Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


MENENTUKAN MASALAH, JENIS-JENIS SERTA MENETUKAN
JUDUL DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Wovie Azizah (5019159)
2. Ria Juniarti (5019160)
3. Nidya Pratiwi (5019161)
4. Risalah Atmanegara (5019163)
5. Monica Wilhelmina (5019166)

Dosen Pengampu :
Novianti Mandasari, M.Pd.Mat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI (UNPARI)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Menentukan masalah-masalah, jenis-jenis serta menentukan
judul dalam penelitian tindakan kelas” dengan baik dan benar menurut sumber
yang ada. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan dengan bantuan
pertolongan dari berbagai sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa seutuhnya masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penulisan, susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh
karena itu kami terbuka dan menerima segala masukan dan kritikan yang
membangun dari pembaca dengan senang hati kami terima agar kedepan nya lebih
baik lagi.

Akhir kata kami meminta semoga makalah ini menjadi pengetahuan dan
memberikan manfaat kepada pembaca atau memberi inspirasi yang baru bagi
pembacanya dan dapat menambah wawasan pengetahuan.

Lubuklinggau, 25 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Menentukan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas..............................3
B. Jenis-jenis masalah PTK...............................................................................7
C. Menentukan judul dalam PTK....................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sarana dalam mencerdaskan sumber
daya manusia yang ada, sehingga pendidikan menjadi faktor penting
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Suatu pendidikan
harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sisitematis dan
aplikatif. Dalam kaitanya dengan pendidikan tentunya tidak akan terlepas
dari adanya suatu bentuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kaitanya
dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, seorang guru di tuntut untuk
mampu mengendalikan, mengkondisikan dan mengatur kegiatan yang
berlangsung di dalam kelas, dengan tujuan tak lain adalah supaya proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan kondusif dan siswa
dapat belajar sesuai dengan rencana yang telah di rencanakan. Dalam hal
ini seorang guru dituntut untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
sesuai dengan prosedur yang telah ada. Istilah PTK atau disebut dengan
“classroom action research” sebenarnya diawali dari istilah “action
research” atau penelitian tinakan secara umum. Dengan penambahan
“classroom” pada “action research”, kegiatan lebih diarahkan pada
pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas.
Peningkatan kualitas pendidikan menjadi tuntutan dalam dunia
pendidikan. Kualitas tersebut dapat mencakup input, proses, maupun
output dalam pendidikan. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik.
Oleh karena itu, para pendidik, dalam hal ini guru, dituntut untuk selalu
melakukan perbaikan tersebut. Usaha-usaha tertentu perlu dilakukan
dalam kaitannya dengan penyelesaian permasalahan praktis yang sering
dijumpai di kelas. Kiranya penelitian tindakan kelas merupakan salah satu
alternatif yang dapat ditempuh dalam rangka perbaikan kualitas
pendidikan tersebut.
Perlu diketahui bahwasanya dalam melaksanakan PTK tentunya
seorang guru akan menemui berbagai masalah yang mengiringinya, mulai

1
dari penetuan judul, masalah yang akan diangkat, dan hasil dari PTK itu
sendiri apakah akan memiliki bobot manfaat dalam memberikan
sumbangsih terhadap evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah-masalah yang menyertai dalam
melaksanakan dalam PTK serta bagaimana cara atau metode dalam
menentukan judul dalam PTK yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan masalah dalam penelitian tindakan kelas ?
2. Apa saja jenis-jenis masalah dalam penelitian tindakan kelas ?
3. Bagaimana menentukan judul masalah dalam penelitian tindakan
kelas?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana menentukan masalah dalam penelitian
tindakan kelas.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis masalah dalam penelitian
tindakan kelas?
3. Untuk mengetahui bagaimana menentukan judul masalah dalam
penelitian tindakan kelas?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menentukan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas

Secara spesifik masalah juga bisa diartikan sebagai suatu obyek yang
dijadikan sasaran dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas masalah yang
terjadi sudah jelas dan tidak remang-remang. Masalah yang muncul misalnya;
nilai siswa dalam ujian rendah, motivasi siswa dalam pelajaran matematika
menurun dan lain sebagainya.

Penelitian bermula dari masalah yang telah terjadi, hal ini juga berlaku bagi
penelitian tindakan kelas. Bagi guru hampir masalah pembelajaran dirasakan
ketika melakukan pembelajaran. masalah yang muncul dalam pembelajaran
hendaknya diindentifikasi dengan baik. Penelitian tindakan akan berhasil jika guru
pandai untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada kelasnya.

Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau
disadari oleh guru. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik PTK yang telah
Anda pelajari pada Modul yaitu masalah berasal dari orang yang terlibat dalam
praktik, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa
ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak
buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang
secara terus-menerus membuat kesalahan yang sama, ada siswa yang suka
membolos, atau hasil belajar siswa menurun secara drastis. Anda dapat mencari
contoh lain dari pengalaman Anda sendiri. Masalah yang dirasakan guru mungkin
masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah
tersebut menjadi semakin jelas.

Hopkins (1993) menekankan bahwa pada awalnya guru mungkin bingung


untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena itu, guru tidak selalu harus mulai
dengan masalah. Guru dapat mulai dengan suatu gagasan untuk melakukan
perbaikan, kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut.

3
1. Adapun teknik mengidentifikasi masalah yaitu :
a. Mengumpulkan masalah yang sedang terjadi dikelas. Guru
menulis semua masalah yang sedang terjadi dikelas kemudian
menuliskan dalam catatan guru.
b. Menentukan masalah yang urgen. Diantara banyak masalah
yang sudah terkumpul, kemudian memilih satu masalah yang
perlu dan segera untuk diselesaikan.
c. Memilih masalah sesuai dengan kemampuan. Dalam memilih
masalah, hendaknya guru memahami akan kemampuan dirinya
terhadap masalah yang akan diteliti.
d. Untuk mengumpulkan masalah yang terjadi maka guru
melakukan beberapa pertanyaan, agar memudahkan guru dalam
melakukan identifikasi masalah.
2. Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah yang:
a. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar,
b. Mungkin ditangani oleh guru,
c. Sangat menarik minat guru, serta
d. Ingin diubah/diperbaiki oleh guru. (dalam Mills, 2000)
3. Perhatikan Contoh ilustrasi masalah dalam PTK yaitu sebagai berikut :
Ibu Tuti adalah seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah SMU.
Setiap mengajar, ia selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Perhatian
para siswa terhadap bahasa Indonesia tampaknya tidak
menggembirakan. Siswa lebih menganggap bahasa Indonesia sebagai
mata pelajaran yang diwajibkan dan hanya merupakan tugas rutin
untuk mengikutinya. Ibu Tuti merasa siswa menganggap enteng
pelajarannya. Setelah berulang kali merenung, Ibu Tuti menyimpulkan
bahwa motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia . Sangat
rendah. Ini terbukti dari seringnya siswa absen dalam pelajarannya Ian
nilai rata-rata kelas untuk Bahasa Indonesia hanya 5,4. Ibu Tuti
menjadi bingung untuk mengatasi masalah ini.

4
Jika Anda yang menjadi Ibu Tuti, bagaimana cara Anda mengatasi
masalah tersebut? Tindakan pertama yang perlu Anda lakukan adalah
menganalisis masalah yang telah diidentifikasi oleh Ibu Tuti, yaitu
rendahnya motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia. Untuk
menganalisis masalah ini, Ibu Tuti perlu melakukan hal-hal berikut :
a. Menganalisis daftar hadir siswa, kemudian menyimpulkan
berapa 4, rata-rata kehadiran siswa dalam satu bulan. Di
samping itu, perlu pula dianalisis, apakah yang absen hanya
siswa tertentu ataukah hampir Semua pernah absen, dan apa
alasannya.
b. Menganalisis daftar nilai siswa, kemudian mengaitkan
frekuensi ketidakhadiran siswa dengan nilainya.
c. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta
bahan pelajaran yang dipakai, apakah tugas dan bahan
pelajaran tersebut cukup menantang atau membosankan.
d. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap
pekerjaan siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa
frustrasi atau mendorong siswa untuk memperbaiki
pekerjaannya.
e. Melakukan refleksi terhadap perilaku mengajar Ibu Tuti. Ibu
Tuti secara jujur merenungkan kembali kebiasaannya di dalam
kelas. Apakah dia sering marah-marah, bersikap tidak simpatik.
Dari hasil analisis di atas, Ibu Tuti dapat mempertajam masalah
yang dihadapi serta menetapkan masalah mana yang paling
mendesak untuk dibenahi. Misalnya, dari hasil analisis tersebut
Ibu Tuti menemukan bahwa hanya siswa tertentu (sekitar 20
orang dari 35 siswa) yang sering absen, dan memang ternyata
siswa yang sering tidak hadir nilainya rendah. Dari analisis
tugas, bahan pelajaran, dan balikan, Ibu Tuti menemukan
bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket
memang membosankan karena hanya menuntut siswa untuk

5
menghapal, tanpa pernah meminta siswa untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara bebas dalam
bahasa tulis. Balikan yang diberikan oleh Ibu Tuti pada tugas-
tugas tersebut, ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang.
Dari refleksi yang dilakukan, Ibu Tuti merasa bersikap biasa-
biasa saja, hanya dia merasa jarang memberikan penguatan. Ia
lebih banyak menegur siswa yang kurang berhasil daripada
memuji siswa yang berhasil.

Dari uraian di atas dapat Anda simak bahwa begitu banyak masalah yang
ditemukan Ibu Tuti yang dianggapnya menyebabkan rendahnya motivasi siswa
dalam belajar bahasa Indonesia. Di samping masalah yang sudah dianalisis, Ibu
Tuti juga memperkirakan bahwa Ebtanas Bahasa Indonesia juga tidak mendorong
siswa untuk belajar lebih baik. Namun, ia kemudian berkesimpulan bahwa ia
harus memilih masalah yang dapat ia atasi sendiri. Ia kemudian memutuskan
bahwa ia akan memfokuskan usahanya pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang
ia gunakan. Berkaitan dengan hal ini, Ibu Tuti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut.

Sebagaimana yang Anda simak dalam rumusan masalah tersebut, sebuah


masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang
menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui
penelitian, dalam hal ini penelitian tindakan kelas (PTK). Masalah yang dihadapi
guru mungkin sangat luas, oleh karena itu, guru perlu memfokuskan perhatiannya
pada masalah yang mungkin dapat dia tanggulangi dan yang memang
memerlukan prioritas untuk ditangani. Dalam hal ini, Anda perlu mengingat
kembali rambu-rambu pemilihan masalah yang dapat dijadikan fokus PTK atau
yang dapat dipecahkan melalui PTK.

Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar


rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya, masalah: tugas dan bahan

6
belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dijabarkan
sebagai berikut.

1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi


siswa?
2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?
3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?

B. Jenis-jenis masalah PTK

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diagnostik, (2) PTK partisipan, (3) PTK
empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut
dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.

a. PTK Diagnostik;
Yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang
dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam
hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat
di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti
berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang
dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
b. PTK Partisipan;
Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila
orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung
dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian
berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanan penelitian
peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi
dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir di

7
atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara
langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
c. PTK Empiris;
Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti
berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan
membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi
berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan
penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam
pekerjaan sehari-hari.
d. PTK Eksperimental;
Yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau
strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar
mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar,
dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang
ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara
mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan
pengajaran.
1. Kemudian guru dapat melaksanakan perbaikan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu Membuat,
rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Langkap-
langkah dalam menyusun rencana adalah sebagai berikut.
Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk
hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara
yang terbaik untuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat
berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah
dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau
dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan
hasil kajian tersebut, guru menyusun berbagai alternatif tindakan.
Selanjutnya, guru perlu mengkaji setiap alternatif, terutama keterkaitannya

8
dengan tujuan tindakan (perbaikan) Serta kelayakan pelaksanaannya.
Akhirnya, dengan mempertimbangkan hasil kajian, guru memilih alternatif
yang dianggap paling layak.

Dari hasil kajian yang dilakukan, dapat membuat beberapa alternatif :

a. Tugas akan lebih berhasil dan menantang jika diberikan setiap


minggu atau dua minggu sekali.
b. Bentuk tugas yang bervariasi akan memotivasi siswa untuk
mengerjakannya.
c. Tugas akan cukup menantang jika materinya diambil dari
lingkungan siswa atau diambil dari buku pelajaran yang dimiliki
siswa.
d. Bahan belajar bahasa Indonesia akan cukup menarik jika sesuai
dengan perkembangan siswa, disajikan dengan berbagai variasi,
menuntut siswa untuk berpikir, serta menyajikan wacana yang
temanya akrab dengan lingkungan siswa. Tugas yang diberikan
akan menantang jika dikaitkan dengan bahan belajar.
2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini
masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan
pelaksanaannya. Dengan perkataan lain, guru harus bertanya, mungkinkah
rencana tindakan tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan
hal-hal berikut :
a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena
pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru
sendiri. Guru harus bertanya pada diri sendiri apakah ia cukup
mampu melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah dia
cukup tangguh untuk menyelesaikannya.
b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan
tersebut, misalnya jika diputuskan untuk memberi tugas setiap

9
minggu, apakah siswa cukup mampu menyelesaikannya. Apakah
malah membuat siswa menjadi bosan.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan. Apakah
sarana/fasilitas yang diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan
oleh siswa, sekolah, ataukah oleh guru sendiri?
d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Iklim belajar berkaitan
dengan berbagai kebiasaan guru, siswa, dan personil lain dalam
menyikapi kegiatan belajar atau kegiatan akademik, sedangkan
iklim kerja berkaitan dengan kebiasaan personil sekolah dalam
menyikapi tugas-tugasnya. Dalam hal ini, guru perlu
mempertimbangkan apakah alternatif yang dipilihnya akan
mendapat dukungan dari kepala sekolah dan personil lain di
sekolah.

Selain faktor-faktor di atas, guru juga harus menganalisis sekali lagi hasil
yang diperkirakan akan diperoleh dari tindakan tersebut. Dengan melakukan
berbagai kajian tersebut diharapkan hipotesis tindakan yang dipilih memang
benar-benar merupakan hipotesis yang paling layak.

a. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau


etika yang terkait dengan tugas-tugasnya. Misalnya menyampaikan
kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan, atau menginformasikan kepada orang tua siswa jika
selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu di
luar kebiasaan rutin.
b. Akhirnya, seperti yang sudah pernah disinggung pada Modul 1,
PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.
Artinya, semua personil sekolah harus punya persepsi yang benar
tentang PTK, dan apa yang ingin dicapai melalui PTK.

10
Di samping kriteria di atas, perlu kita perhatikan bahwa dalam pelaksanaan
PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan berlangsung
secara bersamaan. Ini berarti bahwa guru sebagai aktor PTK harus mampu
melakukan observasi dan interpretasi secara cepat, sehingga penyesuaian-
penyesuaian dapat dilakukan jika perlu. Ini sesuai dengan kriteria pertama dari
Hopkins yang menuntut guru memegang komitmennya sebagai pengajar, tanpa
terganggu oleh metodologi penelitian yang sedang diterapkan.

C. Menentukan judul dalam PTK

Selain dari mengidentifikasi masalah maka yang lebih penting yaitu


membuat judul penelitian. Judul merupakan representasi dari keseluruhan isi, dan
identitas yang dianggap sebagai ciri utama untuk mengenali penelitian. Judul juga
merupakan petunjuk bagi pembaca sehingga mereka dapat membayangkan isi
dari penelitian. Secara umum judul maksimal 20 kata namun, secara spesifik judul
tidak ada batasan namun, judul tidak boleh terlalu pendek dan terlalu panjang
sehingga memiliki kesan yang bertele-tele dan menimbulkan penafsiran ganda.
Adapun judul hendaknya: terdiri dari satu mata frase dan terdiri dari dua parafrase
masing-masing sebagai judul pokok dan subjudul.

Menurut Pohan (2007:16) ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat judul yaitu :

1. Judul haruslah menyiratkan keseluruhan permasalah yang akan


dibahas atau mencerminkan permasalahan dan tujuan penulisan.
2. Judul harus berupa kalimat pernyataan yang menggunakan kata-kata
jelas, tegas, dan tidak berupa kalimat pertanyaan.
3. Susunan kalimat judul haruslah padat, komunikatif dan secara jelas
memberi batasan masalah yang akan dibahas.

Adapun langkah dalam menentukan judul penelitian yaitu langkah ini


sebenarnya mudah, tetapi sangat menentukan alur pikir bagi peneliti
maupun pembacanya. Ketentuan dalam menentukan judul antara lain:

11
1. Judul hendaknya ditulis singkat dan spesifik.
2. Menggambarkan tujuan penelitian tindakan kelas
3. Menggambarkan masalah yang akan diteliti
4. Menggambarkan tindakan untuk mengatasi masalah
5. Menambahkan keterangan tentang populasi tempat penelitian
dilakukan

Dalam judul penelitian tindakan kelas, hendaknya sudah dapat


memberikan gambaran tentang apa yang menjadi permasalahan. Contoh
permasalahan tersebut misalnya meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah. Permasalahan ini yang akan dipecahkan dalam penelitian
tersebut. Selain itu juga memberikan gambaran mengenai tindakan yang
akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Tindakan ini harus jelas dan
mewarnai proses penelitian. Adapun contoh tindakan misalnya
penggunaan metode diskusi kelompok. Penambahan keterangan populasi
tempat penelitian dilakukan menunjukkan kelompok yang mendapatkan
tindakan. Selain itu juga menunjukkan lokasi implementasi hasil
penelitian.

Berikut ini beberapa contoh judul penelitian tindakan kelas :

1. Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw untuk meningkatkan


hasil belajar IPA kelas V SD
2. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah melalui metode
diskusi kelompok pada siswa kelas X SMA Tamansari Yogyakarta.
3. Penerapan metode sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan
penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Mandiri Yogyakarta
4. Pembelajaran berbasis konstruktivistik pada matakuliah dasar-
dasar konseling dalam meningkatkan keaktifan mahasiswa.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menentukan
masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah Secara spesifik masalah juga
bisa diartikan sebagai suatu obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian.
Dalam penelitian tindakan kelas masalah yang terjadi sudah jelas dan tidak
remang-remang. Masalah yang muncul misalnya; nilai siswa dalam ujian
rendah, motivasi siswa dalam pelajaran matematika menurun dan lain
sebagainya. Penelitian tindakan akan berhasil jika guru pandai untuk
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada kelasnya. Suatu rencana PTK
diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru. Hal
ini sesuai dengan salah satu karakteristik PTK yaitu masalah berasal dari
orang yang terlibat dalam praktik, dalam hal ini guru sebagai pengelola
pembelajaran. Anda dapat mencari contoh lain dari pengalaman Anda sendiri.
Masalah yang dirasakan guru mungkin masih kabur, sehingga guru perlu
merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin
jelas. Adapun teknik mengidentifikasi masalah yaitu : mengumpulkan masalah
yang sedang terjadi dikelas, menentukan masalah yang urgen, memilih
masalah sesuai dengan kemampuan dan untuk mengumpulkan masalah yang
terjadi maka guru melakukan beberapa pertanyaan.
Jenis-jenis masalah PTK yaitu: PTK diagnostik, PTK partisipan, PTK
empiris, dan PTK eksperimental (Chein, 1990). Kemudian untuk menentukan
judul dalam PTK yaitu . Secara umum judul maksimal 20 kata namun, secara
spesifik judul tidak ada batasan namun, judul tidak boleh terlalu pendek dan
terlalu panjang sehingga memiliki kesan yang bertele-tele dan menimbulkan
penafsiran ganda. Adapun judul hendaknya: terdiri dari satu mata frase dan
terdiri dari dua parafrase masing-masing sebagai judul pokok dan subjudul.

13
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber-sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran tentang pembahasan makalah di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mu’alimin, Rahmat Arofah Hari Cahyadi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas
Teori dan Praktik. Pasuruan: Ganding Pustaka.

Depdikbud. 1987. Materi dasar program pendidikan akta mengajar V:


Metodologi penelitian. Jakarta: Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan
Tinggi

Wardhani Igak, Kuswaya Wihardit. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang:


Universitas Terbuka Cet-28.

15
16

Anda mungkin juga menyukai