Anda di halaman 1dari 8

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN dan

ANAK DI INDONESIA

Oleh :

RANA AFFIFAH

Kelas : VIII – 7

MTsN 2 Banda Aceh


Tahun 2022/2023
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat
penting, baik itu di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kekerasan ini terjadi dalam segala
bidang kehidupan baik itu dalam lingkungan budaya maupun agama. Terjadinya kekerasan
terhadap perempuan pada akhirnya akan menghambat perempuan untuk terlibat dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan pendidikan.

Terdapat fakta di luar negeri maupun di Indonesia,


Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, pada tahun 2011 jumlah
Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) meningkat sekitar 13,32% menjadi sebesar 119.107
kasus dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 105.103 kasus. Data ini disampaikan
berdasarkan laporan dari 395 lembaga layanan perempuan korban kekerasan yang tersebar di
33 Provinsi.
Menurut data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2010 jumlah KtP tertinggi terdapat
di Jawa yaitusebesar 63.229 korban yang tercatat, lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009
yang berjumlah 12.374 korban yang tercatat. Maksudnya perempuan yang diperlakukan
dengan tindak kekerasan maka realitas jasmani dan mental-psikologis daya aktualitasnya
tidak mampu merespons lingkunganAktualitas dirinya terdegradasi, sehingga harga dirinya
jatuh dan keadaan jiwa yang tertekan. Jenis kekerasan terhadap perempuan mencakup
kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomis dan kekerasan sosial budaya.
Jadi dalam konteks sosiologis kekerasan terhadap perempuan terjadi pada proses interaksi,
yang menghasilkan adanya ketidak seimbangan posisi tawar dalam status peran atau
kedudukan. Berdasarkan latar belakang bahwa kekerasan perempuan merupakan perlakuan
maupun tindakan yang terjadi terhadap kekerasan Yang dilakukan pasangannya maupun
bukan pasanganya serta risko terjadi baik fisik maupun psikologi terhadap perempuan itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang ingin penulis jawab melalui penilitian ini adalah:
1. Bagaimana cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dengan cepat?
2. Apa yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan perempuan di Indonesia?
3. Apa Dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang
cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan lalu yang menjadi sebab utama timbulnya
kekerasan perempuan dan dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban.

Pembahasan
A. Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan
kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak. Secara filosofis, fenomena kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran
hubungan antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan
masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai dengan ketertutupan, kecurigaan, dan
ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada dialog, apalagi kasih. Semangat
mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan, semangat mencelakakan lebih
besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak kekerasan di Indonesia yang
dilakukan orang satu sama lain atau golongan satu sama lain dari perspektif ini, terlihat
betapa masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog dan keterbukaan.
Permasalahan sosial biasa bisa meluas kepada penganiayaan dan pembunuhan. Toko, rumah
ibadah, kendaraan yang tidak ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa begitu
saja menjadi sasaran amuk massa. Secara teologis, kekerasan di antara sesama manusia
merupakan akibat dari dosa dan pemberontakan manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia
yang bukan saja tidak sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang berbahaya. Orang bisa
menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan,
pemerkosaan, penganiayaan, pengeroyokan, sampai pembunuhan. Menghadapi kenyataan ini,
ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai.
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada
seseorang sematamata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan
kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik
yang terjadi di muka umum maupun dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi
Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, 1993).

Aspek Budaya :
 Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran dan
sifat gender laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
 Sosialisasi pengertian tersebut melalui a.l. keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan
media massa, menyebabkan berlakunya keyakinan dan tuntutan:
 laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas dalam
keluarga/perkawinan/berpacaran.
 laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk
memperlakukan perempuan seperti barang miliknya
 keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah kendali
laki-laki
 Diterimanya kekerasan sebagai cara penyelesaian konflik

Aspek Ekonomi :
 Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;
 perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal dan
informal, dan kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.

Aspek Hukum :
 Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam praktek penegakan hukum;
 Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya kebutuhan
perlindungan bagi korban dan penanganan pada pelaku;
 Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
 Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan
anak perempuan korban kekerasan.

Aspek Politik :
 Rendahnya keterwakilan kepentingan perempuan dalam proses pengambilan keputusan
di bidang politik, hukum, kesehatan, maupun media.
 Kekerasan terhadap Perempuan masih belum sepenuhnya dianggap sebagai persoalan
yang berdampak serius bagi negara,
 Adanya resiko yang besar bila memperta-nyakan aturan agama,
 Terbatasnya partisipasi perempuan di organisasi politik.

BISA TERJADI DI MANA SAJA?


Kekerasan fisik, psikologis-emosional, seksual dapat terjadi di :
 lingkungan keluarga, misal kekerasan terhadap istri/anak, incest;
 masyarakat umum, misal: pelecehan seks oleh guru/orang lain, praktek-praktek budaya
yang merugikan perempuan/anak perempuan
 wilayah konflik/non konflik dan bencana, misal: kebijakan/fasilitas publik yang tidak
peka gender yang memungkinkan untuk terjadinya kekerasan, maupun tindak kekerasan
yang dilakukan oleh aparat.

B. Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan


Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan meliputi;
a. HIV dan infeksi menular seksual lainnya.
Selama satu dekade terakhir, ada telah berkembang bahwa kekerasan pasangan intim
merupakan kontributor penting dalam kerentanan perempuan terhadap HIV dan IMS
Mekanisme yang mendasari kerentanan wanita terhadap HIV atau IMS adalah hubungan
seksual secara paksa. Perempuan dalam hubungan kekerasan, atau yang hidup dalam
ketakutan kekerasan, juga mungkin memiliki kontrol terbatas atas waktu atau keadaan dari
hubungan seksual, atau kemampuan mereka untuk menegosiasikan penggunaan kondom
b. ABORSI
Perilaku kekerasan terhadap perempuan berdampak besar pada kesehatan seksual dan
reproduksi perempuan serta penggunaan kontrasepsi seperti kondom ketidakmampuan
perempuan untuk menolak paksaan laki-laki dalam penggunaan kondom mengakibatkan
kelahiran yang tidak diinginkan, diperkirakan dari 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan
setiap tahun, setidaknya setengah dihentikan melalui aborsi dan hampir setengah dari mereka
berlangsung dalam kondisi aborsi yang tidak aman. kehamilan yang tidak diinginkan
dilakukan dengan risiko bagi ibu dan bayi karena aborsi ilegal dan risiko kematian akan
mengacam.
c. Berat Badan Lahir Rendah Dan Prematur
Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam
rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang
berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan
mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki
kekerasan pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir
prematur.
d. Penggunaan Alkohol yang Obat Berbahaya
Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam
rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang
berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan
mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan
pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
e. Depresi dan Bunuh Diri
Kekerasan pasangan intim dapat menyebabkan depresi dan usaha bunuh diri serta
peristiwa traumatis karena kekersan seksual sehingga perempuan akan menjadi deprsi
memungkinkan terjadi perilaku bunuh diri. penelitian lain menunjukkan bahwa wanita
dengan masalah kesehatan mental akibat kekerasan seksual sering akan mengakhiri hidupnya.
f. Luka Non-Fatal
kekerasan pasangan intim dikaitkan dengan banyak konsekuensi kesehatan, tetapi
efek yang langsung cedera adalah fatal dan non-fatal.diperkirakan bahwa sekitar setengah
dari wanita di Amerika Serikat yang terluka secara fisik dengan pasangan mereka, sebagian
besar dari mereka masih terlihat bekas luka di bagian Kepala, leher dan wajah akibat
kekerasan pasangan mereka, diikuti oleh cedera otot dan cedera genital. Pengukuran cedera
akibat kekerasan pasangan intim tetap menantang karena berbagai alasan.
g. Cedera Fatal (Kasus Pembunuhan Pasangan Intim)
pembunuhan baik pria atau wanita lebih banyak disebabkn karena pasangan intim
mereka, dalam hal ini pasangan intim wanita yang paling banyak dibunuh. di Indonesia data
dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang terkumpul tersebut jenis
kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol sama seperti tahun sebelumnya adalah
KDRT/RP yang mencapai angka 11.207 kasus (69%). Pada ranah KDRT/RP kekerasan yang
paling menonjol adalah kekerasan fisik 4.304 kasus (38%), menempati peringkat pertama
disusul kekerasan seksual 3.325 kasus (30%), psikis 2.607 kasus (23%) dan ekonomi 971
kasus (9%).Kekerasan di ranah komunitas mencapai angka 5.002 kasus (31%), di mana
kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 3.174 kasus (63%), diikuti
kekerasan fisik 1.117 kasus (22%) dan kekerasan lain di bawah angka 10%; yaitu kekerasan
psikis 176 kasus (4%), kekerasan ekonomi 64 kasus (1%), buruh migran 93 kasus (2%); dan
trafiking 378 kasus (8%).
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bahwa Kekerasan terhadap perempuan tindakan kekerasan
berbasis gender yang mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan, bahaya seksual dan
mental fisik atau penderitaan perempuan, termasuk ancaman tindakan seperti itu, pemaksaan
atau perampasan sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan
pribadi. Yang meliputi kekerasan pasangan intim, Kekerasan seksual, Pemerkosaan,
kekerasan pasangan intim, Kekerasan fisik, kekerasan seksual yang menimbulkan risiko pada
perempuan antara lain penyakit HIV dan penyakit kelamin lainya, BBLR, Abortus,
enggunaan alkohol dan obat terlarang, stres sampai bunuh diri karena hal tersebut perlu
adanya pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan masyarakat, sekolah dan
pasangan masing-masing.

B. Saran
Menurut saya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti
harus kita perhatikan jangan di abaikan, jangan rendahkan perempuan di Indonesia, hidup
perempuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai