Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR PENUGASAN ACYNCHRONOUS

Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS (Distance Learning dalam


Keadaan Darurat atau Keadaan Tertentu) Angkatan III
Nama Peserta : Refita Mega Bakti
Kelas : A
Unit Kerja : KPP Pratama Palembang Seberang Ulu
Mata Pelatihan : Pembelajaran Agenda 3 Tugas Hari Ke 13
Fasilitator : Anita Irene Moningkey

Identifikasi, Deskripsi, Penyebab, Dampak Isu Manajemen ASN


1. Manipulasi Absensi Pegawai
Sejak diberlakukan kerja di rumah bagi ASN, absensi kehadiran di KPP Pratama
Palembang Seberang Ulu tidak lagi menggunakan pringer print Pegawai KPP Pratama
Palembang Seberang Ulu baik yang sedang WFH maupun WFO melakukan absensi harian
secara online melalui laman logbook.pajak.go.id . Dengan absensi online tersebut masih
ada pegawai yang nakal saat melakukan absensi kehadiran dengan cara memalsukan titik
koordinat. Dengan aplikasi yang dapat memalsukan titik koordinat tersebut pegawai WFO
yang seharusnya datang tepat waktu dapat mengulur kehadirannya ke kantor karena dapat
melakukan absensi dari rumah dengan memanfaatkan aplikasi fake gps. Dengan bantuan
aplikasi tersebut maka tingkat kedisiplinan dan kejujuran dari pegawai dipertanyakan
kualifikasinya. Hal ini tentunya melanggar nilai integritas dan profesionalitas ASN. Terlebih
lagi memalsukan absensi merupakan salah satu tidakan koruptif.
Penyebab dari isu tersebut adalah kurangnya monitoring dan pengawasan dari
atasan dan seksi kepatuhan internal. Penyebab lainnya adalah kurangnya integritas dari
pegawai itu sendiri, pegawai yang berintegritas tinggi tentunya tidak akan memanfaatkan
kesempatan yang ada untuk melakukan tindakan koruptif. Dengan teknologi yang semakin
canggih, makin banyak peluang untuk melakukan tindakan yang tidak benar.
Dampak dari isu tersebut adalah integritas dan kedisiplinan pegawai menjadi
menurun. Selain itu, produktifitas pegawai juga menjadi turun karena makin sedikit waktu
yang dapat digunakan pegawai untuk bekerja. Pegawai menjadi malas untuk datang ke
kantor dan semakin menunda-nunda pekerjaan yang ada. Hal ini dapat menyebabkan
menurunnya kinerja pegawai dan kinerja kantor secara keseluruhan.
2. Pegawai Kurang Disiplin dalam Pengisian Logbook
Pegawai KPP Pratama Palembang Seberang Ulu diwajibkan untuk mengisi logbook
mengenai daftar kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pegawai saat jam kerja. Kewajiban
pengisian logbook tersebut merupakan salah satu bentuk dari kebijakan baru DJP untuk
mendukung kebijakan work from home (WFH) sehinga meskipun kerja dari rumah atasan
masih dapat memantau kegiatan dan hasil kerja dari bawahannya. Logbook tersebut
diharapkan selalu menjadi catatan harian yang digunakan untuk memantau kegiatan
pegawai setiap harinya. Kegiatan tersebut nantinya akan direview secara berkala oleh
atasan sehingga kegiatan pegawai dapat dipantau oleh atasan secara langsung.
Masih banyak pegawai yang tidak rutin mengisi kegiatan hariannya di logbook. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya tingkat kedisiplinan pegawai. Selain itu, tidak terdapat sanksi
yang jelas sehingga pegawai menjadi semakin malas dan tidak mementingkan pengisian
logbook tersebut.
Dampak apabila pegawai tidak rutin dalam mengisi kegiatan hariannya di logbook
yaitu atasan tidak dapat memantau kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya secara rutin.
Akuntabilitas dari pegawai juga dipertanyakan. Apabila atasan tidak melakukan monitoring
secara rutin kegiatan dari bawahannya pegawai menjadi santai dalam melakukan pekerjaan
akibatnya kinerja dari pegawai tersebut menurun.
3. Pegawai WFH yang Tidak Produktif
Dalam penyesuaian sistem kerja pegawai KPP Pratama Palembang Seberang Ulu
menjalankan kebijakan kerja dari rumah atau Work From Home selama masa pandemi
Covid-19. Namun pegawai melakbanyaknya ASN yang tak produktif dapat dilihat selama
masa bekerja dari rumah atau work from home selama pandemi Covid-19. Sistem jam kerja
WFH lebih fleksibel, namun jika kita tidak bisa mengatur jam kerja tersebut tentu saja dapat
membuat pekerjaan menjadi tidak efektif dan efisien. Kebijakan WFH seringkali
dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk bersantai dan tidak bekerja. Terdapat beberapa
oknum yang malah liburan ataupun pergi jalan-jalan saat sedang WFH.
Penyebab dari isu tersebut adalah tingkat disiplin dan integritas pegawai yang
rendah. Selain itu, kurangnya pengawasan dari atasan. Apabila atasan tidak melakukan
monitoring mengenai kegiatan yang dilakukan oleh pegawai saat bekerja dirumah, pegawai
dapat memanfaatkan hal tersebut untuk bermalas-malasan dan tidak produktif.
Dampaknya pekerjaan menjadi tertunda dan tidak terselesaikan dengan baik.
Apabila jam kerja tidak dimafaatkan dengan baik maka tingkat efektifitas dan efisiensi kerja
pegawai tidak maksimal, hal tersebut juga dapat membuat kinerja pegawai menurun.
Isu Prioritas (menggunakan teknik analisis Isu)
Dari isu-isu tersebut, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis dengan metode
Urgency, Seriousness, Growth (USG). Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah
salah satu metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah
didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring
dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar masalah, membuat tabel
matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5 dan isu yang memiliki nilai yang tertinggi
dijadikan sebagai prioritas masalah. Urgency adalah kriteria seberapa mendesaknya isu
tersebut untuk segera dibahas dan ditindaklanjuti. Seriousness dapat diartikan sebagai
seberapa serius isu tersebut dikaitkan dengan dapat yang ditimbulkan. Growth yaitu mengenai
seberapa cepat perkembangan isu tersebut memburuk jika tidak ditemukan solusi tepat.
Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, dan pertumbuhan suatu masalah, maka semakin tinggi
skor untuk masing-masing unsur. Berikut adalah hasil analisis isu menggunakan teknik USG
untuk mengetahui isu utama manajemen ASN di KPP Pratama Palembang Seberang Ulu.

No Isu Urgency Seriousness Growth Total Peringkat

1 Manipulasi Absensi Pegawai 5 4 4 13 2

2 Pegawai Kurang Disiplin dalam Pengisian 5 4 3 12 3


Logbook

3 Pegawai WFH yang Tidak Produktif 5 5 5 15 1

Berdasarkan teknik USG isu utama yang menjadi prioritas adalah Pegawai WFH yang
Tidak Produktif. Isu tersebut dipilih karena menurut hasil analisis yang telah dilakukan isu
tersebut merupakan prioritas utama.
LEARNING JOURNAL

1. Pokok Pikiran
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
2. Lesson Learned
Pengalaman pembelajaran Manajemen ASN yang saya dapat secara substansi
baik saat synchronous maupun asynchronous yaitu saya dapat memahami kedudukan,
peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan
ASN, dan pengelolaan ASN.
Proses pembelajaran synchronous berjalan dengan lancar dengan Ibu Anita
Irene Moningkey sebagai pemateri membahas mengenai kedudukan dan peran ASN.
Pembelajaran dilanjutkan dengan asynchronous dengan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan isu manajemen ASN dan membuat learning journal mengenai
pengalaman pembelajaran manajemen ASN.
Secara umum manajemen ASN membahas tentang konsep dan kebijakan
manajemen aparatur sipil negara, dan bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan
di instansi pemerintah, dan termasuk di dalamnya adalah hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar manajemen aparatur sipil Negara dapat mencapai tujuannya yaitu
untuk menciptakan profesionalisme aparatur sipil negara.

3. Penerapan
Sebagai ASN yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, perekat dan pemersatu bangsa maka penerapan yang dapat dilakukan untuk
pengembangan peran/perilaku di tempat kerja diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Bekerja dengan berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
2. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
3. Melayani dengan profesional, jujur, cermat, cepat, adil, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai