Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL REFERENSI

KITAB TAKHRIJ BI SHIFAT AL-HADIST

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah

“Takhrij Hadist I”

Dosen Pengampu : Ustadz.H.Nixson Husin,Lc.M.Ag

Disusun oleh Kelompok 13 :

I’anatul Khoiriyah (12030226895)

Rika Frizky Lia (12030226448)

Siti Sofia Suma Dwiyanti (12030226014)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kekuatan iman dan islam,memberikan kesehatan jasmani dan rohani,membuka hati kita untuk
terus mencari keluasan samudera ilmu Allah yang ada dimuka bumi ini,dan semoga kita
termasuk orang-orang yang selamat dan diselamatkan oleh Allah SWT. Shalawat dan Salam
tetaplah kita curahkan kepada junjunan Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita
kepada jalan yang teran dan mengurai kerumitan hidup menjadi jalan yang amat indah berupa
ajaran Agama Islam.

Penulis akhirnya merasa lega karena telah menyelesaikan makalah dengan judul
“Mengenal Referensi Kitab Takhrij Bi Shifat Al Hadist” dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Takhrij Hadist. Dalam makalah ini telah sedikit disajikan referensi kitab takhrij bi
shifat al hadist. Semoga karya ini akan mampu memberi manfaat kepada semua pihak yang
membutuhkan pengetahuan ini. Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sanat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya dilain
waktu.

Pekanbaru,19 Juni 2022

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Defenisi Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadist ................................................................................ 3
B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadits ................................................... 3
C. Kitab-Kitab Hadist Referensi ....................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................................................. 6
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika orang dibingungkan oleh kehadiran hadits yang diragukan keorisinilannya, upaya-
upaya antisipatif pun mulai dilakukan. Para pakar hadits melakukan perjalanan panjang.
Observasi, penemuan metode dan kaidah takhrij hadits mulai dirumuskan,

Hadits merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur'an. Keberadaannya dalam
kerangka ajaran Islam merupakan penjelasan terhadap apa yang ada di dalam Al Qur'an.
Disamping itu, peranannya semakin penting jika didalam ayat-ayat Al-Qur'an tidak ditemukan
suatu ketetapan, maka hadits dapat dijadikan dasar hukum dalam dalil-dalil keagamaan. Dengan
demikian, kitab-kitab hadits menduduki posisi penting dalam Khazanah keilmuan Islam. Dengan
dibukukan hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ke dalam bentuk kitab,
keberadaan hadits tidak sekedar terpelihara, tetapi umat Islam juga semakin terbantu dalam
mempelajari dan menelusurinya.

Takhrij menurut istilah adalah menujukkan tempat hadis pada sumber aslinya yang
mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan derajatnya jika diperlukan.
1
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa takhrij hadis adalah salah satu metode (cara) untuk
mengetahui asal usul riwayat hadits yang akan diteliti, untuk mengetahui seluruh riwayat bagi
hadits yang akan diteliti, dan untuk mengetahui ada atau tidak adanya "syahid" dan "mutabi pada
sanad yang diteliti. Jadi, Ketika salah satu sanad diteliti, mungkin ada periwayat lain yang
sanadnya mendukung sanad yang diteliti. Dukungan itu bila terletak pada bagian tingkat
periwayat pertama, yakni tingkat sahabat Nabi disebut sebagai syahid sedang bila terdapat di
hagian bukan periwayat tingkat sahabat disebut sebagai mutabi. Hal ini agar bisa di ketahui
bahwa hadits tersebut datangnya Nabi saw. Urgensi di dalam mempelajari takhrij hadits juga
adalah memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa suatu
hadits adalah hadits maqbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak mengamalkannya apabila
diketahui bahwa suatu hadits adalah mardud (tertolak).

Oleh karena itu, di dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Definisi Metode Takhrij
Bi Shifat Al-Hadits, Faedah Takhrij Hadits dan Kitab-kitab Hadits Referensi.

1
Manna' al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2015), hlm. 189.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka dapat disimpulkan Rumusan Masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa definisi dari Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadits ?


2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Metode Takhrij Hadits ini?
3. Apa saja kitab-kitab yang menjadi acuan dalam Takhrij Bi Shifat Al-Hadits ?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka dapat disimpulkan Tujuan Penelitian: dari makalah
ini adalah sebagai berikut.

1. Agar dapat mengetahui definisi dari Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadits


2. Agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Metode Takhrij Bi Al-Hadits
3. Agar dapat mengetahui Kitab-kitab Referensi Takhrij Bi Shifat Al-Hadits

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadist
Takhrij Bi Shifat Al- Hadits adalah Metode dengan mempelajari tentang keadaan sanad dan
matan hadis, kemudian mencari sumbernya dalam kitab-kitab yang khusus membahas keadaan sanad dan
matan hadis tersebut.2

Metode ini sangat membantu sekali dalam proses pencarian hadits berdasarkan statusnya 3, seperti
hadits-hadits qudsi, hadits-hadits yang sudah masyhur, hadits-hadits mursal, dll. Kelebihan metode ini
adalah dapat memudahkan proses takhrij, karena sebagian besar hadits-hadits yang dimuat dalam suatu
karya tulis berdasarkan sifat-sifat hadits sangat sedikit, sehingga tidak memerlukan pemikiran yang lebih
rumit.

Jika suatu hadis sudah dapat diketahui sifatnya, misalnya Maudhu, Shahih, Qudsi Mursal,
Masyhar. Muzawdtir, dan lain-lain sebaiknya di-takhrij melalui kitab-kitab yang telah menghimpun sifat-
sifat tersebut.4 Misalnya hadis sahih akan lebih mudah di-takhrij melalui kitab-kitab himpunan hadis sahih
seperti Sahih Bukhari atau Sahih Muslim, mencari hadis mutawatir takhrij-lah melalui kitab Al-Azhar Al-
Mutanatsirah an Al-Akhbar Al Mutawatirah karya AsSuyuthi, dan lain-lain. Di sana sescorang akan
mendapatkan informasi tentang kedudukan suatu hadis, kualitasnya, sifat-sifatnya, dan terutama dapat
dilengkapi dengan kitab-kitab syarah-nya.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadits


1. Kelebihan

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu diantaranya dapat memudahkan proses
takhrij. Hal ini dimungkinkan, karena sebagian besar hadis-hadis yang dimuat dalam suatu karya tulis
berdasarkan sifat-sifat hadis sangat sedikit, sehingga tidak memerlukan pemikiran yang lebih rumit.
Menghemat waktu dan tenaga untuk mentakhrij hadits dan yang diperlukan hanya mengetahui macam
hadits yang mau ditakhrij.

2. Kekurangan

Hanya metode ini cakupannya sangat terbatas karena sedikitnya hadis-hadis yang dimuat tersebut.
Hal ini akan tampak lebih jelas lagi ketika berbicara mengenai masing masing kitabnya. Hanya bisa
dipakai jika mengetahui sifat atau macam hadits tertentu dan terbatas hanya kepada hadits-hadits tertentu
yang mempunyai macam atau sifat yang sama.

2
Juhana Nasrudin & Dewi Royani, Kaidah-kaidah Ilmu Hadits Praktis. (CV. Budi Utama: Yogyakarta, 2017), Hal.
172.
3
Yuliharti, Shabri Shaleh Anwar, Metode Pemahaman Hadis, (PT. Indragiri Dot Com: Tembilahan, 2018), Hal. 50
4
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis. (Amzah Jakarta:2012), Hal. 141

3
C. Kitab-Kitab Hadist Referensi
 Sekilas tentang Hadits-hadits Mutawatirah
1. Kitab Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akhbar Al-Mutawatirah (Karya Al-Hafidz Jalaluddin As-
Suyuthi)

Al-Hafidz Al-Suyuthi menghimpun hadis-hadis yang menurut beliau memenuhi syarat-syarat


mutawatir, yaitu dengan perawi-perawi pada setiap tingkatannya sepuluh orang atau lebih. Beliau
menyebutkan sanad-sanadnya secara lengkap dari ulama yang mengeluarkannya hingga tingkatan para
sahabat. Hadis-hadis yang telah dikumpulkannya ini disusun menurut bab-bab dan dinamakan dengan
kitab Al-Fawaidu Al Mutakatsiru fi Al-Akhbar Al-Mutawatirah.

Kemudian beliau mencoba meringkas kitab ini dengan hanya memasukkan perawi-perawi dari
kalangan shahabat tanpa menyebutkan jalannya sanad setiap hadis kecuali ulama yang mengeluarkannya.
Hasil ringkasannya ini di beri nama Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akhbar Al-Mutawatirah.

 Sekilas tentang Hadits-hadits Qudsi


1. Kitab Al-Artihafatul As-Saniyah fi Al-Haditsul Qudsiyyah (Karya Syeikh Muhammad bin
Mahmud bin Shalih bin Hasan Al-Tharbizuni)

Semula Syeikh Al-Madani berkeinginan mengumpulkan hadits-hadits qudsi dalam jumlah


sebanyak mungkin. Beliau melihat bahwa kitab yang terbanyak menghimpun hadis-hadis Nabi sampai
saat itu ialah Jam'u Al-Jawami' karangan Imam Suyuthi. Kitab ini ditela'ahnya dan menyeleksi hadis-
hadis qudsinya. Kemudian dilanjutkan dengan mencla'ah kitab Al-Jaami' Al-Shaghir karangan Suyuthi,
Kunuuz AlHaqaa'iq karangan Al-Ma'nawi, Al-Durru Al-Mantsur Fii Al Tafsir Bi Al-Mantsur karangan
Suyuthi.

Dari kitab-kitab ini dan juga dari beberapa kitab lainnya beliau mengambil hadis-hadis qudsinya.
Seluruh hadis-hadis qudsi yang didapat berjumlah 863 hadis qudsi.

Adapun metode yang ia gunakan ialah:

1. Menyebutkan hadits dengan lengkap, baik sebagai hadits seluruhnya atau sebagiannya saja
sedang sebagian lainnya bukan.
2. Menyebutkan ulama-ulama yang mengeluarkan hadits.
3. Sebagian besar para sahabat yang meriwayatkan hadis-hadis disebutkannya.
4. Terkadang membicarakan kedudukan nilai hadis, keshahihan hadis atau kedhaifannya.
5. Tidak terikat pada nilai derajat hadis, baik shahih atau hasan atau dha'if' atau maudhu'. Seluruh
hadis yang termasuk qudsi dimasukkannya.

Kitab ini dibentuk menjadi tiga bab dan penutup.

Bab pertama berisikan hadis-hadis yang di mulai dengan kata "J" dan disusun berdasarkan
subyek. Pertama kata kerja s (berkata) yang subyeknya lafal Allah, kemudian yang subyeknya lafal Rabb,
kemudian yang subyeknya salah satu makhluk.

4
Bab kedua berisikan hadis-hadis yang di mulai dengan kata J yang subyeknya tuhan. baik dengan
namaNya sendiri. Pada bab kedua ini tidak ada yang di mulai dengan yang subyeknya makhluk, kecuali
pada dua hadis (hadis ke 249 dan 250).

Bab ketiga berisikan hadis-hadis yang di mulai dengan kata Ja ataupun J, Hadis hadis pada bab
ketiga ini disusun berdasarkan huruf hijaiyah pada huruf pertamanya dan kedua saja, Dimulai dengan
huruf hamzah bersama alif, kemudian bersama haa' dan seterusnya hingga akhir. Dilanjutkan dengan
huruf baa' dan seterusnya hingga akhir huruf hijaiyah. Huruf yang tidak terdapat hadis-hadisnya akan
dikatakan oleh penyusun bahwa tidak terdapat hadis-hadisnya.

 Sekilas tentang Hadits-hadits Mursal


1. Kitab Al-Mursal (Karya Abu Daud Sulaiman bin Asy'ats)
Abu Daud dalam kitabnya ini mengumpulkan hadis-hadis yang berstatus mursal. Yang tampak
bagi penulis sendiri bahwa Abu Daud tidak hanya menekuni hadis mursal dalam arti yang diangkat oleh
tabi'in kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi dari itu. Kitab ini memuat semua hadis hadis
yang gugur seorang perawinya. Istilah ini. memang berlaku dikalangan beberapa ulama hadis. Untuk itu
hendaknya kita merasa anch hila kita dapati di dalamnya hadis yang disebutkan perawinya dari kalangan
sahabat. Hadis-hadisnya disusun menurut tema. Untuk mentakhrij hadis darinya, kita mencarinya melalui
temanya.
 Sekilas tentang Hadits-hadits Maudhu'

Mentakhrij hadis dan mengetahui tanda kedha ifannya atau ke-maudhu'-annya dapat dilakukan
melalui kitab-kitab yang sengaja menghimpun kumpulan-kumpulan hadis-hadis Dha'if atau Maudhu.

Ini sangat membantu proses takhrijnya dan mengetahui keadaannya yang menyebabkan hadis
tersebut maudhu, Diantaranya ada yang disusun menurut tema dan ada yang disusun menurut huruf. Kitab
yang disusun menurut tema hadishadisnya dicari sesuai temanya. Sedang yang disusun menurut huruf
hadis-hadisnya dicari menurut tema ialah:

 Kitab Al-Maudhu'ah karya Ibnu Jauzi


 Kitab Tadzkiratul Maudhu'ah karya Al-Fattani Al-Hindi (w 986)
 Kitab Al-'Ilalul Mutanahiyah fi Al-Haditsul Waahiyah karya Ibnu Qayyim al Jauziyah.
 Kitab Tanzivuhu Syari'ah Al-Marfu'ah 'anil Akhbar Asy-Syani 'atil Maudhu'ah karya
Ibnu 'Iraq murid As-Suyuthi.

Sekiranya hadis-hadis maudhu' dan kita akan mentakhrijnya melalui kitab ini, yang pertama
dilakukan ialah mengetahui terlebih dahulu temanya, lalu melihatnya dalam kitab ini. Di tempat hadis
tersebut disertakan keterangan mengenai keadaanya, apakah masih dapat diterima atau tidak. Banyak
hadis-hadisnya disebutkan beserta oran-orang yang mengeluarkannya. Untuk itu kita kembali kepada
kitab-kitab mereka dengan menjelaskan tempatnya. Lalu menukil dari kitab ini. Tanziih Al-Syari'ah, nilai
hadis, apakah termasuk sangat dhaif, maudhu' atau lain-lainya. Sedang metode takhrijnya sama seperti
kitab-kitab lain yang berisikan hadis-hadis maudhu' yang disusun menurut tema (bab-bab).

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Takhrij Bi Shifat Al- Hadits adalah Metode dengan mempelajari tentang keadaan sanad dan
matan hadis, kemudian mencari sumbernya dalam kitab-kitab yang khusus membahas keadaan sanad dan
matan hadis tersebut.

Jika suatu hadis sudah dapat diketahui sifatnya, misalnya Maudhu, Shahih, Qudsi, Mursal,
Masyhar, Muzawatir, dan lain-lain sebaiknya di-takhrij melalui kitab-kitab yang telah menghimpun sifat-
sifat tersebut. Misalnya hadis sahih akan lebih mudah di-takhrij melalui kitab-kitab himpunan hadis sahih
seperti Sahih Bukhari atau Sahih Muslim, mencari hadis mutawatir takhrij-lah melalui kitab AlAzhar Al-
Mutanatsirah an Al-Akhbar Al Mutawatirah, karya As-Suyuthi, dan lain-lain

B. Saran
Penulis menyarankan agar tidak berpatokan pada makalah ini, melainkan terus menambah
referensi bacaan agar keilmuannya semakin kuat dan kokoh serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Selain itu, penulis tentu masih menyadari jika makalah di atas masih banyak terdapat kesalahan dalam hal
penyampaian dan dalam hal penulisan kata-kata. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran dari para pembaca sekalian agar kami dapat memperbaikinya di makalah selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Khon, A. M. (2012). Ulumul Hadist. Jakarta: Amzah.

Qattan, M. A. (2015). Pengantar Studi Ilmu Hadist. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Royani, J. N. (2017). Kaidah-Kaidah Ilmu Hadist Praktis. Yogyakarta: CV.Budi Utama.

Yuliharti, S. S. (2018). Metode Pemahaman Hadist. Tembilahan: PT. Indragiri Dot Com.

Anda mungkin juga menyukai