Anda di halaman 1dari 6

Kehidupan Bangsa Indonesia pada Masa

Pendudukan Jepang | Sejarah Kelas 11


Fahri Abdillah Feb 4, 2022 • 6 min read

Seperti apa kehidupan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang? Simak informasi
lengkapnya di artikel ini!

--

Kamu tahu berapa lama bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Jepang? Ya! Selama 3,5 tahun
bangsa kita ini dijajah oleh bangsa Jepang. Kalau kamu sudah membaca artikel-artikel sejarah
lainnya di blog ini, pastinya sudah tahu kalau bangsa Jepang itu sangat licik dan sangat kejam
memperlakukan penduduk bangsa Indonesia. Kira-kira seperti apa ya kehidupan bangsa
Indonesia masa pendudukan Jepang?

Pada artikel ini, akan dibahas bagaimana situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia dalam
aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, militer, dan juga pendidikan.

ASPEK SOSIAL

Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin kamu
sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa
Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan
baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun
semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat.

Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat
kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang
yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar
negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan
Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang
layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena
sudah meninggal dunia.
Kerja paksa Romusha di Indonesia (Sumber: www.omucu.com)

Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja
perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan
korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar
200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

ASPEK BUDAYA

Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah


matahari terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki tempat
tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Nah, Jepang berusaha menerapkan
nilai-nilai kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan
perlawanan dari masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju memberi hormat dengan membungkukkan
punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah matahari terbit.
Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang
menangkap ulama-ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com)

Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang
mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang
kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar
karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun berada di
bawah pengawasan pemerintahan Jepang.

Baca Juga: Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

ASPEK PENDIDIKAN

Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses
pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat
mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada
kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi
secara jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.

ASPEK EKONOMI

Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah
sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan
mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi
Perang Asia Timur Raya, Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi
kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur
Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur ekonomi yang direncanakan oleh
Jepang.

Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden
Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.
 

ASPEK POLITIK dan MILITER

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-
golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan Hindia-
Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama
dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia
dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.

Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang
menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat
Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu,
bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia,
melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama
Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama
Jepang.
Namun, kemudian Jepang mengeluarkan undang-undang yang terkait pada bidang politik yang
justru banyak merugikan bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya:

Jadi begitulah gambaran bagaimana kondisi bangsa kita dulu saat berada di bawah penjajahan
Jepang. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Jepang justru menyengsarakan rakyat kita. Selain
itu, Jepang juga memiliki cara-cara yang licik untuk menguasai sumber daya alam serta sumber
daya manusia bangsa kita.

Kalau kamu mau tahu lebih banyak lagi tentang 

Anda mungkin juga menyukai