Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331561360

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN SENYAWA DARI


EKSTRAK HEKSAN, ASETON, ETANOL, DAN AIR HERBA SAMBILOTO
(Andrographis paniculata (Brum F)Nees)

Preprint · March 2019


DOI: 10.13140/RG.2.2.24934.27203

CITATION READS

1 4,891

3 authors, including:

Harrizul Rivai Zikra Azizah


Universitas Andalas Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
212 PUBLICATIONS   313 CITATIONS    22 PUBLICATIONS   23 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analytical Chemistry View project

Preparation and characterization of microcrystalline cellulose from 'jerami padi' View project

All content following this page was uploaded by Harrizul Rivai on 07 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN SENYAWA DARI
EKSTRAK HEKSAN, ASETON, ETANOL, DAN AIR HERBA SAMBILOTO
(Andrographis paniculata (Brum.F)Nees)

Harrizul Rivai1). Zikra Azizah2), Ria Diati2)


1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang

Email: harrizul@phar.unand.ac.id; riadiati273@gmail.com

ABSTRAK

Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees, merupakan salah satu tanaman yang telah banyak diuji baik secara
empiris, pra klinik, dan klinik untuk berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan
senyawa kimia dan menentukan kadar senyawa kimia dari ekstrak heksan, aseton, etanol dan air Andrographis
paniculata (Burm. f.) Ness. Ekstrak dibuat dengan maserasi dengan menggunakan pelarut heksan, aseton dan
etanol dan infus untuk ekstrak air. Identifikasi kandungan kimia yang dilakukan terhadap masing-masing
ekstrak untuk mendeteksi golongan kandungan kimia asam amino, karbohidrat, asam lemak, flavonoid, fenol,
tanin, alkaloid, antrakuinon, minyak atsiri, saponin, dan glikosida jantung. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak
heksan mengandung flavonoid, tanin dan alkaloid, ekstrak aseton dan etanol mengandung fenol dan alkaloid,
sedang kan ekstrak air mengandung flavonoid, dan alkaloid. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kadar
senyawa flavonoid dari ekstrak heksan dan air adalah 1,28 % dan 0,57 %. Kadar senyawa fenol dari ekstrak
aseton dan ekstrak etanol adalah 0,43 % dan 0,34%. Kadar senyawa tanin dari ekstrak aseton dan ekstrak etanol
adalah 0,88 % dan 0,87 %. Kadar senyawa alkaloid dari ekstrak heksan, ekstrak aseton, ekstrak etanol dan
ekstrak air adalah 0,31 %, 5,07 %, 4,98 % dan 0,93 %

Keywords : Kualitatif, Kuantitatif, Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Brum.f)Nees)

ABSTRACT

Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees, are one of the plants that have been tested empirically, pre-clinically,
and clinically for various diseases. The purpose of this research was to analyze of chemical compounds and
determine the levels of chemical compounds from hexane, acetone, ethanol and water extracts of Andrographis
paniculata (Burm. f.) Ness. Extracts was made by maceration using hexane, acetone and ethanol solvents and
infusions to extract water. Identification of the chemical content of each extract to detect chemical constituents
of amino acids, carbohydrates, fatty acids, flavonoids, phenols, tannins, alkaloids, anthraquinones, essential oils,
saponins, and cardiac glycosides.The results showed that hexane extract contained flavonoids, tannins and
alkaloids, acetone and ethanol extracts contained phenols and alkaloids, while water extracts contained
flavonoids, and alkaloids. This research showed that the levels of flavonoids compounds from hexane and water
extracts were 1.25% and 0.57%. The levels of phenol compounds from acetone extract and ethanol extract were
0.43% and 0.34%. The levels of tannins from acetone extract and ethanol extract were 0.88% and 0.87%. The
levels of alkaloid compounds from hexan extract, acetone extract, ethanol extract and water extract were 0.31%,
5.07%, 4.98% and 0.93%.
Keywords : Kualitatif, Kuantitatif, Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Brum.f)Nees)

PENDAHULUAN ditemukan informasi mengenai kandungan


Masyarakat saat ini semakin kimia dan senyawa yang bertanggung
memahami penggunaan tanaman sebagai jawab terhadap aktivitas biologisnya.
pengobatan tradisional, kandungan Tanaman mengandung metabolit primer
senyawa kimia yang terdapat pada dan metabolit sekunder. Metabolit primer
tanaman diyakini dapat menyembuhkan adalah senyawa pembangun yang
penyakit dan hampir tidak memiliki efek diperlukan untuk pertumbuhan dan
samping. Salah satu kelemahan obat perkembangan tanaman tersebut, seperti
tradisional adalah belum banyaknya asam amino, karbohidrat dan asam lemak.

1
Metabolit sekunder pada umum nya flavonoid total dengan kadar 46,322 g/kg
memiliki peran utama untuk pertahanan (4,63 %) terhadap kuersetin dalam ekstrak.
diri dan memiliki efek farmakologi Penelitian ini bertujuan untuk
(Hanani, 2015). Tanaman yang juga melakukan uji analisis kualitatif dan
diketahui banyak mengandung metabolit analisis kuantitatif ekstrak heksan, aseton,
sekunder salah satunya adalah sambiloto. etanol dan air dari herba sambiloto
Sambiloto (Andrographis paniculata (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.)
(Burm.F) Nees.) termasuk dalam suku Pada pengujian ekstrak heksan, aseton,
Acanthacea dimana tanaman ini etanol, dan air herba sambiloto, didasarkan
berkhasiat sebagai antipiretik (Peraturan kepada tingkat kepolaran nya dimana
Menteri Kesehatan, 2016). heksan merupakan pelarut yang bersifat
Andrographis paniculata memiliki tidak polar yang dapat melarutkan
kandungan utama lakton diterpen yang senyawa tidak polar, aseton merupakan
terdiri dari andrografolid, deoksi- pelarut yang bersifat semi polar yang dapat
andrografolid, neo-andrografolid, melarutkan senyawa semi polar, etanol
andrografisid deoksi-andrografisi dan merupakan pelarut yang polar yang dapat
andropanosid (Peraturan Menteri melarutkan senyawa polar dan air
Kesehatan, 2016). Sambiloto memiliki merupakan pelarut yang sangat polar.
berbagai macam manfaat bagi kesehatan,
Secara tradisional digunakan untuk METODE PENELITIAN
pengobatan tifoid, disentri basiler, diare, Alat
radang saluran napas, radang paru, Alat yang akan digunakan dalam
disentri, hidung berlendir, infeksi telinga, penelitian ini adalah Spektrofotometer
sakit gigi, demam, Tuberkulosis paru, Ultraviolet – Visible (Shimadzu 1800),
faringitis, radang mulut, tonsilitas, batuk Oven (Memmert), Penguap Putar (IKA®),
rejan dan darah tinggi (Satya, 2013). Sonikator (Branson 1800), Timbangan
Sambiloto secara farmakologi memiliki Analitik (Precisa), Kurs Porselen, Cawan
manfaat Hiperlipidemia, Sirosis Hati, dan Penguap, Lampu Ultraviolet (Camag),
ansiolitik, dan telah diuji secara klinik Tabung Reaksi (Iwaki), Corong Pisah
memiliki manfaat sebagai Pneumonia dan (Iwaki), Erlenmeyer (Iwaki), Labu Ukur
kolitis ulseratif. (Iwaki), Beker Glass (Iwaki), Pipet Ukur
Penelitian sebelumnya Sithara et al., (Iwaki), Kertas pH (Merck), Kertas Saring
(2016), telah dilakukan analisis fitokimia Whatmann No. 42.
dari Andrographis paniculata dengan
pelarut eter, kloroform, dan aseton dengan Bahan
metode ekstraksi maserasi menggunakan Bahan yang digunakan dalam
alat shaker selama 24 jam, sehingga penelitian ini adalah serbuk simplisia
didapatkan hasil pada pelarut petroleum kering (Andrographis paniculata
eter terdapat flavonoid, alkaloid, dan (Brum.f)Nees), heksan p.a (EMSURE®),
saponin tanpa steroid dan tannin. Pada aseton (Merck®), etanol p.a (EMSURE®),
pelarut kloroform terdapat flavonoid, air suling (CV. NOVALINDO), amoniak
alkaloid, steroid, saponin dan tannin, (EMSURE®), silica gel 60 F254 20 x 20 cm
sedangkan pada aseton tidak ditemukannya (Merck®), Larutan warna II LP, asam galat
flavonoid, alkaloid, steroid, saponin dan (Sigma), kuersertin (Sigma), katekin
tanin. Berdasarkan penelitian Rais (2015), (Sigma), dan semua pereaksi di beli dari
dari isolasi dan penentuan kadar flavonoid Merck: alumunium klorida, kloroform,
ekstrak etanol herba sambiloto dengan metanol, etil asetat, asam format, metil etil
metode ekstraksi soxletasi didapatkan keton, asam klorida, larutan
ekstrak etanol sambiloto mengandung heksametilentetraamin, larutan asam asetat
glasial, ninhydrin, α-naftol, asam nitrat,

2
asam sulfat, rodamin B, serbuk seng, kemudian disaring dengan kain flannel.
serbuk magnesium, serbuk asam borat, Maserat dijadikan satu kemudian disaring
serbuk asam oksalat, besi (III) klorida, dengan kertas saring dan diuapkan dengan
vanilin asam sulfat, vanilin asam klorida,
rotary evaporator pada suhu 40° C hingga
Folin–Ciocalteau, garam besi (III) klorida,
gelatin, raksa (II) klorida, bismut nitrat, diperoleh ekstrak cair.
asam pikrat, amonium molibdrat, iodium, Untuk pembuatan ekstrak air dari
kalium iodida, asam nitrat, larutan frohde, serbuk simplisia sambiloto dibuat dengan
eter, kalium permanganat, asam asetat metode infusa, dengan cara menimbang
anhidrida, larutan Baljet, natrium sebanyak 50 gram simplisia serbuk herba
hidroksida, n– butanol, dietil eter. sambiloto dan dimasukkan ke dalam panci
infus dan ditambahkan dengan pelarut air
Cara Kerja
Penyiapan Sampel suling sebanyak 500 mL, lalu masukkan ke
Herba sambiloto yang diambil di Air dalam penangas air selama 15–20 menit
Dingin RT/RW 05/09 Balai Gadang Koto pada suhu 98 ºC, lalu saring menggunakan
Tangah, Lubuk Minturun, Sumatera Barat, kain flanel hingga diperoleh ekstrak air
Indonesia . herba sambiloto.

Standarisasi Simplisia Analisis Kualitatif dengan Skrining


Standarisasi simplisia herba Fitokimia
sambiloto (Andrographis paniculata Setelah diperoleh ekstrak herba
(Brum.f) Nees) menurut Departemen sambiloto (Andrographis paniculata
Kesehatan Republik Indonesia (1995) (Brum.f)Nees) dari keempat pelarut
adalah sebagai berikut: (heksan, aseton, etanol, dan air), kemudian
1. Pemeriksaan Makroskopik dilakukan uji skrining fitokimia sebagai
2. Pemeriksaan Mikroskopik berikut:
3. Pola Kromatografi 1. Uji Asam Amino
4. Penetapan Susut Pengeringan a. Larutan 0,1 % Ninhydrin-Aseton
5. Penetapan Kadar Abu Total (Hanani, 2015)
6. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut 2. Uji Karbohidrat
Asam a. Larutan Fehling A dan Larutan
7. Penetapan Kadar Sari Larut Air Fehling B (Hanani, 2015)
8. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol b. Reaksi Molisch (Hanani, 2015)
3. Uji Asam Lemak
Pembuatan Ekstrak a. Larutan Asam Sulfat 25 % (Hanani,
2015)
Ekstrak heksan, aseton dan etanol
b. Larutan 0,5 % Rodamin B (Hanani,
serbuk simplisia sambiloto dibuat dengan 2015)
metode maserasi dengan perbandingan 4. Uji Flavonoid
1:10 w/v. Sebanyak 50 g serbuk sambiloto a. Cara I (Departemen Kesehatan
(Andrographis paniculata) dimaserasi Republik Indonesia, 1995)
dengan 500 mL masing – masing pelarut b. Cara II (Departemen Kesehatan
(heksan, aseton,dan etanol) selama 6 jam Republik Indonesia, 1995)
c. Cara III (Departemen Kesehatan
sambil beberapa kali dikocok kemudian
Republik Indonesia, 1995)
diamkan selama 18 jam. Kemudian 5. Uji Fenol
disaring dengan kain flanel dan ampasnya a. Garam Besi (III) Klorida (Hanani,
diremaserasi sebanyak dua kali dengan 2015)
500 mL pelarut (heksan, aseton,dan etanol)
3
b. Larutan Vanilin Asam Sulfat 4. Penetapan Kadar Alkaloid Total
(Hanani, 2015)
c. Larutan Vanilin Asam Klorida HASIL DAN PEMBAHASAN
(Hanani, 2015) Standarisasi Simplisia
6. Uji Tanin
a. Garam Besi (III) Klorida (Hanani, 1. Pemeriksaan makroskopis
2015) Dari hasil pengujian yang didapat
b. Larutan 1 % Gelatin dalam 10 % yaitu dimana simplisia herba
Natrium Klorida (Hanani, 2015) sambiloto bentuk batang pangkal
7. Uji Alkaloid bulat dan bersegi empat berwarna
Reaksi Pengendapan menurut
hijau, bentuk daun bulat
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (1995) : memanjang, ujung daun
a. Pereaksi Bouchardat meruncing, tepi daun rata, tulang
b. Pereaksi Mayer daun menyirip berwarna hijau,
c. Pereaksi Wagner bentuk buah bulat panjang, ujung
d. Pereaksi Dragendroff buah meruncing berwarna hijau
e. Pereaksi Hager dan bentuk biji bulat kecil agak
keras.
Reaksi Warna menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (1995) : 2. Pemeriksaan Mikroskopik
a. Larutan Erdman Dari hasil pengujian yang didapat
b. Larutan Asam Nitrat Pekat yaitu yang dilihat dengan
c. Larutan Asam Sulfat Pekat pembesaran 400x didapatkan hasil.
d. Larutan Frohde Epidermis bawah dan stomata dan
8. Uji Antrakuinon sisik kelenjar, epidermis atas,
a. Larutan Asam Klorida 2 N
9. Uji Minyak Atsiri epidermis atas dengan sistolit,
a. Larutan Kalium Permangant rambut penutup, berkas
b. Larutan Asam Asetat Anhidrida pengangkut dan kelopak bunga
10. Uji Saponin dengan tonjolan papila.
a. Uji busa pemeriksaan ini sesuai dengan
11. Uji Glikosida Jantung standarisasi yang terdapat dalam
a. Pereaksi Baljet
Farmakope Herbal Indonesia Edisi
b. Pereaksi Keller-Kiliani
I (2008).
Analisis Kuantitatif Kadar Total 3. Pola kromatografi
kandungan Senyawa Kimia Dari hasil pengujian yang didapat
Setelah dilakukan uji analisis fitokimia yaitu pada plat KLT nilai Rf yang
pada ekstrak tanaman, maka diperoleh diperoleh Rf 1 = 0,54 , Rf 2 = 0,67 ,
hasil positif senyawa kimia yang terdapat Rf 3 = 0,93 nilai–nilai Rf ini sama
dalam masing–masing ekstrak. Kemudian dengan nilai Rf andrografolid 0,54.
dilakukan penentukan kadar pada 4. Susut Pengeringan
metabolit sekunder yang memiliki hasil Dari hasil pengujian yang didapat
positif pada uji skrining yang ada di dalam yaitu 9,88 % ± 0,18 %.
ekstrak herba sambiloto, Seperti Berikut : 5. Kadar Abu Total
1. Penetapan Kadar Flavonoid Total Dari hasil pengujian yang didapat
2. Penetapam Kadar Fenol Total yaitu 9,17 % ± 0,17 %.
3. Penetapan Kadar Tanin Total

4
LP -
6. Kadar Abu Tidak Larut Asam
Asam
Dari hasil pengujian yang didapat - - + +
Nitrat
yaitu 1,30 % ± 0,06 %. Asam
- - - -
Sulfat
7. Kadar Sari Larut Air Frohde - - - -
Dari hasil pengujian yang didapat Ekstrak+H
yaitu 20,32 % ± 0,16 %. Cl 2N
Antrakuin
panaskan+ - - -
8. Kadar sari Larut Etanol on
eter +
Dari hasil pengujian yang didapat NH3
yaitu 19,18 % ± 0,18 %. KMnO4 - - - -
Minyak Asam
atsiri asetat - - - -
Analisis Kualitatif Ekstrak Heksan, anhidrat
Aseton, Etanol, Dan Air Herba Pembuiha
sambiloto (Andrographis paniculata Saponin - - - -
n
(Brum.f)Nees) Glikosida
Baljet - - - -
Keller-
jantung - - - -
Hasil Ekstrak Killiani
Kandunga
Pereaksi Heks Aset Etan
n kimia air Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Kandungan
an on ol
Asam
0,1 % Senyawa Kimia Dari Ekstrak Heksan,
Ninhidrin- - - - - Aseton, Etanol dan Air Herba Sambiloto
Amino
Aseton
Fehling
Karbohidr
(A+B)
- - - - Dari hasil penelitian kandungan
at senyawa kimia pada ekstrak heksan herba
Molish - - - -
Asam sambiloto (Andrographis paniculata
Asam
Sulfat 25 - - - - (Brum.f)Nees) yaitu flavonid, Tanin dan
% alkaloid, hal ini ditunjukkan dengan
Lemak
Rodamin
- - - - terbentuknya flouresensi kuning dengan
B
Cara I - - - - percobaan cara III untuk senyawa
FLavonoi flavonoid, menggunakan peraksi FeCl3
Cara II - - - +
d
Cara III + - - - terbentuk warna hijau kecoklatan untuk
FeCl3 - - + - senyawa tanin, menurut Setyowati et al,
Folin- C - + - - (2014) terbentuknya warna hijau
Vanilin- kehitaman karena tanin bereaksi dengan
Asam - + + _
Fenol
Sulfat ion Fe3+ (Gambar 1)
Vanilin-
-
Asam - - +
Klorida
FeCl3 + - + -
Tanin Larutan
- - + -
gelatin
Pereaksi Pengendapan
Boucharda
+ + + +
t Gambar 1. Reaksi Reaksi tanin dengan
Mayer - - - - FeCl3 (Setyowati et al, 2014)
Wagner - + - + Sedangkan pada uji alkaloid
Alkaloid
Dragendro
+ + + + terbentuknya endapan dengan
ff
Hager - - - + menggunakan pereaksi bouchardat,
Reaksi Warna wagner, dan dragendroff. Menurut
Erdman - - - Setyowati et al (2014) hasil uji positif

5
dengan penambahan Wagner ditandai sambiloto (Andrographis paniculata
dengan terbentuknya endapan berwarna (Brum.f)Nees) yaitu fenol, tanin dan
coklat muda, diperkirakan endapan alkaloid. Pada uji fenol terbentuknya
tersebut adalah kalium-alkaloid dimana warna hijau kehitaman pada penggunaan
iodine bereaksi dengan ion I- dari kalium peraksi vanillin-asam klorida dan vanillin-
iodide menghasilkan ion I3- yang berwarna asam sulfat. Pada uji tanin terbentuknya
coklat, ion logam K+ akan membentuk endapan dengan menggunakan larutan
ikatan kovalen koordinat dengan nitrogen gelatin dan terbentukya warna hijau
pada alkaloid kompleks kalium-alkaloid kecoklatan dengan menggunakan FeCl3
yang mengendap (Gambar 2) terbentuknya warna hijau kehitaman
karena tanin bereaksi dengan ion Fe3+
(Setyowati et al, 2014). Pada uji alkaloid
terbentuknya endapan pada penggunaan
pereaksi bouchardat, dan dragendroff
sedangkan pada reaksi warna terbentuknya
perubahan warna pada penggunaan dan
asam nitrat.
Gambar 2. Reaksi alkaloid dengan Pada ekstrak air kandungan senyawa
pereaksi wagner (Setyowati et al, 2014) kimia yang terdapat pada herba sambiloto
(Andrographis paniculata (Brum.f)Nees)
Dan pada uji alkaloid dengan yaitu flavonoid dan alkaloid. Hal ini
penambahan pereaksi dragendroff Menurut ditunjukkan dengan terbentuk nya warna
Setyowati et al (2014) ditandai dengan kuning jingga dengan percobaan cara II
terbentuknya endapan coklat muda sampai pada uji senyawa flavonoid, Warna kuning
kuning, endapan tersebut adalah kalium- jingga menandakan terbentuknya garam
alkaloid (Gambar 3) flavilium saat penambahan serbuk
magnesium dan asam klorida (Setyowati et
al, 2014). Pada uji alkaloid terbentuknya
endapan dengan menggunakan pereaksi
bouchardat, dragendroff, wagner dan
harger, serta terjadi perubahan warna
dengan penambahan asam nitrat
Gambar 3. Reaksi alkaloid dengan Analisis Kuantitatif Ekstrak Heksan,
pereaksi Dragendroff (Setyowati et al, Aseton, Etanol, Dan Air Herba
2014) sambiloto (Andrographis paniculata
(Brum.f)Nees)
Pada ekstrak aseton kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada herba Penetapan kadar flavonoid total pada
sambiloto (Andrographis paniculata ekstrak heksan dan ekstrak air herba
(Brum.f)Nees) yaitu fenol dan alkaloid. sambiloto dilakukan menggunakan
Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya spektrofotometri UV-Vis karena flavonoid
warna hijau kehitaman menggunakan mengandung sistem aromatik yang
pereaksi Folin-C dan terbentuknya warna terkonjunggasi sehingga menunjukkan pita
kehitaman pada penggunaan peraksi serapan kuat pada daerah spektrum sinar
vanilin-asam sulfat untuk senyawa fenol. ultraviolet dan spektrum sinar tampak
Pada uji alkaloid terbentuknya endapan (Harborne, 1987). Penetapan kadar
pada penggunaan pereaksi bouchardat, flavonoid total dihitung sebagai kuersetin
wagner, dan dragendroff. dengan penambahan aluminium klorida,
Pada ekstrak etanol kandungan dimana aluminium klorida 10 % yang
senyawa kimia yang terdapat pada herba

6
berfungsi untuk memberikan efek
batokromatik dengan melakukan
pergeseran kearah panjang gelombang
yang lebih panjang, sehingga merubah
Konsentrasi (ppm) Absorban
panjang gelombang standar kuersetin untuk
masuk pada range panjang gelombang UV- 20 0,265
Vis. Disamping itu penambahan aluminium 40 0,410
klorida juga menghasilkan hiperkromatik 60 0,554
atau peningkatan intensitas larutan standar
80 0,720
kuersetin sehingga menghasilkan warna
yang lebih kuning (Chang et, al., 2002). 100 0,861
Dari hasil penetapan kadar flavonoid Tabel 2. Absorban Larutan Kuersetin
total dari masing-masing ekstrak herba ditambah Alumunium Klorida dalam
sambiloto dengan kuersetin sebagai Etanol 80 % dengan Berbagai Macam
pembanding maka didapatkan Panjang Konsentrasi
gelombang 440 nm pada konsentrasi 60
ppm dengan absorban 0,554 (Gambar 4), Pengukuran kadar flavonoid total
dengan persamaan regresi Y= 0,007X + dengan menggunakan Spektrofotometri
0,111 dan kurva kalibrasi larutan UV-Vis yang dinyatakan dalam katekin
kuersetin dalam etanol 80 % dan absorban dengan persamaan regresi Y= 0,007X +
larutan kuersetin dengan berbagai macam 0,111 didapakan hasil untuk ekstrak
konsentrasi dapat dilihat pada (Gambar 5, heksan herba sambiloto adalah 1,28 % dan
Tabel 2 ) untuk ekstrak air herba sambiloto adalah
0,57 %.
Penetapan kadar fenol total pada
ekstrak aseton dan ekstrak etanol
dilakukan dengan menggunakan reagen
Folin–Ciocalteau Pereaksi ini
mengoksidasi fenolat (garam alkali) atau
gugus fenolik – hidroksi mereduksi asam
heteropoli (fosfomolibdat – fosfotungstat)
yang terdapat dalam pereaksi Folin
Ciocalteau menjadi satu kompleks
Gambar 4. Spektrum larutan kuersetin molibdenum–tungsten. Senyawa fenolik
ditambah alumunium klorida dalam etanol bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau
80 % hanya dalam suasana basa agar terjadi
disosiasi proton pada senyawa fenolik.
Untuk membuat suasana basa maka
ditambahkan NaOH 1 % . Penetapan kadar
fenol total dihitung sebagai asam galat,
gugus hidroksil pada senyawa fenolik
bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau
membentuk kompleks molibdenum–
tungsten sehingga warna biru yang
dihasilkan semakin pekat (Alfian &
Susanti, 2012).
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Larutan
Kuersetin ditambah Alumunium Klorida Pada hasil penetapan kadar fenol
dalam Etanol 80 % total ekstrak herba sambiloto, dengan asam
galat sebagai pembanding. Didapatkan

7
panjang gelombang 749 nm pada Pengukuran kadar fenol total
konsentrasi 50ppm dengan absorban 0,523 dilakukan dengan spektrofotometri UV-
(Gambar 6), dan kurva kalibrasi larutan Vis yang dinyatakan sebagai asam galat
asam galat dengan pereaksi Folin dengan persamaan regresi Y = 0,010x –
Ciocalteu dan NaOH dalam metanol dan 0,030 sehingga akan didapat kadar fenol
absorban larutan asam galat dengan total ekstrak Aseton yaitu 0,43 %, kadar fenol
berbagai maca konsentrasi dapat dilihat total ekstrak etanol 0,34 %
pada (Gambar 7, Tabel 3) :
Penetapan kadar tanin total
dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri ultraviolet – visible,
dengan pembanding yang digunakan yaitu
katekin. Pada hasil penelitian kadar tanin
total ekstrak heksan adalah 0,88 % dan
ekstrak etanol adalah 0,87 %. Hasil dari
spektrum larutan katekin dalam etil asetat
dan absorban larutan katekin dalam etil
asetat dapat dilihat pada (Gambar 7, Tabel
4)
Gambar 6. Spektrum larutan asam galat
dengan pereaksi Folin Ciocalteu dan
NaOH dalam metanol

Gambar 7. Spektrum Larutan Katekin


dalam Etil Asetat
Gambar 7. Kurva Kalibrasi larutan asam
Panjang gelombang Absorban
galat dengan pereaksi Folin Ciocalteu dan
NaOH dalam metanol 280 0,513
Tabel 4. Absorban Larutan Katekin Dalam
Konsentrasi (ppm) Absorbsan
Etil Asetat
30 0,300
40 0,394 Penetapan kadar alkaloid total
ekstrak heksan, aseton, etanol, dan air
50 0,523
herba sambiloto (Andrographis paniculata
60 0,627 (Brum.f)Nees) dengan menggunakan
70 0,728 metode gravimetri, metode ini sangat
Tabel 3. Absorban larutan asam galat sederhana dan mudah dilakukan, juga hasil
dengan pereaksi Folin Ciocalteu dan yang didapatkan spesifik dan akurat (Alasa
NaOH dalam metanol dalam berbagai et, al., 2017) Alkaloid dalam keadaan
konsentrasi . bebas dapat disari dengan pelarut
kloroform, disini akan terbentuk dua
lapisan, paling bawah kloroform
sedangkan lapisan atas adalah asam
8
klorida. Alkaloid dalam ekstrak akan terima kasih yang setulusnya atas bantuan,
bereaksi dengan NH3 dan menarik H+ dan bimbingan doa, dukungan, semangat dan
membentuk alkaloid bebas dalam perhatian atas terwujudnya tulisan ini.
kloroform sedangkan amoniak akan Selanjutnya penulis ucapkan juga terima
terpisah dalam fase lain kemudian kasih kepada sekolah tinggi ilmu farmasi
diuapkan hingga dihasilkan residu, yang (STIFARM) padang yang telah
merupakan alkaloid total. Maka diperoleh memberikan saranan serta fasilitas yang
kadar alkaloid total dari ekstrak heksan sangat memadai selama penelitian ini
yaitu 0,31 %, ekstrak aseton 5,07 %, berlangsung.
diikuti dengan ekstrak etanol yaitu 4,98 %,
dan ekstrak air yaitu 0,93 % DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Alasa, A. N., Anam, S., & Jamaludin
(2017). Analisis Kadar Total
Dari data hasil penelitian dalam penelitian
Metabolit Sekunder Daun Tamoenju
ini, dapat disimpulkan bahwa : (Hibiscus surattensis L.). Kovalen.
a. Kandungan senyawa kimia dari 3(3), 258-268
ekstrak heksan herba sambiloto Alfian, R., & Susanti. H. (2012).
(Andrographis paniculata (Burm. Penetapan Kadar Fenolik Total
f) Nees) yaitu flavonoid dan Ekstrak Metanol Kelopak Bunga
Rosella Merah (Hibicus sabdariffa
alkaloid. Kandungan senyawa
Linn) Dengan Variasi Tempat
kimia dari ekstrak aseton herba Tumbuh Secara Spektofotometri.
sambiloto yaitu fenol dan alkaloid. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(1),
Kandungan senyawa kimia dari 73 - 80
ekstrak etanol yaitu fenol, tanin, Chang, C., Yang, M., Wen H., & Cern J.
dan alkaloid. Dan kandungan (2002). Estimation of total falvonoid
senyawa kimia pada ekstrak air content in propolis by two
complementary colometric methods.
dari herba sambiloto yaitu,
J food Drug Anal.
flavonoid, dan alkaloid. Departemen Kesehatan Republik
b. Kadar flavonoid total dihitung Indonesia (1995). Materia Medika
sebagai kuersetin dari ekstrak Indonesia. (Jilid IV). Jakarta:
heksan 1,28 % dan ekstrak air Direktorat jendral Pengawasan Obat
0,57 %. Kadar fenol total dan Makanan
dihitung sebagai asam galat dari Hanani, E., (2015). Analisis fitokimia.
ekstrak aseton 0,43 % dan Jakarta: Buku kedokteran EGC.
ekstrak etanol 0,34 %. Kadar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6.
tanin di hitung sebagai katekin (2016). Tentang Formularium Obat
dari ekstrak heksan 0,88 % dan Herbal Asli Indonesia. Jakarta:
ekstrak etanol 0,87 %. Kadar Mentri Kesehatan Republik
Indonesia
alkaloid total ekstrak heksan
Rais, I., R. (2015). Isolasi dan penentu
0,31 %, ekstrak aseton 5,07 % , kadar flavonoid ekstrak etanolik
ekstrak etanol 4,98 % dan herba sambiloto (Andrographis
ekstrak air 0,93 %. paniculata (BURM.F). NESS).
Pharmaciana 5(1), 101-106
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini perkenankan
penulis mengucapkan penghargaan dan

9
Satya, D. S. B,. (2013). Koleksi tumbuhan of Biotechnology and Bioscience. 4
berkhasiat. Yogyakarta: Rapha (8), 28 – 30
Publising
Setyowati, W. A. E., Ariani, S. R. D.,
Ashadi, Mulyani, B., Rahmawati, C.
P,. (2014) Skrining fitokimia dan
identifikasi komponen utama ekstrak
metanol kulit durian (durio
zibethinus Murr.) varietas petruk.
Seminar nasional kimia dan
pendidikan kimia VI. Surakarta, 21
juni 2014
Sithara, N, V, S. Komathi, G. Rajalakshmi,
J. Queen, & D. Bharathi. (2016)
phytochemical analysis of
Andrographis paniculata using
different solvents. European journal

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai