Anda di halaman 1dari 2

6. Hukuman Untuk Para Perilaku Korupsi Dalam Perspektif Hukum.

Hukuman mati bagi koruptor muncul setelah hakim tipikor menjatuhkan vonis
terhadap terdakwa ART hanya lima tahun.Hukuman itu tentu merupakan ancaman
hukuman maksimum bagi siapa pun yang terbukti melanggar Pasal 5 UU No 31 tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Sedangkan masyarakat yang
menyesalkan ancaman itu, seharusnya ditujukan kepada pembuat undang-undang, bukan
kepada hakim tipikor atau jaksa penuntut KPK.
Untuk pelaku tipikor
Dalam undang-undang itu, ancaman hukuman mati hanya ditujukan kepada pelaku
tipikor yang melanggar Pasal 2 Ayat 1, di mana Ayat 2 pasal itu menetapkan ancaman
pidana mati hanya dijatuhkan bila negara dalam keadaan bahaya, terjadi bencana
nasional, pengulangan tipikor, atau saat negara dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter.
Dari sisi hukum internasional, hukuman mati sebenarnya telah diwajibkan untuk
dihapuskan di dalam UU nasional masing-masing negara anggota PBB, termasuk
Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Politik (1966) dengan UU No 12 Tahun 1995; hanya pada Pasal 6 Konvenan itu masih
dibolehkan dalam tiga keadaan.
Pertama, hanya dapat diterapkan terhadap kejahatan yang serius (serious crimes).
Kedua, tidak dapat diberlakukan UU secara retroaktif.
Ketiga, harus atas dasar putusan pengadilan yang telah mendapat kekuatan hukum tetap.
Keempat, tidak dapat diterapkan terhadap wanita yang sedang hamil dan anak di bawah
usia 18 tahun. Jika pidana mati diterapkan, penerapannya harus mempertimbangkan hak
seorang terdakwa pidana mati untuk mendapat pengampunan dan komutasi dengan
pidana lainnnya.
Rancangan KUHP (2007) telah memuat jenis pidana mati sebagai pidana kekecualian,
bukan termasuk pidana pokok, bahkan diatur kemungkinan penjatuhan pidana mati
bersyarat untuk memberi pertobatan agar kelak yang bersangkutan terhindar dari
pelaksanaan pidana mati.
Ancaman pidana mati juga masih merupakan pidana pokok di dalam KUHP dan UU
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, ancaman pidana mati dimasukkan ke dalam
empat pasal tentang tindak pidana terorisme.
Diborgol
Merujuk dua sisi hukum nasional dan hukum internasional itu, semakin jelas,
perkembangan pengaturan pidana mati semakin moderat, berbeda dengan aspirasi
sementara masyarakat untuk menerapkan dan tetap menghidupkan ancaman pidana mati
terhadap kejahatan serius.
UU Pemberantasan Korupsi khusus Pasal 2 Ayat 2 UU No 31 Tahun 1999 yang memuat
ancaman pidana mati perlu diubah dan diperjelas dengan ancaman alternatif pidana
selain pidana mati, seperti sanksi kerja sosial, sehingga efek jera akan muncul saat yang
bersangkutan berada di hadapan publik melakukan pekerjaan di tempat umum.
Untuk menambah efek jera, tersangka korupsi seharusnya dikenai pemborgolan dan
dengan baju tahanan seperti diterapkan di negeri jiran (Malaysia dan Singapura).
Tindakan itu tidak dilakukan di Indonesia sehingga tersangka korupsi dapat berjalan
bebas layaknya bukan tersangka dan mengunjungi kantor KPK seperti hendak berkantor
saja.
Sanksi sosial
Sanksi sosial tampaknya lebih berguna daripada menjatuhkan hanya pidana mati
terhadap koruptor, yang terbukti tidak efektif dan mampu mencegah serta memberantas
korupsi, seperti telah terjadi di China. Semakin banyak koruptor di China ditembak mati
di hadapan publik justru korupsi tidak semakin berkurang. Bahkan, kini China
mempelajari sistem pencegahan korupsi yang berhasil dijalankan Pemerintah Korea
Selatan.
Yang terpenting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia bukan masalah ancaman
pidana setinggi-tingginya, tetapi bagaimana memelihara dan mempertahankan agar
pelaksanaan pidana di lembaga pemasyarakatan dijalankan secara konsisten. Juga tidak
ada perlakuan berbeda berdasarkan status sosial dan ekonomi terpidana, termasuk sejak
yang bersangkutan dalam masa penahanan sampai menjalani pidananya, seperti adanya
rumah tahanan dan LP layaknya hotel berbintang empat.
Pengawasan ekstra ketat selama masa penahanan dan masa pelaksanaan pidana menjadi
masalah penting di Indonesia untuk memberi efek jera dibandingkan pidana mati yang
masih diragukan efek jeranya.
Maka, perlu peninjauan kembali ketentuan tentang remisi, cuti bersyarat, cuti menjelang
bebas, dan jadwal kunjungan di rumah tahanan dan LP, terutama bagi pelaku kejahatan
serius termasuk korupsi.

Anda mungkin juga menyukai