Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.

2 Tahun 2017

GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA


WERDHA BUDI LUHUR DAN LANSIA DI KELURAHAN PAAL V -
KOTA JAMBI
Mila Triana Sari1, Susanti
Abstract
Quality of life research focused to the aspects of physical and psychological
health. The research goal were to know the description of the quality of life of
elderly in PSTW Budi Luhur and Paal V Village of Jambi City in 2016. This
research design is quantitative descriptive research. The number of samples in the
study were 20 subjects each elderly PSTW Budi Luhur and Paal V Village of
Jambi city, elected by Proportional Random Sampling. Data collected by using the
questionnaire of the WHOQOL. Data analysed as in an univariate and presented
in the form of frequencies distribution and narration in tekstuler. The results
shown that the quality of life of elderly have the same percentages which as many
as 9 (45%) were good and 11 (55%) were poor quality of life of elderly in PSTW
Budi Luhur has and also in Paal V Village. PSTW Management supposed to
enhancer activities of daily living and social and more religious activities such as
personal hygiene and places sircumstance, exercises and religious on a regular
basis. The Head of Paal V Village in Jambi City supposed to develop existing
community health care of elderly.
Keywords : Quality of life, Elderly, PSTW Budi Luhur, Neighborhood Paal V

PENDAHULUAN Jumlah penduduk lansia di


Jumlah lanjut usia di seluruh Indonesia pada tahun 2012 mencapai
dunia saat ini di perkirakan lebih dari 28 juta jiwa atau sekitar delapan
629 juta jiwa (1 dari 10 orang berusia persen dari jumlah penduduk
lebih dari 60 tahun), dan pada tahun Indonesia. Pada tahun 2014 jumlah
2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 lansia tertinggi berada di daerah
milyar (Nugroho, 2008). World Jawa Timur yaitu berjumlah 2.7 juta
Population Data Sheet yang dilansir jiwa. Pada tahun 2025 diperkirakan
Population Reference Bureau (PRB) jumlah lansia membengkak menjadi
memperkirakan bahwa penduduk 40 jutaan dan pada tahun 2050
lansia di dunia yang berusia 65 tahun diperkirakan akan melonjak hingga
ke atas pada tahun 2012 mencapai mencapai 71,6 juta jiwa (Badan
8% dari 7 milyar penduduk dunia Pusat Statistik, 2014). Sedangkan
atau berjumlah sekitar 564 juta jiwa. Jumlah penduduk Lanjut Usia di
Sebanyak 53% dari seluruh propinsi Jambi dapat dilihat pada
penduduk lansia dunia itu berada di table 1.
Asia. Sampai sekarang ini, penduduk
di 11 negara anggota World Health Tabel 1. Jumlah Penduduk Lansia
Organization (WHO) kawasan Asia (60+) Di Provinsi Jambi, 2010-2015
Tenggara yang berusia di atas 60 Tahun Jumlah Jumlah Persentase
tahun berjumlah 142 juta orang dan Penduduk Penduduk Lansia %
Lansia
di perkirakan akan terus meningkat 2010 3.107.610 170.342 5.48 %
hingga 3 kali lipat di tahun 2050 2011 3.167.578 178.269 5.63 %
(WHO, 2012). 2012 3.227.096 187.080 5.80 %
2013 3.286.070 196.872 5.99 %
2014 3.344.421 207.813 6.21 %
1 2015 3.395.576 216.928 6.39 %
Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Baiturrahim Jambi Sumber : Susenas 2010-2015

178
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017

Populasi lansia yang berada di Lingkungan tempat tinggal


Kelurahan Paal V Kecamatan Kota menjadi faktor penting yang
baru pada tahun 2016 berjumlah berpengaruh terhadap kualitas hidup
4562 jiwa yang terbagi dari 37 RT lansia. Lingkungan tempat tinggal
yang tinggal bersama keluarganya yang berbeda mengakibatkan
(Data Kelurahan Paal V Tahun perubahan peran lansia dalam
2016). Sedanglan populasi lansia menyesuaikan diri. Bagi lansia,
yang berada di PSTW Budi Luhur perubahan peran dalam keluarga,
pada tahun 2016 berjumlah 71 jiwa sosial ekonomi, dan sosial
yaitu laki-laki berjumlah 40 jiwa dan masyarakat tersebut mengakibatkan
perempuan berjumlah 31 jiwa. kemunduran dalam beradaptasi
Lansia di PSTW dapat memenuhi dengan lingkungan baru dan
kebutuhan sosial mereka dengan berinteraksi dengan lingkungan
bersosialisasi dengan lansia-lansia sosialnya. Berbeda dengan lansia
yang lain, keberadaan perawat- dikomunitas, lansia yang tinggal di
perawat yang ada di panti juga panti akan mengalami paparan
memudahkan lansia untuk terhadap lingkungan dan teman baru
memeriksakan kesehatan mereka. yang mengharuskan lansia
Aktivitas-aktivitas yang dirancang beradaptasi secara positif atau
dan di fasilitasi panti seperti senam, negatif. Perbedaan tempat tinggal
membuat kerajinan tangan, semua dapat menyebabkan munculnya
dirancang untuk memandirikan perbedaan lingkungan fisik, sosial,
lansia (PSTW Budi Luhur, 2016). ekonomi, psikologis dan spiritual
Secara umum, menjadi tua religius lansia yang dapat
ditandai oleh kemunduran biologis berpengaruh terhadap status
yang terlihat sebagai gejala-gejala kesehatan usia lanjut yang tinggal
kemunduran fisik seperti kulit mulai didalamnya. Permasalahan yang
mengendur, penglihatan dan mendasari baik dan buruknya derajat
pendengaran berkurang, mudah lelah kesehatan lansia ialah dari
serta terserang berbagai penyakit lingkungan tempat tinggal mereka.
seperti hipertensi, asam urat, rematik Perbedaan tempat tinggal lansia
dan penyakit lainnya. Selain fisik, menyebabkan perbedaan pelayanan
perubahan psikis juga sangat kesehatan yang diperoleh lansia
mempengaruhi kualitas hidup lansia, (Yuliati dkk, 2014).
seperti tidak mampu mengingat Nur Rohmah,dkk (2012) meneliti
dengan jelas, kesepian, takut kualitas hidup lansia di Panti Werdha
kehilangan orang yang dicintai, takut Hargo Dedali Surabaya. Hasil
menghadapi kematian, serta depresi penelitian bahwa faktor fisik, faktor
yang akan berpengaruh pada kualitas psikologis, faktor sosial, dan faktor
hidup seorang lansia (Ebersole, lingkungan berpengaruh pada
2005). kualitas hidup lansia dan faktor
Kesehatan merupakan salah satu psikologis menjadi faktor dominan
unsur yang berperan penting dalam yang mempengaruhi kualitas hidup
kualitas hidup lansia. Kesehatan lanjut usia.
menunjukkan tingkat dimana Banyak lansia yang pada akhirnya
seorang lansia dapat menikmati hal- harus mengalami berbagai masalah
hal penting yang terjadi dalam fisik maupun psikis, kondisi fisik
hidupnya dan menjadi ukuran dalam seperti terserang berbagai penyakit
kualitas hidup seorang lansia dan kondisi psikis seperti stress,
(Tamher & Noorkasiani, 2009). depresi, kesepian, bahkan sampai

179
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017

nekad melakukan upaya bunuh diri of Life (WHOQOL Bref,1996),


(Putri dkk, 2014). Hal ini dimana kualitas hidup diukur
menggambarkan betapa pentingnya menurut 4 domain yaitu kesehatan
kualitas hidup bagi orang lanjut usia. fisik, kesehatan psikologis, hubungan
Namun gambaran kualitas hidup sosial dan aspek lingkungan.
lansia di panti PSTW dan di
komunitas di Kota Jambi belum ada HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang menjelaskan kondisi Hasil
mereka. 1. Gambaran Kualitas Hidup
Lansia Di Panti Sosial Tresna
METODE PENELITIAN Werdha (PSTW) Kota Jambi
Penelitian ini merupakan Gambaran kualitas hidup lansia
penelitian kuantitatif dengan desain di PSTW dikategorikan menjadi
deskriptif analitik. Populasi dua yaitu kualitas hidup baik dan
penelitian adalah seluruh lansia di kualitas hidup kurang baik.
PSTW dan Kelurahan Paal V. Kualitas hidup baik jika nilai
Jumlah sampel masing masing Mean ≥ 45 dan kualitas hidup
sebanyak 20 Subyek menggunakan kurang baik jika nilai mean < 45.
perhitungan Sugiyono (2014) dipilih Berdasarkan kategori tersebut
secara proporsional random sampling didapat bahwa kualitas hidup
di masing-masing wisma yang ada di Lansia di Panti Sosial Tresna
PSTW Budi Luhur dan Kelurahan Werdha (PSTW) Kota Jambi
Paal V. Instrumen kualitas hidup dapat dilihat pada tabel 2 berikut
pada penelitian ini menggunakan ini :
World Health Organization – Quality

Tabel 2 . Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Hidup Lansia Di Panti


Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kota Jambi
No Kualitas Hidup Lansia Frekuensi %
1 Kualitas hidup baik 9 45
2 Kualitas hidup kurang baik 11 55
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat Baru Kota Jambi dikategorikan


diketahui bahwa dari 20 lansia menjadi dua yaitu kualitas hidup
yang mempunyai kualitas hidup baik dan kualitas hidup kurang
yang baik adalah sebanyak 9 baik. Kualitas hidup baik jika nilai
lansia (45%) dan sebanyak 11 mean ≥ 47,05 dan kualitas hidup
lansia (55%) mempunyai kualitas kurang baik jika nilai mean <
hidup yang kurang baik 47,05. Berdasarkan kategori
2. Gambaran Kualitas Hidup tersebut didapat bahwa kualitas
Lansia Di Kelurahan Paal V hidup lansia di Kelurahan Paal V
Kecamatan Kota Baru Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
Kualitas hidup lansia di dapat dilihat pada tabel 3 dibawah
Kelurahan Paal V kecamatan Kota ini

180
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Hidup Lansia


Di Kelurahan Paal V Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
No Kualitas Hidup Lansia Frekuensi %
1 Kualitas hidup baik 9 45
2 Kualitas hidup kurang baik 11 55
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat yang mempengaruhi kualitas hidup


diketahui bahwa dari 20 lansia lanjut usia. Hal yang berbeda
yang mempunyai kualitas hidup ditemukan Putra, Agrina dan Tri
yang baik adalah sebanyak 9 Utami (2014) juga menemukan
lansia (45%) dan sebanyak 11 bahwa kualitas hidup lansia yang
lansia (55%) mempunyai kualitas tinggal di panti lebih banyak yang
hidup yang kurang baik. tinggi dan kualitas hidup yang
Gambaran kualitas hidup lansia rendah lebih banyak yang tinggal
di PSTW Budi Luhur dan bersama keluarga. Hal yang
Kelurahan Paal V adalah sama bertentangan juga ditemukan
yaitu sebagian besar lansia di Raudhah (2012) menemukan
PSTW Budi Luhur memiliki persepsi lansia sendiri terhadap
kualitas hidup kurang baik yang kualitas hidupnya adalah buruk
didominasi pada aspek kesehatan (10%), biasa-biasa saja (60%), dan
psikologis, sedangkan sebagian baik (30%). Peneliti berpendapat
besar lansia di Kelurahan Paal V bahwa adanya perbedaan temuan
memiliki kualitas hidup kurang hasil penelitian ini maupun penelitian
baik yang didominasi pada aspek Putra, Agrina dan tri Utami (2014)
kesehatan fisik. serta penelitian Raudhah (2012)
masih berkaitan dengan persepsi dan
PEMBAHASAN kondisi kesehatan lansia serta latar
Hasil penelitian ini belakang budaya dan lokasi yang
menggambarkan bawa kualitas hidup berbeda sehingga hal ini merupakan
lansia di PSTW Budi Luhur maupun variasi yang mungkin masih terjadi.
di Kelurahan Paal V lebih banyak Menurut peneliti, faktor
memiliki kualitas hidup yang kurang psikologis merupakan faktor penting
baik, hal ini disebabkan karena faktor bagi individu untuk melakukan
kesehatan fisik dan psikologis. kontrol terhadap semua kejadian
Kondisi lansia ini masih memerlukan yang dialaminya dalam hidup. Lansia
upaya peningkatan kesehatan fisik di PSTW Budi Luhur mengalami
dan psikologisnya. Bila kesehatan penurunan kemampuan psikologis
fisik dan psikologisnya dapat disebabkan karena adanya perasaan
ditingkatkan maka akan tercapai takut menghadapi kematian, perasaan
kehidupan lanjut usia yang sejahtera, sedih dan putus asa, merasa kesepian
tentunya upaya ini harus dilakukan karena jauh dari anak, sanak dan
secara menyeluruh. kerabat dan ingin tinggal bersama
Hasil penelitian ini didukung keluarga. Oleh karena itu pengelola
dengan penelitian Nur Rohmah,dkk panti perlu mengadakan pendekatan
(2012) bahwa faktor fisik, faktor kekeluargaan kepada lansia,
psikologis, faktor sosial, dan faktor menganggap mereka sebagai orang
lingkungan berpengaruh pada tua sendiri sehingga perlu
kualitas hidup lansia dan faktor diperhatikan dan mendengarkan
psikologis menjadi faktor dominan semua keluh kesah mereka. Pengurus
181
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017

PSTW Budi Luhur juga perlu lansia secara optimal. Kegiatan ini
memberikan kegiatan keagamaan bisa dilaksanakan dengan bekerja
baik menghadirkan atau tanpa sama dengan Puskesmas di daerah
narasumber secara langsung, yaitu setempat.
dengan memutar kaset atau video
pengajian atau ceramah keagamaan, SIMPULAN DAN SARAN
serta bagi lansia yang masih Simpulan
memiliki keluarga pihak PSTW juga Ada beberapa kesimpulan dalam
bisa memotivasi keluarga agar sering penelitian ini sbb :
berkunjung, hal tersebut dapat 1. Gambaran kualitas hidup lansia
menunjang kesejahteraan psikologis yang berada di Panti Sosial Tresna
lansia yang optimal. Lansia juga Werdha Budi Luhur memiliki
perlu diberikan kegiatan bersama kualitas hidup yang Baik 9 lansia
secara berkelompok untuk dapat (45%) dan kualitas hidup kurang
saling berbagi pikiran dan masalah baik 11 Lansia (55%).
atau keluh kesah serta perhatian 2. Gambaran kualitas hidup lansia
sehingga dapat saling memberi yang berada di Kelurahan Paal V
penguatan untuk mengatasi memiliki kualitas hidup yang Baik
permasalahan psikologis mereka. 9 lansia (45%) dan kualitas hidup
Mereka juga diberikan kegiatan kurang baik 11 Lansia (55%).
keagamaan secara rutim berupa Saran
ceramah, pengajian dan berzikir Adapaun saran yang dapat
bersama serta sholat berjemaah. diberikan berdasarkan hasil
Faktor Kesehatan fisik Lansia di penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kelurahan Paal V merupakan 1. Panti Sosial Tresna werdha dan
masalah yang perlu diperhatikan oleh Kelurahan Paal V
keluarga maupun pemerintah Pengelola panti diharapkan
setempat dan dinas kesehatan. Faktor dapat meningkatkan kegiatan
fisik yang kurang baik akan yang berfokus pada kegiatan yang
membuat lansia kehilangan menunjang kesejahteraan
kesempatan untuk psikologis. Lurah Paal V
mengaktualisasikan dirinya. diharapkan dapat meningkatkan
Keterbatasan tersebut akan kegiatan Posyandu Lansia guna
menghambat pencapaian mengatasi permasalahan fisik
kesejahteraan fisik yang pada lansjut usia di wilayahnya.
akhirnya akan berdampak pada 2. Bagi Peneliti selanjutnya
kualitas hidup yang rendah. Oleh Penelitian selanjutnya perlu
karena itu, kondisi kesehatan fisik dilakukan secara kualitatif untuk
dan psikologis sangat berpengaruh menggali factor-faktor yang
bagi kualitas hidup lansia. Lurah mempengaruhi nkualitas hidup
Kelurahan Paal V dapat lanjut usia secara lebih mendalam.
mengembangkan posyandu lansia
yang sudah ada agar lebih aktif DAFTAR PUSTAKA
dalam pelaksanaannya. Melalui BPS. (2014). Profil Kesehatan
Posyandu, lansia dapat Indonesia Tahun 2014. BPS
memeriksakan kesehatannya secara Provinsi Jambi
rutin serta memberikan pengobatan Darmojo dan Boedhi, R. (2006).
untuk mengatasi permasalahan Buku Ajar Geriatri Ilmu
fisiknya. Hal ini perlu dilakukan Kesehatan Usia Lanjut.
untuk menunjang kesejahteraan fisik Jakarta: FKUI

182
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017

Dinkes Provinsi Jambi. (2014). Profil Raudhah, I. (2012). Kualitas Hidup


Kesehatan Provinsi Jambi Lansia di Graha Residen
Tahun 2014. Senior Karya Kasih : Medan
Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Sumatera Utara
Jett, K. (2005). Gerontological Sadli, Saparinah. (2010). Berbeda
nursing & health aging. 2nded. tetapi setara. Jakarta: Buku
St. Louis, Missouri: Mosby, Kompas
Inc. Silitonga, Robert. (2007). Faktor-
Hardywinoto & Setiabudhi, T. Faktor yang berhubungan
(2005). Panduan Gerontologi dengan kualitas hidup
dari Berbagai Aspek, Menjaga penderita penyakit parkinson
Keseimbangan Kualitas Hidup di poli klinik saraf Rumah Sakit
pada Lanjut Usia. Jakarta : PT dr. Kariadi.
Gramedia Pustaka Utama Siswanto, dkk. 2013. Metodologi
Larasati, Tika. (2010). Jurnal Kesehatan dan Kedokteran.
Kualitas Hidup pada wanita Yogyakarta: Bursa Ilmu
yang sudah memasuki masa Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar
menopouse. Jakarta Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Maryam, R. S, Ekasari, M. F, Interna Publishing.
Rosidawati. J. A, & Batubara, Sunaryo. (2004). Psikologi: untuk
I. (2011). Mengenal Usia keperawatan. Jakarta: EGC
Lanjut dan Perawatannya. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Jakarta: Salemba Medika. Manajemen. Bandung:
Notoadmodjo, S. (2011). Kesehatan Alfabeta
Masyarakat Ilmu dan Seni. STIKBA. (2015). Pedoman
Jakarta: Rineka Cipta Penulisan Skripsi. Sekolah
Notoadmodjo, S. (2012). Metodelogi Tinggi Ilmu Kesehatan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Baiturrahim . Jambi.
Rineka Cipta. Tamher & Noorkasiani. (2009).
Nur Rohmah, A.I., Purwaningsih., Kesehatan Usia Lanjut dengan
Khoridatul Bariyah.(2012). Pendekatan Asuhan
Kualitas Hidup Lanjut Usia. Keperawatan. Jakarta: Salemba
Jurnal Keperawatan. Vol. 8 Medika
No.1 Januari 2017. WHOQOL-BREF. (1996).
Nugroho, W. (2000). Keperawatan Introduction, administration,
Gerontik. Jakarta: EGC scoring and generic version of
Padila. (2013). Buku Ajar the assessment. Field trial
Keperawatan Gerontik. version. December 1996.
Yogyakarta: Nuha Medika. Programme on Mental Health.
Putri, dkk. (2014). Study Komparatif: World Health Organization,
Kualitas Hidup Lansia yang Genewa.
Tinggal Bersama Keluarga dan Yuliati, dkk. (2014). Perbandingan
Panti : Kota Jambi Kualitas Hidup Lansia yang
Putra, I.P., Agrina., Tri Utami, Tinggal di Komunitas dengan
G.(2014). Perbandingan di Pelayanan Sosial Lanjut
Kualitas Hidup Lansia di Panti Usia. e-jurnal Pustaka
Sosial Tresna Werdha dengan Kesehatan, Vol. 2 (No. 1)
Lansia di Keluarga. PSIK-
Unri. JOM PSIK. Vol. No.2.
Oktober 2014.

183
Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dan Lansia di
Kelurahan Paal V -Kota Jambi

Anda mungkin juga menyukai