Anda di halaman 1dari 10

MODEL PEMBELAJARAN “TEACHING FACTORY” (TEFA) DENGAN JADWAL

BLOK, UNTUK MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI


Jum'at, 04 September 2020 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 14601 Kali
MODEL PEMBELAJARAN “TEACHING FACTORY” (TEFA) DENGAN JADWAL BLOK, UNTUK MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI
 Oleh: Purwaningsri, S.Pd.,M.M.
Guru OTKP & WKS 1 SMK Negeri 2 Magelang
 Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, maka SMK Negeri 2 Magelang mempunyai komitmen untuk mewujudkan
harapan itu. Instruksi Presiden tersebut antara lain:

1. Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum dengan industry agar lulusan SMK kompetensinya sesuai kebutuhan industry (link
& match)
2. Meningkatkan jumlah dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMK
3. Meningkatkan kerjasama dengan Kementerian/Lembaga, Pemda, Dunia Usaha Dunia Industri (DU-DI)
4. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK
5. Membentuk kelompok kerja pengembangan SMK (Komunitas Bismen).

Untuk mewujudkan hal itu maka Teaching Factory (TEFA) harus kita gunakan dalam pembelajaran.  Teaching Factory (TEFA) dapat terlaksana
dan wajib dilaksanakan di SMK jika didukung oleh:

1. Adanya TUK
2. Adanya LSP
3. Jadwal Blok.

Teaching Factory (TEFA) merupakan sebuah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan
perkembangan industri saat ini dan nanti. Teaching Factory (TEFA) adalah model pembelajaran yang membawa suasana industri ke sekolah
sehingga sekolah bisa menghasilkan produk berkualitas industri. Dengan proses pembelajaran Teaching Factory (TEFA), peserta didik dapat
belajar dan menguasai keahlian dan keterampilan sesuai dengan kompetensinya masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan prosedur
dan standard kerja industri sesungguhnya. Produk-produk yang dibuat oleh peserta didik sebagai proses belajar pun dapat dipasarkan ke
masyarakat sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi biaya operasional sekolah untuk praktik pembelajaran.
Supaya Teaching Factory (TEFA) dapat dilaksanakan di SMK Negeri 2 Magelang, maka untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sudah kita terapkan jadwal blok. Dalam penyusunan jadwal blok digunakan tahapan-tahapan dalam
penyusunanya, yaitu:
1. Analisis struktur kurikulum dan jam pelajaran di SMK Negeri 2 Magelang adalah dengan menghitung jam pembelajaran mata
pelajaran Nasional dan Kewilayahan (AB) dalam satu minggu:
 Kemudian menghitung jam Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3), seperti dibawah ini:
2. Menghitung Minggu Efektif
 

3. Penentuan Ratio Pembelajaran


Penentuan Blok berdasarkan Ratio Pembelajaran, ratio pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Magelang adalah 1 : 1, artinya 1
minggu praktik, 1 minggu teori.
 

4. Penyusunan jam pembelajaran struktur implementasi

Penyusunan jam pembelajaran muatan Nasional dan Kewilayahan


 

 
Penyusunan jam pembelajaran muatan C1, C2, C3
5. Penentuan kelompok atau section per-mata pelajaran

Penentuan mata pelajaran pada jadwal blok yang digunakan, sehingga dalam satu hari peserta didik dapat melaksanakan praktik secara
keseluruhan.

6. Analisis kebutuhan peralatan utama dan ruang/area praktik

Menganalisis jumlah kelas dan laboratorium yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga ruang praktik dapat dimanfaatkan dengan
efektif dan efisien.
 
Dengan menggunakan jadwal blok dalam kegiatan pembelajaran dengan satu minggu praktik dan satu minggu teori dapat menunjang
konsep pembelajaran teaching factory (TEFA) yang menggabunggkan teori dengan praktik kerja yang dapat menghasilkan suatu produk atau
jasa berdasarkan pesanan nyata konsumen. Dengan diterapkannya teaching factory (TEFA) maka peserta didik bisa memiliki skill yang
dibutuhkan oleh industri, dan setelah lulus dari SMK Negeri 2 Magelang, kompetensi peserta didik benar-benar sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh DU-DI dan SMK Negeri 2 Magelang sudah siap untuk menjawab tantangan industri tersebut salah satunya adalah
yang pertama membuat dan merencanakan  Term of Reference (TOR),  untuk rencana lima tahun ke depan apa yang ingin dicapai oleh
masing-masing Kejuruan untuk menciptakan produk jasa sesuai kompetensinya, yang kedua sedang merintis untuk membuka TUK Public
Relation,  yang nantinya di SMK Negeri 2 Magelang dapat di jadikan tempat uji kompetensi untuk Public Relation.  Harapan kedepannya
SMK Negeri 2 Magelang semakin maju, unggul dan lulusannya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan oleh DU-DI, terus berkarya dan
berani menjawab tantangan industri saat ini dan dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai