ANAK DI INDONESIA
Oleh :
RANA AFFIFAH
Kelas : VIII – 7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang ingin penulis jawab melalui penilitian ini adalah:
1. Bagaimana cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dengan cepat?
2. Apa yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan perempuan di Indonesia?
3. Apa Dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang
cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan lalu yang menjadi sebab utama timbulnya
kekerasan perempuan dan dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban.
Pembahasan
A. Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan
kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak. Secara filosofis, fenomena kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran
hubungan antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan
masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai dengan ketertutupan, kecurigaan, dan
ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada dialog, apalagi kasih. Semangat
mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan, semangat mencelakakan lebih
besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak kekerasan di Indonesia yang
dilakukan orang satu sama lain atau golongan satu sama lain dari perspektif ini, terlihat
betapa masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog dan keterbukaan.
Permasalahan sosial biasa bisa meluas kepada penganiayaan dan pembunuhan. Toko, rumah
ibadah, kendaraan yang tidak ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa begitu
saja menjadi sasaran amuk massa. Secara teologis, kekerasan di antara sesama manusia
merupakan akibat dari dosa dan pemberontakan manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia
yang bukan saja tidak sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang berbahaya. Orang bisa
menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan,
pemerkosaan, penganiayaan, pengeroyokan, sampai pembunuhan. Menghadapi kenyataan ini,
ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai.
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada
seseorang sematamata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan
kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik
yang terjadi di muka umum maupun dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi
Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, 1993).
Aspek Budaya :
Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran dan
sifat gender laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
Sosialisasi pengertian tersebut melalui a.l. keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan
media massa, menyebabkan berlakunya keyakinan dan tuntutan:
laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas dalam
keluarga/perkawinan/berpacaran.
laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk
memperlakukan perempuan seperti barang miliknya
keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah kendali
laki-laki
Diterimanya kekerasan sebagai cara penyelesaian konflik
Aspek Ekonomi :
Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;
perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal dan
informal, dan kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.
Aspek Hukum :
Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam praktek penegakan hukum;
Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya kebutuhan
perlindungan bagi korban dan penanganan pada pelaku;
Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan
anak perempuan korban kekerasan.
Aspek Politik :
Rendahnya keterwakilan kepentingan perempuan dalam proses pengambilan keputusan
di bidang politik, hukum, kesehatan, maupun media.
Kekerasan terhadap Perempuan masih belum sepenuhnya dianggap sebagai persoalan
yang berdampak serius bagi negara,
Adanya resiko yang besar bila memperta-nyakan aturan agama,
Terbatasnya partisipasi perempuan di organisasi politik.
B. Saran
Menurut saya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti
harus kita perhatikan jangan di abaikan, jangan rendahkan perempuan di Indonesia, hidup
perempuan Indonesia.