Anda di halaman 1dari 3

POLITIK PEMEKARAN WILAYAH DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara memiliki wilayah yang terbagi atas daerah-daerah


provinsi yang kemudian dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Pada setiap
provinsi, kabupaten, dan kota memiliki pemerintahan daerah yang diatur oleh undang-
undang dan ditetapkan dengan undang-undang.
Pembentukan daerah merupakan pemberian status pada wilayah tertentu sebagai
daerah otonom yang juga merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan itu sendiri dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam kerangka NKRI.
Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian
daerah yang bersandingan atau pemekaran dari 1 (satu) daerah menjadi 2 (dua) daerah atau
lebih. Daerah atau wilayah dapat dihapus dan digabung dengan daerah atau wilayah lain
apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah yang
ditetapkan dengan undang-undang. Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan yang
bersifat khusus untuk kepentingan nasional, maka pemerintah dapat menetapkan Kawasan
khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota.
Pemekaran wilayah atau daerah adalah pembentukan wilayah administratif di
tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya. 1 Kebijakan moratorium
merupakan imbas dari masifnya pemekaran wilayah atau daerah yang terjadi di era
reformasi, yaitu sejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah. Kemudian, kebijakan ini telah direvisi sebanyak empat kali dengan nama yang sama,
yaitu : UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 23 Tahun 2014, dan terakhir UU No. 9 Tahun 2015
tentang Pemerintah Daerah.2 Desentralisasi yang diterapkan sejak tahun 1999 ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.
Hal ini menuntut pemerintah daerah untuk lebih responsive terhadap isu di dalam
daerahnya supaya pelayanan public dapat diselenggarakan lebih baik. Adanya Peraturan
Pemerintah No. 129 Tahun 2000 memungkinkan dan mendukung penerapan desentralisasi
yang berupa pembentukan daerah otonom baru. 3
Pemekaran wilayah pemerintahan merupakan salah satu langkah strategis untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam rangka
pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan menuju terwujudnya suatu tatanan
kehidupan masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, adil, dan makmur. Pemekaran daerah
atau daerah ini juga merupakan cara atau pendekatan untuk mempercepat akselerasi
pembangunan daerah dan daerah otonom yang merupakan suatu entitas baik sebagai
kesatuan geografis, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 4

1
Pemekaran daerah di Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesia
2
Politik Lokal http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-lokal/1248-menyoal-moratorium-
pemekaran-daerah
3
Pemekaran dan Pengembangan Wilayah di Indonesia http://www.sappk.itb.ac.id/pwd/?p=230
Konsekuensi dari ditetapkannya undang-undang otonomi daerah mengakibatkan
kompleksitas persoalan di sejumlah daerah yang menimbulkan berbagai dinamika politik
local yang terjadi di berbagai daerah. Salah satu persoalan yang muncul adalah maraknya
wacana pemekaran daerah yang terjadi di tingkat provinsi maupun di tingkat
kabupaten/kota.
Seiring berjalannya waktu, dalam kehidupan pemerintahan semakin meningkatnya
kebutuhan masyarakat dan hal ini juga perlu kinerja pemerintah untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan masyarakat yang diakui belum optimal karena berbagai alasan lokasional,
keterbatasan sumber daya maupun sumber administratif dan sebagainya. Banyaknya
Daerah Otonom Baru (DOB) yang berhasil lahir telah menjadi stimulus bagi daerah lain
untuk ikut menuntut pemekaran. Sampai saat ini, meskipun moratorium sedang berjalan,
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) masih menerima sebanyak 314 usulan pemekaran
daerah setingkat provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Hal ini menjadikan pemekaran wilayah apakah berupa keinginan atau kebutuhan.
Apabila kebutuhan, maka hal ini tidak dilandasi oleh keinginan sekelompok orang ataupun
orang tertentu sehingga daerah tersebut perlu untuk dimekarkan dan sebaliknya, dan jika
hal ini merupakan sebuah keinginan kelompok dan orang-orang tertentu, sebaiknya tidak
perlu dimekarkan karena hal ini dapat membawa permasalahan-permasalahan baru bagi
masyarakat.

Pemekaran dan Kepentingan Elite


Daerah seringkali menggunakan alasan normatif dan teknis untuk melakukan
pemekaran daerah atau wilayah di daerahnya, seperti memperpendek rentang kendali
antara pemerintah daerah dengan masyarakat dan menciptakan pemerataan
pembangunan. Padahal tujuan pemekaran wilayah hanya untuk membagi kekuasaan di
tingkat lokal. Akibat jika pemekaran wilayah, penyelenggaraan pemerintah di DOB menjadi
tidak efektif dan mulai munculnya permasalahan pemerintah. Kasus kegagalan DOB yang
telah terjadi seharusnya dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah pusat dalam
meluluskan tuntutan pemekaran. Berbagai permasalahan pemerintahan yang biasa muncul
antara lain :
1) Kapasitas manajemen pemerintah yang tidak memadai;
2) Kualitas sumber daya manusia aparat pemerintah daerah dan DPRD rendah;
3) Sarana dan prasarana pemerintahan minim;
4) Munculnya konflik perbatasan atau lokal ibukota;
5) Pelayanan publik tetap buruk;
6) Kesejahteraan masyarakat tidak meningkat; dan
7) Demokrasi yang tak kunjung membaik.
Telah disebutkan mengenai kriteria pemekaran daerah dalam Peraturan Pemerintah
No. 78/2007 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan
4
Pemekaran Wilayah : Kebutuhan atau Keinginan
https://www.kompasiana.com/peterahab/55188c67a333117e07b664b6/pemekaran-wilayah-kebutuhan-atau-
keinginan
Penggabungan Daerah. Namun yang terjadi selama ini, masyarakat lebih memilih jalan
pemekaran sebagai solusi. Pemekaran memang merupakan hak asasi daerah, seperti yang
tersurat dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Tetapi yang penting juga diingat
adalah pemekaran harus dilakukan dengan prosedur dan standar yang ketat, dengan
melihat kesiapan daerah yang akan dimekarkan, agar tidak terjadi lagi kasus DOB yang gagal
berkembang setelah lepas dari daerah induk.

Anda mungkin juga menyukai