Apabila meninggal seorang muslim, maka fardhu kifayah terhadap kita kaum muslimin untuk
melakukan empat perkara:
1. Memandikan mayat
2. Mengafankan mayat
3. Menyalatimayat
4. Menguburkan mayat
MEMANDIKAN MAYAT
1
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال محمد كل نفس ذائقة الموت اناهلل
وانا اليه راجعون وانا بك الحقون
4. Mendudukkan mayat dengan posisi agak condrong kebelakang ( supaya kotoran
mudah keluar )
5. Pundak mayat disangga/disokong dengan tangan kanan orang yang memandikan,
dan ibu jari diletakkan pada tengkuk ( hal ini dilakukan supaya kepala tidak miring )
6. Punggung mayat disokong dengan lutut kanan orang yang memandikan
7. Perut mayat diurut ( dipijat ) dengan tangan kiri secara perlahan-lahan oleh orang
yang memandikan dengan berulang-ulang (supaya kotoran yang ada bisa keluar )
8. Mayat diletakkan kembali dalam posisi terlentang
9. Membersihkan Qubul dan Dubur mayat dengan menggunakan telunjuk tangan kiri
setelah dibalut dengan kain, begitu juga disekitar kemaluan ( sebaiknya dengan kain
putih agar dapat terlihat apakah sudah bersih atau belum )
10. Untuk mudah membersihkan gunakan batang pisang untuk mengalirkan air, dengan
niat istinjak :
نويت االستنجاء من الميت فرضا علي هلل تعالى
11. Menyucikan gigi simayat dengan telunjuk tangan kiri yang dibalut dengan kain,
kemudian dimasukkan telunjuk kedalam mulut mayat dan menggosokkan gigi mayat
dari kanan kekiri sebagaimana orang bersiwak ketika masih hidup, dan mulut jangan
dibuka. Lafaz niat bersugi adalah :
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال محمد كما صليت على سيدنا ابراهيم
o اشهد ان ال اله اال هللا وحده.وعلى ال ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد
ال شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله
18. Mayat dimiringkan kekanan dan disirami air sebelah kiri dari leher hingga kaki,
dengan air yang telah dicampur daun sadar/jeruk purut atau sabun, sambil membaca
doa :
2
. المصيرoغفرانك يا هللا غفرانك يا رحمن يا رحيم غفرانك يا ربنا واليك
ورسولهoاشهد ان ال اله اال هللا واشهد ان محمداعبده
19. Setiap perubahan letak ( membalikkan badan mayat ) dibaca :
بسم هللا وعلى ملة رسول هللا
20. Mayat dimiringkan lagi kekiri dan disirami air lagi yang sudah dicampur daun
sadar/jeruk purut atau sabun, sambil membaca :
يضل هللا الظالمين ويفعل هللا ما يشاء ويحكم ما يريد اشهد ان الاله اال هللا
وحده ال شريك له و اشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله
22. Mayat dimiringkan kembali kekiri dan disirami dengan air yang bersih ( yang tidak
bercampur ) untuk membilas sisa-sisa daun sadar yang ada dipihak kanan. Sambil
membaca :
سبحان هللا و الحمد هللا و ال اله اال هللا وهللا اكبر والحول وال قوة اال باهلل
اشهد ان ال اله اال هللا وحده الشريك لهو اشهد ان سيدنا.العلى اللعظيم
محمدا عبده و رسوله
23. Ayat dimiringkan lagi kekanan dan disirami dengan air yang bersih ( yang tidak
bercampur ) untuk membilas sisa-sisa daun bidara yang ada dipihak kiri, Sambil
membaca :
اشهد ان ال اله اال هللا.ان شاء هللا تعالى من االمنين ثبتك هللا بالقول الثابت
و اشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله
26. Pada saat basuhan yang ke delapan ini juga disunatkan untuk membaca niat
memandikan mayat, yaitu :
3
ت
ٍ نويت الغسل عن هذا المي
27. Kemudian pada kali yang kesembilan disirami lagi air yang bersih (yang dicampur
sedikit dengan kapur barus, jika mayat bukan orang yang sedang ihram) keseluruh
tubuh, sambil membaca :
ال اله اال هللا وحده ال شريك له له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو على
كل شيئ قدير
Memandikan mayat sudah dianggap cukup bila sudah melakukan hal-hal berikut ini :
a) Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayat
b) Menyirami air secara merata keseluruh tubuh, termasuk juga kefarji tsayyib ( wanita
yang tidak perawan lagi ) pada batas yang nampak ketika duduk atau bagian dalam
kelamin lak-laki yang belum dikhitan
Keterangan :
Jika terdapat najis yang sulit dibersihkan seperti najis dibawah kuncupzakar laki laki yg
belum dikhitan, maka mayat setelah dimandikan langsung dimakamkan tanpa dishalati
terlebih dahulu. Namun ada ulama yang berpendapat bahwa anggota badan mayat yang tidak
terbasuh bisa digantikan dengan tayammum dan najisnya dihukum ma’fu ‘anhu( dimaafkan )
MENGKAFANKAN MAYAT
4
Untuk laki-laki :
a. Satu lembar kain untuk dibelah menjadi baju qamis ( Afdhal nya baju ghamis )
b. Satu lembar untuk sorban.
c. Tiga lembar untuk membalut seluruh tubuh
Untuk perempuan :
a. Satu lembar untuk sarung.
b. Satu lembar untuk kerudung
c. Satu lembar untuk baju kamis
d. Dua lembar untuk membalut seluruh tubuh
Keterangan :
Sekurang-kurang kain kafan (yang wajib) bagi mayat baik laki-laki maupun perempuan satu
lembar kain yang bisa menutupi seluruh tubuh mayat, selebihnya adalah sunat.
Keterangan :
Ketika meletakkan mayat diatas kain kafan, usahakan kain kafan pihak kepala lebih panjang
sisa dari pada pihak kaki.
Ketika mencarik kain kafan, lebihkan beberapa jengkal dari ukuran mayat.
5) Mengikat pantat dengan sehelai kain yang kedua ujungnya dibelah dua.Cara
mengikatnya adalah :Letakkan ujung yang telah dibagi dua tadi dimulai dari arah
depan kelamin lalu dimasukkan diantara dua paha sampai menutupi bawah pantat.
Selanjutnya kedua bagian belakang diikat diatas pusar dan dua ujung bagian depan diikatkan
pada ikatan tersebut ( seperti memakai pempers bayi )
a. Pakaikan baju qamis kemudian serban, Jika mayat perempuan pakaikan sarung
terlebih dahulu kemudian baju qamis kemudian kerudung
b. Letakkan kapas yang sudah ditaburi wangian pada anggota tubuh yang berlobang, dan
anggota sujud yang terdiri dari :
- Dua mata
- Dua lobang hidung
- Dua lobang telinga
- Mulut dubur
- Kening
- Dua telapak tangan
- Dua lutut
5
- Dua telapak kak
- Anggota tubuh yang terluka.
c. Lalu mayat dibungkus dengan lapisan pertama dimulai dari sisi kiri dilipat kekanan
kemudian sisi kanan dilipat kekiri hingga lapisan selanjutnya sebagaimana lapisan
pertama ( dari kiri kekanan )
d. Ujung yang lebih dipihak kepala dan kaki dipocong ( diikat )
e. Setelah dibungkus lalu diikat dengan beberapa ikatan agar tidak mudah terbuka ketika
dibawa kepemakaman. Sedangkan mayat perempuan ditambah ikatan pada dada
Keterangan :
Ini berlaku bagi yang bukan sedang ihram, jika mayat orang sedang ihram maka tidak boleh
diikat dan kepalanya dibiarkan terbuka, sedangkan perempuan hanya wajahnya saja yang
dibiarkan terbuka.
C. SHALAT JENAZAH
a. Syarat-syarat dan tata cara shalat jenazah
1. Mayat telah selesai dimandikan dan telah suci dari najis baik tubuh, kafan atau
tempatnya.
Apabila keluar najis setelah mayat dimandikan dan belum dishalati, maka najis
tersebut wajib dihilangkan terlebih dahulu,namun Jika keluar najis setelah dishalati
maka hukum menghilangkannya adalah sunat. Tetapi menurum imam Ramli tetap
wajib menghilangkannya.
Adapun jika najis keluar secara terus menerus setelah mayat dimandikan dan belum
dishalati, maka mayat langsung dishalati sebagaimana shalatnya orang hidup yang
menderita penyakit salis bauli (orang yang tidak mampu menahan keluar kencing
karna sakit).
2. Orang yang melakukan shalat jenazah telah memenuhi syarat-syarat melaksanakan
shalat (islam, baligh, bera’kal dan suci dari hadas dan najis).
3. Sunat bagi orang yang menyalati (imam ataupun simunfarid)berdiri setentang kepala
simayat jika mayatnya itu laki-laki, dan setentang pantatnya jika mayat itu
perempuan. Dan sunat juga dibaringkan mayat dalam posisi kepalanya dipihak kiri
imam (arah selatan) jika mayatnya itu laki-laki, dan dipihak kanan imam (arah utara)
jika mayatnya itu perempuan, yang demikian itu supaya dominan anggota tubuh
mayat berada dipihak kanan imam karna mulia pihak kanan.
4. Sunat melakukan shalat jenazah didalam masjid dan sebaiknya jamaa’h tidak kurang
dari tiga saf, dan jika shalat jenazah dilakukan diluar masjid maka disyaratkan jarak
diantara mayat dan orang yang menshalatinya tidak lebih dari 300 hasta.
5. Disyaratkan tidak ada penghalang (permanen) diantara mayat dan orang yang
menyalatinya baik pelaksanaan shalat dilakukan didalam masjid ataupun diluar
masjid, kecuali bila penghalangnya bisa tembus (seperti bangunan yang tembus)
maka boleh. Bila mayat dalam keranda yang tertutup maka keranda tersebut tidak
boleh dipaku.
6. Disyaratkan orang yang menyalati harus berada dibelakangmayat jika mayat yang
dishalati hadhir (tidak qhaib).
1. Niat.
Dalam niat, diwajibkan untuk menyengaja dan menentukan shalat, dengan
menyertakan niat dalam takbiratul ihram. Adapun lafadniatnya :
اماما هلل/ اصلى على هذا الميت (هذه الميتة ) اربع تكبيرات مأموما
تعالى
6
Lafadh niat sembahyang ghaib 1 mayat :
اصلى على ميت ( فالن بن فالن ) الغائب اربع تكبيرات فرض الكفاية
مأموما ( اماما ) هلل تعالى
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Bertakbir 4x termasuk takbiratul ihram.
4. Membaca surat Al Fatihah.
5. Membaca Shalawat kepada Nabi SAW setelah takbir kedua.
6. Mendo’akan mayit setelah takbir ketiga, yaitu :
…(اللهم اغفر له (لها
Jika jenazah itu anak-anak maka dibaca :
اللهم اجعله فرطا ألبويه وسلفا و ذخرا و عظة و اعتبارا و شفيعا و ثقل به
موازينهما وافرغ الصبر على قلوبهما وال تفتنهما بعده وال تحرمنا أجره
7. Takbir ke empat, dan sunat membaca doa berikut :
سبقوناoاللهم ال تحرمنا اجره و ال تفتنا بعده واغفر لنا وله والخواننا الذين
امنوا ربنا انك رئوف رحيمoبااليمان وال تجعل في قلوبنا غال للذين
8. Salam yangpertama.
7
Keterangan :
Pada saat proses pemakaman ini, setelah liang kubur ditutup dan sebelum ditimbun dengan
tanah, bagi orang yang berada di tepi kuburan disunatkan mengambil tiga genggam ( 3 Tanah
dibulit )tanah bekas galian kubur dengan dua tangannya untuk kemudian menaburkannya
kedalam kubur melalui arah kepala mayat.
8. Dan disunatkan memasang dua batu nisan tepat dikepala dan dikaki mayat serta
membaca doa :
اللهم اجعل هذه الحجرة رحمة و فضال واسعا فى قبره يا ارحم الراحمين
juga disunatkan menanam kayu yang hijau (yang masih muda) pada posisi kepala dan
kaki,sambil membaca doa :
اللهم اجعل هذه الشجرة رحمة و فضال واسعا فى قبرهيا ارحم الراحمين
Disunnatkan jugamenyiram air diatas kuburan dari kepala hingga kaki, sambil
membaca doa :
اللهم اجعل هذا الماء بردا وسالما فى قبره يا ارحم الراحمين
9. Disunatkan juga menabur bunga di atas kuburan,dan juga meletakkan kerikil
10. Selanjutnya diteruskan dengan membaca talqin
11. Sunat bagi pentalqin duduk dengan posisi menghadap ketimur setentang dengan
kepala mayat, dan bagi penziarah sebaiknya berdiri. Dalam talqin inidi sunatkan
untuk di ulangi 3x
12. Diakhiri dengan do’a untuk mayat.
Dikaji mulai dari kitab Sabilal Muhtadin,ianatuthalibin serta kitab kitab turast lain nya yg
bermazhab Syafi'i
... وهللا اعلم بالصواب
bila ada kesalahan kesilapan atau kekurangan mohon dikiranya sama sama kita perbaiki
kembali dengan murajaah kembali kepada ulama-ulama kita ...
disusun oleh :