Sebagaimana tulisan tersebut, Pelayanan publik merupakan suatu kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada masyarakat atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara publik. Untuk memberikan pelayanan public yang berkualitas, ASN yang memiliki peranan penting dalam menyeleggarakan pelayanan public harus mampu memberikan pelayanan dengan professional, berintegritas, bebas dari intervensi politik dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Oleh karena itu nilai nilai yang harus di terapkan oleh seorang ASN adalah BerAKHLAK. Nilai – Nilai BerAKHLAK adalah nilai – nilai ASN yang terdiri dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Jika nilai – nilai tersebut diterapkan di seorang ASN maka akan terciptanya SMART ASN yang merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Namun, untuk menciptakan SMART ASN terdapat beberapa kendala seperti yang disebutkan dalam tulisan tersebut yang terdiri dari 7 kendala yaitu : 1. Masih adanya mentalitas priyayi dalam diri para ASN; 2. Kualitas pelayanan ASN yang masih buruk; 3. Praktik korupsi dalam rekrutmen ASN; 4. Banyaknya mutasi dan promosi yang dilakukan tidak sesuai aturan main; 5. Korupsi yang dilakukan oleh ASN; 6. Masih sering ditemukan pungutan liar oleh ASN kepada masyarakat; dan 7. Politisasi birokrasi. Untuk mengatasi kendala tersebut tidaklah mudah, namun tidak ada kata tidak mungkin jika ada niat untuk berubah. Perubahan tersebut dimulai dari individu atau personal ASN dan disertai atasan yang tegas. Oleh karena itu seorang ASN harus menerapkan nilai-nilai ASN agar mengatasi 7 kendala diatas seperti kualitas pelayanan ASN yang masih buruk dapat diatasi dengan nilai ASN yang berorientasi pelayanan, dimana seorang ASN harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa membedakan suku, pangkat, dan kepentingan. Kendala lain seperti praktik korupsi dalam rekrutmen ASN dan korupsi yang dilakukan ASN, kendala tersebut dapat diatasi dengan nilai ASN akuntabel dimana seorang ASN harus transparan dan jujur dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini juga disertai pengawasan oleh atasan dan audit berkala agar kendala tersebut tidak terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SMART ASN akan terwujud apabila seluruh ASN menerapkan nilai-nilai ASN dalam melaksanakan tugas. Seorang ASN juga harus adaptif akan perubahan zaman. Saat ini, perkembangan teknologi yang membantu kita untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Namun beberapa ASN masih belum mampu beradaptasi dengan hal tersebut. Oleh karena itu pelatihan pelatihan teknologi diadakan agar seorang ASN mampu melaksanakan tugasnya menggunakan teknologi sehingga tugas dapat dikerjakan lebih mudah dan mempersingkat waktu dan masyarakat mendapat pelayanan yang berkualitas. Pada akhirnya cara untuk menciptakan SMART ASN adalah seorang ASN harus menyadari bahwa sebagai ASN yang bertugas untuk memberikan pelayanan public harus memiliki profesionalitas, integritas, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya.