Anda di halaman 1dari 12

FIQIH SIYASAH

Kelompok 1
Pengertian Objek dan Metode, Bidang-Bidang dan Ruang Lingkup Fiqih Siyasah
Disusun untuk memenuhi tugas kuliah fiqih siyasah
Dosen Pengampu Prof. Dr. H Idzam Fautanu,M.Ag

Disusun :

Intan Nurjanah 1213040052


M. Akbar Arya 1213040083
M. Hotam Nawawi 1213040074

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGERTIAN OBJEK, METODE DAN

BIDANG-BIDANG FIQIH SIYASAH”. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan

kepada Nabi Muhammad Saw juga keluarga, sahabat, dan kita semua selaku umatnya.

Makalah ini berisikan tentang “PENGERTIAN OBJEK, METODE DAN BIDANG-


BIDANG FIQIH SIYASAH” atau yang lebih khususnya membahasFiqih ini membahas
tentang tata negara atau manajemen negara menurut islam, yang meliputi aspek politi,
ekonomi dan hubungan antar golongan atau negara. Akan tetapi aspek politik merupakan
perhatian utama dalam fiqih siyasah ini., Makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada semua pihak, khususnya mahasiswa/mahasiswi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung tentang bagaimana perkembangan hukum islam di Indonesia saat ini.

Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan banyak
terima kasih kepada pihak kampus yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini, juga kepada Dosen pembimbing yang sudah banyak membantu dan
menuntun penulis selama pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang
selalu bekerja sama, membantu dan mendukung selama pembuatan makalah ini. Maka,
makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari semuanya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bandung 09 September 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................................IV
PENDAHULUAN...................................................................................................................IV
1.1 Latar belakang................................................................................................................IV
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................V
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................V
BAB II........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN........................................................................................................................1
2.1 Pengertian Fiqih Siyasah..................................................................................................1
2.2 Ruang Lingkup Fiqih Siyasah..........................................................................................2
2.3 Perkembangan kajian fiqih siyasah: sketsa historis..........................................................4
BAB III.......................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................5
Kesimpulan.............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Islam sebagai agama telah menyediakan berbagai kerangka normatif dan

implementtatif untuk dijadikan sebagai pedoman umat manusia dalam berperilaku di

muka bumi. Islam tidak memberikan kerangka itu dalam bentuknya yang paling

detail, melainkan memberikan panduan nilai-nilai dan kerangka aplikasi sesuai

dengan problem yang dihadapi umat manusia. Dengan demikian, islam tampil sebagai

agama yang mampu menjawab segala tantangan zaman.

Ilmu fiqih secara konvensional terdiri dari fiqih ibadah, fiqih munakahat, fiqih

mu’amalat dan fiqih jinayat. Namu ada satu aspek dari fiqih yang sering di bahas

secara terpisah, yakni fiqih siyasah atau disebut juga fiqih siyasah syar’iyyah. fiqih ini

membahas tentang tata negara atau menejemen negara menurut islam, yang meliputi

aspek politik, ekonomi dan hubungan antar golongan atau negara. Akan tetapi aspek

politik merupakan perhatian utama dalam fiqih siyasah ini, sehingga para penulis pada

saat ini banyak menggunakan istilah, misalnya; pemikiran politik islam (al-fikr al-

siyasi al-islami, political thought), ilmu pemerintahan islam (al-hukumah al-islamiah

islmic government), dan lain lain.

Kajian fiqih siyasah semakin berkembang seiring perkembangan dunia politik

yang semakin pesat dengan munculnya isu-isu politik mutakhir, seperti demokrasi,

civil society, dan hak asasi manusia. Dan di tambah lagi dengan isu-isu pemikiran

seperti, skularisme, liberalisme, dan sosialisme yang mesti mendapat respon dari

islam.

IV
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fiqih Siyasah?

2. Bagaimana Ruang Lingkup Fiqh Siyasah?

3. Bagaimana asal-usul Fiqih Siyasah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian Fiqih Siyasah

2. Menjelaskan ruang lingkup fiqih siyasah

3. Memaparkan asal-usul fiqih siyasah

V
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fiqih Siyasah


Menurut istilah Fiqih Siyasah merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk

yang terdiri dari dua kata, yakni fiqih dan siyasah. Secara etimologis, fiqih

merupakan bentuk mashdar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang

berarti pemahaman yang mendalam dan akurat sehingga dapat memahami tujuan

ucapan dan atau Tindakan (tertentu).1

Secara terminologis, Fiqih lebih popular di definisikan sebagai berikut: ilmu

tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat perbuatan yang dipahami dari dalil-

dalilnya yang rinci.yang di maksud bukanlah yang mubayyan Akan tetapi yang,

dimaksud sesungguhnya adalah satu persatu dalil. maksudnya setiap hukum perbuatan

mukallaf yang dibahas dalam ilmu fiqih itu masing-masing ada dadlilnya, sekalipun

sengguhnya dalilnya tidak bersifat rinci,atau bahkan malah bersifat mujmal atau

masih bersifat umum yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Dalam Bahasa arab, ungkapan paling awal yang lazim digunakan

bergandengan dengan kata siyasah adalah siyasah al-khail, yang berarti melatih,

memelihara, atau mengatur kuda. Khusus untuk makna yang berkonotasi politis lebih

lazim di gunakan kata government, yang berasal dari Bahasa Yunani kubernan yang

bererti mengndalikan atau Kubernetes yang bererti orang yang menyetir atau

mengendalikan.
1
Mujar Syarif dkk fiqh siyasah (Jakarta PT Erlangga 2008) Hal 2

VI
Ditinjau dari sumber pembentukannya, dalam literatur fiqih siyasah

sesungguhnya di kenal dua jenis siyasah. Pertama, siyasah syar’iyyah yaitu siyasah

yang dalam proses penyusunannya memperhatikan norma dan etika agama. Kedua,

siyasah wadh’iyyah yaitu siyasah yang di hasilkan oleh produk pemikiran manusia

semata yang dalam proses penyusunannya tidak memperhatikan norma dan etika

agama. Dasar pokok siyasah syar’iyah adalah wahyu atau agama.2

Berbeda dengan siyasah syar’iyyah, siyasah wadh’iyyah hanya memiliki satu

sumber saja, yaitu sumber dibawah atau sumber yang berasal dari manusia sendiri dan

lingkungannya, seperti ara’ahl bashar (pandangan para ahli atau pakar), al-urf (uruf),

al-‘adah (adat), al-tajarib (pengalaman-pengalaman), al-awada’ al-maurutsah

(aturan-aturan terdahulu yang diwariskan). Sumber-sumber hukum yang berasal dari

manusia dan lingkungannya. Berbeda-berbeda dan bersifat dinamis, karena adat

istiadat, pengalaman, budaya, dan pandangan manusia itu pasti berbeda-beda dan

terus-menerus berkembang.3 Sejalan dengan perbedaan waktu, situasi, dan kondisi

yang mengitarinya.

2.2 Ruang Lingkup Fiqih Siyasah


Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan ruang lingkup fiqih siyasah.

Diantaranya ada yang menetapkan lima bidang. Namun ada pula yang menetapkannya

kepada empat atau tiga bidang pembahasan. Bahkan ada Sebagian ulama yang

membagi ruang lingkup kajian fiqh siyasah menjadi delapan bidang. Namun

perbedaan ini sebenarnya tidak terlalu prinsip, karena hanya dari sifat teknis.

2
Ahmad Sukarja ,Piagam Madinah dan undang-undang dasar 1945 kajian perbandingan Tentang Dasar Hidup
Bersama Dalam Masyarakat Yang Majemuk dalam Buku Mujar Syarif dkk fiqh siyasah (Jakarta PT Erlangga
2008) Halaman 11

3
Ibid.,Hal 11

VII
Menurut al-mawardi, ruang lingkup kajian fiqh siyasah mencakup

kebijaksanaan pemerintah tentang peraturan perundang-undangan (siyasah

dusturiyyah), ekonomi dan moneter (siyasah Maliyah), peradilan (siyasah

qadha’iyyah).4

Sedangkan iben taimiyyah meringkasnya menjadi empat bidang kajian, yaitu

peradilan, administrasi negara, moneter serta hubungan internasional. 5 Sementara

abdul wahhab khhallaf lebih mempersempitnya menjadi tiga bidang kajian saja, yaitu

peradilan, hubungan internasional dan keuangan negara.6

Berbeda dengan tiga pemikir diatas,T.M. Hasbi malah membagi ruang lingkup

fiqh siyasah menjadi delapan bidang, yaitu politik pembuatan perundang-undangan,

politik hukum, politik peradilan, politik moneter/ekonomi, politik administrasi, politik

hubungan internasional, politik pelaksanaan perundang-undangan dan politik

peperangan.7

Berdasarkan perbedaan pendapat diatas, pembagian fiqh siyasah dapat

disederhanakan menjadi tiga bagian pokok. Pertama, politik perundang-undangan (al-

siyasah al-dusturiyah). Bagian ini melputi pengkajian tentang penetapan hukum

(tasriyyah) oleh Lembaga legislatif, peradilan-peradilan,(qadha’iyyah) oleh Lembaga

yudikatif, dan administrasi pemerintahan (idariyah) oleh birokrasi eksekutif.

4
Kitabnya Al-Ahkam al-Sulthaniyah (Beirut:Dar al-fikr,t.tp) dalam buku Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag.(Gaya
media pratama 2007) Halaman 13

5
Ibn Taimiyyah, Al-Siyasah al-Syar’iyyah fi ishlah al-Ra’I wa al-Ra’iyah,(Mesir; Dar al_Kitab al-Arabi,t.tp) dalam
buku Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag.(Gaya media pratama 2007) Halaman 13
6
Lihat Abdul Wahhab Khalaf, op.cit. dalam buku Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag.(Gaya media pratama 2007)
Halaman 13

7
T.M Hasbi ash-Shiddieqy, Pengantar siyasah syar’iyyah (Yogyakarta: Madah,t.tp.), Hal 8 dalam buku Dr.
Muhammad Iqbal, M.Ag.(Gaya media pratama 2007) Halaman 13

VIII
Kedua, politik luar negeri (al-siyasah al-kharijjiyah). Bagian ini mencakup

hubungan keperdataan antar warga negara muslim dengan warga negara non muslim

yang berbeda kebangsaan (al-siyasah al-duali al-khash) atau disebut juga hukum

perdata internasional dan hubungan diplomatic antara negara muslim dan negara non

muslim ( al-siyasah al-duali al-‘am) atau disebut juga dengan hubungan

internasional.

Ketiga, politik keuangan dan moneter (al-siyasah al-maliyah) permasalahan

yang termasuk dalam siyasah Maliyah ini adalah sumber-sumber keuangan negara,

pos-pos pengeluaran dan belanja negara, perdagangan internasional, kepentingan /

hak-hak public, pajak dan perbankan.

2.3 Perkembangan kajian fiqih siyasah: sketsa historis

Dalam sejarah islam, siyasah (politik) telah di prktikan oleh nabi Muhammad

SAW setelah Belia berada di Madinah. Disin nabi me najalankan dua fungsi

sekaligus, sebagai rasul utusan Allah dan sebagai kepala negara di Madinah. Fugsi

kedua ini dilanjutkan oleh khulafaurrasyidin.

1. Periode klasik

Ciri yang menandai perkembangan kajian fiqih siyasah pada periode klasik adalah

kemapanan yang terjadi di dunia islam. Pada periode ini terdapat dua dinasti, yaiutu

bani umayah (661-750M). dan bani abbas (750-1258M). pada masa kekuasaan bani

umayah, kajian fiqih siyasah masih belum muncul. Bani umayah lebih mengarahkan

kebijaksanaan politiknya pada pengembangan wilayah kekuasaan. Pada masa Daulat

bani abbas brulah kajian fiqih siyasah ini di kembangkan. Namun demikian, kuatnya

pengaruh negara membuat kajian yan di kembangkan oleh para ulama Ketika itu

cenderung mendukung kekuasaan.

IX
2. Periode pertengahan

Periode pertengahan di tandai dengan hancurnya kerajaan abbasiyah pada 1258M di

tangan tentara mongol. Pada masa ini, kekuatan politik islam mengalami kemunduran.

Tokoh yang mengalami langsung tragedy penyerangan tentara mongol ke Baghdad

adalah ibn taimiyah (1263-1328M).

3. Periode modern di tandai oleh semakan lemahnya dunia islam di bawah penjajahan

bangsa-bangsa barat. Hamper seluruh negri muslim berada di bawah imperialisme dan

kolonialisme barat.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

1. Fiqih siyasah adalah ilmu tatanegara islam yang secara spesifik membahas tentang

suluk beluk pengaturan kepentingan umat manusia pada umumnya dan negara

pada khususnya, berupa penetapan hukum, peraturan, dan kewajiban oleh

pemegang kekuasaan yang bernafaskan atau sejalan dengan ajaran islam, guna

mewujudkan kemaslahatan bagi manusia dan menghindarkannya dari berbagai

kemudaratan yang mungkin timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara yang dijalaninya.

2. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan ruang lingkup fiqih siyasah.

Diantaranya ada yang menetapkan lima bidang. Namun ada pula yang

menetapkannya kepada empat atau tiga bidang pembahasan. Bahkan ada Sebagian

ulama yang membagi ruang lingkup kajian fiqh siyasah menjadi delapan

bidang.dengan beberapa definisi menurut ahli a) Menurut al-mawardi b) iben

taimiyyah c) T.M. Hasbi malah membagi ruang lingkup fiqh siyasah menjadi

X
delapan bidang. Berdasarkan perbedaan pendapat diatas, pembagian fiqh siyasah

dapat disederhanakan menjadi tiga bagian pokok. Pertama, politik perundang-

undangan (al-siyasah al-dusturiyah). Bagian ini melputi pengkajian tentang

penetapan hukum (tasriyyah) oleh Lembaga legislatif, peradilan-peradilan,

(qadha’iyyah) oleh Lembaga yudikatif, dan administrasi pemerintahan (idariyah)

oleh birokrasi eksekutif.

3. Asal usul dibagi menjadi 3 periode, yaitu, a) periode klasik yaitu bani umayah

(661-750M) dan bani abbas (750-1258M) b) periode pertengahan yaitu di tandai

dengan hancurnya kerajaan abbasiah pada 1258M di tangan tentara mongol c)

periode modern di tandai oleh semakin lemahnya dunia islam di bawah penjajahan

bangsa-bangsa barat.

DAFTAR PUSTAKA

Mujar Syarif dkk fiqh siyasah (Jakarta PT Erlangga 2008)

Ahmad Sukarja ,Piagam Madinah dan undang-undang dasar 1945 kajian

perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama Dalam Masyarakat Yang Majemuk

buku Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag.(Gaya media pratama 2007)

T.M Hasbi ash-Shiddieqy, Pengantar siyasah syar’iyyah (Yogyakarta:

Madah,t.tp.)

Abdul Wahhab Khalaf, op.cit.

Ibn Taimiyyah, Al-Siyasah al-Syar’iyyah fi ishlah al-Ra’I wa al-Ra’iyah,(Mesir;

Dar al_Kitab al-Arabi,t.tp

XI
XII

Anda mungkin juga menyukai