Korupsi Dapat Digolongkan Sebagai Kejahatan Luar Biasa Atau
Ekstraordinary Crime. Karena parahnya perilaku korupsi yang sering disebut sebagai kejahatan yang luar biasa karena sulit diberantas dan melibatkan komponen atas atau orang penting dalam sebuah negeri. Bahkan di Indonesia, negeri kita menempati peringkat ke 100 negara dari 183 negara dalam indeks persepsi korupsi (CPI), Indonesia menempati skor CPI sebesar 3,0, naik 0,2 dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,8, di kawasan Asia Tenggara, skor Indonesia berada di bawah Singapura (9,2), Brunei (5,2), Malaysia (4,3), dan Thailand (3,4), dimana semakin rendah nilai semakin besar persepsi korupsinya. Karena menjamurnya perilaku korupsi di Indonesia ini, sejak lama telah digaungkan pemberantasan korupsi di Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk sebagai badan khusus yang menangani penyidikan dan pemberantasan kasus korupsi di Indonesia. Begitu pula dengan adanya pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) yang melakukan upaya pengadilan hukum bagi pelaku tindakan korupsi. Terlepas dari efektif tidaknya kinerja KPK maupun elemen penegak hukum lain dalam memberantas korupsi dan mengadili perilaku korupsi. Selama ini telah berhasil ditangkap banyak pelaku korupsi di pemerintahan baik pejabat publik dari mantan menteri, anggota DPR, Gubernur, Bupati, Pejabat daerah, hingga PNS golongan rendah, pun tak lepas dari tangkapan penegak hukum jika terdapat indikasi kegiatannya merugikan negara dan berujung korupsi. Sebagai contoh pada tahun 2011 saja dari data kepolisian ada 1.323 perkara yang ditangani, melonjak daripada tahun 2010 yang hanya 585 perkara (Republika).