Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ika Kartika

Tugas Mengomentari secara kritis materi “Paradigma Al-Qur’an Untuk


Perumusan Teori”

Dari penjelasan yang telah dipaparkan saya setuju bahwa setiap perkembangan
zaman akan ada cara pandang yang berbeda dalam memaknai ataupun menalarnya
dalam cara pandang ilmu pengetahuan. Karena semakin berkembangnya zaman artinya
semaki maju teknologi dan kemampuan manusia dalam menelaah ataupun meneliti
suatu hal yang kemudian kebenaran-kebenaran Al-quran yang disampaikan dengan
makna hakiki ataupun majaj dapat terbuktikan. Dalam Paradigma Al-quran ada 3 cara
perumusan teori yaitu sintetik analitik, struktur transendetal dan bias historis dan
intelektual. Yang artinya dalam setiap perumusan makna Al-quran ada pendekatan-
pendekatan yang dilakukan.
Paradigma Al-auran menurut Kuntowijoyo berarti suatu konstruksi
pengetahuan yang memungkinkan kita memahami realitas. Dengan demikian
menemukan sekaligus merumuskan kerangka sistem islam dapat dimungkinkan lewat
konstruksi pengetahuan dalam Al-quran. Kendati sebuah teori dapat diaplikasikan,
namun kadang ada kekurangan, karena pasalnya sebuah teori dibuat oleh manusia yang
tidak lepas dari sifat lupa ataupun salah. Maka dalam membuat sebuah teori perlu lah
memahami Al-quran sebagai paradigma. Dalam memahami Al-Quran dan perumusan
teori terdapat banyak pendekatan, seperti sintetik-analitik, struktur transendetal, dan
bias historis dan bias intelektual.
Lalu apa fungsi Paradigma? Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa fungsi
Al-quran dalam perumusan teori pada dasarnya adalah untuk membangun perspektif
Al-quran dalam memahami realitas, Paradigma Al-quran akan memungkinkan adanya
pengembangan eksperimen baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Dan tentu ini juga
dapat memperkaa khazanah ilmu pengetahuan manusia khususnya umat Muslim.

Anda mungkin juga menyukai