Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bengkak adalah pembesaran pada bagian tubuh, biasanya disebabkan oleh


kebocoran cairan pada pembuluh darah, biasanya juga terjadi karena cedera
atau peradangan yang menyebabkan terjadilah suatu pembengkakan.
Pembengkakan dalam bahasa medis disebut juga dengan Edema. Edema
merupakan kondisi medis yang ditandai dengan pembengkakan akibat
penumpukan cairan pada jaringan tubuh. Edema paru adalah akumulasi cairan
ekstravaskular di dalam paru. Edema paru sering disebabkan oleh
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru dan penyakit pada ventrikel kiri
sehingga sering disebut sebagai edema paru kardiogenik.

Edema paru kardiogenik termasuk sebagai kagawatdaruratan medis yang


menyebabkan lebih dari 1 juta orang dirawat di rumah sakit di Amerika
Serikat. Berdasarkan Eight Joint National Committe (JNC 8), hipertensi
adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Tekanan darah dikatakan tinggi apabila telah mencapai >
140/90 mmHg (Bell, Twiggs, & Olin, 2015). Peningkatan tekanan darah
menyebabkan tekanan hidrostatik pada kapiler paru meningkat, sehingga
cairan yang berada dalam kapiler paru akan berpindah ke ruang
ekstravaskuler di dalam paru. Penyebab utama dari edema paru kardiogenik
adalah hipertensi, diduga semakin tinggi tekanan darah semakin besar
kemungkinan penderita akan mengalami edema paru, namun belum ada data
yang jelas pengaruh derajat hipertensi terhadap edema paru (Murray, 2019).

Pengobatan pertama pada pasien penderita edema paru, biasanya dokter


akan memberikan oksigen. Selanjutnya, obat yang diberikan adalah obaat
golongan diuretic seperti furosemide. Furosemide adalah obat yang
digunakan untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema.
Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam

1
2

sel-sel tubulus ginjal. Dengan begitu, jumlah urine yang dihasilkan serta
dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas bagaimana Penggunaan obat
furosemide pada pasien edema paru di rumah sakit Rumah Sakit BP Batam
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui mekanisme kerja obat dan pengunaan obat furosemide
pada pasien penderita edema Paru di Rumah Sakit BP Batam.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari laporan ini adalah:
Manfaat Bagi Penulis
1. Penulis dapat berlatih mengembangkan kererampilan membaca yang
efektif, mencari sumber pengetahuan dari berbagai sumber, mengambil
intinya dan mengembangkannya.
2. Penulis lebih banyak belajar tentang sistematika penulisan laporan dengan
baik dan benar.
3. Menambah pengetahuan penulis tentang penggunaan obat furosemide.

Manfaat Bagi Pembaca


1. Pembaca dapat memahami, mengetahui kajian yang terdapat di dalamnya.
2. Pembaca mendapatkan informasi dari apa yang di tulis oleh penulis.
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Latar Belakang Rumah Sakit

Gambar 2.1 Gedung Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Kota Batam

1. Sejarah Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam

Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam atau yang dulunya


bernama Rumah sakit Otorita Batam adalah sebuah rumah sakit umum
pemerintah yang telah berdiri sejak tahun 1971. Pembangunanya berawal dari
sebuah poliklinik yang dikelola oleh PT. Pertamina. Poliklinik ini pada
awalnya hanya memberikan pelayanan kepada karyawan. Seiring dengan
berjalannya waktu dan berkembangnya pelayanan, pelayanan rumah sakit ini

semakin diperluas untuk kepentingan masyarakat umum. Selain itu,


pelayanan juga diberikan untuk pelayanan instalasi serta perusahaan –
perusahaan industri yang ada di Pulau Batam. Rumah sakit ini telah
mendapatkan izin penyelenggaraan social melalui keputusan Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan social RI Nomor:YM.02.042.2.098 tertanggal
22 juli 2022, terakreditasi penuh tingkat darsar Nomor:YM.00.03.2.2.032

3
4

tertanggal 29 November 2003. Pada bulan Desember 2018, berubah dari


Rumah sakit perusahaa menjadi Rumah Sakit pemerintah di bawah
kementerian lainnya. Ke0mudian pada bulan Mei 2019, Rumah Sakit Badan
Pengusahaan (RSBP) Batam resmi mengoperasikan gedung baru yang megah.

Gambar 2.2 Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam

Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit telah memenuhi
Akreditasi Rumah Sakit.
5

Spesifikasi bangunan Rumah Sakit Badan Pengusahan Batam :

1. Luas Tanah : 40 hektare

Alamat Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam :

1. Lokasi : Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, no. 1 Tanjung Pinggir –


Sekupang Batam, Prov. Kepulauan Riau

2. Email : rsbp@bpbatam.go.id

3. Telepon : +62-778-322121

Ruang yang ada di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam:

1. Main lobby & Area Administrasi

2. Klinik

3. Medical check up

4. Hemodialisa

5. Rehab medic

6. Terapi

7. Instalasi farmasi

8. UGD

9. MRI

10. Laboratorium

11. Radiologi

12. Neonates

13. PICU & NICU

14. VK (R Bersalin)

15. Musholla

16. ICU & CVCU

17. CHATLAB
6

18. OK (Ruang Operasi)

19. Rawat Inap Kelas Utama

20. Rawat Inap Kelas I, II, III, VIP, Super VIP, VVIP

Daftar Poliklinik di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam :

1. Poliklinik Spesialis Penyakit dalam

2. Poliklinik Spesialis Kandungan / Kebidanan

3. Poliklinik Spesialis Anak

4. Poliklinik Spesialis Bedah Onkologi

5. Poliklinik Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi

6. Poliklinik Spesialis Bedah Saraf

7. Poliklinik Spesialis Bedah Toraks, Kardiac dan Vaskuler

8. Poliklinik Spesialis Bedah Mulut

9. Poliklinik Spesialis Patologi Anatomi

10. Poliklinik Spesialis Radiologi

11. Poliklinik Spesialis Mata

12. Poliklinik Spesialis THT

13. Poliklinik Spesialite Rehabilitasi Medik / Fisioterapi

14. Poliklinik Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

15. Poliklinik Spesialis Anasthesi

16. Poliklinik Spesialis Paru

17. Poliklinik Spesialis Urologi

18. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin

19. Poliklinik Spesialis Gigi

20. Poliklinik Spesialis Psikologi

21. Poliklinik Spesialis Kejiwaan

22. Poliklinik Emergency dan Rawat Intensif Anak


7

23. Poliklinik Fisik dan Rehabilitas

B. VIsi Dan Misi Rumah Sakit

1. Visi Rumah Sakit


Menjadikan Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam sebagai salah satu
etalase pelayanan kesehatan Indonesia berstandar internasional dalam
mendukung terwujudnya kawasan tujuan investasi terkemuka di Asia
Pasifik.

2. Misi Rumah Sakit


1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima dengan Sumber Daya
Manusia yang Profesional.
1. Mewujudkan Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam sebagai Rumah
Sakit yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan terlengkap yang
berstandar Internasional dalam mendukung kawasan tujuan investasi
terkemuka di Asia Pasifik.
2. Mewujudkan Rumah sakit Badan Pengusahaan Batam yang unggul
dalam perawatan penyakit degenerative.

C. Struktur Organisasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam


8

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam


D. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan
Batam

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Badan


Pengusahaan Batam

BAB III
LANDASAN TEORI
A. Vertigo
1. Defenisi
Vertigo merupakan gangguan neurologis yang sering ditemukan, berupa
sensasi berputar dan kehilangan keseimbangan. Penyakit ini berhubungan
erat dengan gangguan sistem keseimbangan tubuh yang terdiri dari sistem
perifer (terdapat pada organ keseimbangan di telinga) dan sentral (pada
serebellum).
Vertigo menurut definisi dari International Classification of Vestibular
Disorders adalah adanya sensasi bergerak berputar dari kepala atau tubuh
ketika tidak terjadi pergerakan atau adanya gangguan sensasi bergerak pada
pergerakan normal di kepala. Dalam bahasa awam, vertigo sering
dikeluhkan sebagai “pusing berputar”, atau “pusing tujuh keliling” atau
“keliyengan”.

9
10

Penyebab dari vertigo perifer antara lain benign paroxysmal positional


vertigo (BPPV), neuritis vestibular, penyakit Meniere, dan otosklerosis.
Penyebab vertigo sentral antara lain migrain vestibular, penyakit
serebrovaskular, dan meningioma pada sudut serebelopontin dan fossa
posterior. Selain kedua kelompok ini, vertigo juga dapat disebabkan karena
gangguan psikiatrik, obat-obatan, metabolik dan ortostatik.
Secara umum, vertigo perifer dan sentral memiliki gejala yang berbeda.
Kejadian vertigo perifer lebih akut, dapat terjadi mual muntah, dan dapat
timbul gangguan pendengaran. Sementara vertigo sentral cenderung lebih
lambat awitannya, jarang terjadi gejala pada pendengaran dan cenderung
menetap. Namun, pada beberapa kasus gejala-gejala yang timbul tidak
khas, sehingga pemeriksaan penunjang dapat membantu menegakkan
diagnosis.
Tata laksana vertigo diberikan berdasarkan penyebabnya. Golongan obat
yang digunakan untuk vertigo antara lain golongan antiepileptik,
antivertigo, penyekat beta, betahistine, antibiotik ototoksik, kortikosteroid,
penyekat kanal kalium, penyekat karbonikanhidrase, dan selective
serotonine reuptake inhibitors. 

“Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa


latin dari vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa
diterjemahkan dengan pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah
gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan sebenarnya dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ
yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus) (Jenie,
2001). Sedangkan menurut Gowers Kpita Selekta neurologi, 2005,
mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh
penderita atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan
gangguan system keseimbangan. (ekuilibrum).
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan
keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau
organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan
11

keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai


system diantaranya system vestibular, system visual, dan systemsomato
sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan di ruangan,
maka sedikitnya 2 dari 3 sistem tersebut diatas harus difungsikan dengan
baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkungannya bergerak
atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami
biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau
rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-
kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak
ritmik yang involunter daripada bolamata (Lumban Tobing, 2003).
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,
atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam,
tetapi vertigo bisa terusberlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali (Israr, 2008).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa.
Seseorang yang menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-
olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang
berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga.
Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin
muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang
terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh
dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai
posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam
atau gangguan penglihatan (Putranta, 2005).
2. Penyebab Vertigo
Saat vertigo menyerang, hal yang dirasakan bisa bervariasi,
seperti pusing ringan dan muncul secara berkala. Jika serangan
vertigo sudah parah, biasanya memiliki durasi yang lama dan bisa
12

berlangsung selama beberapa hari, sehingga pengidapnya tidak


bisa beraktivitas secara normal.
Penyebab utama vertigo umumnya dikarenakan oleh adanya
gangguan pada telinga bagian dalam, sehingga memicu masalah
mekanisme keseimbangan tubuh. Selain penyebab utama tersebut,
ada beberapa penyebab lain vertigo, yaitu:
1. Perubahan posisi kepala tertentu
2. Migrain atau sakit kepala tidak tertahakan
3. Stroke, menghindari gerakan kepala secara tiba-tiba agar tidak
terjatuh
4. Penyakit Meniere, yaitu gangguan yang menyerang telinga
bagian dalam
5. Gangguan pada otak, misalnya tumor
6. Trauma atau luka di kepala dan leher

3. Gejala Vertigo
Vertigo merupakan gejala dimana diri sendiri atau sekeliling
terasa sedang berputar dan terjadi secara tiba-tiba. Gejala atas
serangan vertigo berbeda-beda, ada yang ringan dan tidak terasa
dan ada yang parah, serta bisa menghambat rutinitas seseorang
karena bisa menyebabkan hilang keseimbangan dan disorientasi.
Gejala yang umum terjadi adalah terasa benda di sekeliling
berjalan memutar dengan diikuti telinga berdengung. Hal tersebut
membuat rasa mual dan ingin muntah tidak bisa terhindarkan. Jika
penyakit vertigo itu terus berlanjut, biasanya pengidap dapat
terjatuh karena tidak kuat berdiri. Bahkan, apabila telah berbaring
dan menutup mata, pengidap akan tetap merasa tubuhnya berputar-
putar dan rasa berdebar hingga dapat menyebabkan pingsan.
Serangan awal vertigo biasanya berlangsung beberapa jam saja.
Namun, jika tidak segera ditanggulangi, vertigo akan selalu
kambuh dan kambuh lagi, dan apabila berulang dapat
menyebabkan stroke.
13

4. Mekanisme Terjadinya Vertigo


Mekanisme (Patofisiologi) vertigo berupa gangguan sistem
keseimbangan tubuh, baik perifer maupun sentral. Patofisiologi ini
berbeda antara vertigo yang terjadi pada sistem keseimbangan
perifer dan sentral.
5. Fisiologi Sistem Keseimbangan Tubuh
Patofisiologi vertigo sangat berkaitan dengan sistem
keseimbangan tubuh. Organ-organ yang berperan dalam proses
orientasi arah antara lain organ penglihatan, propioseptif dan
vestibular. Proses yang panjang terjadi para organ-organ ini dan
diteruskan ke sistem saraf pusat. Pada organ keseimbangan di
dalam telinga, yaitu aparatus vestibular, terdapat cairan endolimfe
yang akan bergerak mengikuti pergerakkan tubuh (terutama
kepala). Pergerakan endolimfe ini kemudian menggerakkan
stereosilia atau hair cell yang kemudian signalnya ditransmisikan
melalui saraf dan diterjemahkan di otak sebagai sebuah gerakan.
Adanya gangguan pada organ-organ ini dapat menyebabkan
vertigo.
6. Jenis Vertigo
1. Vertigo Perifer
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah
penyebab tersering dari vertigo. BPPV primer masih belum
diketahui penyebabnya. BPPV sekunder dapat disebabkan
karena trauma kepala, kemungkinan karena adanya
otokonia yang rusak dan menempati endolimfe, sehingga
terjadi perubahan sensasi direksional. Penyebab lain yang
sering adalah adanya riwayat operasi telinga yang mungkin
menyebabkan kerusakan utrikula dan kerusakan otokonia.
Penyakit Meniere disebabkan karena adanya gangguan
sekresi berlebih dari endolimfe, atau kegagalan
penyerapannya sehingga terjadi sensasi vertigo dan
gangguan pendengaran (termasuk tinnitus). Teori lain
14

menyebutkan bahwa penyakit Meniere timbul akibat


peradangan pada labirin.
Infeksi dan peradangan pada sistem vestibular dapat
menyebabkan vertigo perifer. Contoh dari infeksi dan
peradangan tersebut adalah:
1. neuronitis vestibular yang sering disebabkan karena
virus setelah pasien terserang episode flu
2. labirinitis supuratif akut yang disebabkan karena infeksi
bakteri akut pada telinga dalam fistula perilimfe adalah
adanya fistula antara telinga tengah dan dalam yang
sering disebabkan karena trauma (termasuk barotrauma
dan pascaoperasi telinga) dan kolesteatoma
Superior Semicircular Canal Dehiscence
Syndrome (SSCDS) dapat menyebabkan vertigo karena
adanya tulang yang pecah atau rusak pada kanalis
semisirkularis superior pada koklea. Adanya suara yang
besar dan/atau peningkatan tekanan intrakranial dapat
menginduksi terjadinya sensasi vertigo.
2. Vertigo Sentral
Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem saraf
pusat. Vertigo ini merupakan manifestasi akibat gangguan
pada batang otak, serebelum dan nukleus vestibular.
Gangguan pada arteri vertebrobasilar, seperti stroke, dapat
memiliki manifestasi sebagai vertigo.  Penyebab lain antara
lain multiple sclerosis, infeksi, dan tumor. Contoh tumor
otak yang menyebabkan perifer adalah akustik neuroma
atau schwannoma di mana terdapat tumor sel Schwann
pada nervus kranial 8.
Migraine vestibular merupakan penyebab vertigo
sentral akibat adanya konstriksi dan dilatasi dari pembuluh
darah intrakranial. Migraine secara umum terbagi menjadi 2
kelompok yaitu migraine dengan aura dan tanpa aura. Aura
15

yang paling umum terjadi adalah gangguan visual. Gejala


vestibular seperti vertigo dapat terjadi pada 38% kondisi
migrain dengan aura.
7. Diagnosa Penyakit Vertigo
Diagnosa penyebab dari vertigo ditegakkan dengan pendekatan
diagnosis yang dimulai dari membedakan apakah vertigo yang
dialami oleh pasien adalah vertigo perifer atau sentral berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis terutama harus
ditanyakan mengenai waktu dan pemicu vertigo, serta obat-obatan
yang sedang dikonsumsi pasien. Pemeriksaan fisik spesifik yang
harus dilakukan adalah pemeriksaan gait pasien, tes Romberg,
pemeriksaan HINTS (head-impulse, nystagmus, test of skew), serta
manuver Dix-Hallpike. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di
antaranya adalah pemeriksaan audiometri dan pencitraan.
Pencitraan berupa CT Scan atau MRI hanya disarankan jika
terdapat temuan abnormalitas neurologis, termasuk gangguan
pendengaran unilateral atau asimetrik.
Serangan awal vertigo biasanya berlangsung beberapa jam saja.
Namun, jika tidak segera ditanggulangi, vertigo akan selalu
kambuh dan kambuh lagi, dan apabila berulang dapat
menyebabkan stroke..
8. Penggolongan Obat Vertigo
Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat
Antibiotik Mekanisme kerja Cinoxacin, Levofloxacin, 
antibiotik dalam Ciprofloxacin,
membunuh bakteri adalah Kanamycin, Amikacin,
dengan menghancurkan Tobramycin, Gentamicin,
dinding tubuh bakteri, Erythromycin, Azithromy
mengganggu proses cin, Clarithromycin,
reproduksi bakteri, dan Amfotericin B,
menghentikan produksi Flucytosine, Itrakonazole,
protein dari bakteri. Fluconazole, Chloroquine
16

Antihipertensi Penghambat alfa bekerja Enalapril, Zofenopril,


dengan cara menghambat Irbesartan,
hormone katekolamin agar Lacidipin, Amlodipine,
tidak mengikat dengan Nikardipin
reseptor alfa. Hasilnya,
sirkulasi darah berjalan
lancar, jantung berdenyut
secara normal, dan tekanan
darah menurun.
Mukolitik Suatu obat yang digunakan Carbocysteine
untuk mengencerkan
mukus (dahak) yang kental
sehingga mudah
dikeluarkan. Obat ini
bekerja dengan cara
melepas ikatan gugus
sulfidril pada mucoprotein
dan mukopolisakarida
sehingga menurunkan
viskositas mukus.
Antiinflamasi Mekanisme kerja obat Ibuprofen,
antiinflamasi golongan Celecoxib, Diklofenak,
steroid dan non-steroid Disketoprofen, Ketorolac,
Naproxen, Aspirin, Parac
terutama bekerja
etamol
menghambat pelepasan
prostaglandin ke jaringan
yang mengalami cedera
(Gunawan, 2007).
Psikoaktif Mekanisme kerja obat ini Antidepresan :
secara umum adalah (Sertraline, Amitriptyline,
mempengaruhi system Trazodon)
Atipsikotik :
saraf. Ada obat yang
(Chlorpromazine, Clozapi
17

menghilangkan rasa sakit, ne, Thioridazine)


ada pula obat yang
menimbulkan rasa
menyenangkan atau
menimbulkan halusinasi.
Penurun Obat ini bekerja dengan Simvastatin, Atorvastatin
kolesterol cara menghambat enzim
pembentuk kolesterol
jahat, sehingga kadar
kolesterol dalam darah
berkurang.
Antiparkinson Carbidopa bersama Bromokriptin, Levodopa
entacapone bekerja dengan
cara membantu levodopa
untuk masuk ke dalam
otak, yang selanjutnya
akan dipecah menjadi
dopamin. Mekanisme kerja
ini akan membantu
mengurangi keluhan dan
gejala penyakit Parkison.
Antihistamin H3 Memiliki khasiat sebagai
Ciproxifan, Thiopiramide,
stimulan dan memperkuat Betahistin, Clobenpropit
kemampuan kognitif.
Antihistamin H3 bekerja
dengan cara memblokir zat
histamin yang diproduksi
tubuh.
Tabel 3.1 Penggolongan Obat Vertigo

B. Obat Betahistin Mesilate


1. Pengertian Obat Betahistin Mesilate
18

Gambar 3.1 Obat Betahistin Mesylate

Betahistin Mesylate tablet 6 mg adalah obat untuk


mengobati pusing berlebihan sampai terasa berputar
(vertigo), telinga berdenging (tinitus), dan gangguan telinga
bagian dalam yang menyebabkan pusing (penyakit
meniere). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh tekanan
cairan yang berlebihan pada telinga bagian dalam.
Betahistin Mesylate tablet mengandung Betahistine
Mesylate 6 mg per tablet. Betahistine bekerja dengan cara
meningkatkan aliran darah di sekitar telinga bagian dalam.
Betahistine juga mengurangi jumlah cairan di telinga bagian
dalam, sehingga mencegah kondisi semakin memburuk.
Obat ini termasuk ke dalam golongan obat keras yang harus
digunakan dengan resep dokter.
Betahistine bertindak sebagai agonis reseptor histamin
H1 parsial dan antagonis reseptor histamin H3 di jaringan
saraf dengan aktivitas reseptor histamin H2. Betahistine
bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke bagian
telinga, sehingga mengurangi jumlah cairan di sana dan
frekuensi serangan penyebab vertigo, khususnya penyakit
meniere.
2. Indikasi Obat Betahistin Meslate
Adapun indikasi (manfaat) dari obat Betahistin Mesylate
adalah :
a. Mengatasi penyakit yang disebabkan tekanan cairan
berlebih pada telinga bagian dalam (penyakit meniere)
yang dapat menyebabkan pusing berlebih, serta
19

gangguan pendengaran dan telinga berdering


(tinnitus).
b. Mengobati pusing yang terasa berputar karena adanya
gangguan pada telinga bagian dalam (vertigo).
3. Dosis Obat Betahistin Meslate
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk
dokter. Dewasa : 3 x sehari 1-2 kaplet.
4. Aturan Pakai Obat Betahistin Meslate
Adapun aturan pakai obat Betahistin Mesylate adalah
sesudah makan.
5. Kemasan Obat Betahistin Meslate
Dus, 5 strip @ 10 tablet

6. Kontraindikasi Obat Betahistin Meslate


Feokromositoma (kondisi yang ditandai dengan
terdapatnya tumor pada kelenjar adrenal).
7. Perhatian Obat Betahistin Meslate
Harus dengan resep dokter. Tidak boleh diberikan
pada pasien dengan feokromositoma. Pasien dengan
asma, tukak peptic, riwayat tukak peptic. Hamil dan
laktasi Kategori Kehamilan : C. Adapun peringatan pada
obat Betahistin Mesylate 6 mg tablet adalah :
a. Pasien yang memiliki luka pada saluran pencernaan.
b. Pasien yang mengalami biduran (urtikaria) dan ruam
pada kulit.
c. Pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh
darah (kardiovaskular).
d. Pasien yang mengalami luka pada dinding lambung
(tukak lambung).
20

e. Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan ibu


menyusui.
f. Pasien penderita asma bronkial.
g. Pasien penderita gangguan hati.
8. Efek Samping Penggunaan Obat Betahistin Meslate
Efek samping penggunaan obat Betahistin Mesylate
yang mungkin terjadi adalah :
1. Ruam
2. Pruritus (gatal sebagian hingga seluruh tubuh)
3. Urtikaria (biduran)
4. Mual
5. Sakit kepala
6. Kebingungan
7. Kejang
8. Mengantuk
9. Hipotensi (termasuk ortostatik dan postural)
10. Takikardia (denyut jantung yang cepat)
11. Distensi abdomen (area perut kembung atau
bengkak)
12. Ulkus peptikum (kerusakan pada lapisan mukosa,
submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang
disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung
yang berlebihan)
13. Dyspnea (kesulitan bernapas atau napas terasa
berat).
21
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Uraian Kegiatan
Kegiatan praktek kerja industri (prakerin) di rumah sakit badan
pengusahaan batam dilaksanakan selama 3 bulan. Selama pelaksanaan
kegiatan, hanya 1 (satu) sift. Selama melaksanakan kegiatan prakerin ini,
penulis telah melakukan beberapa kegiatan seperti :
a. Melakukan skrining resep
Skrining resep adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang apoteker
dalam mengkaji sebuah resep yang meliputi pengkajian administasi,
farmasetik, dan klinis sebelum resep dibuat atau diracik.
b. Melakukan penggerusan obat
Penggerusan obat dilakukan untuk mengubah bentuk obat, seperti dari
bentuk tablet atau kaplet menjadi serbuk yang nantinya akan dibagi
secara kasat mata dengan bobot tiap bungkus kurang lebih sama atau
biasa disebut dengan pulveres (serbuk bagi).
c. Melakukan pengemasan dan penandaan atau mempersiapkan obat
Obat berbentuk tablet dan kapsul dikemas dalam suatu plastik atau
biasa disebut dengan plastik klip obat. Obat yang berbentuk tablet
dikemas dalam kertas perkamen yang kemudian dimasukkan kedalam
plastic klip obat. Sedangkan obat yang berbentuk sediaan salep, krim,
atau obat tetes mata dan telinga akan diberikan langsung kepada pasien
dengan wadah yang sesuai seperti pot salep (jika sediaan berbentuk
salep atau krim).
d. Penulisan etiket
Setiap obat yang diserahkan kepada pasien akan disertai dengan etiket.
Etiket ini berisi kode resep,tanggal pelayanan resep, nama pasien, dan
aturan penggunaan obat. Selain itu, etiket ini mempermudah pasien
dalam pengulangan membeli obat.

22
23

e. Mengamati Pemberian Informasi Obat (PIO)


Kegiatan PIO ini dilakukan agar pasien dapat mengetahui apa saja obat
yang akan dikonsumsi serta bagaimana cara pengunaan obat yang
benar.
f. Menghafal Obat serta Susunan Obat
Kegiaan ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat dalam
penyiapan obat agar tidak terjadi kesalahan dalam menyiapkan obat.
g. Mengisi Stok Obat kedalam Kotak Obat
Kegiatan ini bertujuan agar tidak terjadinya kekosongan obat.
h. Memeriksa Expired Date (ED) Obat
Kegiatan ini bertujuan agar tidak terjadinya kesalahan dalam
penggunaan obat yang dikonsumsi oleh pasien, karena akan berakibat
sangat fatal.
B. Skrining Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter hewan, dokter gigi
kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien.
Tahap pertama dalam mengerjakan resep adalah skrining resep dan apabila
terdapat permasalahan dalam resep, apoteker harus mampu meberikan
pertimbangan serta alternative.
24

1. Penulisan Resep
Biasanya penulisan resep ini ditulis dengan bahasa latin, namun ada
juga yang menulis dengan bahasa Indonesia. Suatu resep biasanya
berisi nama, umur, serta alamat pasien, tanggal penulisan resep,
tanda R/ di sebelah kiri setiap penulisan resep, dan paraf dokter
penulis resep.

2. Contoh Resep

Gambar 4.1 Copy Resep Pasien Penderita Vertigo

C. Betahisthine Mesylate
a. Administrasi
Nama Pasien Suharto
Umur Pasien 49 tahun
Berat Badan Pasien -
Nama Dokter Pemeriksa dr. Aladin
SIP Dokter -
25

Tabel 4.1 Administrasi Betahisthine MesIlate


b. Farmasetika
Dosis Obat Betahisthine Mesylate 2 dd 1
Jumlah Obat Betahisthine Mesylate 10 tab
Rute Pemberian Obat Rute pemberian obat sesuai
dengan resep yaitu pemakaian
oral
Bentuk Sediaan Bentuk sediaan obat sesuai
dengan resep yang diminta yaitu
tablet
Tabel 4.2 Farmasetika Betahisthine Mesylate

c. Klinis
Tepat Kegunaan Sebagai obat anti nyeri yang
digunakan untuk mengobati
vertigo, tinnitus, dan gangguan
pendengaran yang terkait dengan
penyakit meniere.
Tepat Dosis 6 mg
Tepat Waktu Digunakan 2 kali sehari 1 tab
Tepat Obat Betahisthine Mesylate
Alergi Obat -
Kontra Indikasi Feokromositoma
Tabel 4.3 Klinis Betahisthine Mesylate
26

D. Alur Pelayanan Resep

Bagan 4.1 Alur Pelayanan Resep

E. PIO ( Pemberian Informasi Obat)


Menurut keputusan Menkes RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 PIO
merupakan kegiiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberi informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuannya agar
pasien mengetahui apa yang ia konsumsi.
a. PIO Sesuai Resep
Sesuai dengan resep yang tertera pada gambar 4.1 berikut cara
pemberian informasi obatnya kepada pasien.
27

a. Memanggil nama pasien “Atas nama Pak Rochman”


b. Memastikan bahwa orang yang dipanggil namanya sesuai dengan
yang ada di resep.
c. Jika sudah benar nama pasiennya, lanjutkan ke pemberian
informasi obatnya dengan sejelas mungkin. Berikut hal-hal yang
wajib diberitahu kepada pasien.
1. Nama obat
2. Indikasi obat
3. Dosis obat
4. Aturan pakai obat
5. Sediaan obat
6. Efek samping obat
d. Setelah pemberian informasi obat dan pasien telah mengerti maka
disebutkanlah harga obat resep.
e. Terima uang dan berikan obat kepada pasien.
f. Kemudian jika semua sudah selesai ucapkan terima kasih
kepada pasien dengan ramah, “ Terima kasih, semoga lekas
sembuh.”
F. Penggunaan Obat Betahisine Mesilate
Histigo digunakan untuk mengobati vertigo, tinitus dan gangguan
pendengaran yang terkait dengan penyakit meniere. Histigo termasuk dalam
golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan
berdasarkan resep dokter. Adapun cara penggunaan obat histigo dengan
benar yaitu, pertama telan tablet histigo dengan utuh tanpa dihancurkan atau
dikunyah terlebih dahulu dengan air putih yang cukup.
Penggunaan obat histigo ditujukan pada penderita vertigo. Pada kasus ini,
dokter meresepkan obat histigo dengan aturan pakai 2 kali sehari dan
dikonsumsi sesudah makan. Histigo tablet mengandung betahistine mesylate
6 mg setiap tablet. Betahistine bekerja dengan cara meningkatkan aliran
darah di sekitar telinga bagian dalam. Betahistine juga mengurangi jumlah
cairan di telinga bagian dalam, sehingga mencegah kondisi semakin
memburuk.
28

1. Indikasi Betahisine Mesilate


Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Vertigo perifer,
pusing yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan pada
gangguan sirkulasi darah atau sindrom meniere.
2. Kontraindikasi Betahisine Mesilate
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien penderita feokromositoma
(kondisi yang ditandai dengan terdapatnya tumor pada kelenjar adrenal).
3. Dosis Betahisine Mesilate
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Dewasa : 3
x sehari 1-2 tablet.
4. Efek Samping Betahisine Mesilate
Setelah beberapa saat mengkonsumsi obat, efek samping dapat terjadi
seperti ruam, pruritus (gatal sebagian hingga seluruh tubuh), urtikaria
(biduran), mual, sakit kepala, kebingungan, kejang, mengantuk, hipotensi
(termasuk ortostatik dan postural), takikardia (denyut jantung yang
cepat), distensi abdomen (area perut kembung atau bengkak), ulkus
peptikum, dan dyspnea.
5. Interaksi Obat Betahisine Mesilate
a. Obat antihistamin : Dapat mengurangi kerja obat Histigo.
b. Agonis β2 : Dapat mengurangi efek bronkodilator (obat yang
digunakan untuk melegakan pernapasan, terutama pada penderita
penyakit asma).
c. Obat MAOI : Dapat meningkatan konsentrasi serum.
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan praktek kerja industri (prakerin), penulis
banyak mendapatkan pengalaman serta pengetahuan yang sangat
bermanfaat dan dapat menjadi acuan serta bekal untuk kedepannya. Penulis
juga merasakan adanya perbedaan antara ilmu yang didapatkan di sekolah
dan di lapangan kerja. Di sekolah lebih diutamakan teori tantang kejuruan,
sedangkan di lapangan kerja teori yang diberikan di sekolah dijadikan dasar
dalam melaksanakan kegiatan di dunia kerja yang sesungguhnya.
Selain itu, penulis juga banyak mengetahui berbagai jenis obat beserta
nama patennya serta kegunaan obat tersebut. Salah satunya dalah obat
Histigo yang merupakan nama paten dari Betahistine Mesylate. Obat ini
digunakan untuk mengatasi masalah pusing berkala pada orang dewasa atau
biasa disebut dengan penyakit vertigo.
Vertigo merupakan kondisi yang diakibatkan karena adanya gangguan
pada telinga atau pada saraf yang mengakibatkan nyeri dan kelemahan otot
leher serta keseimbangan tubuh. Dengan adanya pemeriksaan fisioterapi
yang teliti maka seseorang dapat mengetahui penyebab dari vertigo tesebut,
sehingga fisioterapi dapat dilakukan dengan tepat.
B. Saran
Pengobatan pada kasus ini sebaiknya diberikan seawal mungkin dan
perlu juga dilakukannya fisioterapi di rumah (home program) kepada
pasien, contohnya seperti saat tidur tidak menggunakan bantal yang terlalu
tebal dan keras, tidur dengan posisi yang benar, serta olahraga yang teratur.
Diperlukan perhatian serta kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini.
Maka dari itu, pentingnya bagi kita untuk selalu menjaga pola hidup sehat
seperti mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta istirahat yang
cukup. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari penyakit vertigo maupun
penyakit lainnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agung, L. (2014).Definisi Vertigo. http://eprints.umm.ac.id/23478/1/jiptummpp-


gdl-lutfiagung-42014-2-babi.pdf (diakses tanggal 12 Februari 2021)
Fadli, d. R. (2021). Vertigo-Pengertian, penyebab, faktor resiko.
https://www.halodoc.com/kesehatan/vertigo (diakses tanggal 12 Februari
2021)
Halodoc, R. (2021). Histigo 6 mg 10 Tablet. https://www.halodoc.com/obat-dan-
vitamin/histigo-6-mg-10-kaplet (diakses tanggal 15 Maret 2021)
Klikdokter. (2019). Obat Histigo. https://www.klikdokter.com/obat/histigo
(diakses tanggal 15 Maret 2021)
Unimus, R. (2018). Mekanise Terjadinya Penyakit Vertigo .
https://repository.unimus.ac.id/1001/2/BAB%20I.pdf (diakses tanggal 25
Maret 2021)

31
32

Anda mungkin juga menyukai