Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERORANGAN

Nama Peserta : Muhammad Febria Azmi

Kelas : D5 / 23

Obyek / Lokasi : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah (Komplek Kantor
Bupati Lombok Tengah)

Hasil Pengamatan

Selama masa pandemic di tahun 2020 sampai saat ini, kebijakan untuk absensi elektronik baik itu face
ID maupun Fingerprint telah diubah oleh Pemda kabupaten Lombok Tengah untuk pelaksanaannya
berupa penulisan paraf/tandatangan di kolom samping nama ASN yang menandakan kehadiran ASN
tersebut pada hari kerja. Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan absen manual ini banyak
memunculkan perbuatan indisipliner ASN, salah satunya berupa penandatanganan secara terwakil oleh
orang lain dikarenakan telat ataupun tidak masuk pada hari kerja tersebut.

Dengan dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati yang baru pada bulan Februari 2021 silam, mulai
menerapkan kembali absensi elektronik menggunakan face ID kembali. Absensi elektronik ini selain
dapat mendata kehadiran dan ketidakhadiran juga dapat mendata ketepatwaktuan ASN, sehingga
pimpinan dapat menilai secara efektif dan efisien kinerja masing-masing pribadi ASN. Meski demikian,
masih sering terjadi perbuatan indisipliner terhadap waktu. Yang dimana masih ada ASN yang
meninggalkan kantor meski belum waktunya untuk beristirahat. Hal ini kadang bisa merepotkan atau
menghambat pekerjaan di kantor karena orang yang seharusnya bertanggung jawab atas pekerjaannya
di kantor saat dibutuhkan, ternyata sudah meninggalkan kantor meski belum pada waktunya.
Perbuatan ini merupakan lawan dari nilai-nilai bela negara yang seharusnya ada pada diri ASN, nilai-
nilai tersebut adalah:

a. Kecintaan pada NKRI

Ketidakcintaan pada NKRI dalam perbuatan ini tercermin ketika ASN tidak menegakkan kode etik-kode
etik yang seharusnya menjaga marwah pemerintahan.

b. Rela berkorban demi bangsa dan negara

Datang terlambat dan tidak hadir dalam bertugas adalah bukti nyata perbuatan yang menyimpang
pada nilai-nilai bela negara oleh ASN.

Tindak Lanjut

Perbuatan indisipliner sebagaimana telah dijelaskan dalam hasil pengamatan saya diatas tentunya
memiliki solusi/jalan keluar yang dapat membendung perbuatan atau perilaku tersebut. Adapun
kebijakan yang penulis rekomendasikan adalah penerapan absesnsi berbasis elektronik atau face ID
tersebut diterapkan bukan hanya pada saat jam masuk dan jam pulang saja. Namun ditambahkan juga
adanya absensi wajah saat meninggalkan kantor untuk istirahat dan ketika masuk kembali setelah
istirahat, hal ini dimaksudkan agar pelayanan public atau pekerjaan di kantor bisa berjalan dengan
lancar. Selain itu dapat ditindak lanjuti dengan meningkatkan pengawasan yang dilakukan oleh atasan
terhadap pegawainya dan memberikan teguran atau hukuman kepada ASN yang masih tidak disiplin
terhadap waktu. Karena konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai
(perinividu) dan kinerja organisasi, jadi kinerja dari pegawai tersebut juga akan mempengaruhi kinerja
sebuah organisasi/ instansi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, dan visi organisasi/instansi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai