Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

ANALISIS PENGARUH NILAI PELANGGAN,


EXPERIENTIAL MARKETING DAN RASA KEPERCAYAAN
TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS
HOTEL PONDOK TINGAL MAGELANG)

Imroatul Khasanah

imroatulkhasanah99@gmail.com
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Received 1 April 2015


Received in revised form 1 May 2015
Accepted 1 June 2015

ABSTRACT
This research study aimed to determine the influence of customer value, experiential
marketing, trust toward customer satisfaction of Hotel Pondok Tingal Magelang. A
sample of this study is 100 customers. The technique used in sampling is purposive
sampling. The results of this study showed that customer value, experiential marketing,
trust toward customer satisfaction have been effect on positive and significant .Customer
value represent most dominant factor in influencing customer satisfaction.

Keywords : customer value, experiential marketing, trust, customer satisfaction.

PENDAHULUAN pelanggan adalah evaluasi pelanggan


Peran dalam fungsi hotel ada terhadap produk atau jasa yang diterima
hubungannya dengan pariwisata apakah sesuai dengan kebutuhan dan
sehingga penting sekali untuk harapan pelanggan. Experiential
dikembangkan baik dibidang jasa Marketing pada kenyataannya adalah
pelayanan maupun dibidang jasa lebih dari sekedar memberikan
fasilitas sarana dan pelayanan. Dalam informasi dan peluang pada pelanggan
perkembangan saat ini sebuah hotel bisa untuk memperoleh pengalaman atas
memiliki banyak kamar hunian, baik keuntungan yang didapat dari produk
yang berlokasi di tingkat keramaian atau jasa itu sendiri. Hotel Pondok
tertentu, di pegunungan ataupun Tingal di Jl Balaputra Dewa No.32
dipinggir pantai. Suatu hal yang juga Borobudur, Magelang adalah salah satu
harus dipertimbangkan oleh hotel dalam hotel yang ada di kota Magelang yang
menjalankan kegiatan usahanya adalah selalu berusaha memberikan kualitas
memberikan kepuasan kepada pelanggan pelayanan dan fasilitas yang dapat
dalam memenuhi kebutuhan dan memuaskan pengunjungnya. Namun
keinginannya. Hotel yang dapat demikian masih ada beberapa pelanggan
memberikan kepuasan kepada pelanggan yang mengeluhkan pelayanan yang
adalah hotel yang mampu diberikan pihak Hotel Pondok Tingal.
menumbuhkan kepercayaan pelanggan Keluhan pelayanan yang diberikan
dihati pelanggan. Dalam hal kepuasan adalah meliputi : ada beberapa kamar
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

yang kurang bersih, AC kurang dingin, pelanggan untuk menilai kualitas jasa
air kran kamar mandi kurang lancar. yang akan dialami (Kotler, 2006).
Beberapa keluhan tersebut berdampak Seorang pelanggan yang puas
pada kepuasan pelanggan yang adalah pelanggan yang merasa
cenderung turun. mendapatkan value dari produsen atau
penyedia jasa. Value ini bisa berasal dari
KERANGKA PEMIKIRAN produk, pelayanan, sistem atau sesuatu
TEORITIS yang bersifat emosi. Kalau pelanggan
Kepuasan Pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk
Mencapai tingkat kepuasan yang berkualitas, maka kepuasan terjadi
pelanggan tertinggi adalah tujuan utama kalau pelanggan mendapatkan produk
pemasaran. Mempertahankan kepuasan yang berkualitas. Kalau value bagi
pelanggan dari waktu ke waktu akan pelanggan adalah kenyamanan maka
membina hubungan yang baik dengan kepuasan akan datang apabila pelayanan
pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan yang diperoleh benar-benar nyaman
keuntungan perusahaan dalam jangka (Sutisna, 2001).
panjang. Jika perusahaan hendak Kepuasan atau ketidakpuasan
memuaskan pelanggan, maka pelanggan pelanggan adalah sebagai respon
yang harus diutamakan terlebih dulu konsumen terhadap evaluasi
adalah pelanggan yang paling potensial ketidaksesuaian yang dirasakan antar
dalam hubungan jangka panjang harapan sebelumnya dan kinerja aktual
( Tjiptono,2000 ) produk setelah pemakaiannya. Selama
Kepuasan adalah tanggapan dan setelah menggunakan produk atau
pelanggan atas terpenuhinya jasa, pelanggan mengembangkan
kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian perasaan puas atau tidak puas, dengan
bahwa suatu bentuk keistimewaan dari kata lain satisfaction adalah pilihan
suatu barang atau jasa ataupun barang setelah evaluasi penilaian dari sebuah
atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat transaksi yang spesifik. Satisfaction
kenyamanan yang terkait dengan dapat diperkirakan langsung sebagai
pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk overall feeling, dan pelanggan memiliki
pemenuhan kebutuhan di bawah harapan ide mengenai bagaimana produk atau
atau pemenuhan kebutuhan melebihi jasa dibandingkan dengan sebuah norma
harapan pelanggan ( Kotler, 2008 ) ideal ( Aaron, 2006 )
Tujuan dari suatu bisnis adalah Perhatian utama dan kepuasan
untuk menciptakan para pelanggan yang konsumen penting bagai pemasar
merasa puas. Terciptanya kepuasan mengingat kepuasan merupakan
konsumen dapat memberikan manfaat, determinan utama terhadap pembelian
di antaranya hubungan antara jasa, dalam hal ini kepuasan dibangun
perusahaan dan pelanggan menjadi oleh tiga dimensi, yaitu : (1) Perasaan
harmonis, memberikan dasar yang baik puas dengan layanan yang didapatkan,
bagi pembelian ulang dan terciptanya (2) Merekomendasikan kepada orang
loyalitas pelanggan, dan membentuk lain, dan (3) Ketidakinginan berpindah
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut ke penyedia jasa lain( Tjiptono,2005).
(word-of-mouth) yang menguntungkan Persepsi yang paling utama bagi
bagi perusahaan (Setiadi, 2003). pelanggan adalah kepuasan fisik dan
Sebelum mengkonsumsi jasa mutu, kepuasan konsumen merupakan
tertentu, sebenarnya pelanggan telah determinan yang signifikan dari
memiliki harapan tertentu terhadap jasa pengulangan pembelian, informasi dari
yang akan dikonsumsi. Harapan mulut ke mulut yang positif dan
merupakan standar yang digunakan kesetiaan pelanggan, kepuasan
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

konsumen akan mempengaruhi konsekuensi yang diinginkan dari


intensitas perilaku untuk membeli jasa penggunaan sebuah produk. Tingkatan
dari penyedia jasa yang sama (Ball dan mengenai Means-End Chain, yaitu
Machas, 2004 ). struktur pengetahuan sederhana yang
Evaluasi pelanggan terhadap memuat hubungan atribut konsekuensi
produk atau jasa yang diterima apakah dan nilai mengenai kegunaan produk
sesuai dengan kebutuhan dan harapan (Smith dan Mark, 2007 )
pelanggan. Kegagalan untuk Arti penting dari nilai pelanggan
mempertemukan kebutuhan-kebutuhan adalah sebuah konsep yang paling
dan harapan yang diasumsikan sebagai banyak digunakan oleh pelaku bisnis. Ini
ketidakpuasan dengan produk atau jasa. adalah sebuah konsep sederhana dan
Lebih lanjut dikatakan bahwa kepuasan dapat digunakan sebagai langkah awal
pelanggan dipengaruhi oleh ciri-ciri perumusan strategi selanjutnya
produk atau jasa secara spesifik dan oleh (Mohajareni dan Alireza, 2012).
persepsi terhadap kualitas (Mohajerani Banyak keputusan strategis perusahaan
dan Alireza, 2012) atau pemilik merek menggunakan
Perasaan seseorang mengenai konsep ini sebagai landasan utamanya,
kesenangan atau kecewa dari hasil walaupun seringkali tidak
perbandingan kinerja produk atau terformulasikan dengan baik. Mereka
layanan yang diterima dengan harapan. tidak menggunakan hitungan-hitungan
Apakah pelanggan puas setelah sistematis dengan analisa data yang
pembelian tergantung pada kinerja canggih tetapi melalui judgment (Eggert
tawaran sehubungan dengan harapan dan Ullaya, 2002).Secara sederhana,
pelanggan. Kepuasan merupakan fungsi nilai pelanggan didefinisikan sebagai
dari persepsi atau kesan atas kinerja dan semua manfaat atau kualitas yang
harapan. Harapan dari pelanggan diperoleh oleh konsumen relatif
dipengaruhi oleh pengalaman pembelian terhadap pengorbanannya.
mereka sebelumnya, nasihat teman dan Diformulasikan secara matematis, nilai
kolega, dan janji ataupun informasi pelanggan adalah total manfaat atau
pemasar dan para pesaingnya kualitas dibagi dengan harga.
(Alexandris dan Makata, 2002) Selanjutnya, rumus ini bisa berkembang
Nilai Pelanggan karena adanya dua aspek. Aspek
Nilai pelanggan adalah pilihan tersebut adalah harga dan kualitas.
yang dirasakan pelanggan dan evaluasi Kedua aspek tersebut merupakan
terhadap atribut produk, kinerja atribut multidimensi (Heininen, 2004)
dan konsekuensi yang timbul dari Berdasarkan pemikiran dasar
penggunaan produk untuk mencapai tersebut maka dapat dirumuskan
tujuan dan maksud konsumen ketika hipotesis sebagai berikut :
menggunakan produk. Adapun kaitan H1 : Nilai pelanggan berpengaruh
nilai pelanggan terhadap kepuasan secara positif terhadap kepuasan
pelanggan juga dikaitkan dengan nilai pelanggan
pelanggan sebagai persepsi pelanggan Experiential Marketing
terhadap konsekuensi yang diinginkan Experiential Marketing adalah
dari penggunaan produk tersebut. suatu usaha yang digunakan oleh
Semakin tinggi nilai pelanggan maka perusahaan atau pemasar untuk
semakin tinggi kepuasan pelanggan mengemas produk sehingga mampu
(Lapierre,2000). menawarkan pengalaman emosi hingga
Selanjutnya dapat juga menyeluruh hati dan perasaan konsumen.
didefinisikan nilai pelanggan sebagai (Andreani, 2007)
persepsi pelanggan terhadap
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

Pengalaman konsumen dalam Berdasarkan pemikiran dasar


mengkonsumsi barang dan jasa erat tersebut maka dapat dirumuskan
kaitannya dengan konsep experiential hipotesis sebagai berikut :
marketing. Experiential marketing dapat H2 : Experiential Marketing
sangat berguna untuk sebuah perusahaan berpengaruh secara positif terhadap
yang ingin meningkatkan merek yang kepuasan pelanggan
sangat berguna untuk sebuah perusahaan Rasa Kepercayaan
yang ingin meningkatkan merek yang Sikap dan rasa kepercayaan
berada pada tahap penurunan, merupakan faktor yang ikut
membedakan produk mereka dari mempengaruhi pandangan dan perilaku
produk pesaing, menciptakan sebuah konsumen untuk melakukan pembelian
citra dan identitas untuk sebuah dan pemakaian terhadap suatu produk.
perusahaan, meningkatkan inovasi dan Kepercayaan mempunyai nilai
membujuk pelanggan untuk mencoba penting bagi hubungan perdagangan,
dan membeli produk (Maghnati dan karena hubungan yang terjadi dicirikan
Kwek, 2012) oleh adanya kepercayaan yang tinggi
Dalam kondisi sekarang, sehingga pihak-pihak yang
experiential marketing perusahaan tidak berkepentingan akan berkeinginan untuk
hanya berorientasi pada fitur dan benefit melaksanakan komitmen mereka demi
tetapi juga mengutamakan emosi hubungan tersebut (Morgan dan Hunt,
pelanggan dengan memberikan fasilitas- 1994).
fasilitas yang bisa memberikan kepuasan Jika sebuah perusahaan atau
bagi pelanggan (Schmit, 1999 ). seorang pemasar tidak mampu
Dengan adanya experiential memberikan kualitas yang baik, baik
marketing,pelanggan akan mampu dari segi pelayanan, produk, fasilitas dan
membedakan produk dan jasa yang satu sebagainya maka akan sulit untuk
dengan yang lainnya karena mereka menimbulkan rasa kepercayaan dalam
dapat merasakan dan memperoleh benak pelanggan, sebaliknya apabila
pengalaman secara langsung melalui perusahaan telah mampu memberikan
lima pendekatan (sense, feel,think, act, apa yang pelanggan harapkan dan
relate), baik sebelum maupun ketika inginkan maka akan timbul trust
mereka menggunakan sebuah produk (kepercayaan) dari pelanggan dimana
atau jasa. Setelah menggunakan produk salah satu indikasi bahwa adanya
atau jasa, maka pelanggan akan kepercayaan dari konsumen adalah
merasakan adanya kepuasan atau melakukan pembelian kembali terhadap
ketidakpuasan sesuai dengan harapan produk tersebut. (Jasfar , 2002).
sebelum menggunakan. Semakin tinggi Kepercayaan secara jelas sangat
experiential marketing yang dirasakan bermanfaat dan penting untuk
maka semakin tinggi kepuasan yang membangun kepuasan pelanggan dan
dirasakan pelanggan (Lee dan Yang, relationship. Faktor- faktor yang
2011). membentuk kepercayaan adalah nilai
Experiential Marketing pada percaya, ketergantungan relationship
kenyataannya adalah lebih dari sekedar dan kualitas komunikasi. Pada
memberikan informasi dan peluang pada komunikasi yang baik dalam
pelanggan untuk memperoleh kepercayaan akan menimbulkan
pengalaman atas keuntungan yang kepuasan pelanggan. Rasa kepercayaan
didapat dari produk atau jasa itu sendiri oleh pelanggan selalu dikaitkan pada
tetapi juga membangkitkan emosi dan tingkat kepuasan yang didapatkan.
perasaan yang berdampak terhadap Dalam hal ini maka semakin tinggi rasa
kepuasan pelanggan (Hamzah, 2007). kepercayaan yang dirasakan pelanggan,
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

maka akan semakin tinggi kepuasan H3 : Rasa kepercayaan berpengaruh


yang didapat (Ball dan Machas, 2004) secara positif terhadap kepuasan
Berdasarkan pemikiran dasar tersebut pelanggan
maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Nilai
Pelanggan
(X1)
H1

Experiential Kepuasan
Marketing H2
Pelanggan
(X2) (Y)

H3
Rasa
Kepercayaan
(X3)

Sumber : Lapierre ( 2000 ), Lee dan Yang, (2011), Ball dan Machas ( 2004)

METODE PENELITIAN dihitung dengan rumus sebagai berikut


Populasi ( Widiyanto,2008):
Populasi dalam penelitian ini Apabila populasi berukuran besar
adalah pelanggan Hotel Pondok Tingal dan jumlahnya tidak diketahui maka
di Magelang. digunakan rumus:
Sampel
Dalam penelitian ini ukuran =

populasi sangatlah banyak, maka Keterangan :
peneliti menggunakan teknik sampling n = ukuran sampel
untuk mempermudah penelitian. Sampel Z= tingkat keyakinan sampel yang
adalah sebagian dari populasi yang akan dibutuhkan dalam penelitian, pada α = 5%
diteliti. Sampel akan diambil dengan ( derajat keyakinan ditentukan 95% )
teknik non probability sampling dimana maka Z= 1,96
tidak semua elemen populasi memiliki µ = sampling error, tingkat kesalahan
kesempatan yang sama untuk dipilih yang dapat ditolerir ( ditentukan 10%)
menjadi sampel. Dengan menggunakan rumus
Ukuran populasi dalam diatas, maka diperoleh perhitungan
penelitian ini sangat banyak dan tidak sebagai berikut :
dapat diketahui dengan pasti, oleh
karena itu besar sampel yang digunakan =

Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

1,96 menggunakan skala likert 1-5 untuk


= mendapatkan data yang bersifat interval.
4 0,1
96,04 ≈ (atau dibulatkan 100 agar Metode Analisis Data
Analisis Kuantitatif
penelitian ini lebih fit )
Analisis kuantitatif merupakan
Dari hasil perhitungan tersebut
metode anilisis dengan angka-angka
maka diketahui besar sampel yang
yang dapat dihitung maupun diukur.
diperlukan adalah 100. Sedangkan
Analisis kuantitatif ini dimaksudkan
teknik yang digunakan dalam
untuk memperkirakan besarnya
pengambilan responden adalah
pengaruh secara kuantitatif dari
purposive sampling.
perubahan satu atau beberapa kejadian
lainnya dengan menggunakan alat
METODE PENELITIAN
analisis statistik. Dengan program SPSS
Metode Pengumpulan Data
(Statistical Package for Social Science)
Kuesioner (Angket)
for Windows 16.0 analisis yang
Dalam penelitian ini, jawaban
digunakan untuk menguji hipotesis yang
yang diberikan skor dengan skala
telah dikemukakan.
tertentu. Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai
HASIL PENELITIAN DAN
acuan untuk menunjang panjang
PEMBAHASAN
pendeknya interval yang ada dalam alat
Analisis Regresi Linier Berganda
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
Dari analisis regresi linier
digunakan dalam pengukuran akan
berganda diperoleh koefisien regresi,
menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,
nilai t hitung dan tingkat signifikansi
2004). Pertanyaan-pertanyaan dalam
yang ditampilkan pada Tabel 1 seperti
angket tertutup dibuat dengan
pada berikut ini :

Tabel 1
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.471 .769 -3.212 .002
Nilai Pelanggan .433 .088 .373 4.942 .000
Experiential
.336 .092 .249 3.660 .000
Marketing
Rasa Kepercayaan .512 .099 .371 5.185 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
Sumber : data primer yang diolah, 2015

Dari hasil tersebut, persamaan Persamaan regresi linier dapat dijelaskan


regresi yang diperoleh adalah sebagai sebagai berikut :
berikut : 1.Variabel Nilai Pelanggan (X1)
Y= 0,373 X1+0,249 X2+0,371 X3 memiliki arah koefisien regresi positif
Keterangan : Y = Kepuasan Pelanggan yang menunjukkan adanya pengaruh
X1= Nilai Pelanggan positif terhadap kepuasan pelanggan
X2= Experiential (Y) dengan nilai koefisien regresi
Marketing sebesar 0,373
X3= Rasa Kepercayaan
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

2.Variabel Experiential Marketing (X2) (Y) dengan nilai koefisien regresi


memiliki arah koefisien regresi positif sebesar 0,371
yang menunjukkan adanya pengaruh Goodnes of Fit
positif terhadap kepuasan pelanggan Uji F ( Uji Simultan )
(Y) dengan nilai koefisien regresi Uji F digunakan untuk menguji
sebesar 0,249 apakah semua variabel bebas yang
3.Variabel Rasa Kepercayaan (X3) dimasukkan dalam model mempunyai
memiliki arah koefisien regresi positif pengaruh secara bersama-sama terhadap
yang menunjukkan adanya pengaruh variabel terikat.
positif terhadap kepuasan pelanggan
Tabel 2
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 553.191 3 184.397 138.602 .000a
Residual 127.719 96 1.330
Total 680.910 99
a. Predictors: (Constant), Nilai Pelanggan, Experiential Marketing, Rasa Kepercayaan
b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
Sumber : data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan hasil uji ANOVA Uji t


atau F test pada tabel 2 didapatkan nilai Uji t yaitu suatu uji untuk
Fhitung sebesar 138,602 dengan mengetahui signifikansi pengaruh
probabilitas 0,000. Karena variabel bebas (nilai pelanggan,
probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 experiential marketing, rasa kepercayaan)
maka model regresi dapat digunakan secara parsial atau individual
untuk memprediksi kepuasan pelanggan menerangkan variabel terikat (kepuasan
(Y ) atau dikatakan bahwa variabel X1, pelanggan).
X2, X3 secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel Y.

Tabel 3
Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -2.471 .769 -3.212 .002
Nilai
.433 .088 .373 4.942 .000 .343 2.917
Pelanggan
Experiential
.336 .092 .249 3.660 .000 .422 2.360
Marketing
Rasa
.512 .099 .371 5.185 .000 .382 2.619
Kepercayaan
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
Sumber: data primer yang diolah,2015
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

Hasil analisis uji t adalah sebagai signifikan terhadap kepuasan


berikut : pelanggan.
1. Nilai thitung pada variabel nilai 3. Nilai thitung pada variabel rasa
pelanggan (X1) adalah sebesar kepercayaan (X3) adalah sebesar
4,942 dengan tingkat signifikansi 5,185 dengan tingkat signifikansi
0,000. Karena 4,886 > 1,985 dan 0,000. Karena 5,185 > 1,985 dan
0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Ha diterima.
Kesimpulan: variabel nilai pelanggan Kesimpulan: variabel rasa kepercayaan
berpengaruh positif dan signifikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan.
2. Nilai thitung pada variabel Koefisien Determinasi (R2).
experiential marketing (X2) adalah Koefisien determinasi (R2) pada
sebesar 3,660 dengan tingkat intinya mengukur seberapa jauh
signifikansi 0,000. Karena 3,660 > kemampuan model dalam menerangkan
1,985 dan 0,000 < 0,05 maka H0 variasi-variasi dependen. Nilai koefisien
ditolak dan Ha diterima. determinasi adalah antara nol dan satu.
Kesimpulan: variabel experiential Nilai koefisien determinasi dapat dilihat
marketing berpengaruh positif dan pada Tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .901a .812 .807 1.1534
a. Predictors: (Constant), Rasa Kepercayaan, Experiential Marketing, Nilai Pelanggan
Sumber : data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4 Terlihat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari


tampilan output SPSS model summary 0,05). Hal ini berarti juga bahwa jika
besarnya Adjusted R Square adalah tingkat nilai pelanggan semakin tinggi,
0,807. Hal ini berarti 80,7% variasi maka akan mengakibatkan semakin
kepuasan pelanggan (Y) dapat tinggi penilaian pelanggan pada
dijelaskan oleh variabel-variabel kepuasan pelanggan. Dengan
independen di atas. Sedangkan sisanya demikian, hasil penelitian ini
19,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang mendukung hasil penelitian yang telah
lain diluar model. dilakukan oleh (Lapierre, 2000),
Pembahasan bahwa nilai pelanggan terbukti
Berdasarkan analisis data pada mempunyai pengaruh yang positif dan
analisis regresi berganda dan uji signifikan terhadap kepuasan
hipotesis, maka dapat diketahui bahwa : pelanggan.
1.Pernyataan hipotesis pertama (H1) 2.Pernyataan hipotesis kedua (H2) dapat
dapat diterima, maka nilai pelanggn diterima, maka experiential marketing
berpengaruh positif dan signifikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penilaian konsumen dalam terhadap penilaian konsumen dalam
merasakan kepuasan pelanggan. kepuasan pelanggan. Kondisi tersebut
Kondisi tersebut dapat dilihat dari dapat terlihat dari koefisien variabel
koefisien variabel nilai pelanggan experiential marketing yang bernilai
yang bernilai 0,373 dengan tingkat 0,249 dengan tingkat signifikansi
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hal berpengaruh positif terhadap kepuasan
ini berarti juga bahwa jika experiential pelanggan (Y), telah terbukti
marketing semakin baik, maka akan kebenarannya. Hal ini bahwa nilai
mengakibatkan semakin tinggi pelanggan merupakan salah satu faktor
penilaian konsumen tentang perasaan yang yang dirasakan konsumen
dan pengalaman kaitannya dengan khususnya dalam kepuasan pelanggan.
kepuasan pelanggan. Dengan Pengaruh positif ini nampak pada
demikian, hasil penelitian ini sebagian besar pernyataan pelanggan
mendukung hasil penelitian yang telah yang menyatakan nilai pelanggan
dilakukan oleh (Schmitt, 1999) bahwa dalam pelayanan sangat
experiential marketing akan suatu dipertimbangkan pada saat konsumen
produk jasa berpengaruh positif dan merasakan kepuasan pelanggan.
signifikan terhadap kepuasan Hipotesis kedua (H2) yang
pelanggan. menyatakan bahwa experiential
3.Pernyataan hipotesis ketiga (H3) dapat marketing (X2) berpengaruh positif
diterima, maka Rasa Kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan (Y),
berpengaruh positif dan signifikan telah terbukti kebenarannya. Hal ini
terhadap penilaian konsumen dalam berarti experiential marketing
kepuasan pelanggan. Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor yang
dapat dilihat dari koefisien variabel dapat dirasakan konsumen
rasa kepercayaan yang bernilai 0,371 berdasarkan pengalaman kaitannya
serta angka signifikansi sebesar 0,000 dengan kepuasan pelanggan.
(kurang dari 0,05). Hal ini berarti juga Pelanggan percaya bahwa berdasarkan
bahwa jika rasa kepercayaan semakin evaluasi mereka terhadap experiential
baik, maka akan mengakibatkan marketing akan dapat membantu
semakin tinggi penilaian konsumen dalam mempertimbangkan kembali
atas rasa kepercayaan pada kepuasan menggunakan jasa Hotel Pondok
pelanggan. Dengan demikian, hasil Tingal Magelang. Pengaruh positif ini
penelitian ini mendukung hasil nampak pada sebagian besar
penelitian yang telah dilakukan oleh pernyataan pelanggan yang
(Ball dan Machas, 2004.), bahwa rasa menyatakan bahwa mereka memilih
kepercayaan berpengaruh positif dan untuk kembali menggunakan jasa
signifikan terhadap kepuasan Hotel Pondok Tingal karena menurut
pelanggan. mereka Hotel Pondok Tingal memiliki
kualitas pelayanan yang unggul dari
KESIMPULAN DAN SARAN segi perasaan dan pengalaman yang
Berdasarkan hasil analisis dan memuaskan dalam pelayanan yang
pembahasan yang telah dilakukan, maka diberikan kepada pelanggan.
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 3.Hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa rasa kepercayaan
1.Variabel Nilai Pelanggan memiliki (X3) berpengaruh positif terhadap
pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan (Y), telah terbukti
kepuasan pelanggan oleh konsumen kebenarannya. Hal ini berarti rasa
diantara variabel bebas lainnya yang kepercayaan merupakan salah satu
diteliti dengan hasil regresi sebesar faktor yang dapat mendorong
0,373, kemudian pengaruh lainnya pelanggan untuk melakukan keputusan
adalah variabel rasa kepercayaan menggunakan jasa Hotel Pondok
0,371, dan variabel experiential Tingal berdasarkan rasa kepercayaan
marketing sebesar 0,249. pada pelayanan yang dirasakan.
2.Hipotesis pertama (H1) menyatakan
bahwa nilai pelanggan (X1)
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

4.Saran Bagi Hotel Pondok Tingal setiap pelayanan yang diberikan


adalah untuk selalu memperhatikan kepada pelanggan, sehingga dapat
nilai pelanggan dalam memberikan memberikan reputasi hotel dengan
pelayanan yang memuaskan pelayanan yang memuaskan bagi
pelanggan, begitu juga dengan pelanggan.
experiential marketing perlu 5.Saran bagi penelitian mendatang,
ditingkatkan lagi mengingat pelanggan sebaiknya meneliti variabel-variabel
merasakan kepuasan pelayanan lain yang mempengaruhi kepuasan
berdasarkan perasaan dan pengalaman pelanggan seperti variabel kualitas
pada saat menggunakan jasa pelayanan, fasilitas dengan demikian
pelayanan Hotel Pondok Tingal. Hotel akan dapat menghasilkan penelitian
Pondok Tingal diharapkan dapat yang lebih lengkap dimasa yang akan
memberikan rasa kepercayaan dating.
terutama dalam hal kepercayaan pada

REFERENSI
Aaron, David, 2006, The Perfect of Counter Experiential Marketing On Communication
On Satisfaction And Repurchase Intention. Journal Of Marketing. Vol.19
Alexandris, K and Makata D, 2002, Can perceptions of service quality product
behavioural intentions? An explorating study in the hotel sector in Greece.
Managing Service Quality Vol. 12
Andreani, Fransisca, 2007, Experiential Marketing ( Sebuah Pendekatan Pemasaran )
Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.2 No.1
Ball, D and Machas, A, 2004, The role of communication and trust in explaining
customer loyalty an extension to the European Customer Satisfaction. Journal of
Marketing, Vol.38
Eggert, A and Ullaya, W, 2002, Customer Perceived Value a substitute for Satisfaction in
business market Journal of Business and Industrial Marketing, Vol. 17 No.2
Hamzah, Amir, 2007, Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding dan Brand
Trust Terhadap Loyalitas Merek Mentari. Jurnal Usahawan.
Heininen, K, 2004, Reconceptualizing customer perceived Value: the value of time and
place. Managing Service Quality, Vol. 14
Jasfar, Farida, 2002, Perbedaan Peranan Tingkat Kepuasan, Kepercayaan, dan Komitmen
Pelanggan Hotel: Studi Tentang Service Relationship pada Hotel di Jakarta dan
Bogor, Jurnal Bisnis & Akuntansi Vol 4 No.1
Kotler, Philip, 2006, Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall
Kotler, Philip, 2008, Principles of Marketing. New Jersey: Prentice Hall
Lapierre, Jozee, 2000, Customer Perceived Value in Industrial Contexts, Journal of
Business and Industrial Marketing. Vol. 15
Lee, Hsiao and Yang, MF, 2011, The Study of the relationships among experiential
marketing service quality. The International Journal of Organizational Innovation,
Vol.3
Maghnati, Fashad and Kwek, Choon, 2012, Exploring the Relationship between
Experiential Marketing and Experiential Value. International Business Research
Vol.5 No.11
Mohajerani, Pardis and Alireza, Miremadi, 2012, Customer Satisfaction Modeling in
Hotel Industry : A Case Study of Kish Island in Iran. International Journal of
Marketing Studies Vol.4 No.3
Morgan, Robert and Hunt, Shelby, 1994, The Commitment Trust Theory of Relationship
Marketing Journal of Marketing Vol. 58
Khasanah/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 12 (2015) Juni 10 - 20
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

Scmitt, Bernd, 1999, Experiential Marketing. Free Press. New York


Setiadi, N, 2003, Perilaku Konsumen.Jakarta: Kencana Prenada Media
Smith, Brock and Mark Colgate, 2007, Customer Value Creation: A Practical Framework.
Journal of Marketing Theory and Practice, Vol.15 No.1
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta
Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung : Remaja
Rosdakarya
Tjiptono, Fandy, 2005, Service, Quality, & Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi
Tjiptono, Fandy, 2000 Manajemen Jasa Yogyakarta: Penerbit Andi
Widiyanto, I, 2008, Pointer Metodologi Penelitian. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai