Anda di halaman 1dari 83

MODUL PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, yang telah

memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan yang diberikan hingga dapat

menyelesaikan pembuatan modul praktikum Jaringan Komputer ini.

Modul ini disusun bertujuan untuk membantu para mahasiswa dalam mencari referensi

perkuliahan Jaringan Komputer, menggali bakat dan potensi serta menambah ilmu

pengetahuan.

Didalam modul ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu

diharapkan mahasiswa agar dapat menambah referensi lain dari berbagai sumber.

Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi para pembaca yang

berminat pada umumnya. Atas Perhatiannya kami tim penyusun mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................................. ii
Pendahuluan ........................................................................................................................................ 1
Pertemuan Ke 1 Pengantar CPT dan Peer to peer.......................................................................... 2
Pertemuan Ke 2 Jaringan Client Server .......................................................................................... 8

Pertemuan Ke 3 DHCP Server ....................................................................................................... 10

Pertemuan Ke 4 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ..................................................... 16

Pertemuan Ke 5 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ..................................................... 16

Pertemuan Ke 6 DHCP Server Kombinasi ................................................................................... 25

Pertemuan Ke 7 Membuat Jaringan Laboratorium Pada Universitas ....................................... 26

Pertemuan Ke 8 Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI.................. 36

Pertemuan Ke 9 Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI ......................................................... 47

Pertemuan Ke 10 Static Routing .................................................................................................... 58

Pertemuan Ke 11 Routing Dynamic-RIPv1dan v2 ...................................................................... 66

Pertemuan Ke 12 Konfigurasi Dasar VLAN Di Switch Cisco .................................................. 72

ii
i
PENDAHULUAN

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah Jaringan Komputer bertujuan agar mahasiswa belajar mengenai definisi

jaringan, perkembangan jaringan saat ini, kegunaan dan manfaat jaringan pada kehidupan

sehari-hati. Mahasiswa diharapkan mampu membuat sebuah topologi jaringan berbasis

Cisco dan mampu membuat jaringan bertopologi dengan menggunakan Subnetting.

TUJUAN UMUM :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan argumentasi cara-cara untuk


meningkatkan pengenalan & pemahaman tentang jaringan Komputer.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang perangkat-perangkat


pembentuk jaringan.

3. Mahasiswa mampu memahami dan membuat media transmisi jaringan berupa kabel
UTP.

4. Mahasiswa mampu membuat sebuah jaringan Komputer.

5. Mahasiswa memahami dan mampu mengenali jenis-jenis topologi dalam jaringan

1
PERTEMUAN KE 1
Pengantar CPT dan Peer to peer
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahamin tentang procedur menghubungkan dua unit komputer/laptop, untuk hubungan


jaringan model peer to peer, jenis media transmisi adalah kabel dengan model kabel
crossover.

Alat dan Bahan :

1. PC
2. Aplikasi Simulasi /Cisco Paket Tracer

Materi :

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai
media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan
komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas,
siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama
Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat
memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat
jaringan Cisco.

View on Aplication;

Gambar 1 : Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer 5.3

2
a. Router

Gambar 2 : Router, pada bagian Router bisa dikliks aja,,,kemudian untuk pilihan-
pilihannya yang bisa digunakan sebelah kanan, penggunaannya bisa klik tahan dan tarik
ke lembar kerja…

Gambar 3 : Switch…bagian-bagian sudah mulai jelas ya..

c. Komputer

Gambar 4 : End Devices contohnya laptop, computer dan server…

d. Kabel

3
Gambar 5 : Connections / Kabel – (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel
Crossover

Langkah-langkah Pratikum :

1. Aktifkan program cisco packet tracer 5.3 atau 6.2 yang sudah Anda install
sebelumnya.
2. Buatlah sebuah design jaringan seperti dibawah ini;

Gambar 1 : Peer to Peer


System

3. Model jaringan ini dapat Anda gunakan secara pribadi, misalnya; Anda ingin
mengopy data teman yang size nya cukur besar, seperti program installer atau
beberapa film terbaru , daripada menggunakan flashdisk, sangat disarankan untuk
menggunakan kabel cross (kan sudah belajar jaringan ), untuk pembuatan kabel
cross akan kita bahas pada pertemuan berikutnya.
4. Tahap selanjutnya adalah memberikan IP ADDRESS dan COMPUTER NAME
5. Untuk IP Address laptop 1, klik saja 2x pada laptop 1, dan akan muncul tampilan
berikut ini;

Gambar 2 : Tampilan Kotak Dialog Properties


untuk Laptop 1

6. Pada tahap ini yang bisa kita lakukan adalah memberikan display name, perhatikan
pada gambar diatas yang diberi kotak merah…gantilah nama simulasi anda sesuai
dengan yang diatas.
7. Tahap berikutnya untuk memberikan IP Address, perhatikan langkah berikut ini…

4
Gambar 3 :
Desktop

8. Tahap disini kita akan memberikan IP Address…klik tab desktop diatas dan klik
pilihan IP
Configuration

Gambar 4 : IP
Configuration

9. Settinglah dan Rubahlah ip address dan subnet mask seperti gambar diatas.
10. Untuk basis /24 itu berarti subnet mask yang diberikan adalah 255.255.255.0
11. Jika sudah, lakukan hal yang sama pada pada laptop yang satunya lagi.

5
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

12. Setelah selesai mengkonfigurasi IP, lakukan pengetesan dengan mengirimkan data
dengan cara PING melalui Command Prompt atau Simple PDU yang berada disebelah
kanan…
a. Melalui Command Prompt

Gambar 5 : Command
Prompt

Klik pada pilihan command prompt pada laptop 1 lalu akan muncul seperti
dibawah ini…

Gambar 6 : Command
Prompt

Langkah awal adalah mengetikkan "ping 192.168.10.11" yang artinya laptop 1 akan mengirim
data pada laptop 2, dan akan dibalas berupa keterangan reply yang menandakan bahwa kedua
laptop tersebut sudah terkoneksi,,,jika tidak, maka akan muncul keterangan RTO atau Request
Time Out

6
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

b. Melalui PDU

Gambar 7 : Melalui PDU

Langkahnya adalah…(1) klik icon surat pada tanda surat disebelah kanan. (2) klik laptop 1 yang
akan menandakan adanya surat yang menempel pada laptop tersebut… (3) klik laptop 2 dan
perhatikan pada (4) point no 4 dibawah, yang menandakan terhubung dengan keterangan
successful…

Tugas :

cobalah design dan uji konektifitas sebuah jaringan peer to peer dengan design
seperti berikut…

7
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

PERTEMUAN KE 2
Jaringan Client Server
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

mempelajari dan membahas jaringan dengan model client – server

Alat dan Bahan :

a. 1 switch
b. 4 komputer
c. 1 server
d. 5 Kabel Straight

Materi :

Jaringan Client-Server adalah jaringan di mana di dalam jaringan tersebut terdapat satu komputer
yang sudah didedikasikan untuk menjadi server (Dedicated-Server), dan komputer yang lainnya
bertindak sebagai klien

Perhatikan Gambar dibawah ini…

Gambar 1 : Client – Client

Dalam tahapan ini atau gambar diatas masih belum bisa dikatakan sebuah jaringan client-server
menurut standart cisco, karena belum adanya Server…Tahap selanjutnya tinggal kita berikan
sebuah Server…

Perhatikan Gambar selanjutnya dibawah ini…

8
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Gambar 2 : Client Server

Nah, pada tahapan ini, sudah bisa dikatakan sebagai model jaringan Client server karena
telah memiliki server pada skema jaringan yang dibuat.

Langkah-langkah Pratikum :

1. Langkah selanjutnya silahkan Anda buat rancangan jaringan dengan skema jaringan client
server diatas kemudian masukkan IP sesuai dengan konsep.
2. Setelah selesai uji konektivitas jaringan.

Tugas :

Buatlah Jaringan Client-Server dengan 1 Server dan 10 PC, Configurasikan dengan ketentuan ip
server menggunakan ip: 10.10.10.1, Pastikan semua perangkat bisa saling terkoneksi setelah
diconfigurasi!

9
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

PERTEMUAN KE 3
DHCP Server
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk
memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.

Alat dan Bahan :

a. 1 switch
b. 4 komputer
c. 1 server
d. 5 Kabel

Materi :

DHCP adalah kepanjangan dari Dynamic Host Configuration Protocol. DHCP adalah
protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian
alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DHCP harus
memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di
jaringan local, maka semua computer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat
IP secara otomatis dan server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. DHCP didefinisikan dalam RFC
2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force.

Cara Kerja DHCP??


Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan arsitektur client/server maka dalam
DHCP
terdapat dua pihak yang terlibat, yakti DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat
"menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. Beberapa system operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows
200 Server, Windows 2003 Server atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien
DHCP yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan DHCP Server.
Sebagian besar system operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 200
Profesional, Windows XP, Windows Vista atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak
seperti ini.

Membuat Jaringan DHCP pada Kelas C


Kita asumsikan kita akan membuat lab kecil kurang lebih memiliki 6 PC dan plus DHCP server
itu sendiri. Hal pertama yang perlu kita ketahui dahulu untuk menentukan subnet mask yang akan
kita gunakan, berdasarkan table yang ada, lebih pasnya kalau kita memakai subnet mask
berbasis /29 yaitu
10
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

255.255.255.248, ini dapat mencakup maksimal 6 host yang dapat digunakan, perhatikan Tabel
dibawah ini;

Gambar 1 : Tabel Subnetting untuk Kelas C

Perhatikan gambar yang diberi tanda merah diatas, subnet mask berbasis /29 255.255.255.248
dapat menampung 8 host atau 6 komputer, karena 1 dipakai network dan 1 broadcast.
Missal kita akan memakai 4 client dan 1 server, yang 1 lagi akan kita pakai ip
addressnya untuk gateway pada router jika akan menghubungkannya dengan jaringan lainnya
atau interconnected network. Sebaiknya gateway untuk router adalah ip address yang terakhir.

Ip address yang dapat digunakan adalah…


192.168.0.1 --> Server
192.168.0.2 --> PC01
192.168.0.3 --> PC02
192.168.0.4 --> PC03
192.168.0.5 --> PC04
192.168.0.6 --> Gateway (Optional)
Ada 6 ip address…

Langkah-langkah Pratikum :

Oke, langsung saja, design sebuah jaringan network seperti dibawah


ini…

11
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Gambar 2 : Design Jaringan LAN biasa dengan 1 Server yang


menggunakan DHCP

Langkah awal yang harus kita lakukan adalah mensetting DHCP pada server.
1. Klik 2x pada server

Gambar 3 : Langkah-langkah mengatur


DHCP

12
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

2. Oke :
a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah (1) klik tab config
diatas b. Langkah berikutnya (2) klik tombol DHCP dikiri
c. Terus pada point no (3) atur gatewaynya seperti yang kita atur diatas
menjadi
192.168.0.6 ini merupakan ip address terakhir dari subnet mask yang kita
miliki
d. Point (4) karena ip address 192.168.0.1 akan kita gunakan untuk server itu sendiri
secara manual, maka Start IP Address disini akan kita isi dengan 192.168.0.2 jangan
lupa subnet masknya dengan 255.255.255.248
e. Langkah ke (5) klik tombol save, maka secara otomatis akan memunculkan point (6)
f. Point (6) menjelaskan maksimal computer yang dapat ditampung oleh subnet mask
ini yaitu 5

3. Langkah berikutnya memberikan ip address manual pada Server.

Gambar 4 : ip address untuk Server

4. Berikutnya kita akan mengatur ip address untuk PC01 secara otomatis dengan
menggunakan DHCP
5. Langkah-langkahnya;
a. Klik PC01 2x

13
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Gambar 5 : Langkah-langkah adalah (1) klik tab Desktop, (2) default dia akan aktif pada
Static yang artinya kita dapat mengisinya manual, tahap ini kita akan menggantinya dengan
DHCP, (3) ip address masih kosong, kita lihat sebentar lagi, jika kita memilih DHCP.

b. Klik DHCP, lihat perubahannya…

Gambar 6 : Ketika kita mengklik DHCP, terdapat keterangan Requesting IP Address yang
artinya host masih meminta sebuah alamat ip pada server, tunggu sebentar dan lihat
hasilnya…

14
Gambar 7 : ip address, subnet mask, dan default gateway akan otomatis terisi

c. Oke, lakukan hal yang sama untuk PC02 – PC04, sampai selesai

Tugas :

Buatlah Jaringan DHCP Server seperti gambar dibawah ini! Dengan ketentuan ip server :
192.168.1.1/30, uji koneksinya dan buat kesimpulan berapa PC yang bisa terhubung dan jelaskan
mengapa seperti itu!

15
PERTEMUAN KE 4 dan 5
Pengkabelan dan Implementasi pada LAN
(180 Menit)

Tujuan pratikum :

Mampu membuat perencaan dan mengimplementasikan instalasi jaringan Komputer dalam skala
kecil, menengah maupun skala besar serta Memehami mengenai dasar transmisi data dan media
transmisi yang digunakan

Alat dan Bahan :

a. Kabel LAN
b. Crimping Tool
c. RJ45
d. Lan Tester
e. Cable Stripper
f. Switch/HUB
g. 2 Unit PC/Laptop

Materi :

SIstem Pengkabelan
Pemasangan kabel tampaknya sederhana karena Anda tinggal menarik dari satu tempat ke tempat
yang lain, namun walaupun kelihatannya simple namun tanpa perencanaan yang baik dan matang
Anda akan dibuat pusing pada suatu saat. Ketika ada computer yang tiba-tiba berjalan sangat lambat
atau sebagian jaringan yang terputus-putus. Anda harus tetepa membongkar seluruh jaringan yang
ada. Karena itu
perencanaan kabel yang baik menjadi sangatlah penting. UNtuk masalah yang muncul dikemudian
hari.

Gambar 1 Skema Kabel Jaringan Pada Gedung Bertingkat

Pach Panel
Pada dasarnya Patch panel, patch bay, patch field, atau jack adalah beberapa peralatan atau juga unit
yang akan menampilkan beberapa buah jack yang sama. Beberapa peralatan ini tentunya sangat
digunakan untuk dapat menghubungkan berbagai macam sirkuit, koneksi,dll. Sedangkan patch panel
biasanya digunakan dalam jaringan komputer, studio rekaman, radio dan juga televisi. Bentuk
patch panel sendiri berupa sebuah kumpulan port ada yang berbentuk panjang atau ada juga yang
berbetuk persegi . Alat ini yang akan dipasang di dinding untuk mengelompokkan beberapa kabel
jaringan. Kita tentu pernah melihat alat seperti ini di beberapa tempat, namun kita tidak menyadari
16
bahwa itu adalah patch panel. Pada dasarnya patch panel adalah sebuah komponen tambahan yang
ada dalam jaringan,
tidak menggunankan patch panel tentunya tidak masalah, namun tentunya cenderung menyulitkan
jika terjadi sesuatu. Patch panel ini biasanya digunakan untuk memudahkan pengelompokkan jack
RJ-45. Patch panel ini biasanya terdiri dari 12, 24, 28, 56 port. Tentunya dengan adanya multi port
ini akan memudahkan seseorang untuk dapat menghubungkan kabel-kabel ke berbagai macam
media penghubung lainnya,seperti switch, dll.

Gambar 2 Patch Panel

Pada tampilan bagian depan dari Patch panel terlihat seperti kumpulan RJ-45, namun pada bagian
belakang, kita dapat melihat ada beberapa port-port yang dapat menghubungkan antara RJ-45
yang telah tersambung dengan kabel. penggunaan patch panel ini kemudian akan disatukan dengan
patch cord. Tentunya kita akan bertanya apa itu patch cord. Pach cord sendiri adalah kabel
tambahan, atau potongan kawat tembaga atau kabel fiber optik yang bagian ujungnya dilengkapi
dengan konektor yang kemudian dihubungkan dengan patch panel.

Gambar 3 Patch panel Rack


DCE dan DTE
DTE (Data Terminal Equipment) adalah perangkat komunikasi yang berfungsi sebagai menerima
sinyal dari pusat dan melanjutkan ke user, artinya data dikirimkan melalui jalur yang telah di
tentukan dan akan sampai di tempat pemberhentian (terminal) atau user. contoh : perangkat
komputer.
DCE (Data Circuit Equipment) adalah perangkat yang terhubung dengan DTE pada sebuah
jaringan atau
dapat disebut juga peralatan komunikasi data dan operator peralatan data dan memiliki fungsi seperti

17
sinyal konversi, pengkodean sinyal yang dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. contoh: modem
atau switch.

Gambar 4 Hubungan DTE dan DCE


RJ 45 dan Twist Pair

UTP adalah kabel yang paling popular sampai saat ini dan paling banyak digunakan untuk jaringan-
jaringan, baik jaringan rumahan maupun perkantoran. Kabel ini harganya cukup murah, fleksibel
dan mudah dikelola. Pada bagian ini , kita akan melihat bagaimana memasang kabel twisted pair
dengan konektor RJ-45

Standarisasi Kabel EIA/TIA 568B dan


568A
EIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Electronic Industries Alliance dan TIA merupakan
sinonim atau kepanjangan dari Telecommunication Industry Association.Maksud dari arti EIA/TIA
adalah merupakan standarisasi internasional stuktur kabel untuk telekomunikasi. Kabel yang paling
sering kita temui adalah jenis UTP, SFTP. Banyak yang menganggap EIA/TIA hanyalah standart
untuk kabel jenis ethernet padahal EIA/TIA lebih global untuk telekomunikasi termasuk transfer
voice suara (PABX). Untuk Harga Kabel UTP up to date anda dapat mengunjungi website
oscablenet.

568B merupakan urutan urutan kabel twisted pair, dalam hal ini kabel UTP atau
SFTP. Urutan kabel 568B adalah sebagai berikut
1. putih-orange,
2. orange,
3. putih-hijau,
4. biru,
5. putih-biru,
6. hijau,
7. putih-coklat,
8. coklat
Sedangkan untuk urutan 568A adalah :
1. Putih hijau
2. hijau
3. putih orange
4. biru
5. putih biru

18
6. orange
7. putih coklat
8. coklat
Kenapa diatas yang duluan dituliskan yang B ?Karena umumnya pemasangan kabel standartnya
adalah yang B didahulukan. Contoh : pemasangan kabel utp straight mengikuti urutan B-B (ujung
kabel yang satu urutan B dan ujungnya satu lagi juga B). Akan tetapi jika kita memasang A-A
juga tetap bisa tidak ada masalah, makanya standarisasi ini berguna untuk instalasi
telekomunikasi seragam. Sedangkan untuk pemasangan Crossover mengikuti A-B. Model
Crossover akan menghubungkan device yang sama. Seiring berkembangnya teknologi
permasalahan 568B dan 568A pada dasarnya tidak terlalu mutlak harus diikuti sebagai contoh
jika anda membeli switch hub atau router disitu ditulis Auto Sensing atau MDIX itu mengartikan
perangkat tersebut dapat menyesuaikan urutan kabel secara otomatis, jadi jika anda hanya salah
pengurutan kabel maka perangkat tersebut akan menyesuaikan.

Straight Through Cable


Jenis kabel ini menggunakan standar yang sama antara ujung satu dengan ujung yang satunya lagi.
Jika pada ujung pertama susunan yang kita pakai adalah EIA/TIA 568A, maka pada ujung yang
kedua kita menggunakan susunan yang sama pula yaitu EIA/TIA 568A. Begitu juga bila salah satu
ujungnya menggunakan susunan EIA/TIA 568B, maka ujung satunya menggunakan susunan yang
sama.
Jadi sederhananya, pin 1 pada salah satu ujung akan terhubung dengan pin 1 pada ujung yang
lainnya, lalu pin 2 akan terhubng dengan pin 2, dan seterusnya.

Kabel straight trought ini biasanya digunakan untuk


menghubungkan:
PC dengan Switch, PC dengan HUB, PC dengan Rotuter dll, intinya perangkat tersebut bukan yang
sejenis

CrossOver Cable
Penyusunan kaebel Cross Over (Silang) berbeda dengan kabel Straight Trought (Lurus). Jika pada
ujung satu menggunakan standar EIA/TIA 568A, maka pada ujung kedua harus menggunakan
standar EIA/TIA
568B. Bisa kita lihat bersama pada gambar dibawah ini, kabel yang menyilang merupakan kabel
yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data, sedangkan dua pasang kabel yang lain
susunannya tetap.

19
Kabel Cross Over digunakan untuk
menghubungkan: PC dengan PC
Switch Dengan Switch
Hub dengan Hub
Router dengan Router
dll

Step by Step Memasang Kabel UTP dengan RJ 45


Sebenarnya membuat kabel jaringan bukanlah suatu hal yang terlalu sulit. Persiapan yang
harus dilakukan adalah menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Yang kedua, kita
harus tahu kabel tersebut digunakan untuk apa saja. Ketiga, kita harus mengetahui jenis-jenis kabel
jaringan.
Kabel Jaringan terdiri atas 2 jenis yaitu Straight-through Cable dan Crossover Cable.

Langkah-langkah Pratikum :

Siapkan kabel UTP sepanjang yang kita ingin gunakan. Yang penting harus perhatikan aturan
panjang kabel, yaitu minimal 1 meter dan maksimal 100 meter. Jika lebih dari 100 meter, maka
tingkat LOS (Loss of Signal) akan semakin tinggi.
Potonglah kulit luar dari kabel (jacket) kira-kira 1/2 inchi dari ujung kabel. Gunakanlah Cable
Stipper
untuk melakukan hal ini. Perhatikan Gambar dibawah ini. Pertama masukan ujung kabel pada
bagian C,
kemudian pindahkan kabel ke arah bagian A yang berfungsi untuk memotong kulit luar kabel.
Setelah kabel pada posisinya, masukan jari kita ke bagian B, dan putarlah stripper sampai kulit
kabel terpotong. Dlm melakukan hal ini kita harus berhati-hati, jika mengenai isi kabel didalam,
maka akan terputus.

20
Gambar Pemotong Kabel
UTP

Gambar Proses Pemotongan Kabel

Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah 8 kabel warna warni tersebut dengan standard yang
sudah ditetapkan (standard EIA/TIA). Untuk membuat kabel Straight-through Cable kita
tinggal menyusun kabel seperti gambar T568B untuk kedua ujungnya (T568B – T568B) dan
untuk membuat CrossoverCable, susunlah kabel untuk ujung pertama dengan susunan pada gambar
T568A dan ujung satunya lagi

T568B (T568A – T568B)

Gambar Urutan Warna Kabel Straight dan


Cross

Setelah tersusun dengan rapi dan sesuai dengan urutan warnanya, pastikan bahwa ujung-ujung kabel
tersebut rata. Jika belum rata, potonglah dengan menggunakan Crimping Tool.

21
Gambar Susunan Kabel UTP Yang Sedang
Dirapikan

Kemudian masukkan kabel-kabel yang sudah tersusun dgn rapi ke dalam konektor RJ-45. Tekan
kabel- kabel tersebut sampai mentok ke ujung dari konektor kita. Amati kembali sebelum
melangkah lebih jauh, jgn sampai ada kabel yang keluar dari jalur lempengan tembaga yang ada
didalam konektor. (Catatan : Klip konektor harus menghadap kebawah).

Gambar Konektor
RJ45
Klip Konektor harus menghadap kebawah

Gambar Proses Memasukkan Kabel UTP ke Konektor


RJ45

Pastikan kabel sudah mentok di ujung konektor.


Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 pada Crimping Tool dan tekanlah gagang dari crimping
tool dengan cukup kuat, agar pin tembaganya menjepit dengan erat kabel UTP. Lakukan hal yang

22
sama pada ujung satu lagi.

Gambar Proses Penjepitan Kabel Dengan Tang


Crimping

Tahap terakhir adalah menguji hasil kerjaan kita dengan menggunakan network cable tester. Cara
penggunaannya sangat mudah sekali, masukkan kedua ujung konektor pada masing – masing port
untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator
yang berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding. Jika semua lampu hidup secara
berurutan pada kedua tester, berarti pembuatan untuk jenis kabel Straight-through telah berhasil.
Untuk menguji kabel Crossover Cable, lihat kembali urutan pada gambar diatas.

Gambar Proses Pengujian Kabel dengan Cable Tester

Hasil Pemasangan;

Gambar Hasil Pemasangan Kabel Pada Konektor RJ45

Tugas :

Setelah Anda memehami mengenai dasar transmisi data dan media transmisi yang digunakan,
selanjutnya Anda dapat mengimplementasikan hal-hal yang telah dilakukan dan difahami untuk
mengimplementasikan jaringan computer yang nantinya dapat digunaan pada jaringan rumahan atau
perkantoran, berikut;

23
1. Jaringan Peer to Peer?
2. Jaringan Client Server?
3. Jaringan DHCP Server?
4. Membuat Data Sharing?
5. Membuat Device Sharing?
6. Membuat Server Gateway?

24
PERTEMUAN KE 6
DHCP Server Kombinasi
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk
memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan maupun pada jaringan yang berskala
besar.

Alat dan Bahan :

a. 2 switch
b. 8 komputer
c. 2 server
d. 1 Router
e. 10 Kabel

Materi :

Gunakan Tabel bantu (kopean) untuk Kelas B dibawah ini;

Langkah-langkah Pratikum :

1. Buatlah sebuah design jaringan lanjutan seperti berikut ini…

2. Setelah selesai design pada area kerja packet tracers, .. berikan No IP pada setiap host
pada kedua segmen jaringan?
3. Uji konektifitas jaringan Anda?

25
PERTEMUAN KE 7
MEMBUAT JARINGAN LABORATORIUM PADA UNIVERSITAS
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep konfigurasi membangun jaringan dalam skala kecil dan menegah.

Alat dan Bahan :

a. 9 buah PC Client (dosen),


b. 14 buah lab Komputer
c. 1 buah Server (Server Jurusan),
d. printer, dan
e. modem
Materi :

Skema Jaringan Komputer yang akan diimplementasikan;

Langkah-langkah Pratikum :

Berikut adalah skema jaringan Lab dan Jurusan yang diimplementasikan kedalam Packet Tracer :

26
Konfigurasi untuk jaringan di ruang jurusan;

Konfigurasi untuk jaringan di ruang lab ;

Konfigurasi untuk Router

27
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Konfigurasi DHCP Server Jurusan

Klik Server Jurusan, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut : Start IP
Address : 192.111.100.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Maximum Number Of User : 10
Default Gateway : 192.111.100.1
Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

Konfigurasi DHCP Server Lab Klik Server Lab, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi
seperti berikut :

Start IP Address : 192.222.1.3


Subnet Mask : 255.255.255.0
Maximum Number Of User : 16
Default Gateway : 192.222.1.1
Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

28
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Berikut adalah contoh tampilan IP Configuration PC Dosen1 dan PC Lab1 dalam mode
DHCP :

29
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

IP Configuration printer jurusan

IP Configuration PC Lab2

Agar suatu router dapat berfungsi, maka router harus disetting terlebih dahulu. Berikut adalah
pengaturan untuk router jurusan :
Klik Router jurusan, kemudian masuk ke menu Config, lalu setting IP Address untuk masing-masing
FastEthernet. FastEthernet0/0 adalah kabel router yang telah disetting tersambung dengan jaringan
server jurusan, sehingga kita isikan IP Addressnya
192.111.100.13 (sesuai dengan IP Address jaringan di jurusan), sedangkan FastEthernet0/1
adalah kabel router yang tersambung dengan modem. Pastikan port statusnya dalam mode ‘ON’ agar
router dapat berfungsi.
Router Jurusan FastEthernet0/0

30
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Router Jurusan FastEthernet0/1

Sama halnya dengan router jurusan, pada router lab juga kita isikan IP Address dan
Subnet Mask masing-masing FastEthernet. Untuk FastEthernet0/0 kita isikan
192.111.100.1 yang merupakan gateway dari jaringan jurusan. Sedangkan FastEthernet0/1 kita
isikan 192.222.1.1 yang merupakan gateway dari jaringan lab. Pastikan Port Statusnya dalam mode
‘ON’.

Router Lab FastEthernet0/0

31
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Router Lab FastEthernet0/1

Jika semua perangkat jaringan sudah disetting/diatur sehingga masing-masing perangkat (server, PC,
printer, dan router) memilki IP Address, Subnet Mask, dan Gateway, maka kita dapat melakukan tes
koneksi/pinging pada command prompt untuk mengetahui apakah suatu perangkat telah terhubung
dengan perangkat lainnya atau tidak. Yaitu dengan cara klik pada perangkat yang akan kita tes,
kemudian pilih menu desktop, lalu pilih command prompt.

Jika command prompt menampilkan pesan "Reply from 192.111.100.3..." maka server telah
berhasil terhubung dengan PC Dosen1 sehingga dapat saling berkomunikasi, sedangkan jika terdapat
pesan "Request Timed Out" maka koneksi gagal terhubung.
Sekarang kita akan mencoba melakukan tes koneksi dari PC ke PC, lakukan hal yang sama dengan
perintah tes koneksi diatas yaitu pada command prompt kita ketikkan perintah "ping IP Address
tujuan". Kita akan melakukan tes koneksi dari PC Lab2 ke PC Lab1 :

32
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Setelah melakukan tes koneksi/pinging dari PC Lab2 ke PC Lab1, terdapat pesan "Reply from
192.222.1.3...", pesan tersebut menandakan bahwa PC Lab1 dan PC Lab2 telah terhubung sehingga
keduanya dapat saling berkomunikasi.

.: SIMULASI PENGIRIMAN PAKET DATA :.

Jika semua perangkat telah terhubung dengan cara melakukan tes koneksi/pinging tadi, maka
sekarang kita akan mencoba melakukan simulasi pengiriman paket data. Pastikan untuk melakukan
simulasi kita berada di mode ‘Simulation’ bukan mode ‘Realtime’.
Untuk melakukan simulasi pengiriman paket data caranya klik dan drag ‘Add Simple PDU’ (icon
amplop tertutup dengan tanda +) ke perangkat yang akan megirimkan paket data, kemudian setelah
icon amplop menempel klik dan drag kembali ‘Add Simple PDU’ ke perangkat yang akan
menerima paket data dari perangkat yang ditempeli icon amplop sebelumnya.
Berikut adalah capture contoh simulasi pengiriman paket data dari Server ke Client
(Dosen2) :
Server melakukan pengiriman paket data ke PC Dosen 2 melalui switch.

33
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Setelah paket data diterima switch, maka switch akan mngirimkan paket data langsung ke PC Dosen
2,switch tidak akan membroadcast paket data ke seluruh perangkat yang terhubung dengan terminal
switch seperti hub.

Paket Data yang berhasil dikirim oleh server dan diterima PC Dosen2 akan dikirimkan/dilaporkan
kembali ke server melalui switch.

Paket data yang diterima oleh switch dari PC Dosen2 dilanjutkan/dikirimkan ke server.

Server berhasil menerima paket data/report dari PC Dosen2.

34
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Tugas :

Dari contoh simulasi pengiriman paket data diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan
pengiriman paket data dengan benar, tepat, dan sesuai sasaran, maka perlu dilakukan pengaturan /
penyettingan yang teliti pula. Mulai dari konfigurasi IP Address, Subnet Mask, dan Gateway masing-
masing perangkat, kemudian tes koneksi / pinging, lalu simulasi pengiriman paket data pada mode
simulation. Jika kita telah melakukan hal- hal tersebut maka seluruh perangkat yang berada dalam
jaringan di jurusan maupun lab seperti pada skema jaringan diatas dapat saling berkomunikasi sesuai
dengan pengaturan yang telah dibuat.

35
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

PERTEMUAN KE 8
Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami tentang penggunaan Comand Line Interpreter pada saat mengkonfigurasi perangkat jaringan

Materi :

A. Konfigurasi Awal
Untuk pengenalan awal penggunaan Cisco Packet Tracer pada settingan dasar Cisco
Router adalah sebagai berikut;
1. Buka Cisco Packet Tracer Anda, kemudian buat topologi sederhana, sebagai berikut.

2. Setelah selesai menggambar host pada workspace, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi
perangkat-perangkat yang telah dihubungkan pada workspace.
3. Konfigurasi dasarnya sebagai berikut;
Router>enable
Router#config ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#

4. Pada saat Anda baru memulai setting dengan command CLI Cisco IOS, beberapa hal berikut ini
perlu anda ingat, karena akan sangat membantu, pada saat mulai mengkonfigurasi.
a. Tombol Tanda Tanya ( “ ? “)
Sebagai perintah help, untuk melihat command yang bisa dilakukan. Atau lupa command
apa yang akan dilakukan. Misalnya contoh di bawah ini. Command
apa yang bisa dilakukan setelah perintah/command “sh ip”

Router#sh ip ?
access-lists List accesslists arp
IP ARP table

36
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

bgp BGP information


dhcp Show items in the DHCP database eigrp
IP-EIGRP show commands
interface IP interface status and configuration nat
IP NAT information
nbar Network-Based Application Recognition ospf
OSPF information
protocols IP routing protocol process parameters and statistics rip IP
RIP show commands
route IP routing table
ssh Information on SSH

b. Tombol Tab
Pada cisco, perintah/command bisa disingkat, seperti contoh di atas. "config ter" perintah
panjang sebenarnya adalah “configure terminal”. Gunakan tombol Tab, jika anda ingin
melihat dan menggunakan perintah yang panjang.

c. Panah Atas atau Ctrl + P


Untuk melihat command sebelumnya

d. Panah Bawah atau Ctrl + N


Untuk melihat command sesudahnya

e. Shift + Ctrl + 6
Untuk membatalkan perintah, command ini cukup penting jika Anda sering salah ketik.
Misalnya seperti di bawah ini.
Router#ping google.com
Translating "google.com"...domain server(255.255.255.255) % Name lookup aborted
% Unrecognized host or address or protocol not running.
Kalau tidak dilakukan pembatalan/abort command dengan menggunakan command
Shift+Ctrl+6 , bisa lama sekali nunggu selesainya perintah ping tersebut. Ini
dikarenakan router tidak dikonfigurasi ip address dan dns servernya, jadi bingung untuk
mentranslate google.com.

Pada konfigurasi Cisco, kita mengenal ada 2 mode yaitu user mode dan privileged mode.
Router> Ini artinya kita sebagai User EXEC Mode, atau bisa disebut user biasa, tidak bisa
merubah konfigurasi, hanya bisa melihat-lihat saja.
Router# Ini adalah Privileged EXEC Mode, istilah lainnya root, bisa merubah
konfigurasi.
Router(config)# Ini artinya berada di global configurasi.

B. Melihat VErsi Router CISCO IOS


Untuk dapat menampilkan versi IOS yang sedang kita gunakan pada versi Router yang sedang
disetting adalah dengan perintah show version.
Router>show version
Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-ADVIPSERVICESK9-M), Version 12.4(15)T1,
RELEASE SOFTWARE (fc2)

37
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

Technical Support: http://www.cisco.com/techsupport Copyright


(c) 1986-2007 by Cisco Systems, Inc. Compiled Wed 18-Jul-07
04:52 by pt_team
ROM: System Bootstrap, Version 12.3(8r)T8, RELEASE SOFTWARE (fc1) System
returned to ROM by power-on
System imagefile is "flash:c1841-advipservicesk9-mz.124-15.T1.bin"

This product contains cryptographic features and is subject to United States and
local country laws governing import, export, transfer and use. Delivery of Cisco
cryptographic products does not imply
third-party authority to import, export, distribute or use encryption.
Importers, exporters, distributors and users are responsible for compliance with U.S.
and local country laws. By using this product you agree to comply with applicable
laws and regulations. If you are unable to comply with U.S. and local laws, return this
product immediately.

38
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at:
http://www.cisco.com/wwl/export/crypto/tool/stqrg.html

C. Menampilkan Jam dan Tanggal


Untuk dapat menampilkan dengan mengetikkan perintah sebagai berikut;
Router>show clock
Walaupun kadang-kadang settingan jam tidak selalu pas dan sesuai dengan kondisi sekarang.

D. Menampilkan PErintah Sebelumnya


Untuk menampilkan perintah-perintah sebelumnya, dapat menggunakan tombol panah atas atau
bawah, dan jika ingin menampilkan daftar perintahnya dapat diketikkan perintah sebagai berikut;
Router>show history

E. Merubah Hostname Router(config)#hostname


ROUTER-CORE-TEST ROUTER-CORE-
TEST(config)#

Pada setiap perubahan konfigurasi yang dibuat, akan dapat langsung dieksekusi.
Contohnya seperti diatas, merubah hostname atau nama Router menjadi "ROUTER-CORE- TEST",
akan terlihat langsung perubahannya. Konfigurasi ini disimpan di RAM, dapat dilihat dengan
menggunakan perintah “show run config”. Tapi jika router direstart, konfigurasi akan hilang dan
akan kembali ke konfigurasi awal. Misalnya, hostname kembali seperti semula menjadi "Router". Jadi,
bagaimana agar perubahan konfigurasi router tetap tersimpan, walaupun sudah direstart? Gunakan
perintah “write” atau “copy run start”, maka konfigurasi akan disimpan di NVRAM, dapat dilihat
konfigurasinya dengan perintah “show start config”.
ROUTER-CORE-TEST# write
Building configuration... [OK]

Kemudian pada Cisco Router, ada juga istilah ROM dan Flash. ROM merupakan tempat POST dan

39
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

bootstrap, yang berupa chip yang isinya system operasi yang sudah berasal dari pabrikannya.
Sedangkan Flash adalah tempat image IOS (Internetwork Operating System). Jika akan melakukan
upgrade/downgrade IOS, dimasukkan dulu filenya pada bagian flash ini.

F.
G. Buat Username dan password
ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass

H. Buat password enable


ROUTER-CORE-TEST(config)#enable secret ensecret
ROUTER-CORE-TEST(config)#enable password enpass

Jika di - "sh run", akan terlihat konfigurasinya, dimana "enable secret" akan terenkripsi
passwordnya, sedangkan "enable password", passwordnya akan terlihat. Dan jika keduanya
dikonfigurasi maka yang digunakan adalah enable secret nya. Jadi, itulah perbedaan antara “enable
secret” dengan “enable password”

40
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

ROUTER-CORE-TEST(config)# sh run
-----deleted-------
!
enable secret 5 $1$mERr$0QqBbcRi8lEeweI6EEkKq0 enable
password enpass
!

I. Konfigurasi interface Router


ROUTER-CORE-TEST(config)#inter fa0/0
ROUTER-CORE-TEST(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
ROUTER-CORE-TEST(config-if)#description GATEWAY CLIENT
ROUTER-CORE-TEST(config-if)#no shut

J. Konfigurasi Interface Komputer


Kemudian pertama-tama kita setting terlebih dahulu pada PC. Masukkan ip address:
192.168.1.2, dan netmask 255.255.255.0 kemudian di ping ke gatewaynya.

41
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

K. Konfigurasi Line Console


Kemudian kembali ke dalam settingan Router Anda. Kita akan bahas, tentang login ke router sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat keamanannya. Untuk login ke router ada 3 cara, yaitu console, telnet
dan ssh. Yang akan dibahas karena sering digunakan adalah melalui console dan telnet saja.
ROUTER-CORE-TEST(config)#line cons 0
ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password conspass
ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Hasilnya, akan ada password ketika akan mulai masuk ke router.

L. Konfigurasi Line Vty.


Konfigurasi ini, agar bisa ditelnet, dari komputer user.
ROUTER-CORE-TEST(config)#line vty 0 2
ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password telnetpass
ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Test dari komputer user, melalui command prompt, dengan menggunakan perintah telnet.

0 spasi 2 (" 0 2 "), pada perintah di atas (line vty 0 2), artinya pada router hanya ada 3 buah
line/session untuk koneksi telnet. Dengan kata lain, hanya boleh 3 user yang bisa masuk telnet
secara bersamaan. User ke-4 yang akan masuk akan ditolak (reject). Jika ingin menambah
line/session telnet lagi, misalnya menjadi maksimal 6 buah line secara bersamaan, ubah perintah
menjadi "line vty 0 5". Silahkan Anda coba sendiri. Selanjutnya, biar tampak lebih keren dan

42
Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom
Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom
Modul Prak. Jaringan Komputer

secure, buat agar pada saat login minta username dan password. Tambahkan konfigurasi berikut,
ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa new-model
ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa authentication login default local
ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass

Hasilnya.

Keren kan ?? jika "aaa new-model" yang digunakan, maka kondisi sebelumnya (password pada line
console dan telnet), tidak akan berlaku.
Warning….,Jangan sampai username dan password tidak Anda buat, jika itu terjadi dan konfigurasi
sudah tersimpan, wassalam…..maka Anda tidak akan bisa masuk kembali ke dalam router.

M. Konfigurasi Banner
Agar lebih keren lagi, tambahkan banner. ROUTER-
CORE-TEST(config)#banner motd c Enter TEXT message.
End with the character 'c'.

43
Anda memasuki router milik PT. NGERI. Segala
aktifitas perubahan pada routerini,
termonitor oleh kami...

by
Admin

c
ROUTER-CORE-TEST(config)#

Ketika akan login ke router, hasilnya seperti di bawah ini.

N. Menyimpan Hasil Konfigurasi


Pada saat Router dimatikan (power off) running configuration akan hilang dan terhapus dari RAM.
Sebab running configuration disimpan pada RAM yang bersifat sementara dalam menyimpan hasil
konfigurasi. Salah satu cara untuk menyelamatkan atau menyimpan konfigurasi router yang telah
dibuat adalah menyimpannya atau copy kedalam NVRAM. File konfigurasi yang telah disimpan pada
NVRAM akan berfungsi sebagai startup configuration yang akan selalu dibaca setiap kali Router
dinyalakan kembali.
Perintah untuk meyimpannya adalah sebagai berikut;
Router#copy running-config startup-config

Jika muncul pertanyaan, seperti dibawah ini langsung saja tekan ENTER, untuk melanjutkan.
Destination filename [startup-config]?

Ketika proses telah selesai akan muncul pesan seperti dibawah ini;
Building configuration...
[OK]

Jika telah selesai pada mode priviledge, reboot Router dengan perintah reload, kemudian untuk melihat
hasil settingan atau konfigurasi yang telah dibuat sehingga dapatdiamati kembali dengan mengetikkan
perintah Router#show startup-config

Cara lain untuk membackup atau mengamankan running configuration, adalah menyimpannya pada

44
server TFTP, dengan catatan Server tersebut telah tersedia. Jadi jika file konfigurasi bermasalah atau
hilang pada NVRAM, seorang Admin masih bisa mengambil backup nya pada Server TFTP tersebut.

O. MEnghapus Startup Configuration


TUjuan menghapus Startup Configuration yang telah kita simpan sebelumnya adalah biasanya
dikarenakan ada kesalahan konfigurasi atau memang ingin menggunakan settingan atau membuat
konfigurasi yang baru dan berbeda. Untuk itu Cisco IOS menyediakan perintah erase. Harus bijak dan
hati-hati dalam menggunakan perintah ini, karna ketika perintah ini dijalankan semua akan terharus
dan Router akan kembali menjadi kondisi atau settingan Default.
Syntax;
Router#erase startup-config

Maka akan muncul pesan;


Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm]y[OK]

Jika sudah yakin tekan saja tombol ENTER,


Erase of nvram: complete
%SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram

Berarti semua settingan dan konfigurasi telah berhasil dihapus dan Router kembali ke kondisi
default.
P. Tambahan
Beberapa perintah yang sering akan dipakai untuk memonitor router Cisco. Akan lebih baik, jika
langsung dipraktekkan, agar jelas maksud dan tujuan perintah tersebut.

Commad Cisco Keterangan


show running-config Melihat konfigurasi router yang sedang
dijalankan
show startup-config Melihat konfigurasi router pada saat
mulai start
Melihat interface router show ip interface
show ip interface brief
show interfaces
show interfaces serial 0/0
show controllers
show controllers serial 0/0

Copy running configuration: copy running-config startup-config


copy running-config tftp

Hapus startup configuration: erase startup-config


erase NVRAM:startup-config
delete NVRAM:startup-config

45
Restart / reboot router reload

Melihat waktu / time sh clock

Melihat history
sh history

View version information show version

Show IOS file and flash space show flash

Shows all logs that the router has in its show log
memory

Enter privileged mode enable

Return to user mode from privileged disable atau Ctrl + Z


Exit Router Logout or exit or quit

46
PERTEMUAN KE 9
Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep penggunaan grafik user interface dan Comand line Interpreter

Materi :

Defisini Awal (Konsep Dasar Routing)

Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host dalam network
yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket
paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta
atau tabel routing. Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari
interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.
Routing table hanya memberikan informasi sedangkan routing algoritma yang menganalisa dan
mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang
terubung langsung dengan router tersebut.

Router berdasarkan cara pemetaan / routing dibagi tiga :


1. Static Routing
2. Default Routing
3. Dynamic Routing

Langkah-langkah Pratikum :

STUDY CASE

Topologi Jaringan

47
Keterangan;

Kabel yang menghubungkan antara router dengan router menggunakan kabel DCE
Yang menghubungkan antara komputer - switch, komputer - komputer, switch - router,
menggunakan kabel UTP
Kabel yang menghubungkan antara router dengan router tidak harus menggunakan kabel
DCE, bisa juga menggunakan kabel UTP layaknya komputer dengan switch, dll.

Langkah Penyelesaian;
Pada saat melakukan routing, biasanya yang jadi merupakan catatan utama dan biasanya akan menjadi
masalah jika terabaikan adalah masalah pengalamatan IP, berapa ip gatewaynya? Berapa IP
serialnya? Oleh karena salah satu solusi dalam me-routing sebuah jaringan adalah dengan membuat
"Tabel Routing" sebelum memulai routing.

48
Berikut ini adalah contoh tabel routing untuk merouting static pada case ini;

IP address pada PC

Alamat IP
No Nama PC
IP address Subnet Mask Gateway

1 PC01 50.1.1.2 255.0.0.0 50.1.1.1

2 PC02 100.1.1.2 255.0.0.0 100.1.1.1

3 PC03 200.1.1.2 255.255.255.0 200.1.1.1

IP address pada Router

Alamat IP
No Nama Router
Fast Ethernet Serial
Serial 2/0
0/0 3/0

Router 30.1.1.1
1 50.1.1.1 -
Pertama

2 Router kedua 100.1.1.1 30.1.1.2 150.1.1.1

3 Router ketiga 200.1.1.1 150.1.1.2 -

49
Teknis Penyelesaian;
1. Menggunakan GUI Pada Simulator

Langkah 1;

Silahkan ANda ikuti sesuai dengan urutan gambar; No. 1,

Pilih router yang akan disetting,

No.2, Pilih Menu Config,

No.3, Pilih jenis koneksi atau kabel yang digunakan. N0.4,

Atur alamat IP sesuai pada routing table.

No.5, Jangan lupa klik ON.

50
Langkah 2;

Kalau tadi mengatur alamat IP yang terkoneksi dengan komputer, pada langkah ini kita mengatur
alamat IP yang terhubung dengan router lainnya.
2. Hal ini tergantung, pada saat memasang kabel di serial 2/0 atau di 3/0, settingan ini menggunakan
serial 2/0
3. Atur alamat IP buat kabel serial, yang harus di perhatikan adalah "alamat IP di serial tidak boleh
lebih besar dari IP fast ethernet". Pada settingan ini IP nya 30.1.1.1

Langkah berikutnya ;

51
1. -> Pilih router berikutnya
2. -> Langkahnya sama seperti router sebelumnya sesuai dengan routing table IP nya adalah
100.1.1.1 kelas B
3. -> Jangan lupa ON kan routernya.

Langkah berikutnya ;

Pada langkah ini ANda harus lebih teliti karena pada router ini terpasang/terhubung dua kabel serial, hal
yang sering terjadi adalah tertukar alamat ipnya. Untuk mengantisipasinya dengan cara membubuhkan
catatan kecil di samping router agar kita bisa dengan mudah memberi alamat pada setiap portnya.
1. -> Untuk pengaturan alamat IP di serial 2 harus satu network IP serial 2 di router yang satunya
lagi, karena di router yang sebelumnya setting IP "30.1.1.1" di serial 2 router ini "setting IP
"30.1.1.2" agar searah pada saat forward datanya
2. -> Jangan lupa klik ON

52
Langkah berikutnya atur serial 3/0 masih Pada Router yang sama

1. -> Yang harus diperhatikan dalam pengalamatan IP di sini serial 3 tidak boleh satu network
dengan serial 2. Setting IP "150.1.1.1"
2. -> jangan lupa klik ON

Langkah berikutnya hal yang sama pada saat ngatur router pertama.

HAsil pengalamatan IP port pada router, (harus sama dengan tabel routing yang kita buat
sebelum memulai routing)

Alamat IP
No Nama Router
Fast Ethernet Serial
Serial 2/0
0/0 3/0

Router 30.1.1.1
1 50.1.1.1 -
Pertama

2 Router ke dua 100.1.1.1 30.1.1.2 150.1.1.1

3 Router ke tiga 200.1.1.1 150.1.1.2 -

53
Nah untuk sesi pengalamatan sudah selesai, Anda bisa liat semua lampu di kabel udah nyala,
sekarang kita buat jalur buat forward data-datanya

Router pertama

1. -> Isi pada kolom network IP fast ethernet di router yang dituju, contoh di gambar menuju ke
router ke dua, IP fast ethernet di router 2 itu 100.1.1.1, jadi alamat networknya 100.0.0.0.
KENAPA? karena IP tersebut kelas A, kalo IP nya #contoh
180.1.1.1 jadi 180.1.0.0 soalnya IP tersebut kelas B. isi next hop dengan IP serial 2/0
yang ada di router 2.
2. -> Apabila dari router 1 ke router 3 IP networknya tetap IP router yang dituju di router 3
tapi IP next hopnya itu alamat IP serial 2/0 yang ada di router 2

Hati hati pada saat memasukkan IP harus teliti , jika tidak akan salah arah, dan hasil datanya
failed.

54
Lakukan hal sama di router kedua dan router ketiga

Router Terakhir

55
JIka sudah selesai, silahkan Anda uji untuk forward data pada topologi yang sudah selesai
kita atur, setting dulu semua alamat IP Komputernya. Ingat seperti yang sudah difahami
sebelumnya harus diperhatikan adalah IP komputer juga harus sama depannya dengan
alamat fast ethernet router apabila di router 50.1.1.1, di Komputer
50.1.1.2. belakangnya yang diubah untuk default gateway tulis IP routernya.

Demikian teknis settingan router untuk kebutuhan routing dengan melalaui GUI atau cara
kepepet

1. Setting melalui Command Line Interpreter

(CLI) Pada router pertama ketikkan, teks berikut

ini;
Router>en // enable Router#conf t
//configure terminal Router(config)#int fa0/0 //setting

interface dari router ke switch Router(config-if)#ip add 50.1.1.1 255.0.0.0


//setting IP dan subnet mask

Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode "ON"

Router(config-if)#ex //exit
Router(config)#int s2/0 //setting interface serial2/0 di router 0
Router(config-if)#ip add 30.1.1.1 255.0.0.0 //setting IP dan subnet mask
Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode
"ON" Router(config-if)#ex

Router ke dua;

Router>en
Router#conf t
Router(config)#int
fa0/0
Router(config-if)#ip add 100.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no
shut Router(config-
if)#ex
Router(config)#
Router(config)#int
s2/0
Router(config-if)#ip add 30.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no
shut Router(config-
if)#ex
Router(config)#

56
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 150.1.1.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router ke
tiga;
Router>en
Router#co
nf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 200.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no
shut Router(config-
if)#ex
Router(config)#
Router(config)#int
s2/0
Router(config-if)#ip add 150.1.1.2 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Settingan diatas untuk settingan alamat semua router,berikutnya adalah proses


routingnya.
Router pertama
Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.2
Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 30.1.1.2

Router ke dua
Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.1
Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 150.1.1.2

Router ke tiga
Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1
Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1

57
PERTEMUAN KE 10
Static Routing
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep dasar dari konfigurasi static routing pada router

Alat dan Bahan :

a. 3 router
b. 3 Switch
c. 7 PC

Materi :

Suatu ketika anda di minta untuk membuat sebuah jaringan dengan topologi sebagai berikut :

Jaringan diatas masih belum sempurna, sempurnakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :
1. LAN 1, tentukan berapa subnet mask yang bisa mencukupi klien sebanyak 26 PC
dan berapa range IP untuk jaringan tersebut ?
2. LAN 2, Tentukan berapa network address yang digunakan ?
3. LAN 3, Tentukan range IP klien ?
4. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP di setiap klien
5. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP pada masing-masing router
6. Hubungkan ketiga jaringan dengan menggunakan routing static
7. Untuk soal 1 – 3 diselesaikan dengan teknik perhitungan subnetting
8. Untuk soal 4 – 6 diselesaikan dengan melakukan konfigurasi langsung di packet tracer

58
Langkah-langkah Pratikum :

Soal no.1
(LAN 1)
Coba cermati kembali LAN 1 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network
address
192.168.1.0 , dimana dalam LAN tersebut akan terdapat 26 klien. Untuk menyelesaikan kasus
ini, anda perlu mencari subnet mask, prefix dan range IP untuk kemudian IP tersebut di
konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki 26 klien, berarti kita harus mencari subnet
mask atau prefix network untuk jaringan LAN 1.

• Rumus yang digunakan adalah mencari klien per subnet → 2 y


– 2 >= 26 klien, kita
cari yang mendekati nilai 26 klien → 2 5 – 2 = 30. diperoleh y = 5, dimana y adalah
jumlah biner 0 pada subnet mask di oktet terakhir. Berarti klien per jaringan pada LAN
1 adalah 30 klien.

• Karena jumlah IPV4 adalah 32 bit, berarti untuk mencari prefix, Prefix = 32 – 5 =
27. Maka diperoleh prefix network /27

• Jika prefix adalah /27, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.224. Kok bisa ?
Cobalah anda breakdown /27 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11100000 → 255.255.255.224 (konversi nilai


biner →
desimal, maka jadi subnet mask)

Kedua, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti
akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan
LAN 1 terletak pada Subnet I dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range Broadcast


I 192.168.1.0/27 192.168.1.1 – 192.168.1.30 192.168.1.31/27

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 1 dengan menggunakan host terakhir dari range
tersebut
192.168.1.30/27. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default
gateway) dan pada Router0 di LAN 1, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang
terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-
masing
klien !!

59
Soal no.2
(LAN 2)
Coba cermati kembali LAN 2 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki
IP klien
192.168.2.1 /28 dan 192.168.2.2/28. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari
network address dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing
klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /28, berarti kita harus mencari
subnet mask untuk jaringan LAN 2.

• Jika prefix adalah /28, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.240. Kok bisa ?
Cobalah anda breakdown /28 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11110000 → 255.255.255.240 (konversi nilai


biner →
desimal, maka jadi subnet mask)

Kedua, Cari network address


untuk LAN 2

• Ambil ip dari salah satu klien, misal 192.168.2.1/28, artinya IP address 192.168.2.1
dan subnet mask 255.255.255.240. Selanjutnya, anda ubah ke biner ip address dan
subnet tersebut dan jumlahkan dengan LOGIKA AND

11000000.10101000.00000010.00000001 → Biner IP address 192.168.2.1

11111111.11111111.11111111.11110000 → Biner subnet mask 255.255.255.240

1111000000.10101000.00000010.00000000→ Netwok address 192.168.2.0/28

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 2 dengan menggunakan host terakhir dari range network
address tersebut 192.168.2.14/28. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien
(default gateway) dan pada Router1 di LAN 2, pada interface fa6/0 (karena interface ini yang
terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, konfigurasikan masing-masing klien !!

Soal no.3
(LAN 3)
Coba cermati kembali LAN 3 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network
address
192.168.3.8 /29, artinya anda sudah mengetahui subnet mask dan prefix-nya. Untuk
menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari range IP untuk kemudian IP tersebut di
konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /29, berarti kita harus mencari

60
subnet mask untuk jaringan LAN 3.

• Jika prefix adalah /29, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.248. Kok bisa ?
Cobalah anda breakdown /29 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11111000 → 255.255.255.248 (konversi nilai


biner →
desimal, maka jadi subnet mask)

Kedua, mencari range IP


untuk LAN 3

• Dengan menggunakan rumus mencari klien per subnet (2 y


– 2 ), anda akan
mendapatkan jumlah klien per jaringan, sekaligus menemukan Range IP untuk
LAN 3. y adalah jumlah biner 0 pada bit subnet mask.

Merujuk pada jawaban pertama, anda sudah mendapatkan bahwa y adalah 3.


Artinya jumlah klien pada LAN 3 adalah → 2 3 – 2 = 6. Berarti klien pada LAN 3
berjumlah 6 klien.

Ketiga, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti
akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan
LAN 3 terletak pada Subnet II (cermati network address LAN 3 pada topologi soal pada
halaman pertama) dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range Broadcast


I 192.168.3.0/29 192.168.3.1 – 192.168.3.6 192.168.3.7
II 192.168.3.8/29 192.168.3.9 – 192.168.3.14 192.168.3.15

Keempat, kita tentukan gateway LAN 3 dengan menggunakan host terakhir dari range
tersebut
192.168.1.14 /29. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default
gateway) dan pada Router2 di LAN 3, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang
terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet
Kelima, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-
masing klien !!

Soal no. 4 (konfigurasi TCP/IP klien)


Pada bagian ini tidak saya jelaskan, karena saya yakin teman-teman mahasiswa sudah
dapat melakukan konfigurasi TCP/IP untuk PC klien di packet tracer. Silahkan anda
konfigurasi IP setiap PC pada masing-masing LAN dengan IP dan gateway yang sudah kita
tentukan diatas.

Soal no. 5 (konfigurasi TCP/IP pada router)


Pada bagian ini seluruh konfigurasi TCP/IP router di lakukan via console. Lakukan
konfigurasi pada packet tracer.

Router0 (Router LAN 1)

61
Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router
(terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0
router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config-if)# ip address 192.168.1.30

255.255.255.224 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Interface fa0/0
router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config-if)# ip address 202.91.9.1

255.255.255.252 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Router1 (Router LAN 2)


Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router
(terhubung melalui kabel console).

Interface fa6/0
router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa6/0

router0 (config-if)# ip address 192.168.2.14

255.255.255.240 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Interface fa0/0
router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config-if)# ip address 202.91.9.2

255.255.255.252 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Interface fa1/0
router0 (config)# interface fa1/0

62
router0 (config-if)# ip address 202.91.9.5

255.255.255.224 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Router2 (Router LAN 3)


Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router
(terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0
router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config-if)# ip address 192.168.3.14

255.255.255.248 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Interface fa0/0
router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config-if)# ip address 202.91.9.6

255.255.255.252 router0 (config-if)# no shutdown

router0 (config-if)# exit

Soal no. 6 (Routing Static)


Pada bagian ini seluruh konfigurasi router di lakukan via console. Lakukan
konfigurasi pada packet tracer.

63
Tabel Routing
Buat dalam bentuk tabel routing topologi diatas, untuk memudahkan dalam
melakukan analogi routing static.

Sumber Jaringan tujuan Gateway tujuan (next hoop)


( network address tujuan)
LAN 1, konfigurasikan pada • LAN 2 (192.168.2.0/28) • 202.91.9.2
Router0 • LAN 3 ( 192.168.3.8/29) • 202.91.9.2

LAN 2, konfigurasikan pada • LAN 1 (192.168.1.0/27) • 202.91.9.1


Router1 • LAN 3 ( 192.168.3.8/29) • 202.91.9.6

LAN 3, konfigurasikan pada • LAN 2 (192.168.2.0/28) • 202.91.9.5


Router2 • LAN 1 ( 192.168.1.0/27) • 202.91.9.5

Tabel perintah routing static pada IOS

Device yang Perintah


dikonfigurasi
Router0 • Ip <spasi> route <spasi> 192.168.2.0 <spasi> 255.255.255.240 <spasi>
202.91.9.2
• ip <spasi> route <spasi> 192.168.3.8 <spasi> 255.255.255.248 <spasi>
202.91.9.2

Router1 • ip <spasi> route <spasi> 192.168.1.0 <spasi> 255.255.255.224 <spasi>


202.91.9.1
• ip <spasi> route <spasi> 192.168.3.8 <spasi> 255.255.255.248 <spasi>
202.91.9.6

Router2 • ip <spasi> route <spasi> 192.168.2.0 <spasi> 255.255.255.240 <spasi>


202.91.9.5
• ip <spasi> route <spasi> 192.168.1.0 <spasi> 255.255.255.224 <spasi>
202.91.9.5

Implementasi Routing static

Router0 (Router LAN 1)


router0> enable

router0# configure t

router0 (config)# Ip route 192.168.2.0 255.255.255.240 202.91.9.2

router0 (config)# Ip route 192.168.3.8 255.255.255.248 202.91.9.2

64
Router1 (Router LAN 2)
router0> enable

router0# configure t

router0 (config)# Ip route 192.168.1.0 255.255.255.224 202.91.9.1

router0 (config)# Ip route 192.168.3.8 255.255.255.248 202.91.9.6

Router0 (Router LAN 1)


router0> enable router0# configure t

router0 (config)# Ip route 192.168.2.0 255.255.255.240 202.91.9.5 router0


(config)# Ip route 192.168.1.0 255.255.255.224 202.91.9.5

65
PERTEMUAN KE 11
Routing Dynamic-RIPv1dan v2
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami dan mampu mengkonfigurasi router dengan mode routing dynamic dan mampu
menggunakan beberapa protocol yang ada pada konfigurasi routing dynamic

Alat dan Bahan :

a. 3 router
b. 3 Switch
c. 7 PC
Materi :

RIP (Routing Information Protocol)

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan
dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu
protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini
menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058
(1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC
2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka
telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path
First (OSPF). RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal
sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam
RFC 2080 (1997).

Cara Kerja RIP

1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam
waktu tertentu
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di
setiap network yang terhubung

Karakteristik dari RIP:

1. Distance vector routing protocol


2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update

66
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk


mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi
perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

2. Kekurangan

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah
serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

1. Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa
menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa
menjadi masalah pada network yang besar.
2. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP
mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan
subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus,
namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan
router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa
subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang lama yang menyatakan
subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3
memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa
dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan
memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan
memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan
menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman
informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih
dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address
berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai
masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan
seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada
RIPv2.
4. Jumlah host Terbatas.
5. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

67
6. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama
kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak
mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

Versi

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length
Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran
berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan
harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat
RIP rentan terhadap berbagai serangan.

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan
standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas,
maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan
spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan.
Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

3. RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,
adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

1. Dukungan dari jaringan IPv6.


2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu,
seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan
penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route.

Batasan:

1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop
tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan
RIP.

68
3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

Konfigurasi RIP:
Hanya diperlukan 2 langkah untuk mengkonfigurasi RIP:

1. Meng-enable RIP dengan perintah router rip.


2. Menentukan setiap network major yang akan digunakan untuk menjalankan RIP dengan
perintah network.

Langkah-langkah Pratikum :

Routing RIP Version 1 dan Version 2

Topologi;

Penyelesaian;
1. Setting IP pada Perangkat

 Konfig Router Left / ROUTER 0 :

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh

 Konfig Router Center / ROUTER 5 :

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa 0/0

69
Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
Router(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh

 Konfig Router Right / ROUTER 3 :

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh

2. Proses Routing RIP V1

 Konfig Routing RIP version 1 Router Left / ROUTER 0 :

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#ex

 Konfig Routing RIP version 1 Router Center / ROUTER 5 :

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#ex

 Konfig Routing RIP version 1 Router Right / ROUTER 3 :

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#ex

.
3. Atur IP PC

4. Untuk Routing RIP version 2 (cara nya hamper sama dengan RIP v1)

 Konfig Routing RIP version 1 Router Left / ROUTER 0 :

Router(config)#router rip
Router(config)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#ex

 Konfig Routing RIP version 1 Router Center / ROUTER 5 :

70
Router(config)#router rip
Router(config)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#ex

 Konfig Routing RIP version 1 Router Right / ROUTER 3 :

Router(config)#router rip
Router(config)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#ex

71
PERTEMUAN KE 12
Konfigurasi Dasar VLAN Di Switch Cisco
(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Konfigurasi vlan ini tentu bisa di aplikasikan atau di praktekkan kepada switch cisco yang
asli. Switch cisco memiliki fitur yang paling diunggulkan yaitu memiliki kemampuan managable
switch atau bisa disebut juga dengan Smart Switch.

Alat dan Bahan :

a. 1 router
b. 1 Switch
c. 4 PC
Materi :

kali ini Kita akan melakukan konfigurasi dasar VLAN di switch cisco packet tracer, cara
konfigurasi vlan ini tentu bisa di aplikasikan atau di praktekkan kepada switch cisco yang
asli. Switch cisco memiliki fitur yang paling di unggulkan yaitu memiliki kemampuan
managable switch atau bisa disebut juga dengan Smart Switch.

Sebelum kalian konfigurasi vlan di cisco paket tracer, kalian harus menyiapkan beberapa senjata
dahulu, yaitu:
1. Laptop
2. Aplikasi Cisco paket tracer
Oke langsung saja kita ke cisco paket tracernya untuk memulai cara dasar konfigurasi vlan di
switch cisco paket tracer.

Langkah-langkah Pratikum :

1. Pertama, kalian buat topologi jaringan komputernya, saya membuat topologinya seperti ini
silakan di ikuti atau kalian ingin topologi lain juga bisa.

72
2. Selanjutnya, kalian hubungkan laptop dengan switch menggunakan kabel console, kenapa
tidak langsung konfigurasi di switchnya langsung? itu karena jika di aslinya, di realnya kita
harus menggunakan laptop atau komputer dan dihubungkan ke laptop menggunakan kabel
console.

3. Nah, sekarang kalian klik laptopnya lalu pilih menu tab Desktop ➤ lalu klik terminal

73
Di terminal configuration, kalian langsung klik saja ok, setelah klik ok lalu akan muncul mode
CLI (Command Line Interface) untuk melakukan konfigurasi switch.

Di terminal kalian dapat tekan enter 1x untuk memulai konfigurasi.

selanjutnya kalian masukan perintah perintah ini

Switch> en
selanjutnya

Switch# conf t
Seperti gambar dibawah ini

Keterangan :
 en itu singkatan dari enable, untuk membuka mode root atau masuk kedalam mode root.
 conf t itu merupakan singkatan dari configure terminal, untuk melakukan konfigurasi
switch.
Selanjutnya masukan perintah dibawah ini

kita akan menggunakan vlan id 10, dan masukan perintahnya di terminal seperti dibawah:

Switch (config)# vlan 10

74
Jika sudah memasukan id vlan, kita berikan nama id vlan 10 tersebut, dengan K_V10 seperti
pada gambar topologi di atas.

Switch (config-vlan)# name K_V10


jika sudah memberikan nama pada vlan, langkah selanjutnya kita keluar dari konfigurasi id vlan
10 ini dengan memasukan perintah exit seperti gambar dibawah ini:

Switch (config-vlan)# exit


Nah, sekarang kita sudah keluar pada configurasi id vlan 10, selanjutnya kita masuk konfigurasi
id vlan 20, seperti gambar topologi di atas.

Switch (config)# vlan 20


seperti langkah sebelumnya, caranya sama yaitu pada vlan 20 ini kita memberikan nama pada
vlan ini yaitu dengan nama K_V20, perintahnya seperti ini:

Switch (config-vlan)# name K_V20


Jika sudah, kita keluar konfigurasi id vlan 20 ini

Switch (config-vlan)# exit


jika kalian masih bingung bisa lihat gambar dibawah ini:

Nah sekarang kita sudah memberikan nama pada masing masing id vlan yaitu:

75
 vlan 10 memiliki nama K_V10
 vlan 20 memiliki nama K_V20
Langkah selanjutnya kita, kita akan memberikan access vlan port pada switch, bisa di lihat
gambar topologi di atas kita akan memberikan access vlan pada port:
 fa0/2 dan fa0/3 diberikan access vlan 10
 fa0/10 dan fa0/11 diberikan access vlan 20
Dan bagaimana caranya memberikan access vlan pada port yang sudah kita tentukan?

Pertama kita masuk kedalam interface dahulu, kita akan masuk interface fa0/2 dahulu, dengan
memasukan perintah:
Switch (config) #int fa0/2

Int fa0/2 itu merupakan singkatan dari interface 0/2


Dan sekarang kita sudah masuk kedalam interface, selanjutnya kalian dapat memberikan access
vlan pada port tersebut, perintahnya adalah:

Switch (config-if) #switchport access vlan 10


Dan jika sudah kalian memberikan access vlan pada interface selanjutnya kalian dapat keluar
interface untuk melakukan konfigurasi pemberian access vlan pada interface lainnya,
perintahnya :
Switch (config-if) #exit

Seperti gambar dibawah ini:

Karena kita ingin memberikan access vlan pada fa0/2, fa0/3, fa0/10, fa0/11 caranya akan panjang
sekali bila di ketik, maka cara selanjutnya bisa kalian lihat di video konfigurasi untuk
memberikan access vlan pada interface lainnya dibawah ini.

Caranya sama saja hanya membedakan vlan saja, jika pada fa 0/2 dan fa0/3 memberikan access
vlan 10 dan fa0/10, fa0/11 kita akan berikan access vlan 20

Bagaimana kalian sudah memberikan access pada setiap interface yang sudah di tentukan?

Jika sudah selanjutnya kalian dapat setting ip di masing masing client, tetapi antara vlan 10 dan
vlan 20 dibedakan segment IP nya, contohnya seperti:

Pada vlan 10 di setting IP 192.168.10.0/24 dan pada vlan 20 di setting IP 192.168.20.0/24

Jika kalian bingung bagaimana cara setting IP di cisco paket tracer, caranya cukup kalian klik PC

76
Client nya, lalu masukan IP Address, Subnet, Gatewaynya, untuk gateway kalian cukup masukan
saja, misalnya:

vlan 10 ipnya 192.168.10.0/24 dan gatewaynya di isi 192.168.10.1

begitupun dengan vlan 20

vlan 20 ipnya 192.168.20.0/24 dan gatewaynya di isi 192.168.20.1

kalian bisa lihat pada gambar dibawah ini:

Untuk setting IP nya seperti ini tinggal di sesuaikan saja

77
Jika kalian sudah melakukan konfigurasi kesemua PC Client, maka sekarang waktunya untuk
ujicoba

seharusnya jika ping antara Segment IP yang sama itu akan mendapatkan balasan seperti ini:

78
Saya mencoba di PC yang memiliki IP 192.168.10.2 dan mencoba ping ke satu segment IP dan
mendapat balasan Reply from

dan artinya ini berhasil terhubung antara PC satu dengan satunya

sekarang kita coba ping berbeda segment IP, maka hasilnya akan seperti ini:

79
Sekarang saya coba di PC yang memiliki IP 192.168.10.3 dan mencoba ping ke IP beda Segment
yaitu IP 192.168.20.2 dan hasilnya akan request time out

itu karena walaupun berada di satu switch tetapi port interface yang ada di switch sudah kita
pisahkan menggunakan VLAN

maka dari itu kita membuat topologi jaringan yang terdapat 1 buah router fungsinya untuk
menyambungkan IP berbeda segment tersebut agar bisa saling terhubung.

80

Anda mungkin juga menyukai