17 Bab Iv Analisa Dan Pembahasan
17 Bab Iv Analisa Dan Pembahasan
SPO. Namun pada timbang terima pada shift sore dan malam tidak
berjalan dengan maksimal karena perawat melakukan serah terima
tanpa memperkenalkan perawat pengganti kepada klien dan
keluarga, serta tidak menanyakan keluhan pasien dan menyapa
pasien dari bed ke bed, perawat juga tidak melakukan operan
terkait inventaris ruangan.
Setelah dilakukan intervensi, timbang terima di Ruang Iamm
Bonjol sudah dilakukan 100% sesuai Nursalam 2017 dan SPO
RSUD Kanjuruhan. Setiap timbang terima selalu dibuka dan
ditutup oleh kepala ruang, timbang terima dilakukan di nurse
station kemudian di validasi ke semua pasien.
Hal ini dibuktikan dengan diagram layang sebelum intervensi
SW – OT : - 0,7 ; 0,5 berada pada kuadran III dimana Timbang
Terima
Sangat lemah namun memiliki peluang untuk maju, sehingga
diperlukan perubahan strategi sebelumnya sebab strategi yang lama
dikhawatirkan akan sulit menangkap peluang yang ada. Setelah
intervensi posisi timbang terima, SW – OT : (1,5 ; 0,5) pindah
kuadran I hal ini menandakan bahwa intervensi yang dilakukan
mampu meningkatkan kemajuan secara maksimal.
c. Discharge planning
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Imam
Bonjol sebelum intervensi diperoleh hasil 100% dilakukan sesuai
SPO menurut Nursalam 2017 dan RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang. Ruang Imam Bonjol sudah melakukan discharge planning
sesuai SPO dengan memberikan edukasi berupa jadwal kontrol
beserta persyaratan yang harus dibawa ke klinik, obat yang harus
diminum selama di rumah, dan perawatan mandiri yang dapat
dilakukan ketika pasien sudah di rumah. Namun dalam melakukan
discharge planning, perawat tidak memberikan leaflet untuk
edukasi di rumah dan discharge planning belum berjalan sesuai
139
g. Sentralisasi obat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diruang Imam
Bonjol sebelum intervensi diperoleh hasil 100% dilakukan sesuai
SPO. Format persetujuan sentralisasi obat untuk pasien sudah ada
dan berjalan maksimal, untuk pasien BPJS pengambilan resep dan
distribusi obat pada jam kerja dikelola oleh petugas farmasi.
Sedangkan untuk pasien BPJS pengambilan obat diluar jam kerja
dan pasien umum dilakukan oleh keluarga kemudian obat disimpan
di loker obat sesuai dengan identitas pasien. Apabila ada kelebihan
obat pada pasien yang KRS (Keluar Rumah Sakit), obat akan
dikembalikan ke bagian farmasi.
Karena sentralisasi obat sudah dilakukan maksimal maka,
intervensi yang dilakukan hanya mengawasi proses sentralisasi
obat tetap berjalan 100% sesuai SPO.
Hal ini dibuktikan dengan diagram layang sebelum intervensi
SW – OT : 0,7 ; 1,5 berada pada kuadran I dimana sentralisasi obat
memiliki kekuatan dan peluang yang lebih besar, sehingga
diperlukan tindakan yang progresif untuk lebih maju lagi. Setelah
dilakukan intervensi posisi sentralisasi obat, Sesudah intervensi SW
– OT : 0,7 ; 1,5 pada diagram layang tetap pada kuadran I tetapi
nilainya bergeser kearah kakuatan. Ini menandakan bahwa
142
1. Rencana Kegiatan
Menyediakan stiker 6 langkah dan 5 moment cuci tangan.
2. Evaluasi
Evaluasi hasil implementasi terkait penyediaan dan pemasangan
stiker 6 langkah dan 5 moment cuci tangan. Sudah terlaksana
dengan baik. Selama melakukan implementasi manajemen di ruang
Imam Bonjol, kami bekerja sama dengan kepala ruang untuk desain
dan isi materi stiker serta penempatan dan jumlah stiker yang akan
dipasangkan.
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan diikuti oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Kepala ruang menyerahkan ke masing-masing ketua tim untuk
menyampaikan laporan asuhan keperawatanya kepada ketua tim
dan perawat pelaksana shift berikutnya yang akan berdinas.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke
bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima
mencakup jumlah klien dengan tingkat ketergantungan, identitas
pasien, diagnosa medis, masalah keperawatan, kondisi terakhir,
hasil pemeriksaan penunjang yang menyimpang, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan, terapi dokter serta
pesan khusus bila ada. Saat berada di ruangan pasien, ketua tim/
kepala jaga melakukan validasi kepada seluruh pasien. Terakhir
ketua tim, kepala jaga, dan kepala ruang menandatangani buku
timbang terima.
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data
fokus).
b. Perawat menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada pasien.
c. Perawat menyampaikan hal yang penting yang harus
ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
d. Perawat menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan ketua tim diruang
sentralisasi obat, ketua tim menjelaskan mengenai sentralisasi
obat kepada penanggung jawab pasien yang kemudian
148