86-Article Text-191-1-10-20210816
86-Article Text-191-1-10-20210816
Abstrak
Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif merupakan salah
satu pendekatan pembelajaran yang mendukung kemajuan teknologi. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan karakteristik dan menganalisis multimedia interaktif bervisi SETS model PBL yang efektif
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan. Produk yang dikembangkan divalidasikan untuk selanjutnya direvisi dan
diimplementasikan. Subyek penelitian peserta didik kelas VIII SMP Negeri 7 Tegal Tahun Pelajaran
2016/2017.Hasil penelitian menunjukkan tingkat kevalidan terhadap perangkat pembelajaran 88,33% dan
multimedia interaktif yang dikembangkan 79,37%. Tingkat keefektifan ditunjukkan adanya peningkatan
kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan nilai N-gain mencapai 0,59 dengan kategori sedang.
Keterampilan sosial peserta didik sebesar 84,50% dengan kriteria baik. Tingkat kepraktisan ditunjukkan
dengan respon guru dan peserta didik sangat positif terhadap produk yang dikembangkan. Simpulan dari
penelitian ini, perangkat pembelajaran valid, efektif, dan praktis digunakan sebagai alat bantu model PBL
serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial pada kelas eksperimen.
Kata Kunci: PBL, multimedia interaktif, kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial.
Abstract
Utilization of computers as a medium of learning in the form of interactive multimedia is one of the learning approaches
that support technological progress. This study aims to describe characteristics and analyze interactive multimedia vision
of SETS PBL model that effectively improves critical thinking skills and social skills. This research is a development
research. The product that is considered validated is then revised and implemented. The subjects of the study were VIII
class of SMP Negeri 7 Tegal Lesson Year 2016 / 2017. The result of research showed that the prevalence level of 88.33%
learning tools and interactive multimedia developed by 79.37%. The effectiveness level indicated an improvement in
critical thinking skills of the experimental class and the N-gain value reached 0.59 in the medium category. Social skills of
learners equal to 84.50% with good criteria. The level of practicality is shown by the teacher's response and the learners
are very positive towards the product being developed. Conclusions from this study, valid learning tools, effective, and
practical use as a tool model PBL and can improve the skills of critical thinking and social in the experimental class.
Keywords: PBL, interactive multimedia, critical thinking skills, social skills.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (126)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (127)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (128)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Tabel 2.
Kategori Kepraktisan Multimedia Interaktif (Sudjana, 2005)
Rentang Persentase Kriteria
Kualitatif
82 % < x ≤ 100% Sangat Praktis
63% < x ≤ 81% Praktis
44% < x ≤ 62% Cukup Praktis
25% < x ≤ 43% Kurang Praktis
0% < x ≤ 18% Tidak Praktis
(Sumber: diadaptasi dari Hamdi, 2012)
Uji keefektifan dilakukan dengan dianalisis menggunakan uji N-gain <g> pada
menganalisis kemampuan berpikir kritis dan masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen
keterampilan sosial peserta didik menggunakan dan kontrol dengan menghitung skor pre-test
tes dan observasi. Hasil tes dianalisis normalitas dan post-test dengan persamaan sebagai
dan homogenitasnya sebagai prasyarat uji berikut:
statistik. Uji statistik menggunakan rumus t-test ( skor post test ) ( skor pre test )
g
berkorelasi (statistik parametrik), jika data tidak ( skor maksimum) ( skor pre test )
berdistribusi normal dan homogen maka Hasil N-gain <g> yang diperoleh
menggunakan statistik non-parametriks. Uji kemudian diaplikasikan dengan kategori yang
peningkatan kemampuan berpikir kritis disajikan pada Tabel 3.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (129)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
96
94 93.75
92
90
Persentase (%)
90
88
86 85
84.58
84
82
80
78
Silabus RPP LKS Alat Evaluasi
Validasi ahli media bertujuan menguji penilaian validator diperoleh persentase rata-
kelayakan isi multimedia interaktif yang rata total nilai validasi sebesar 79,37%. Merujuk
didesain menggunakan aplikasi Adobe Flash CS pada Tabel 1 dan 2, nilai validasi yang
6. Multimedia interaktif divalidasi oleh 3 diperoleh termasuk dalam kategori valid dan
validator ahli media yang berkompeten di praktis. Hasil validasi multimedia interaktif
bidang komputer dan animasi, selanjutnya disajikan pada Gambar 3. Contoh tampilan
diperoleh masukan berupa saran-saran untuk multimedia interaktif yang telah dikembangkan
perbaikan media pembelajaran. Berdasarkan disajikan pada Gambar 4.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (130)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
90
87.5
P 86.11
e 85 83.33 83.33
r 79.16 79.16
80 79.16
s 77.08 77.08
75 75 75 75
e 75
n
t 70
a
65
s
Konsistensi
e Usability
Teks
(
Narasi
Sound effect
Backsound
Portabilitas
Instalasi
Reliabilitas
Dokumentasi
Interaktivitas
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (131)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Analisis perbedaan nilai rata-rata antara ada tidaknya peningkatan. Hal tersebut
kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dilakukan untuk mengetahui perbedaan
dengan analisis pre-test menggunakan uji kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
Independent Sample T-Test dan post-test masing-masing kelas setelah diberikan
menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji perlakuan. Kelas eksperimen menggunakan
Mann-Whitney Test karena data berdistribusi multimedia interaktif bervisi SETS model
normal tetapi tidak homogen. Hasil analisis Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol
disajikan pada Tabel 3. menggunakan model kooperatif. Uji
Hasil analisis pengujian hipotesis peningkatan kemampuan berpikir kritis
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk nilai berdasarkan nilai pre-test dan post-test
pre-test berada pada thitung < ttabel dengan dilakukan rumus gain ternormalisasi <g> yaitu
signifikansi sebesar 0,185 > 0,05 sehingga dapat membandingkan skor pre-test dan post-test.
disimpulkan bahwa rata-rata nilai pre-test untuk Hasil analisis diperoleh informasi nilai N-gain
kedua kelas sama yaitu sebelum diberi dari kelas eksperimen berada pada kategori
perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan sedang, artinya kelas eksperimen mengalami
awal yang sama. Hasil nilai signifikansi untuk peningkatan yang signifikan dan besarnya rata-
nilai post-test sebesar 0,000 maka diperoleh rata N-gain yaitu 0,59 > 0,50. Hasil analisis
bahwa Asymp sig < 0,05, sehingga dapat enam aspek kemampuan berpikir kritis kelas
disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai post- eksperimen disajikan pada Gambar 5.
test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji keefektifan keterampilan sosial
karena pengaruh perangkat dan media peserta didik diperoleh dari data pengamatan.
pembelajaran yang digunakan. Keterampilan sosial peserta didik diamati oleh
Setelah diketahui nilai pre-test dan nilai 2 orang pengamat yaitu guru mata pelajaran
post-test untuk kemampuan berpikir kritis IPA kelas VIII dan teman sejawat selama 3 kali
peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas pertemuan. Hasil observasi keterampilan sosial
kontrol, selanjutnya adalah membandingkan peserta didik kelas kontrol dan eksperimen
nilai pre-test dan nilai post-test untuk melihat disajikan pada Tabel 4..
Tabel 4.
Hasil Analisis Pre-test dan Post-test Kedua Kelompok
Tabel 5.
Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Kedua Kelas
Kelas ST T S R SR
Kontrol 16 5 2 1 0
Eksperimen 21 3 0 0 0
Keterangan: ST (sangat tinggi), T (tinggi), S (sedang), R (rendah), SR (sangat rendah).
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (132)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (133)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
kedalam CD-ROM karena sudah dijadikan Pada multimedia interaktif model PBL
file.exe. bervisi SETS terdapat LKS, pertanyaan
5. Multimedia interaktif ini memuat langkah- diskusi, dan soal-soal yang dapat
langkah percobaan GLB, GLBB, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Hukum Newton sebagai suatu bagian dari peserta didik. Multimedia interaktif ini
Lembar Kerja Siswa (LKS). Interaktivitas disajikan dari kumpulan gambar dan simbol
multimedia ini salah satunya terdapat pada yang dapat mempengaruhi pemahaman
bagian LKS GLB yaitu dengan cara konsep pesera didik. Cara penyajian ikonik
mengarahkan pointer pada salah satu alat, dan simbolik merupakan cara untuk
maka secara otomatis alat tersebut akan mempengaruhi kemampuan peserta didik
tampak lebih besar dan jelas. (Brunner, 1996)
6. Implementasi pembelajaran memuat aspek Kemampuan Berpikir Kritis
kemampuan berpikir kritis dan aspek Nilai N-gain kelas eksperimen berada
keterampilan sosial. Aspek kemampuan pada kategori sedang yaitu 0,59 artinya
berpikir kritis yaitu: (1) interpretasi, (2) terdapat peningkatan kemampuan berpikir
analisis, (3) evaluasi, (4) inferensi, (5) kritis pada kelas eksperimen. Hal tersebut
eksplanasi, (6) mengatur strategi dan dapat terjadi karena pembelajaran pada kelas
taktik. Aspek keterampilan sosial meliputi: eksperimen menggunakan multimedia
(1) toleransi, (2) disiplin, (3) gotong- interaktif dengan model PBL bervisi SETS.
royong, dan (4) percaya diri. PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran
Gambar 4 merupakan contoh tampilan menggunakan masalah dunia nyata, proses
multimedia interaktif fase I materi gerak lurus. pembelajaran berpusat pada peserta didik
Pada fase I, peserta didik dimotivasi untuk untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
terlibat dalam pemecahan masalah dengan keterampilan pemecahan masalah, serta
diberikan suatu pertanyaan yaitu “Bagaimana memperoleh pengetahuan dan konsep esensial
suatu benda dikatakan dapat bergerak?” dari materi pelajaran (Barrows, 1996;
Pertanyaan tersebut dimunculkan bertujuan Sudarman, 2007). Selain menggunakan model
untuk mengetahui konsep awal peserta didik PBL, pembelajaran sains bervisi SETS
mengenai definisi gerak. Multimedia interaktif (Science, Environment, Technology, and
dapat berfungsi sebagai pembuka dalam Society) dapat membantu peserta didik untuk
pembelajaran yang mengatur kerangka kerja mengetahui sains, perkembangannya, dan
konseptual peserta didik dan memfasilitasi bagaimana perkembangan sains dapat
pemahaman konsep (Lou, 2012). mempengaruhi lingkungan, teknologi, dan
Multimedia interaktif yang masyarakat secara timbal balik (Binadja,
dikembangkan berisi gambar, teks, suara, 2002). Model pembelajaran yang dapat
video, dan animasi sederhana yang diterapkan untuk mengembangkan
digabungkan secara terpadu dan memiliki kemampuan berpikir kritis adalah
interaktivitas yang bertujuan memberikan pembelajaran berbasis masalah dan model
informasi materi pada pembelajaran Fisika. pembelajaran sains teknologi masyarakat
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Turmuzi, 2015). Perkembangan kognitif
Wibawanto (2000) bahwa multimedia peserta didik dapat terbentuk secara bertahap
interaktif merupakan media pembelajaran melalui penyelidikan, percobaan, penemuan,
dengan berbagai macam kombinasi grafis, teks, dan cara pemecahan masalah. Menurut
suara, video, dan animasi yang berfungsi Brunner (1996) belajar penemuan
menginformasikan pesan dan memiliki menunjukkan bahwa pengetahuan dapat
interaktivitas kepada penggunanya. bertahan lama atau lebih mudah diingat
melalui penyelidikan dan pemecahan masalah.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (134)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Kemampuan berpikir kritis diukur dari sehingga peserta didik dapat memahami
laporan hasil pengamatan yang ditulis pada konsep hukum fisika yang abstrak. Simulasi-
LKS oleh setiap kelompok. Laporan yang telah simulasi yang ditayangkan sangat berguna
ditulis oleh setiap kelompok merupakan hasil untuk memecahkan masalah dalam fisika
pengamatan percobaan dan hasil diskusi yang sehingga peserta didik dilatih kemampuannya
memuat enam aspek berpikir kritis yaitu: (1) untuk berpikir kritis dan mampu memecahkan
interpretasi, (2) analisis, (3) evaluasi, (4) masalah. Hal ini selaras dengan hasil
inferensi, (5) eksplanasi, (6) dan presentasi. penelitian Roberto (2014) yaitu animasi dapat
Kelompok Newton memperoleh rata-rata skor digunakan oleh guru untuk
tertinggi pada aspek interpretasi, analisis, dan mendemonstrasikan hukum fisika dan untuk
presentasi. Kelompok Archimedes meningkatkan minat peserta didik di sekolah
memperoleh rata-rata skor tertinggi pada aspek dalam pembelajaran sains.
evaluasi. Kelompok Rutherford memperoleh
rata-rata skor tertinggi pada aspek eksplanasi. Keterampilan Sosial
Kelompok Pascal memperoleh rata-rata skor Berdasarkan hasil pada Tabel 4, pada
tertinggi pada aspek interpretasi dan analisis. kelas kontrol menunjukkan jumlah kriteria
Kelompok Newton dan Pascal yang rendah 1 peserta didik (4%), sedang 2 peserta
anggotanya terdiri peserta didik perempuan didik (8,33%), tinggi 5 peserta didik (20,83%),
memperoleh rata-rata skor tertinggi dan sangat tinggi 16 peserta didik (66,67%).
dibandingkan kelompok Archimedes dan Pada kelas eksperimen tidak ada kriteria
Rutherford yang anggotanya terdiri peserta sedang, rendah, maupun sangat rendah,
didik laki-laki. Hasil penelitian ini semakin kriteria tinggi sebanyak 3 peserta didik
menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang (12,5%), kriteria sangat tinggi 21 peserta didik
telah dilakukan yaitu kemampuan berpikir (87,50%). Dengan demikian, pada kelas
kritis peserta didik perempuan lebih tinggi eksperimen keterampilan sosialnya lebih baik
daripada kemampuan berpikir kritis peserta daripada kelas kontrol karena kelas eksperimen
didik laki-laki. Kemampuan kelompok peserta menerapkan pembelajaran PBL bervisi SETS
didik perempuan dalam menyusun hipotesis, menggunakan multimedia interaktif. Menurut
menganalisis, mengevaluasi, mengeksplanasi, Khairat (2013) mengungkapkan bahwa
menginferensi, dan menarik kesimpulan lebih penerapan model PBL mampu meningkatkan
baik daripada kelompok peserta didik laki-laki keterampilan sosial peserta didik. Pendekatan
(Ricketts, 2004). Menurut Mahanal (2012) pembelajaran model PBL memberi pengaruh
menjelaskan bahwa struktur otak pada peserta lebih baik terhadap keterampilan sosial siswa
didik perempuan yang berkaitan dengan fungsi daripada pembelajaran biasa (Minarni, 2013).
bahasa bekerja lebih keras daripada peserta Penerapan model PBL dalam
didik laki-laki, sehingga kemampuan bahasa pembelajaran IPA dapat menggali kemampuan
peserta didik perempuan lebih tinggi. Indikator peserta didik untuk mengembangkan
seseorang memiliki kemampuan berpikir tinggi keterampilan sosialnya melalui diskusi
dapat dilihat dari kemampuan penggunaan kelompok dalam menyelesaikan suatu
bahasa dengan gramatika yang baik. Dalam permasalahan yang disajikan pada LKS dan
hal menyampaikan pendapat, perempuan multimedia interaktif. Melalui kegiatan diskusi
memiliki kemampuan yang lebih dalam kelompok maka interaksi antar teman
dibandingkan laki-laki (Guiler, et al., 2005). kelompok menjadi lebih baik dibandingkan
Animasi pada multimedia interaktif dengan pembelajaran konvensional.
berbasis model PBL bervisi SETS dapat Temuan dalam penelitian ini yaitu
digunakan oleh guru untuk peserta didik secara alami mengelompokkan
mendemonstrasikan hukum-hukum Newton dirinya berdasarkan jenis kelamin (gender),
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (135)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (136)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (137)
Pratiwi Oktaviani, Hartono, Putut Marwoto
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)