Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EKOLOGI PEMERINTAHAN

OLEH
NAMA : ANGGRI K.Y NDUN
NPP : 24.1369
KELAS :A
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
DOSEN : Drs. MUSTAUFIK AMIN, M.Si

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS SUMATERA BARAT
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah dengan judul Ekologi Pemerintahan sebagaimana mata kuliah yang diampuh
oleh dosen IPDN Kampus Sumatera Barat, bapak Drs. Mustaufik Amin, M.Si ini dibuat
sebagai bahan penilaian Tugas Terstruktur semester V. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai analisa konsep mengenai Ekologi Pemerintaha, Sistem Pemerintahan yang bersifat
dinamis, dan pengaruh faktor lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia baik faktor
internal, eksternal, fisik maupun nonfisik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada beberapa
pihak yang sangat mendukung dalam terselesaikannya penulisan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis akan sangat
berterima kasih apabila pembaca dapat memberikan masukan yang membangun bagi
kesempurnaan makalah penulis di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat...

Baso, Oktober 2015

Penulis

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 2


DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………………………... i


Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Ekologi Pemerintahan……………………………………………. 2
2.2 Pemerintahan Sebagai Sistem ……………………………………………. 4
2.3 Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia .... 8
Bab III Penutup …………………………………………………………………. 18
Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 19

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisme terdiri dari beberapa sistem organ, sistem organ terdiri atas organ –
organ yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda, sedangkan organ tersusun oleh
ratusan jaringan begitulah susunannya sampai dengan sel sebagai suatu unit yang
sistemik. demikian merupakan gambaran singkat suatu sistem pemerintahan dapat
dianalogikan sebagai suatu organisme. Sebagai suatu organisme, tentu suatu
pemerintahan sangat berhubungan dengan lingkungan, kelangsungan hidup organisme
akan bergantung pada hubungannya dengan lingkungan dan bagaimana pengaruh
lingkungan terhadapnya. Secara konseptual Ekologi Pemerintahan merupakan studi
ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi dengan ilmu pemerintahan
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep Ekologi
Pemerintahan, pemerintahan sebagai suatu sistem dan pengaruh faktor - faktor
lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :\
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ekologi pemerintahaan?
1.2.2 Apa itu pemerintahan sebagai suatu sistem?
1.2.3 Bagaimana pengaruh faktor lingkungan terhadap sistem pemerintahan
Indonesia?

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 4


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekologi Pemerintahan

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata oikos (lingkungan) dan logos (ilmu).
Secara tipologi, ekologi dibedakan atas darat, laut, dan udara. Sedangkan secara jenis,
ekologi dibagi atas alami dan buatan.

Menurut KBBI, Ekologi adalah ilmu tentang hubungan (relasi) antara makhluk hidup dan
lingkungannya.

Menurut Wikipedia kata ekologi berasal dari bahasa Yunani “eokos” dan “logos” yang
awalnya berarti studi mengenai rumah, yang kemudian berkembang definisinya menjadi “ is
the scientific study of the relation of living organisms with each other and their surroundings.
Wikipedia – The Free Encyclopedia, yang diunduh melalui
http://en.wikipedia.org/wiki/Ecology).

Haeckel, seperti yang dikutip oleh Esbjorn-Hargens, memberikan definisi ekologi sebagai
berikut :

By ecology we mean the body of knowledge concerning the economy of nature-the


investigation of total relations of the animal both to its inorganic and its organic
environment; including, above all, its friendly and inimical relations with those animals and
plants with which it comes directly or indirectly into contact-in a world, ecology is the study
of all those complex interrelations referred to by Darwin as the conditions of the struggle of
existence

Perbedaan substansif antara ekologi dan lingkungan :

Ekologi

Pemikiran manusia yang semakin luas dan mendalam tentang bagaimana upaya melestarikan
danau, mencegah efek insektisida terhadap berbagai spesies binatang, mencegah masuknya
pencemaran terhadap sumber air minum (sumur), mencegah pengaruh perubahan iklim
terhadap habitat, dsb.

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 5


Lingkungan

Pemikran manusia untuk memperbaiki agar udara dan air yang terkena polusi (tercemar)
dapat dirubah menjadi udara dan air yang segar, bersih dan sehat, untuk kepentingannya
sendiri.

Pada tahun 1950 – an muncul istilah ekologi administrasi, sedangkan istilah ekologi
pemerintahan itu sendiri barulah dikenal pada tahun 1980 – an.

Ekologi pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu / cabang ilmu pemerintahan yang
mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan
normative secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga – lembaga Negara,
masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan social dimana pemerintahan itu berada, baik
secara vertical maupun horizontal. Agar lebih mudah memahami konsep ekologi
pemerintahan maka ekologi pemerinthan dapat diasumsikan sebagai berikut :

Asumsi Dasar Pertama :

Pemerintah adalah sebuah organisme hidup, yang lahir, hidup, berkembang dan dapat mati.
Oleh karena itu gejala dan peristiwa pemerintahan dapat dianalisis dengan kajian ekologi.

Asumsi Dasar Kedua :

Pemerintah adalah sebuah sistem terbuka. Untuk memahami gejala dan peristiwa
pemerintahan dapat digunakan teori sistem.

Tiga sudut pandang ekologi pemerintahan

Studi ekologi pemerintahan adalah studi ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi
dengan ilmu pemerintahan. Studi tersebut dapat dilihat dari tiga sudut pandang.

1) Dari sudut pandang ekologi, kajian ini melihat pemerintahan sebagai sebuah “ekosistem”,
sehingga berbagai teori, paradigma, pendekatan, konsep, prinsip yang digunakan sebagai alat
analisis pada ekologi dipakai pula pada kajian ekologi pemerintahan. Beberapa hal penting
yang biasanya digunakan di dalam kajian ekologi yaitu :

 Memandang obyek sebagai sebuah ekosistem;


 Penggunaan paradigma anthroposentrik;
 Penggunaan pendekatan holistik;

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 6


 Adanya mekanisme yang berfungsi memelihara sistem dalam keadaan seimbang
dinamis.

2) Dari sudut pandang ilmu pemerintahan, ekologi pemerintahan merupakan salah satu
bidang kajian ilmu pemerintahan. Ekologi pemerintahan merupakan salah satu wujud
bangunan keilmuan (body of knowledge) dari ilmu pemerintahan.

3) Sudut pandang ketiga atau disebut juga sudut pandang eklektik, berpendapat bahwa kajian
ekologi pemerintahan merupakan padumuka (interface) antara kajian ekologi dengan ilmu
pemerintahan.

2.2 Pemerintahan Sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah himpunan komponen atau bagian-bagian yang tersusun sedemikian rupa
sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang mana antar komponen memiliki
hubungan fungsional dan dibuat untuk mencapai satu tujuan tertentu. Singkatnya sistem
adalah suatu kesatuan struktural dan fungsional yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan
tertentu.

Sistem dapat dilihat secara hierarkhis maupun secara fungsional

Sistem dilihat secara Hierarkis

Secara hierarkhis ada tingkatan suprasistem, sistem, subsistem, sub-subsistem dst.Masing-


masing sebenarnya juga merupakan sebuah sistem yang bulat dan utuh.

Subsistem yang lebih kecil dan lebih rendah tunduk pada prinsip-prinsip sistem yang lebih
tinggi hierarkhinya.

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 7


Pada sistem pemerintahan di Indonesia, pemerintah nasional adalah sebuah suprasistem, yang
dibawahnya ada sistem pemerintahan provinsi, subsistem pemerintahan kabupaten/kota serta
sub-subsistem pemerintahan desa. Sebagaimana termaktub daalm konstitusi kita, Negara
Kesatuan Republik Indonesian dibagi atas daerah - daerah provinsi,dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota iut mempunyai
pemerinthan daerah. Masing-masing merupakan sebuah sistem yang bulat dan utuh. -
Pemerintahan nasional adalah sebuah sistem;

- Pemerintahan provinsi adalah sebuah sistem;

- Pemerintahan kabupaten/ kota adalah sebuah sistem;

- Pemerintahan desa adalah sebuah sistem

Sistem dilihat secara Fungsional

INPUT OUT IMPACT BENEFIT


PROCESS OUTPUT
COME

feedback Feedforward

environment

Secara fungsional sistem terdiri dari komponen-komponen :

a. Masukan (input);

b. Proses (process);

c. Keluaran (output);

d. Nilaiguna (outcome);

e. Dampak (impact);

f. Manfaat (benefit);

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 8


g. Umpanbalik (feedback);

h. Umpan kedepan (feedforward);

i. Lingkungan (environment).

Komponen Input dalam sebuah sistem dapat berupa uang, barang, orang, aturan, metode dlsb.

Komponen Process dalam sebuah sistem dapat berupa pengubahan komponen input menjadi
output yang dikehendaki.

Komponen Output berupa keluaran yang dikehendaki oleh sebuah sistem, wujudnya dapat
berupa barang dan atau jasa.

Komponen Outcome dari sebuah sistem adalah nilaiguna yang dikehendaki, berkaitan dengan
manfaat yang diperoleh pengguna (users) dari sistem tersebut. Wujudnya dapat berupa
kualitas dari keluaran.

Komponen Impact berupa dampak positif yang dikehendaki dari berprosesnya sistem, dengan
memperhitungkan adanya dampak negatif.

Komponen Benefit berupa keuntungan yang diperoleh dari bekerjanya sebuah sistem, baik
keuntungan langsung maupun tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang yang
dapat diperhitungkan.

Komponen Feedback adalah umpan balik ke dalam sistem yang bertujuan memberikan
masukan mengenai berprosesnya sistem tersebut untuk perbaikan mendatang.

Komponen Feedforward adalah umpan ke depan berupa masukan dari sistem yang lebih kecil
kepada sistem yang lebih tinggi atau lebih besar.

Environment adalah lingkungan dimana sistem tersebut berada. Ada hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara sistem dengan lingkungannya.

Dilihat secara fungsional, maka sistem pemerintahan terdiri :

a. Input berupa : orang, uang, barang, peraturan perundang -undangan,

kebijakan, sistem dan prosedur, metode dlsb.

b. Proses berupa : pembuatan kebijakan, pembuatan perijinan, pembuatan

layanan administrasi, proses penyediaan pelayanan dasar (pendidikan,

MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI 9


kesehatan, lapangan pekerjaan, fasilitas umum, ketentraman dan

ketertiban umum dlsb).

c. Output berupa : barang dan jasa publik seperti layanan pendidikan,

layanan kesehatan, perijinan, layanan administrasi, layanan ketentraman

dan ketertiban umum, barang-barang publik yang disubsidi, dlsb

d. Outcome berupa : nilai manfaat berbagai kebijakan publik yang dibuat oleh
pemerintah maupun penyediaan barang -barang publik bagi kepentingan masyarakat
luas,yang seharusnya digambarkan melalui tingkat kepuasan masyarakat.

e. Impact berupa : dampak langsung maupun tidak langsung dari pembuatan


kebijakan publik maupun penyediaan barang- barang publik oleh pemerintah, antara
lain berupa terpenuhinya kebutuhan dasar, sehingga tercipta kestabilan nilai tukar
rupiah, tingkat kejahatan yang menurun, dlsb.

f. Benefit berupa : keuntungan langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena
bekerjanya sistem misalnya pertumbuhan ekonomi, kestabilan politik, kestabilan
keamanan dlsb.

g. Feedback berupa : umpan balik pada internal sistem berupa kritik dari masyarakat,
pikiran pembaca yang dimuat dalam surat kabar, demonstrasi oleh masyarakat,
diskusi-diskusi dalam rapat dinas dlsb.

h. Feedforward berupa : umpan kedepan berupa masukan dari pemerintah desa,


kabupaten/kota, provinsi kepada pemerintah pusat berjenjang ke atas mengenai
pelaksanaan kebijakan publik yang dibuat oleh masing-masing tingkatan
pemerintahan.

i. Environment berupa : lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari sebuah


sistem pemerintahan pada masing-masing tingkatan

Pemerintah sebagai sebuah sistem harus pula memiliki keseimbangan dinamis agar
sisitemnya dapat bekerja dengan optimal serta mampu menjaga eksistensinya.
Keseimbangannya perlu dijaga oleh seluruh komponen sistem tanpa terkecuali. Untuk
kepentingan tersebut maka semua anggota sistem harus “sadar sistem” artinya mereka

1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
0
harus memehami teori sistem dan n]bekerja secara sistemik.semua sistem mempunyai
peran dan fungsi masing – masing, sehingga tidak perlu ada egoisme komponen karena
merasa unitnyalah yang paling penting.

Untuk menjaga agar sistem pemerintahan tetap seimbang dianmis, perlu dibuat
mekanisme umpan balik (feedback) dan umpan ke depan (feedforward) yang terbuka dan
obyektif. Apabila mekanismenya terhambat atau dibuat artifisial, ada kemungkinan besar
sistem akan terganggu bahkan pada ujungnya dapat membuat asistem pemerintahan
menjadi mandeg atau bahkan kolaps. Pimpinan organisasi akan membuka seluas –
luasnya mekanisme umpan balik supaya dia mendapat informasi aktual dan akurat.1

2.3 Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia

2.3.1 Lingkungan Internal Sistem Pemerintahan

Menurut Business Dictionary bahwa yang dimaksud dengan lingkungan internal adalah
semua kondisi, entitas, kejadian dan faktor di dalam organisasi yang mempengaruhi
aktivitas dan pilihan-pilihan, terutama perilaku para pegawainya. Lingkungan internal
yang mempengaruhi sistem pemerintahan yatu sebagai berikut :

1. Visi dan misi organisasi

Setiap organisasi bisnis maupun pemerintah perlu memiliki visi jangka panjang (long-
term vision), vidi jangka menengah (mid-term vision) dan visi jangka pendek (short-term
vizion). Di sektor pemerintah, visi jangka panjang tertuang dalam rencana pembangunan
jangka penjang dengan dimensi waktunya disepakati oleh para elit bangsa dan dituangkan
dalam peraturan perundang – undangan.

Visi dan misi organisasi dalam ekologi pemerintahan dipengaruhi oleh dimensi waktu,
dimenrsi ruang, dan konteks. Maksudnya visi dan misi organisasi pemerintah dibuat
untuk kurun waktu tertentu dan apabila sudah tercapai akan ditinggalkan, utnuk kemudian
dibaut visi – misi baru yang lebih menantang. Berkaitan dengan itu ada singkatan
SMART yang digunakan untuk menggambarkan visi dan misi yang baik, yakni specific,
measurable, achievable, realistic dan timely.

1
Wasistiono, Sadu, Pengantar Ekologi Pemerintahan, Jawa Barat : IPDN Press, 2013 hlm. 32.
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
1
Dimensi waktu. Salah satu ciri visi dan misi yang baik adalah terikat pada waktu. Dapat
dinyatakan secara eksplisit maupun secara implisit. Visi dan misi organisasi yang telah
tercapai akan ditinggalkan dan digantikan dengan visi dan misi yang baru yang lebih
menantang.

Dimensi Ruang. Dimensi ini menggambarkan bahwa visi dan misi organisasi pemerintah
berlaku untuk wilayah administratif tertentu. Misalkan ada visi dan misi organisasi
pemerintah nasional dan adapula visi dan misi organisasi pemerintah subnasional.
Dimana visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih besar harus menjadi rujukan bagi
organisasi dibawahnya (disebut pendekan atas kebawah top down approach). Sedangkan
Dimana visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih rendah menjadi bahan
pertimbangan bagi organisasi yang lebih tinggi (disebut pendekatan bawah ke atas bottom
up approach).

Dimensi Konteks. Dalam dimensi ini sebuah visi dan misi organisasi dibedakan baik
dalam konteks perencanaan pembangunan,konteks keunggulan wilayah, dalam visi dan
misi pemerintahan,pencalonan kepala daerah maupun kepala daerah yang sudah terpilih
dan lain sebagainya.

2. Budaya Orgnisasi

Budaya organisasi adalah faktor yang menentukan karakteristik suatu organisasi. Kajian
budaya organisasi memiliki nilai signifikan dalam meneliti kinerja sebuah organisasi.
Kajian budaya organisasi menunjukkan bagaimana suatu budaya berkembang di dalam
organisasi, terinternalisasi di dalam perilaku para anggota organisasi, dan memiliki
hubungan dengan kinerja keseluruhan organisasi termaksud. Budaya organisasi satu
dengan organisasi lain relatif berbeda, bergantung pada karakteristik organisasi
perusahaan. Dalam hal ini, organisasi profit memiliki perbedaan budaya dengan
organisasi non profit atau, organisasi pemerintah berbeda budayanya dengan organisasi
swasta.

Definisi dari seorang perintis teori budaya organisasi, diajukan oleh Edgar H. Schein.
Schein menyatakan budaya organisasi sebagai

“.... a pattern of shared basic assumption that was learned by a group as it solved its
problems of external adaptation and internal integration, that has worked well enough to

1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
2
be considered valid and, therefore, to be taught to new member as the correct way to
perceive, think, and feel in relation to those problem.”

Schein menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah pola asumsi-asumsi


dasar yang bersifat valid dan bekerja di dalam organisasi. Serangkaian asumsi dasar dapat
dipelajari oleh para anggota organisasi. Budaya organisasi mampu bertindak sebagai
pemberi solusi atas masalah organisasi, berperan selaku adaptor terhadap faktor-faktor
yang berkembang di luar organisasi, serta dalam melakukan integrasi internalnya dari
para anggotanya.

Definisi yang lebih rinci mengenai budaya organisasi diberikan oleh Matt Alvesson,
bahwa saat bicara mengenai budaya organisasi, maka

“ ... seems to mean talking about the importance for people of symbolism – of rituals,
myths, stories and legends – and about the interpretation of events, ideas, and
experiences tha are influenced and shaped by the groups within they live. I will also,
however, take organizational culture to include values and assumptions about social
reality ...”

Bagi Alvesson, pembicaraan mengenai budaya organisasi sulit dilepaskan dari


pembicaraan mengenai pentingnya simbolisme bagi manusia, serta peristiwa, gagasan,
dan pengalaman yang dialami serta dibentuk oleh kelompok di mana seseorang
beraktivitas. Dalam analogi dengan kajian sosiologi, anggota organisasi berposisi sebagai
individu sementara organisasi berposisi sebagai masyarakat. Organisasi membentuk
anggota organisasi agar menyesuaikan diri terhadap budaya yang berkembang di dalam
organisasi sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam organisasi tersebut.

Contoh dari budaya organisasi ini adalah organisasi ketentaraan, dalam mana setiap jam
07.00 WIB para anggotanya biasa melakukan apel pagi. Ini merupakan “ritual” di dalam
organisasi dan jika ada anggota yang tidak ikut apel atau terlambat, sanksi-sanksi tertentu
akan tertimpa kepadanya, dan tidak satupun anggota organisasi yang akan memprotesnya.
Demikian pula artifak seperti seragam, topi upacara, ataupun susunan acara melekat pada
“ritual” tersebut. Ritual seperti organisasi ketentaraan tentunya berbeda dengan organisasi
lain, misalnya organisasi para seniman2.

2
http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/budaya-organisasi.html
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
3
Dalam konteks negara sebagai sebuah organisasi dari suatu bangsa, budaya organisasinya
ditetapkan dalam falsafah negara. Untuk Indonesia, telah ada Pancasila sebagai falsafah
bangsa yang sekaligus juga merupakan sumber dari segala sumber hukum. Namun
Indonesia sekarang sedang mengarah menjadi negara tanpa ideologi yang jelas, karena
Pancasila yang selama ini dijadikan jaulan pada masa orde baru telah kehilangan makna
karena ada kesenjangan yang luar biasa tataran filosofis dan tataran praksisnya. Gerakan
sosialisasi epat pilalr kebangsaan yang digagas oleh ketua MPR, merupakan sebuah
pengakuan bahwa pilar – pilar kebangsaan tersebut sejak reformasi telah mengalami
distorsi dan pendangkalan pemehaman.3

3. Organisasi / Pemerintahan Bayangan

Dalam setiap organisasi formal akan selalu diikuti adanya organisasi informal. Posisi
pemerintahan bayangan dalam ekologi pemerintahan ditempatkan pada faktor internal
ataupn faktor eksternal,tergantung komposisi dan peran yang dimainkan oleh pemerintah
bayangan tersebut. Apabila komposisinya diisi oleh orang-orang dalam pemerintahan
resmi yang mencari jalan terobosan yang cenderung melanggr aturan, maka pemerintah
bayangan ini dikelompokkan kedala faktor internal. Sebaliknya jika komposisi dan
pernnya diisi oleh orang luar maka dapat dikategorikan sebagi faktor eksternal4.

Pemerintah byangan sering sekali dikaitkan dengan jarigan mafia karena punya tujuan
yang sama yakni mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-
kecilnya tanpa terjerat oleh hukum.Pemerintah bayangan inilah yang menentukan siapa
yang direkomendasikan menjadi meneteri dan perusahaan manakah yang akan menggarap
proyek raksasa. Dalam kebijakan pengelolaan anggaran negara, dalam hal untuk
menambah anggaran suatu kegiatan, kementerian/lembaga tingkat nasional harus
berbicara dengan komisi-komisi di DPR-RI,bukan dengan Ketua BAPPENAS atau
Menteri Keuangan, padahal pada saat yang sama DPR-RI mempunyai fungsi
pengawasan,termasuk pengawasan penggunaan APBN. Bagaimana mungkin mengawasi
dengan baik apabila “wasit ikut dalam permainan”.5

4. Hubungan Dengan Subsistem Dan Sub-Subsitemnya

3
Wasistiono, Sadu, Pengantar Ekologi Pemerintahan, Jawa Barat : IPDN Press, 2013 hlm 71.
4
ibid, hlm. 73
5
https://www.academia.edu/11202264/ekologi_pemerintahan
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
4
Dilihat secara hierarkis sistem pemerintahan Indonesia terdiri dari suprasistem
(pemerintahan nasional), sistem (pemerintah provinsi), subsistem (pemerintah kabupaten /
kota) , dan sub-subsistem(pemerintahan desa). Hubungan pemerintahan nasional dengan
pemerintahan subasional tergantung pada tiga hal, yakni: 1)bentuk negara; 2)sistem
politik; serta 3)sistem pemerintahannya6.

Menurut Made Suwandhi, hubungan antara pemerintahan nasional dengan pemerintahan


subnasional dapat dilihat dari tujuh elemen dasar yang membangun entitas pemerintahan
daerah sekaligus menjadi fokus hubungan antara pemerintahan nasional dengan
pemerintahan subnasional. Ketujuh elemen dasar tersebut adalah :

a) Kewenangan atau urusan pemerintahan

Urusan pemerintahan meliputi kewenangan untuk mengatur dan kewenangan untuk


mengurus dan melaksanakan yang terdiri atas :

- Kewenangan yang mengatur mutlak urusan pemerintah (kewenangan yang mengatur


jika kewenangan tersebut secara eksplisit ditetapkan oleh suatu undang-undang)

- Kewenangan mengatur yang bersifat konkuren (pemerintah daerah memiliki


kewenangan mengatur jika dan selama pemerintah belum menggunakan wewenang
tersebut baik melalui undang-undang,pp,kepres dan peraturan lainnya.

- Kewenangan mengatur bersifat kerangka ( pemerintah pusat mengatur secara umum


pengaturan urusan pemerintahan dan pemerintah daerah mengaturnya lebih lanjut dalam
peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah)

- Kewenangan mengatur yang bersifat pararel (pemerintah dan pemerintahan daerah


berwenang untuk mengatur urusan-urusan pemerintahan tertentu seara bersamaan.

b) Kelembagaan

c) Personil

d) Keuangan Daerah

e) Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban

f) Hubungan Intervensi antara pemerintah dengan pemerintahan daerah

g) Hubungan Wilayah kerja


6
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 81.
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
5
Hubungan antara pemerintah nasional dengan pemerintah subnasioanl sebagai sebuah
sistem dalam konteks ekologi pemerintahan dimaksudkan sebagai mekanisme
homeostatis. Tujuannya adalah agar sistem pemeritahan tetap dapat bergerak secara
dinamis,tetapi dalam koridor keseimbangan. Apabila mekanisme homeostatis ini tidak
berfungsi, ada kemungkinan sistem tersebut akan rusak.

2.3.2 Lingkungan Eksternal Sistem Pemerintahan

Lingkungan eksternal berpengaruh secara timbal balik terhadap sistem pemerintahan


yaitu sebagai berikut :

1) Ideologi dan Politik;

2) Ekonomi;

3) Sosial Budaya;

4) Agama;

5) Pertahanan dan Keamanan;

6) Teknologi Informatika dan Komunikasi.

Ideologi dan Politik

Dalam awal terbentuknya pemerintahan , faktor yang terpenting adalah adanya ideologi
dan politik , karena kedua hal tersebut yang akan menentukan bentuk negara,sistem
politik,serta hubungan antara negara dan pemerintah dengan rakyatnya. Salah satu contoh
pentingnya Ideologi suatu bangsa adalah bubarnya Uni Soviet sebagai pertanda kalahnya
ideologi sosisalisme. Selain itu untuk memperkuat posisi menghadapi persaingan
diberbagai bidang, negara-negara di Eropa Barat membentuk Uni Eropa. Munculnya
kekuatan ekonomi baru yakni China juga menunjukkan eksistensi perkembangan ideologi
yang sangat pesat. China menganut politik jalan tengah dengan mengawinkan antara
sosialisme dan kapitalisme liberal dalam bentuk ideologi martket sosialism,diikuti dengan
sistem ekonomi socialist market economy yang cebderung menggunakan sistem

1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
6
pemerintahan yang sentralistik. Apabila bangsa Indonesia meninggalkan Pancasila
sebagai ideologi berbangasa dan bernegara, niscaya akan ada upaya dari berbagai pihak
unutk menggantikannya dengan idelogi lain, baik kapitalisme maupun Islam sebagai
ideologi serta antara negara barat dengan China. Hal tersebut akan membuat Indonesia
menjadi medan pertempuran ideologi, yang apabila tdak diantisipasi secara cerdas tidak
menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi Timut Tengah jilid kedua7

Ekonomi

Pada sistem pemerintahan yang berideologi sosialisme, kegiatan ekonomi bangsa


dikendalikan oleh pemerintah. Pada sektor swasta relatif terbatas. Birokrasi negara
memegang peran penting dalam mengatur jalannya ekonomi bangsa. Model ini memiliki
keunggulan apabila dikendalikan oleh pimpinan pemerintahan yang jujur dan memiliki
integritas jika sebaliknya akan menyebabkan pemerintahan yang otoriter dan berpotensi
besar untuk korupsi.

Sosial dan Budaya

Sistem pemerintahan daerah a dan sistem pemerintahan daerah b sedikit banyak memiliki
budaya pemerintahan yang berbeda. Mulai dari cara berpakaian,cara berbahasa,maupun
cara menjalankan pemerintahan. Pandangan Nasabitt dalam menghadapi era globalisasi
langkah strategis yang perlu dilakukan adalah dengan membangkitkan kekuata budaya
lokal untuk dapat berkiprah dikancah global. Faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan
oleh para aktor penyelenggara pemerintahan. Sebab pabila salah memahami kondisi
sosial budaya masyarakat dimana mereka bekerja melayani publik,justru akan timbul
masalah.

Agama

Bangsa Indonesia dikenal sebgai bangsa yang religius. Konstitusi menjamin kemerdekaan
setiap penduduk untuk beribadat menurut agama atau kepercayaannya. Ada agama
tertentu yang sangat kental pada tata kelola pemerintahan,ada pula yang sekedar
formalitas.

7
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 95.
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
7
Pertahanan dan Keamanan

Salah satu fungsi utama pemerintah negara adalah menjaga kedaulatan bangsa terhadap
serangan musuh dari luar dan menjaga keamanan. Maka dari itu memang sudah
seharusnya secara mutlak urusan pertahanan dan keamanan dikuasai oleh pemerintah
pusat. Pembentukan daerah otonom baru, pemilihan Ibukota pusat pemerintahan, ataupun
pengembangan wilayah perbatasan negara memperhitungkan aspek pertahanan. Dan
dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah mekanisme koordinasi yang
tertampung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah(Forkompida) yang menggambar
pentingnya faktor pertahanan dalam proses pemerintahan.

Teknologi Informatika dan Komunikasi

Revolusi teknologi informatika dan komunikasi telah mendorong lahirnya pemerintahan


yang terbuka dengan ciri utama penggunaan teknologi informatika dan komunikasi untuk
menjalankan sebagian kegiatan pemerintahan, sehingga terbangun e-goverment (e-govt).
Obama berpandangan bahwa dengan paradigma pemerintahan yang terbuka akan
memperkuat demokrasi,mendorong efisiensi, dan efektivitas pemerintahan.

2.3.3 Lingkungan Fisik Dan Nonfisik

2.3.3.1 Lingkungan Fisik

Letak Geografis

Indonesa merupakan negara kepulauan terbesar didunia. Sebagai negara kepulauan


terbesar Indonesia memiliki kekuatan maupun kelemahan yang berbeda dengan negara
daratan, sehingga perlu dikelola dengan cara-cara yang spesifik. Karakteristik geografis
Indonesia memang berbeda dengan negara daratan pada umumnya, maka perlu para
peneyelenggara pemerintahannya perlu memahami dalam menjalankan tata kelolanya.
Selama ini bangsa Indonesia lupa memelihara beranda depan rumah, sehingga
terbengkalai dan mudah dimasuki orang lain.

Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis yaitu
berada di antara dua benua (Asia dan Australia) serta berada dipersimpangan lalu lintas
laut skala internasional antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak yang
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
8
strategis tersebut seharusnya menjadi peluang bagi bangsa Indonesia menjadi sebuah
negara terkemuka di dunia. Apalagi menurut Son Daiamar(2010) 90% perdagangan
internasional diangkut melalui laut. Dan dari jmlah tersebut, 40% nya diangkut melewati
wilayah Indonesia. Banyak paradoks yang terjadi akibat salah urus negara karena
sebagian penyelenggara negaranya masih merupakan bagian dari “rent-seeking
government”. Sakah satu paradoks yang muncul adalah Indonesia menjadi pengimpor
beras padahal merupakan negara agraris dengan penduduk nomor ke – 4 dunia serta
memiliki lahan yang luas dan subur (1.904.569 km2 atau peringkat ke 15 di dunia).
Padahal dulu Indonesia pernah mengalami masa swasembada pangan, karena
pemerintahanya berpihak pada petani. Kalau sekarang pemerintaha hanya berpihak pada
pedagang dan pengusaha yang hanya mencari untung.

Paradoks lainnya adalah Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago state) terbesar
di dunia memiliki pantai nomor 2 terpanjajng di dunia masih menjadi pengimpor garam
dan ikan asin. Padahal pada zaman Hindia Belanda, negeri nusantara pernah menjadi
pengekspor garam terbesar di dunia.

Bentuk dan Kondisi Geografis

Pola penerapan kebijakan di Indonesia adalah dengan “one-fit for all” yang serba
seragam. Padahal melihat bentuk negara Indonesia, tentunya pengelolaan wilayah daerah
pedalaman maupun kepulauan berbeda dengan mengelola daerah perkotaan dataupun
daratan. Hal ini terjadi karena para penyelenggara negara kurang paham mngenai ekologi
pemerintahan, karena dengan ekologi yang berbeda maka diperlukan pola dan model
pemeritahan yang berbeda pula.

Tuntutan dari tujuh provinsi kepulauan yang menghendaki adanya unddng – undang
khusus daerah kepulauan merupakan hal yang wajar, kerana mengelola daerah kepulauan
memang lebih mahak dibandingakan dengan mengelola dearah daerah daratan.8

2.3.3.2 Lingkungan Non Fisik

Lingkungan non fisik berupa filosofi,norma, tata nilai yang secara nyata memberi warna
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam konteks kehidupan berbangsa, bernegara,
berpemerintahan, sudah ada filosofi yang disepakati bersama yakni Pancasila. Indonesia
dihuni ole banyak sekali suku bangsa dengan kebudayaan msing-masing. Bersatunya

8
Wasistiono, sadu,Op. cit., hlm. 133.
1
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
9
suku bangsa yang bervariasi tersebut tidak lepas dari jasa Kerajaan Majapahit yang dalam
masa kejayaannya menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil melalu cara persuasif. Model
pendekatan ini juga diteruskan oleh Soekarno, sehingga dia dapat diterima oleh seluruh
rakyat Indonesia sampai ke pelosok negeri.

Desentralisasi asimetris merupakan salah satu jawabannya asalkan arah perubahannya


terprogram dan terkendali, sebab desentralisasi asimetris yang sangat luas dinegara
unitaris hanya tinggal selangkah menuju bentuk negara federasi. Pada negara federal,
sumber kekuasaanya justru datang dari bawah yakni negara bagin atau provinsi yag
semula merupakan sebuah negara merdeka yang berdaulat yang kemudian secara sukarela
maupun dipaksa bergabung menjadi bagian dari sebuah negara bagian dengan sistem
pemerintahan federal. Pada negara unitaris, sumber kekuasaan datang dari pemerintaan
nasional yang kemudian ditransfer kepada entitas pemerintahan subnasional. Bagi negara
berbentuk unitaris, desentralisasi asimetris yang meluas akan mendorong erjadinya
bentuk negara ke arah federasi. Antara bentuknegara konfederasi, federasi, maupun
unnitaris sebenarnya terletak pada sebuah kontinum yang titik beratnya dapat bergerak ke
kiri dan ke kanan. Semakin ke kiir berarti semakin desentralistik yang mengarah pada
bentuk konfederasi, sebaliknya semakin ke kanan berarti semakin sentralistik yang
mengarah pada bentuk unitaris. Dari proses pembentukan (by-design), negara unitaris
cenderung bersifat sentralistik, karena sumber kekuasaan pemerintah yang ditransfer
kepada entitas subnasional berasal dari pemerintah nasiaonal.

Agar sebuah entitas subnasional dapat memperoleh atau memiliki desentralisasi asimetris
secara adil, pemerintah nasional perlu membuat parameter yang disepakati bersama.
Parameter tersebut antara lain mencakup kekhasan geografi, demografi, sejarah, politik,
ekologi,kebudayaan, yang memungkinkan sebuah entitas subnasional dikelola secara
berbeda dibandingkan entitas subnasional lainnya.

2
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
0
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemerintahan


merupakakn suatu organisasi dan sebuah sistem yang tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan, baik itu yang beresal dari dalam organisasi (internal) maupun dari luar
organisasi itu (eksternal). Lingkungan tersebut juga dapat dikelompokan menjadi
lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik.

3.2 Saran

Pengaruh lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia bagaikan dua mata pisau,
dapat menjadi strategi pembangunan negara untuk semakin maju namun dapat pula
menjadi boomerang bagi penyelenggaraan sistem pemerintahan Indonesia sendiri, oleh
karena itu dalam setiap kebijakan seharusnya tetap memperhatikan tujuan negara
sebagaimana telah ditetpakan oleh para foundinf father kita.

2
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
1
DAFTAR PUSTAKA

Wasistiono, Sadu, 2013. Pengantar Ekologi Pemerintahan. IPDN Press. Jawa Barat.

UUD 1945

UU Nomor 25 tahun 2004

https://www.academia.edu/11202264/ekologi_pemerintahan

http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/budaya-organisasi.html

http://revolusi-pemikiran.blogspot.co.id/2013/11/pengurus-bayangan.html

2
MAKALAH EKOLOGI PEMERINTAHAN - NP. ANGGRI K.Y NDUNI
2

Anda mungkin juga menyukai