pencampuran dengan
varian lain seperti dan varian jauh lebih memprihatinkan dibandingkan dengan
varian tunggal. Orang yang divaksinasi lengkap memiliki risiko penyakit parah dan
kematian yang jauh lebih rendah daripada orang yang tidak divaksinasi yang
berisiko dari semua varian virus corona. Varian yang berbeda diidentifikasi melalui
mutasi pada gen virus. Perubahan pada masing-masing basa RNA ini (yang terdiri
dari sekitar 35.000 pasangan basa) membuat mutasi, akibatnya mengubah bentuk
72
Covid-19 Varian Kappa adalah nama baru untuk B.1.617.1. Sedangkan varian
B.1.617.2 disebut Delta. Dua varian SARS-CoV-2 ini sudah menyebar ke berbagai
India Kappa ke daftar Variant of Interest (VOI) pada 4 April 2021. Menurut WHO,
VOI memuat varian virus yang telah teridentifikasi menyebabkan penularan Covid-
19 dalam kasus atau kluster di masyarakat atau telah terdeteksi di sejumlah negara.
Adapun Delta telah masuk daftar Variant of Concern (VOC), yang artinya varian itu
telah menimbulkan penularan yang lebih parah dalam masyarakat. Varian Kappa
atau B.1.617.1, adalah turunan dari varian Delta yang awalnya terdeteksi di India.
Itulah sebabnya varian ini juga disebut "mutan ganda". Sedangkan Delta dianggap
Dunia (WHO). Berbeda dengan Varian Delta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
(VOI). Artinya varian Kappa terindikasi memiliki perubahan terkait sifat penularan,
kepekaan alat tes, keparahan gejala, hingga kemampuan virus dalam menghindari
Serupa dengan varian Delta, varian Kappa juga memiliki tingkat penularan
tinggi. Berpapasan dalam waktu kurang dari 10 detik dapat menularkan virus
tersebut. Per Juli 2021, varian Kappa telah tersebar di 27 negara dan menyebabkan
lonjakan kasus pada beberapa negara, seperti di Italia. Indonesia juga menjadi salah
satu negara tempat virus varian ini ditemukan, khususnya di DKI Jakarta dan
73
Walaupun beberapa epidemiolog telah mengklaim tingkat penyebaran varian Kappa
yang tinggi, varian ini tetap dapat dicegah dengan cara menjaga protokol kesehatan,
terutama melalui vaksinasi. Terlebih, menurut studi yang dilakukan oleh University
Kappa awalnya ditemukan di India pada akhir 2020. Di Indonesia, varian ini
tercatat pertama kali di Sumatera Selatan dan DKI Jakarta pada pertengahan 2021.
Hingga saat ini, penelitian terhadap varian India Kappa masih berlangsung. Belum
ada kepastian apakah varian ini lebih berbahaya daripada varian lain. Yang pasti,
varian ini membawa banyak mutasi seperti Delta dan dua di antaranya paling
Adanya dua mutasi itu memicu dugaan bahwa varian India Kappa lebih
penularan yang lebih cepat. Sedangkan L452R diduga mampu meloloskan diri dari
Varian India terdiri menurut 2 mutasi protein lonjakan virus. B.1.617 adalah
output menurut mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q seperti menggunakan
E484K, yakni mutasi yang terlihat dalam varian Afrika Selatan (B.1.353), dan
dalam varian Brasil (P1). Sementara itu, L452R terdeteksi pada varian virus
California (B.1429), yang sama ditemukan dalam varian pada Jerman. Lonjakan
protein memungkinkan virus masuk ke tubuh dan menginfeksinya. Virus lalu bisa
menyebar menggunakan cepat ke semua tubuh, bila lolos menurut antibodi apapun
74
pada sistem kekebalan atau yang dikembangkan menjadi output menurut vaksin.
Virus ini mengakibatkan lonjakan kasus di India yang terkonfirmasi infeksi virus
varian B.1.617.1 atau varian Kappa menjadi Variant of Interest (VOI). Artinya
terjadi. Salah satu kasus yang melatari pernyataan itu adalah kasus yang terjadi di
Bahkan penularan bisa terjadi hanya dengan berpapasan atau kontak minimal.
Selain itu, gejalanya disebut mirip dengan campak. Gejala lain serupa dengan
Batuk
75
Kelelahan
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Varian India Kappa teridentifikasi pertama kali di India pada Desember 2020.
Pada 11 Mei 2021, WHO melaporkan varian ini ditemukan di 34 negara. Namun
pada 25 Mei 2021, sebanyak 41 negara diketahui mencatat kasus positif Covid-19
dari varian Kappa. Per 19 Mei 2021, Inggris mengidentifikasi 418 kasus positif
yang dipicu varian Kappa. Pada Juni 2021, puluhan kasus terkonfirmasi disebabkan
76
Deteksi Varian India Kappa Covid-19
Cara mendeteksi varian India Kappa serupa dengan varian lain, yakni
rangkaian DNA dan kromosom virus di laboratorium. Dalam metode ini, peneliti
membongkar virus.
dengan virus dari kasus yang telah diketahui. Dengan cara itu, peneliti dapat
basis data genom virus internasional, yaitu GISAID, untuk menemukan varian yang
serupa.
Untuk mengetahui varian virus, tingkat penularan dalam suatu kasus juga bisa
dijadikan tolok ukur. Ketika terjadi penularan yang masif dan cepat daripada
pertama kali dilaporkan dari Maharashtra, India, pada Oktober 2020. Varian ini
kemudian diidentifikasi sebagai mutan rangkap tiga oleh pemerintah India pada
akhir Maret 2021, seperti yang telah tiga mutasi yang menarik. Sublineage
ketiga, B.1.617.3, belum diidentifikasi sebagai VOI atau VOC. Secara sederhana, -
varian adalah saudara dari Delta. Namun, seperti dalam sebuah keluarga, saudara
kandung bisa sangat berbeda satu sama lain, seperti halnya dengan varian dan .
terdokumentasi, dan infeksi terobosan, sejauh ini tidak satu pun dari sifat-sifat ini
untuk saat ini. Meskipun saat ini, varian menjadi perhatian, pencampuran dengan
varian lain seperti dan varian jauh lebih memprihatinkan dibandingkan dengan
varian tunggal. Orang yang divaksinasi lengkap memiliki risiko penyakit parah dan
kematian yang jauh lebih rendah daripada orang yang tidak divaksinasi yang
berisiko dari semua varian virus corona. Varian yang berbeda diidentifikasi melalui
mutasi pada gen virus. Perubahan pada masing-masing basa RNA ini (yang terdiri
dari sekitar 35.000 pasangan basa) membuat mutasi, akibatnya mengubah bentuk
78
3.Gamma
CoV-2) yang menyebabkan perubahan baik dari segi jumlah dan fungsi dari sistem
imun innate dan adaptive. Interferon gamma mengatur aktivasi kekebalan sistem
innate dan memediasi kekebalan sistem imun adaptive Interferon gamma dihasilkan
dari beberapa sel yang terinfeksi salah satunya adalah sel T CD8 dan CD4 yang
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bertujuan melihat korelasi kadar
interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien COVID-19 terdiri
dari 41 sampel non severe dan 29 sampel severe COVID-19. Kadar interferon
RBD SARS CoV-2 kuantitatif menggunakan metode ECLIA dengan alat COBAS
e411 pada saat pasien masuk RS untuk pasien rawat inap dan saat pasien melakukan
pemeriksaan pertama untuk pasien rawat jalan. Uji statistik yang digunakan adalah
dengan kasus nonsevere dan severe (p= <0,001).Tidak ditemukan hubungan yang
bermakna pada kadar antibodi S-RBD SARS CoV-2 terhadap jumlah subjek
kadar interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien nonsevere
Interferon gamma merupakan bagian yang sangat penting dari sistem imun,
mampu mencegah replikasi virus secara tidak langsung dan merangsang protein
terlibat dalam regulasi hampir semua fase respon imun dan inflamasi, baik dalam
sistem imun innate dan adaptive termasuk aktivasi dan diferensiasi sel T, sel B, sel
NK, makrofag dan lainnya. Oleh karena itu IFNγ sering disebut sebagai cytokin
innate dan aktivasi respons imun adaptive yang berperan dalam imunitas seluler dan
humoral (Lee and Ashkar, 2018). Peran IFNɣ dalam imunitas seluler sebagai sitokin
(Chowdhury et al., 2020). Antibodi spike receptor binding domain (S-RBD) berasal
dari respon imun humoral setelah terpapar dengan virus SARS CoV-2, peran
antibodi spesifik terhadap S-RBD tersebut dapat mencegah virus pada paparan
terjadi dan infeksi dapat dihentikan (Wang et al., 2020). Penelitian yang dilakukan
80
dengan COVID-19 berat menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari
titer serum IgA dan IgG spesifik SARS-CoV-2 setelah onset gejala. Titer yang
sangat tinggi dari serum IgA spesifik SARS CoV-2 berkorelasi dengan sindrom
gangguan pernapasan akut yang parah. Irnai et al., (2020) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa respon antibodi lebih kuat terjadi pada pasien COVID-19 yang
parah dan tingkat serokonversi antibodi yang rendah terhadap N dan S1 pada kasus
yaitu alfa, beta, gamma dan delta. Dua genus yang dapat menginfeksi manusia
adalah genus alfa dan beta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis
Interferon ditemukan pada tahun 1957 oleh Isaac dan Lindeman saat melakukan
pengamatan pada sel ayam yang diinkubasi dengan virus influenza inaktif , hasilnya
ditemukan suatu substansi yang melindungi sel dari infeksi virus yang lain.
81
Interferon merupakan sekelompok sitokin yang berfungsi sebagai pembawa berita
antar sel yang memiliki aktivitas sebagai antivirus, antibakteri dan disintesis sebagai
respon adanya induksi virus, bakteri, antigen, dan asam nukleat asing. Terdapat tiga
jenis interferon (IFN) yang berperan dalam regulitas imunitas yaitu IFN tipe I (IFN
α/ IFNβ), IFN tipe II (IFNγ) dan IFN tipe III (IFNλ) (Lee & Ashkar, 2018).
satunya anggota kelas IFN II . Struktur IFNγ terdiri dari protein dimerik dengan
subunit 146 asam amino. Protein-proteinnya mengalami glikosilasi pada 2 sisi. Gen
yang mengkode IFNγ terletak pada kromosom 12q24 . Secara struktural tidak
terikat dengan IFN tipe I, mengikat reseptor yang berbeda dan dikodekan oleh lokus
up-up-down-down yang unik. Setiap IFN terdiri dari enam elemen struktural
sekunder yang lebih bervariasi, mulai dari heliks tambahan hingga segmen yang
diperpanjang hingga menempel ditepi bundel empat heliks (heliks A, C,D dan F).
Heliks α dari IFN tipe I panjang dan lurus dan sejajar dengan yang lain (Gambar
keragaman urutan yang cukup besar (35% - 95%) semua IFN mengadopsi struktur α
helik yang sama. IFN tipe III terdiri dari heliks yang lebih pendek yang lebih kusut
82
dan membentuk bundel (Gambar 10b), akibatnya IFN tipe III mengadopsi struktur
yang mirip dengan IL 10 . Berbeda dengan IFN tipe I dan III, IFN II mengadopsi
struktur dimer berselang, dimana heliks E dan F dari satu rantai bertukar dengan
subunit lain dari dimer (Gambar 10c), seperti IFNλ struktur IFNγ mirip dengan IL
10 (Walter, 2020).
Interferon tipe I (IFNα/IFNβ) terdiri dari sekelompok sitokin yang secara struktural
mirip dan mencakup 13 – 14 subtipe. Sebagai bagian dari respon antivirus imun
inate, sitokin ini diproduksi secara cepat setelah stimulasi oleh PRR. Penelitian saat
fosforilasi IRF3 dan aktivasi NFkb. IFN tipe I menginduksi fosforilasi IRF7 dan
menghasilkan loop umpan balik positif dari peningkatan pelepasan IFN tipe I.
Setelah diproduksi, semua sitokin ini memberi sinyal melalui reseptor sama,
reseptor IFN tipe I (IFNAR). Reseptor IFN terdiri dari dari dua subunit yaitu
IFNAR1 dan IFNAR2 yang bila terikat ke IFN tipe I akan diendositosis dan
mengaktifkan tirosin kinase terkait , Tyk2 dan Jak1. Hasil kaskade persinyalan
klasik dalam fosforilasi STAT2 dan STAT1, yang membentuk kompleks dengan
IRF9 yang dikenal sebagai faktor gen yang distimulasi IFN 3 (ISF3). Interferon 3
kemudian mengarah pada ekspresi gen yang distimulasi IFN. Diluar ISGF3, IFN
tipe I juga daat menginduksi fisforilasi dan dimerisasi STAT3, STAT4, STAT5 dan
STAT6 dan telah terbukti menginduksi aktivasi Rap1, CrKL, Map Kinase, IRS -1
dan 2, Vav, RAC1 dan PI3 jalur kinase tranduksi sinyal. IFNβ terbukti memberikan
83
sinyal tambahan melalui subunit IFNAR1 independent dari IFNAR2 dan membawa
Interferon gamma sebagian besar diproduksi oleh sel NK selama respon imun
semuanya mampu menginduksi produksi IFNγ dari sel NK. Sel NK IFNγ
IFNγ melalui reseptor IFNγ (IFNGR) terdiri dari subunit IFNGR1 dan IFNGR2.
Dalam jalur persinyalan klasik, ligasi IFNγ ke IFNGR mengarah ke aktivasi JAK1
namun seperti IFN tipe , IFNγ juga telah terbukti memberi sinyal melalui jalur
alternatif antara lain STAT4, Erk1/2, pyk dan CrkL (Nice, Robinson & Van
sel yang terinfeksi dan sekitarnya melalui peningkatan regulasi molekul yang dapat
melawan replikasi virus. Hal ini dikarenakan IFN tipe I terdapat di hampir semua
sel sehingga diproduksi lebih awal selama infeksi, IFN ini penting untuk
mengaktifkan respon imun innate antivirus, seperti fungsi efektor natural killer cell
(NK) . Interferon tipe III terbatas pada sel epitel, neutrofil, dan sistem imun yang
diaktifkan, memiliki peran yang lebih khusus dalam respon imun mukosa dan
dan sel T Sitotoksik CD8, sel Natural kiler (NK) dan sel penyaji APC. Ekspresinya
diinduksi oleh mitogen dan sitokin seperti IL12, IL15, IL18 dan IFN tipe I.
Sementara CD8, CD4 merupakan sumber utama IFNɣ selama respon imun adaptif.
Faktor transkripsi spesifik yang memulai transkripsi IFNɣ tergantung pada sinyal
yaitu antivirus, antitumor dan imunomodulator, oleh karena itu berperan penting
inflamasi IFNɣ memicu aktivasi respon imun yang merangsang eliminasi patogen,
serta mencegah aktivasi berlebihan dari sistem kekebalan dan kerusakan jaringan.
Selain itu IFNɣ bertindak sebagai sitokin sitotoksik bersama dengan granzyme B
Interferon tipe II atau dikenal IFNγ, nomenklatur yang mirip dengan IFN tipe
I, sinyal melalui reseptor yang berbeda dan memiliki efek yang tidak tergantung
dari IFN tipe I. IFNγ merupakan bagian dari respon imun innate, yang sebagian
kekebalan antivirus melalui efek pengaturannya pada respon imun inate dan
bertindak sebagai penghubung utama antara respon imun inate dan adaptif (Lee &
meningkatkan destruksi intrasel pada sel kanker yang difagositosis, IFNɣ dapat
dengan cara aktivasi makrofag. Aktivasi ini penting untuk perkembangan resistensi
komplemen, meskipun hal ini lebih banyak pada infeksi bakteri daripada infeksi
virus. Lebih lanjut IFNɣ mendorong polarisasi makrofag menjadi fenotipe M dan
menjadikan sel tersebut menghasilkan sitokin proinflamasi seperti IL 12, TNFα, dan
IL1β (Lee & Ashkar, 2018). Selain itu peran dari IFNɣ mengatur aktivasi sistem
proliferasi seluler dan apoptosis serta membantu dalam proses maturasi sel B yang
86
memicu pembentukan antibodi (Gambar 14) ( Kate schroder et al.,2003 ;
(SARS CoV-2) yang menyebabkan perubahan baik dari segi jumlah dan fungsi dari
sistem imun innate dan adaptive. Interferon gamma mengatur aktivasi kekebalan
sistem innate dan memediasi kekebalan sistem imun adaptive Interferon gamma
dihasilkan dari beberapa sel yang terinfeksi salah satunya adalah sel T CD8 dan
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bertujuan melihat korelasi kadar
interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien COVID-19 terdiri
dari 41 sampel non severe dan 29 sampel severe COVID-19. Kadar interferon
RBD SARS CoV-2 kuantitatif menggunakan metode ECLIA dengan alat COBAS
e411 pada saat pasien masuk RS untuk pasien rawat inap dan saat pasien melakukan
pemeriksaan pertama untuk pasien rawat jalan. Uji statistik yang digunakan adalah
dengan kasus nonsevere dan severe (p= <0,001).Tidak ditemukan hubungan yang
bermakna pada kadar antibodi S-RBD SARS CoV-2 terhadap jumlah subjek
kadar interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien nonsevere
87
(p=0,081) dan severe (p=0,208).
Kesimpulan peningkatan kadar Interferon gamma lebih tinggi pada kasus nonsevere
Interferon gamma merupakan bagian yang sangat penting dari sistem imun,
mampu mencegah replikasi virus secara tidak langsung dan merangsang protein
terlibat dalam regulasi hampir semua fase respon imun dan inflamasi, baik dalam
sistem imun innate dan adaptive termasuk aktivasi dan diferensiasi sel T, sel B, sel
NK, makrofag dan lainnya. Oleh karena itu IFNγ sering disebut sebagai cytokin
Interferon gamma dapat bertindak sebagai penghubung utama respons imun innate
dan aktivasi respons imun adaptive yang berperan dalam imunitas seluler dan
humoral (Lee and Ashkar, 2018). Peran IFNɣ dalam imunitas seluler sebagai sitokin
(Chowdhury et al., 2020). Antibodi spike receptor binding domain (S-RBD) berasal
dari respon imun humoral setelah terpapar dengan virus SARS CoV-2, peran
antibodi spesifik terhadap S-RBD tersebut dapat mencegah virus pada paparan
terjadi dan infeksi dapat dihentikan (Wang et al., 2020). Penelitian yang dilakukan
88
oleh Cervia et al.,( 2020) pasien dengan COVID-19 berat menunjukkan
peningkatan yang sangat signifikan dari titer serum IgA dan IgG spesifik SARS-
CoV-2 setelah onset gejala. Titer yang sangat tinggi dari serum IgA spesifik SARS
CoV-2 berkorelasi dengan sindrom gangguan pernapasan akut yang parah. Irnai et
al., (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa respon antibodi lebih kuat
terjadi pada pasien COVID-19 yang parah dan tingkat serokonversi antibodi yang
rendah terhadap N dan S1 pada kasus ringan (Imai et al., 2020); Cervia et al., 2021).
yaitu alfa, beta, gamma dan delta. Dua genus yang dapat menginfeksi manusia
adalah genus alfa dan beta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis
89
4.Mutasi virus korona E484K
Mutasi E484K sendiri bukanlah varian baru, melainkan mutasi yang terjadi
pada varian yang berbeda dan telah ditemukan pada varian Afrika Selatan (B.1.351)
dan Brasil (B.1.1.28). Mutasi ada pada protein lonjakan dan tampaknya berdampak
pada respons kekebalan tubuh dan, mungkin, kemanjuran vaksin. Pada 1 Februari,
Genomics (COG-UK) telah mengidentifikasi mutasi E484K yang sama ini pada 11
sampel yang membawa varian Inggris B.1.1.7 (kadang-kadang disebut varian Kent),
lain Brazil, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, jepang, Afrika Selatan, Argentina,
Filipina dan Indonesia. Mutasi ―Eek‖ atau E484K terjadi di spike protein, di mana
spike protein penting untuk menempelnya virus dengan sel manusia dan pengenalan
sel imun terhadap virus. Mutasi ―Eek‖ atau E484K dikenal dengan sebutan ―mutasi
yang sedang melarikan diri‖. Mutasi ini menyebabkan virus penyebab Covid-19
bisa ―menghindar‖ dari beberapa jenis antibodi terhadap Covid-19. Mutasi ini
kasus mutasi virus Corona E484K, atau biasa disebut "Eek", ditemukan di DKI
Jakarta.
90
Melansir Reuters, mutasi ini ditemukan di 10 dari 14 orang yang dites positif
terkena virus di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi di Tokyo,
Maret lalu. E484K juga disebut dengan nama "Eek". Kata "eek" dalam bahasa
E484K juga disebut dengan nama "Eek". Kata "eek" dalam bahasa Inggris
E484K juga sudah ditemukan di Amerika, Brasil, dan Indonesia. Juru Bicara
mengatakan, salah satu mutasi protein disebut E484K. Varian E484K diketahui
mengkonfirmasi bahwa varian B.1.1.7 plus E484K yang baru secara substansial
sel. 2 Kita sudah tahu bahwa varian B.1.1.7 lebih mudah menular sehingga
kombinasi virus yang menyebar lebih cepat yang juga lebih baik dalam
menginfeksi ulang orang yang sebelumnya telah terinfeksi dengan bentuk asli virus
secara lebih efisien. Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi
91
mutasi E484K dapat melemahkan respons imun dan juga berdampak pada umur
panjang respons antibodi penetralisir. Jadi varian B.1.1.7 yang membawa mutasi
Varian baru ini diduga memiliki kemampuan yang sangat menular. Hal ini
karena mutasi E484K dapat mengubah permukaan protein lonjakan yang digunakan
virus untuk memasuki sel manusia. Mutasi ini membuat virus corona lebih menular
umur dari respons antibodi penetral. "Jadi, varian B.1.1.7 yang membawa mutasi
E484K mungkin lebih berdampak lebih parah ketika seseorang terinfeksi ulang,"
ujar dia.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin saat ini bekerja melawan
varian Inggris B.1.1.7 tanpa mutasi E484K. Namun, uji klinis baru-baru ini oleh
Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan bahwa vaksin baru mereka kurang
efektif di Afrika Selatan dibandingkan dengan Inggris atau AS, yang mungkin
karena tingginya tingkat virus yang membawa mutasi E484K. Meski begitu,
Novavax melaporkan 60% efikasi vaksin mereka di Afrika Selatan yang masih
merupakan respon yang cukup baik, setara dengan vaksin influenza. 3Dan para
ilmuwan mengatakan bahwa vaksin dapat dirancang ulang dan diubah agar lebih
92
cocok dengan varian baru dalam hitungan bulan. Tim Oxford AstraZeneca,
memperbarui vaksin mereka agar lebih efektif melawan mutasi yang terlihat dan
dapat tersedia pada musim gugur. Ada kemungkinan itu bisa berupa booster satu
Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, vaksin yang beredar saat ini
uji klinis vaksin Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan hasil kurang
efektif di Afrika Selatan dibandingkan di Inggris atau Amerika Serikat. Hal ini
diduga berkaitan dengan tingginya virus yang membawa mutasi E484K. Kendati
sehingga ada peluang untuk dilakukan desain baru. Sementara itu, AstraZeneca
sedang memperbarui vaksin agar lebih efektif melawan mutasi tersebut, salah satu
opsinya berupa penguat dosis terbaru dan akan dirilis ke pasaran tiap tahun.
93
5.Delta
Indonesia. Selain varian Delta, ada beberapa varian lain dari virus Corona yang
Pada 3 Mei 2021, varian Delta telah masuk ke Indonesia. Per 4 Juli 2021,
terdapat 398 kasus di Indonesia yang terkena varian Delta. Tersebarnya Covid-19
varian Delta merupakan masalah kesehatan serius dan turut berperan dalam
Indonesia
munculnya varian virus yang lebih menular, dan program vaksinasi yang belum
terutama yang muncul akhir-akhir ini, ditengarai tidak terlepas dari masuknya
varian Delta asal India dan varian Gamma asal Brasil, di AS.
Delta yang merebak begitu cepat di beberapa negara bagian. Covid-19 varian Delta
menjadi varian baru yang paling dikhawatirkan dan ditakuti, sebab varian ini
Dengan angka kematian lebih dari 500 ribu jiwa, Brasil menjadi negara kedua di
belakang AS yang mencatat angka kematian lebih dari 600 ribu jiwa. Jumlah infeksi
harian di Brasil yang terus meningkat dan kebijakan Presiden Jair Bolsonaro yang
tidak tegas dalam menangani pandemi, ditengarai menjadi pemicu tingginya kasus
varian Brasil), dianggap cukup memicu bagi terjadinya peningkatan kasus kematian
95
Di benua Eropa, jika mengacu pada data Woldometers di atas, kasus Covid-
19 juga masih cukup tinggi, setidaknya hal itu terlihat di Perancis dan Rusia yang
memiliki kasus Covid-19 lebih dari 5 juta kasus. Juru bicara Pemerintah Perancis
Gabriel Attal mengemukakan, pada minggu pertama bulan Juli, kasus Covid-19
Perancis pada akhir Juli ini. Pejabat Perancis itu pun mengakui bahwa tidak cukup
Alur virus yang diekstraksi di India mempunyai dua substitusi asam amino
penting (L452R dan E484Q) di RBD pada protein S. Varian ―bermutasi ganda‖ ini
WHO.2,15 Terdapat mutasi D614G, substitusi pada posisi 614, yaitu substitusi
asam aspartat menjadi glisin, yang juga dimiliki oleh varian Alpha, Beta, dan
Gamma. Mutasi ini dikaitkan dengan angka transmisi yang tinggi. Mutasi L452R
96
Covid-19 varian Delta bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada
setiap orang. Berbagai gejala Covid-19 akibat infeksi virus Corona varian Delta ini
Beberapa orang yang positif Covid-19 varian Delta tercatat tidak memiliki
gejala, tetapi sebagian besar lainnya mengalami keluhan yang bertambah parah
Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul bila terkena Covid-19
varian Delta:
• Demam
• Pilek
• Sakit kepala
• Sakit tenggorokan
kelelahan, anosmia, nyeri otot, serta gangguan pencernaan. Hingga saat ini, gejala-
gejala Covid-19 varian Delta masih terus dipantau dan diteliti. Selain itu, untuk
dokter, termasuk tes PCR rus SARS-Cov-2 atau virus Corona penyebab Covid-19
varian Delta diketahui lebih mudah dan cepat menular dari pada varian virus
Corona lainnya. Riset sejauh ini menyebutkan bahwa Covid-19 varian Delta
97
memiliki tingkat penularan lebih tinggi hingga 40% dibandingkan virus Corona
varian Alpha.
varian Alpha atau yang lainnya, Covid-19 varian Delta memiliki tingkat keparahan
yang lebih tinggi. Beberapa laporan kasus sejauh ini menyebutkan bahwa ada lebih
komplikasi yang lebih parah pada pasien lansia atau yang memiliki penyakit
Varian virus Corona baru ini juga lebih mudah menginfeksi anak-anak,
remaja, dan orang dewasa di bawah usia 50 tahun. Orang dengan kelainan sistem
imun dan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 juga berisiko
Covid-19 yang tersedia saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap beragam
bahwa orang-orang yang telah mendapatkan 2 dosis vaksin Covid, seperti vaksin
Astrazeneca dan vaksin Pfizer, memiliki antibodi yang cukup untuk melawan
98
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang baru mendapatkan vaksinasi dosis
terhadap varian Delta diketahui bisa mencapai 60–80%, tidak berbeda dengan
99
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Metode
PCR merupakan suatu metode in vitro dalam sintesis DNA. Prinsip dasar
berperan dalam mengawali proses ini. Primer akan menempel atau hybrid
pada untai tunggal DNA saat temperatur diturunkan setelah terjadi pemisahan untai
agarose.
Hingga saat ini, metode PCR telah berkembang dari metode PCR yang
umum hingga metode PCR yang dapat digunakan langsung untuk melihat apakah
sampel tersebut memiliki mutasi atau tidak, tergantung aplikasi apa yang akan
Beberapa PCR yang telah dikembangkan saat ini adalah sebagai berikut:
o PCR standar, metode dasar PCR dan hasil produk PCR dapat digunakan untuk
aplikasi PCR dimana menggunakan primer spesifik. Metode ini yang sangat
DNA yang di dalamnya ada area delesi. Untuk delesi yang kecil, kurang dari 1
kb, maka akan dihasilkan dua buah produk fragmen, satu fragmen besar dan
satu fragmen kecil (fragmen yang ada delesi kurang dari 1 kb). Untuk delesi
yang lebih besar (2 kb), jarak antara kedua primer yang mengapit produk PCR
normal tidak terbentuk), Oleh karena itu, diperluka teknik khusus untuk
banyak digunakan untuk deteksi alfa talassemia, di mana delesi yang terjadi
o RFLP PCR, metode ini digunakan jika ada area pemotongan enzim restriksi.
PCR akan dapat dipotong oleh enzim restriksi tertentu (atau sebaliknya). Untuk
alel hetero, maka produk PCR yang diamati adalah kombinasi antara pita yang
jumlah produk spesifik hasil PCR, biasanya dikenal dengan sebutan Real-Time
101
DNA dari RNA. Jumlah amplifikasi DNAdari RNAdapat diamati dengan
menggunakan ―RT-PCR‖.
o Multipleks tandem PCR, metode untuk mendeteksi banyak target pada satu
sampel. Pada metode ini, satu sampel akan menggunakan banyak primer
spesifik dan proses PCR dijalan serentak. Karena menggunakan banyak primer,
maka akan dihasilkan banyak amplikon (produk PCR) dengan ukuran yang
beragam
102
Prosedur Kerja
- Tabung reaksi 30 mL
- Etanol
- Larutan lisi
- PCL
- Amonium astetat
- Sentrifuse
Prosedur kerja :
- Tabung kemudian disentrifuse pada kecepatan maksimum (5000 rpm) selama 20 menit.
Hati-hati dalam membuang supernatant, jangan sampai pellet sel terlepas dari
dinding tabung.
- Tambahkan 1 mL larutan lisis buffer yang terdiri dari campuran 0.5% SDS, 0.1 M EDTA, 10
mM Tris-HCl.
103
- Tambahkan 50 uL Proteinase K lalu kocok perlahan, jangan berbuih,
sampai pellet terlepas dari dinding tabung. Kemudian inkubasi 56 C selama 3 jam atau
- Setelah 3 jam atau dibiarkan satu malam, tambahkan larutan 1 mL PCI (fenol-8OH-TE)
dengan perbandingan volume yang sama. Kocok kuatkuat selama 30 detik, lalu sentrifugasi
- Ambil lapisan atas dan pindahkan ke tabung baru yang berisi kloroform dengan volume yang
sama. Hati-hati dalam memindahkan DNA yang terlarut dalam fase cair (larutan bening),
jangan sampai tercampur dengan daerah interfase yang berwarna putih, dan lapisan bawah
yang merupakan fase fenol (larutan kuning). Tabung baru yang telah berisi hasil sentrifuse no
8 dan kloroform, kemudian dikocok dan disentrifuse kecepatan maksimum selama 10 menit.
Pindahkan larutan atas ke tabung baru. Fungsi kloroform dalam percobaan ini untuk
- Tambahkan setengah volume (kira-kira 1 mL) 7.5 M ammonium asetat kemudian tabung
dibolak-balik 10 kali.
- Tambahkan etanol 95% dingin sebanyak 2 x jumlah volume larutan sebelumnya, misalkan
jumlah volume total DNAdan ammonium asetat 3 mL maka tambahkan etanol 6 mL. Bolak-
balikkan dengan pelan, maka akan muncul helaian DNA seperti kapas. Ambil helaian DNA
secara hati-hati dengan menggunakan batang kaca dan pindahkan ke tabung yang sudah
- Sentrifuse pada kecepatan maksimum selama 5 menit. DNA akan mengendap di bagian
104
- Buang hati-hati etanol tersebut, buang sebanyak mungkin, kemudian keringkan di oven
- Setelah kering, pellet DNA dapat dilarutkan dengan 100 uL buffer TE (Tris EDTA). Biarkan
- Untuk memeriksa keberhasilan penelitian, dapat digunakan uji elektroforesis dan nanodrop
105
2) Analisis DNA dengan PCR
- Alat RT-PCR
- Tag Polimerase
- dNTP
- DNA template
Prosedur kerja :
- Pendinginan 24 C
106
BAB III
PEMBAHASAN
dalam 18 strain referensi, termasuk SARS-CoV-2 (tipe liar dan empat varian),
prioritas utama secara global. Untuk skrining COVID-19, kecepatan dan frekuensi
tes lebih penting daripada sensitivitasnya [20]. Pada pasien dengan COVID-19,
viral load SARS-CoV-2 meningkat dengan cepat sebelum dan setelah timbulnya
gejala dan menurun secara signifikan setelahnya. Jika frekuensi pengujian rendah,
yang lebih rendah daripada RT-PCR waktu nyata dalam hal jumlah salinan RNA
yang terdeteksi. Sebuah tar set primer LAMP alternatif yang mendapatkan daerah
tetapi itu akan membuat reaksi lebih kompleks dan menyebabkan akumulasi dimer,
107
(Iijima et al., 2022) Dalam penelitian ini, reaksi RT-LAMP-BART
dihambat oleh zat biologis dalam sampel berduri RNA, seperti pada metode RT-
tersebut dari zat biologis tidak diamati dalam reaksi LAMP [21-23]. BART juga
yang andal menggunakan spesimen urin , dan tidak dapat dihambat dengan
mungkin telah mempengaruhi hasil ini , dan mungkin menjadi kunci untuk
pengenceran 1/10 dengan saline/PBS untuk preparasi sampel air liur, meskipun
tuberkulosis. Penggunaan enzim ini untuk preparasi sampel air liur juga
Kanada mengukur efektivitasnya pada 87% [29]. Sejak 6 Juni 2021, penurunan
tajam dalam efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi (64%) dan penyakit
Varian B.1.617 memiliki mutasi titik khas pada protein RBD (L452R)
yang meningkatkan infektivitas dan resistensi terhadap vaksin saat ini. Metode
lainnya. Metode RT-PCR konvensional dan RT-PCR waktu-nyata juga tidak dapat
Nielsen dkk. menciptakan PNA analog DNA sintetis pada tahun 1991 [ 31
dengan DNA polimerase, dan hibridisasi PNA menjadi DNA/RNA terjadi dengan
afinitas dan spesifisitas yang sangat tinggi. Dengan demikian , PNA dapat
template atau bersaing dengan primer . Oleh karena itu, kami menggunakan PNA
109
Metode deteksi probe LAMP plus PNA telah dikembangkan [32, 33].
dengan LoD -100 kopi per reaksi. Sepengetahuan kami, ini adalah laporan
Probe PNA dan metode RT-LAMP-BART juga dapat diterapkan untuk mendeteksi
varian CoV-2 lainnya. BART tidak dapat dimultipleks secara konvensional, tetapi
akan berguna untuk deteksi varian setelah memastikan infeksi SARS - CoV - 2 ,
yang akan sangat membantu jika waktu reaksi dapat dikurangi menjadi 25-30
menit.
klinis tetapi diperoleh hasil negatif, metode deteksi yang lebih sensitif dan tersedia
CoV (Gambar S2). Kedua spesies tersebut merupakan patogen pernapasan yang
diperlukan.
110
3.1Kesimpulan
Pada penelitian ini merupakan laporan pertama dari Uji deteksi SARS-Cov 2
dan identifikasi infeksi dengan variasi SARS-Cov 2 yang menjadi perhatian atau minat.
dengan zat biologi. Ini harus dipertimbangkan ketika menggukan metode ekstrasi RNA
sederhana
3.2Saran
Saran untuk penulis di tambahkan lagi bagaimana pemeriksaan covid dengan lengkap
pada pembahasan dan di bahas lebih lengkap lagi semua elemen yang ada pada makalah.
111
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, D., & Sutrisno, A. (2021). Kajian Antisipasi Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan
Pada Masa Pandemi Covid–19. Jurnal Penelitian Transportasi Laut, 22(2), 97–110.
https://doi.org/10.25104/transla.v22i2.1682
Ayu, G., Laksmi, P., & Sari, P. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Journal of
Midwifery and Women’s Health, 65(6), 833–834. https://doi.org/10.1111/jmwh.13196
Hu, B., Guo, H., Zhou, P., & Shi, Z. L. (2021). Characteristics of SARS-CoV-2 and COVID-19.
Nature Reviews Microbiology, 19(3), 141–154. https://doi.org/10.1038/s41579-020-00459-7
Ii, B. A. B., & Dengan, P. C.-D. (2014). Suwoto Mulyosudarmo, Kekuasaan dan Tanggung
Jawab Presiden Republik Indonesia, Suatu Penelitian Segi-Segi Teoritik dan Yuridis
Pertanggungjawaban Kekuasaan , Penerbit Universitas Airlangga, Surabaya, 1990, hlm.30
63. 63–106.
Iijima, T., Ando, S., Kanamori, D., Kuroda, K., Nomura, T., Tisi, L., Kilgore, P. E., Percy, N.,
Kohase, H., Hayakawa, S., Seki, M., & Hoshino, T. (2022). Detection of SARS-CoV-2 and
the L452R spike mutation using reverse transcription loopmediated isothermal
amplification plus bioluminescent assay in real-time (RT-LAMPBART). PLoS ONE, 17(3
March), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0265748
Kemenkes RI. (2020). Protokol Tata Laksana Covid-19 Buku Saku. Kementrian Kesehatan, 105.
https://www.papdi.or.id/pdfs/983/Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 5OP Edisi 3
2020.pdf
112
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Serta Definisi Coronavirus Disease (COVID-19). Germas, 11–45.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-
19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Juni 2021].
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Novel
Coronavirus. 1–41.
Kurniawan, I. D., Suryani, Y., Kusumorini, A., & Akbar, R. T. M. (2020). Analisis Potensi
Kelelawar (Chiroptera) sebagai Reservoir Alami SARS- COV-2 Penyebab Covid-19.
Uinsgsg, no. 4(Covid-19), 1–10. digilib.uinsgd.ac.id
Maftuhah, L. (2017). Gambaran Biaya Langsung Medis Pada Pasien Covid-19 Dengan
Komorbid di Instalasi Rawat Inap Provinsi NTB Tahun 2020. 1(11150331000034), 1–147.
Prayitno, J., Darmawan, R. A., Susanto, J. P., & Nugroho, R. (2021). Tinjauan Teknologi
Inaktivasi Virus Untuk Penanggulangan Pandemi Covid-19. Jurnal Bioteknologi & Biosains
Indonesia (JBBI), 8(1), 137–154. https://doi.org/10.29122/jbbi.v8i1.4612
Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati, M.Kes, S. R. (n.d.). THE COVID PEDIA. In アジア経済.
Surtaryo, Sabrina, dea sella, Sagoro, L., & Yang, N. (2020). Buku Praktis Penyakit Virus
Corona 19 (COVID-19). In Gadjah Mada University Press (Vol. 53, Issue 9).
https://pustaka-digital.kemdikbud.go.id/slims/index.php?p=show_detail&id=1931
113
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
114
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/SEMESTER : 3/5
UMUR : 19 Tahun
ALAMAT : Perkamil
PENDIDIKAN : SD : SD N Tondegesan
GMAIL : virginiamentang24@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 19 Tahun
GMAIL : fintadewianggraini11@gmail.com
115
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/SEMESTER : 3/5
UMUR : 22 Tahun
ALAMAT : Perkamil
GMAIL : elisapantow@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3/IIIA
UMUR : 19 tahun
ALAMAT : perkamil
GMAIL : Fauziaamanda16@gmail.com
116
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 20 Tahun
GMAIL : patriciakawonal05@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3/3A
UMUR : 19 TAHUN
GMAIL : cicipaputungan3@gmail.com
117
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 20 Tahun
Mongondow Utara
GMAIL : agretalumenta@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3/3A
UMUR : 20 TAHUN
GMAIL : tiaramamarodia590@gmail.com
118
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 19 Tahun
GMAIL : gloudiafelicia2003@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/SEMESTER : 3/5
UMUR : 20 Tahun
GMAIL : bawareandreta04@gmail.com
119
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A / 5
UMUR : 20 Tahun
GMAIL : syalomkoraag12@gmail.com
CURRICULUM VITAE
NAMA : CINDI
TINGKAT/SEMESTER : 3/5
UMUR : 19 Tahun
ALAMAT : Perkamil
GMAIL : sindypisu15@gmail.com
120
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/SEMESTER : 3/5
UMUR : 19 Tahun
ALAMAT : Perkamil
GMAIL : rivaldoaseng@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 20 TAHUN
GMAIL : niawatung02@gmail.com
121
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3/A
UMUR : 19 Thn
GMAIL : pelangochimberly@gmail.com
CURRICULUM VITAE
TINGKAT/KELAS : 3A
UMUR : 19 TAHUN
GMAIL : belindacindy12@gmail.com
122