Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum Jaringan Komputer ini
dengan Baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Tak lupa juga kami berterima kasih kepada Bapak Wisnu Murti, selaku dosen pengampu mata
kuliah Jaringan Komputer Dasar & Teori Jaringan Komputer Dasar Jurusan Teknik Informatika
Universitas Mahakarya Asia yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan modul
ini.
Kami sangat berharap modul ini dapat berguna bagi penunjang Praktikum Jaringan Komputer
serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Jaringan Komputer.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam modul ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan modul
yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Harapan kami sebagai penulis, semoga modul ini dapat dipahami & berguna bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saranyang membangun demi perbaikan di masa depan.

Baturaja, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... I
KATA PENGANTAR..................................................................................................... II
BAB 1 PENGGUNAAN CISCO PACKET TRACER............................................................. 1
A. PENGANTAR .......................................................................................................... 1
B. PENGENALAN CISCO PACKET TRACER .................................................................. 1
C. SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER............................ 4
BAB 2 MONITORING SISTEM JARINGAN KOMPUTER ................................................. 24
A. PENDAHULUAN..................................................................................................... 24
B. SNMP (Simple Network Management Protocol)...................................................
C. Round Robin Database Tool (RRDTool)................................................................
D. Network Monitoring.............................................................................................
E. Tipe Tool Monitoring.............................................................................................
BAB 3 MONITORING SISTEM JARINGAN KOMPUTER .................................................
A. JENIS-JENIS MANAJEMEN IP.................................................................................
B. KELAS-KELAS ALAMAT...........................................................................................
C. SUBNETTING..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENGGUNAAN CISCO PACKET TRACER

A. Pengantar

Cisco Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Cisco Company, bertujuan untuk melakukan
simulasi jaringan komputer dan untuk melakukan monitoring infrastruktur jaringan komputer yang sedang
berjalan.

Aplikasi ini digunakan dalam pendidikan yang diselenggarakan oleh Cisco (Cisco Academy), dimana peserta didik
diajarkan untuk membangun jaringan komputer client – server sederhana hingga bagaimana routing protocol
dengan perangkat Cisco.

Kekurangan aplikasi ini adalah, perangkat (device) yang tersedia hanyalah perangkat Cisco (mulai dari Switch,
Hub, Router, dll). Sebagai alternatifnya, jika ingin menggunakan perangkat merk lain (mikrotik, juniper, vyatta, dll)
kita bisa menggunakan aplikasi open source GNS (Graphical Network Simulator) yang memiliki fungsi sama
dengan Cisco Packet Tracer. Aplikasi Cisco Packet Tracer dapat dijalankan di Sistem Operasi Windows dan Linux.

B. Pengenalan Cisco Packet Tracer

Berikut ini adalah tampilan jendela Cisco Packet Tracer v 5.3 :

Gambar 1 – Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer v5.3

1
1. Menu Perangkat Router
Kita dapat memilih berbagai perangkat router Cisco yang tersedia dalam aplikasi ini. Caranya klik pada bagian
Router sebelah kiri, kemudian pilih tipe Router yang akan kita gunakan dengan cara drag & drop Router
berfungsi untuk menghubungkan sebuah network yang berbeda atau ip class yang berbeda atau subnet yang
berbeda.

Gambar 2 – Tampilan Menu Router

2. Menu Perangkat Hub/Switch

Kita dapat memilih berbagai perangkat Switch yang tersedia dalam aplikasi ini. Caranya klik pada bagian
Switch sebelah kiri, kemudian pilih tipe yang akan kita gunakan dengan cara drag & drop. Switch berfungsi
untuk membagi jaringan ke banyak komputer client.

Gambar 3 – Tampilan Menu Switch

3. Hub

Kita dapat memilih berbagai perangkat Hub yang tersedia dalam aplikasi ini. Caranya klik pada bagian Hub
sebelah kiri, kemudian pilih tipe yang akan kita gunakan dengan cara drag & drop. Hub memiliki fungsi yang
sama dengan Switch, untuk menghubungkan jaringan ke banyak Komputer.

2
HUB Jenis Perangkat HUB yang tersedia

Gambar 4 – Tampilan Menu Hub

4. Komputer

Kita dapat memilih Komputer atau Laptop, Server, dan perangkat end devices lainnya yang tersedia dalam
aplikasi ini. Caranya klik pada bagian End Devices sebelah kiri, kemudian pilih tipe yang akan kita gunakan
dengan cara drag & drop.

Gambar 5 – Tampilan Menu Komputer (end devices)

5. Perangkat Tanpa Kabel (Wireless)

Kita dapat memilih jenis perangkat Access Point yang ingin kita gunakan. Caranya klik pada bagian Wireless
sebelah kiri, kemudian pilih tipe yang akan kita gunakan dengan cara drag & drop. Access Point berfungsi
untuk menerima sinyal dan menyiarkannya (broadcast) ke komputer yang memiliki antenna atau Laptop
dengan wireless antenna built up.

3
HUB Jenis Perangkat wireless yang tersedia

Gambar 6 – Tampilan Menu Perangkat Wireless

6. Kabel

Kita dapat memilih jenis Kabel yang ingin kita gunakan. Caranya klik pada bagian Connection sebelah kiri,
kemudian pilih tipe yang akan kita gunakan dengan cara drag & drop.

Gambar 7 – Tampilan Menu Kabel Koneksi

C. Simulasi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Tracer

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa kita dapat menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer untuk
melakukan simulasi jaringan komputer, mulai dari jaringan komputer sederhana hingga kompleks.

Berikut ini akan diberikan tutorial singkat menggunakan aplikasi ini untuk simulasi jaringan komputer; Koneksi
peer to peer menggunakan kabel jenis Cross, Koneksi Server – Client menggunakan kabel Straight, dan Koneksi
Server – Client dengan Web Server dan Mail Server.

Koneksi Jaringan Peer to Peer


1. Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracer. Kemudian pilih perangkat End Devices, di sini saya menggunakan 3
kombinasi ; Komputer – Komputer, Laptop – Komputer, Laptop – Laptop.
2. Klik pada ikon Generic PC-PT (untuk memilih komputer) dan Generic Laptop-PT (Untuk memilih Laptop), drag &
drop masing – masing ikon ke layar kerja, seperti di gambar berikut :

4
3. Selanjutnya klik pada ikon “Connection” yang bergambar petir di sebelah kiri, dan drag & drop ikon Copper
Cross-Over, arahkan ke PC-PT0 (pilih fast ethernet) dan sambungkan ke PC-PT1 (pilih fast ethernet).
4. Lakukan hal yang sama untuk Laptop-PT Laptop0 ke PC-PT2, dan Laptop-PT Laptop1 ke Laptop-PT Laptop2

5
5. Klik 1 kali pada masing – masing ikon Komputer, hingga muncul tampilan opsi konfigurasi
6. Klik pada tab Desktop dan klik IP Configuration
7. Lakukan konfigurasi alamat IP untuk masing – masing komputer sesuai tabel berikut :
Komputer Jenis Konfigurasi IP Address Subnet Mask
PC-PT PC0 Static 192.168.1.1 255.255.255.0
PC-PT PC1 Static 192.168.1.2 255.255.255.0
Laptop-PT Laptop0 Static 192.168.2.1 255.255.255.0
PC-PT PC2 Static 192.168.2.2 255.255.255.0
Laptop-PT Laptop1 Static 192.168.3.1 255.255.255.0
Laptop-PT Laptop2 Static 192.168.3.2 255.255.255.0

6
8. Terakhir, untuk memastikan bahwa koneksi tersebut berhasil, maka kita lakukan pengecekan PING untuk
masing – masing komputer dengan cara :
 Klik 1 kali pada ikon komputer PC-PT PC0 hingga muncul tampilan opsi konfigurasi
 Pilih tab Desktop, kemudian klik ikon Command Prompt
 Ketikkan perintah berikut : ping alamat-ip-yang-dituju (contoh : Ping 192.168.1.2)
 Jika koneksi berhasil maka akan tampil : Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=7ms TTL=128 (sebanyak 4
kali)
 Lakukan hal yang sama untuk masing – masing komputer (sesuai dengan IP Address – nya)

7
Koneksi Jaringan Server - Client
1. Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracer. Kemudian pilih perangkat End Devices, di sini saya menggunakan 1 Server
– 1 Hub dan 3 Komputer
2. Drag & drop masing – masing perangkat tersebut ke layar kerja

3. Klik pada ikon Connection untuk memilih jenis kabel, karena kita menggunakan Hub, maka pilih jenis kabel

8
Copper Straight-Through
4. Drag & drop kabel Straight-Through ke ikon Server-PT Server0 (pilih Fast Ethernet) dan ke Hub-PT Hub0 (pilih
port 0)
5. Drag & drop kabel Straight-Through ke ikon Hub-PT Hub0 (pilih port 1) dan ke PC-PT PC3 (pilih fast ethernet)
6. Lakukan hal yang sama untuk Hub-PT Hub0 ke PC-PT PC4 dan ke Laptop-PT Laptop3

7. Selanjutnya lakukan konfigurasi alamat IP untuk masing – masing komputer sebagai berikut :

Komputer Jenis Konfigurasi Alamat IP Subnet Mask


Server-PT Server0 Static 192.168.1.1 255.255.255.0
PC-PT PC3 Static 192.168.1.2 255.255.255.0
PC-PT PT4 Static 192.168.1.3 255.255.255.0
Laptop-PT Laptop3 Static 192.168.1.4 255.255.255.0

9
8. Terakhir, lakukan pengecekan ping masing- masing komputer koneksi dengan cara :
Dari Komputer Ke Komputer Perintah Ping
Server-PT Server0 PC-PT PC3 Ping 192.168.1.2
Server-PT Server0 PC-PT PC4 Ping 192.168.1.3
Server-PT Server0 Laptop-PT Laptop3 Ping 192.168.1.4
PC-PT PC3 PC-PT PC4 Ping 192.168.1.3
PC-PT PC3 Laptop-PT Laptop3 Ping 192.168.1.4
PC-PT PC4 Laptop-PT Laptop3 Ping 192.168.1.4

10
9. Pastikan semua koneksi berhasil, jika tidak, periksa konfigurasi masing – masing alamat IP

Koneksi Jaringan Server - Client Tanpa Kabel (Wireless)


1. Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracer. Kemudian pilih perangkat End Devices, di sini saya menggunakan 1 Server
– 1 Access Point dan 2 Komputer (Wireless PC)
2. Drag & drop masing – masing perangkat tersebut ke layar kerja
3. Untuk memilih Wireless PC, klik ikon Custom Made Devices di sebelah kiri bawah, kemudian pilih Wireless PC

11
4. Berikan koneksi kabel Copper Cross-Over dari Komputer Server-PT Server1 ke AccessPoint-PT Access Point0
(pilih port 0)
5. Lakukan konfigurasi alamat IP sebagai berikut :
Komputer Jenis Konfigurasi Alamat IP Subnet Mask
Server-PT Server1 Static 192.168.1.1 255.255.255.0
PC-PT PC5 Static 192.168.1.2 255.255.255.0
PC-PT-PC6 Static 192.168.1.3 255.255.255.0

12
6. Terakhir lakukan pengecekan ping untuk masing – masing komputer :
Dari Komputer Ke Komputer Perintah Ping
Server-PT Server1 PC-PT PC5 Ping 192.168.1.2
Server-PT Server1 PC-PT PC6 Ping 192.168.1.3
PC-PT PC5 PC-PT PC6 Ping 192.168.1.3

7. Pastikan semua koneksi berhasil, jika tidak, periksa konfigurasi alamat IP pada masing – masing komputer.

Koneksi Jaringan Server - Client (DNS Server, Web Server & Mail Server)
1. Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracer. Kemudian pilih perangkat End Devices, di sini saya menggunakan 2 Server
– 1 Hub – 1 Router – 1 Switch dan 2 Komputer (PC & Laptop)
2. Drag & drop masing – masing perangkat tersebut ke layar kerja, hingga nampak sebagai berikut.

13
3. Ubah nama Server-PT Server0 menjadi Web Server dan Server-PT Server1 Menjadi DNS & Mail Server, dengan
cara klik 1 kali pada masing – masing ikon , pilih tab “Config”, lalu pada Display Name rubah nama Sever0
menjadi Web Server dan Server1 menjadi DNS & Mail Server.

4. Klik ikon kabel Copper Straight-Through dan sambungkan dari Server-PT Web Server dan Server-PT DNS & Mail
Server ke Hub-PT Hub0
5. Klik ikon kabel Copper Straight-Through dan sambungkan dari Hub-PT Hub0 ke 1841 Router0 serta sambungkan
kabel Copper Straight-Through dari 1841 Router0 ke 2950-24 Switch0
6. Selanjutnya sambungkan kabel Copper Straight-Through dari 2950-24 Switch0 ke PC-PT PC0 dan Laptop-PT
Laptop

14
7. Berikan alamat IP untuk masing – masing komputer sesuai tabel berikut :
Komputer Jenis Konfigurasi Alamat IP Subnet Mask
Server-PT Web Server Static 192.168.10.2 255.255.255.0
Server-PT DNS & Mail Server Static 192.168.10.3 255.255.255.0
PC-PT PC0 Static 192.168.5.2 255.255.255.0
Laptop-PT Laptop0 Static 192.168.5.3 255.255.255.0

15
8. Karena Router secara default belum aktif, maka kita harus mengaktifkannya terlebih dahulu dengan cara :
 Klik 1 kali pada ikon Router, kemudian pilih tab “CLI”, ketikkan “no” dan tekan Enter untuk memulai
konfigurasi
 Ketikkan perintah : “enable” (tanpa tanda kutip dan tekan enter)
 Ketikkan perintah : “configure terminal” (tanpa tanda kutip dan tekan enter)
 Ketikkan perintah : “interface fastEthernet 0/0” (tanpa tanda kutip dan tekan enter)
 Ketikkan perintah : “ip address 192.168.10.1 255.255.255.0”  sebagai IP Gateway
 Ketikkan perintah : “no shutdown”  untuk mengaktifkan router
 Ketikkan perintah : “exit”  keluar dari Interface fastEthernet 0/0
 Ketikkan perintah : “exit”  keluar dari Configure Terminal
 Ketikkan perintah : “write”  untuk menyimpan hasil konfigurasi
 Ketikkan perintah : “exit”  untuk keluar dari router
9. Selanjutnya ulangi perintah di atas untuk konfiguasi fastEthernet 0/1 dengan ip address 192.168.5.1
255.255.255.0
10. Jika berhasil, maka dapat kita lihat indikator pada kabel di router berwarna hijau dan berkedip

16
11. Selanjutnya berikan konfigurasi tambahan yaitu IP Gateway pada masing – masing komputer, dengan cara klik 1
kali pada masing-masing ikon komputer, kemudian pilih tab “Config” dan pilih IP Configuration, pada “Default
Gateway dan DNS Server” ketikkan alamat IP berikut :
Komputer Jenis Konfigurasi Default Gateway DNS Server
Server-PT Web Server Static 192.168.10.1 192.168.10.3
Server-PT DNS & Mail Server Static 192.168.10.1 192.168.10.3
PC-PT PC0 Static 192.168.5.1 192.168.10.3

17
Laptop-PT Laptop0 Static 192.168.5.1 192.168.10.3

12. Selanjutnya lakukan tes koneksi ping antar masing – masing komputer (baik server maupun client), dan pastikan
semua komputer terkoneksi.

13. Selanjutnya kita akan melakukan konfigurasi Web Server, dengan cara klik 1 kali pada ikon komputer Server-PT
Web Server, kemudian pilih tab “Config”, pada menu sebelah kiri pilih “HTTP”, pastikan semua opsi dalam
kondisi “ON”.

18
14. Selanjutnya, kita dapat mencoba mengakses Web Server tersebut melalui komputer Client PC-PT PC0 dengan
cara klik 1 kali pada ikon PC-PT PC0, kemudian pilih tab “Desktop” dan pilih “Web Browser”.
15. Ketikkan alamat IP Web Server (192.168.10.2) pada URL, jika berhasil maka akan muncul tampilan web sebagai
berikut :

16. Selanjutnya kita akan melakukan konfigurasi DNS Server, caranya klik 1 kali pada ikon komputer Server-PT DNS
& Mail Server, pilih tab “Config”, pada menu sebelah kiri klik “DNS” dan pastikan opsi dalan kondisi “ON”.
17. Kemudian pada “Name” ketikkan nama domain yang kita inginkan, sebagai contoh nama domain yang
digunakan adalah ftumj.net.
18. Ketikkan alamat IP : 192.168.10.3 pada “Address”, kemudian klik tombol “Add”

19
19. Terakhir, kita akan melakukan konfigurasi Mail Server, caranya klik 1 kali pada ikon Server-PT DNS & Mail
Server, pilih tab “Config”, pada menu sebelah kiri klik “EMAIL”, pastikan semua opsi dalam keadaan “ON”
20. Selanjutnya pada “Domain Name”, ketikkan nama domain yang sama dengan konfigurasi DNS Server yaitu
ftumj.net, kemudian klik tombol “Set”
21. Pada “User Setup”, masukkan nama User email dan Password yang kita inginkan (klik tanda “+” untuk
menambahkan user), sebagai contoh :
User Mhs1
Password 123456
User Mhs2
Password 123456

20
22. Selanjutnya, kita akan mengkonfigurasi alamat email dan user pada masing – masing komputer Client, caranya
klik 1 kali pada masing - masing ikon komputer PC-PT PC0 dan Laptop-PT Laptop0, pilih tab “Desktop”,
kemudian pilih “E Mail”
23. Klik pada tombol “Configure Mail”, isikan data konfigurasi alamat email sebagai berikut (klik tombol “Save”
untuk menyimpan):
Komputer PC-PT PC0
Your Name Mahasiswa1
Email Address Mhs1@ftumj.net
Incoming Mail Server ftumj.net
Outgoing Mail Server ftumj.net
User Name Mhs1
Password 123456

Komputer Laptop-PT Laptop0


Your Name Mahasiswa2
Email Address Mhs2@ftumj.net
Incoming Mail Server ftumj.net
Outgoing Mail Server ftumj.net
User Name Mhs2
Password 123456

21
24. Jika sudah, maka kita bisa mencoba mengirimkan email dari Komputer PC-PT PC0 ke Komputer Laptop-PT
Laptop0, dengan cara klik 1 kali pada ikon komputer PC-PT PC0, pilih tab “Desktop”, kemudian pilih “E Mail”
25. Klik Tombol “Compose” untuk membuat email, tujukan email ke : Mhs2@ftumj.net
26. Jika sudah, klik tombol “Send” untuk mengirim email
27. Klik ikon komputer Laptop-PT Laptop0, pilih tab “Desktop” kemudian pilih “E Mail”, untuk menerima Email dari
komputer PC-PT PC0 klik tombol “Receive”, tunggu hingga email diterima
28. Jika berhasil, maka akan terdapat email masuk dari user Mhs1.

22
23
BAB 2
MONITORING SISTEM JARINGAN KOMPUTER

A. Pendahuluan

Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk
menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan
kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan
yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya load
traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat
dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun harus
dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat
dilakukan dengan utilitas ping.

Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri
dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan
seluruh sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya merupakan data
yang real-time, baik data yang diperoleh dari sistem yang hard real-time maupun sistem yang
soft real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem dimana waktu yang diperlukan
oleh sebuah komputer didalam memberikan stimulus ke lingkungan eksternal adalah suatu hal
yang vital. Waktu didalam pengertian tersebut berarti bahwa sistem yang real-time menjalankan
suatu pekerjaan yang memiliki batas waktu (deadline). Di dalam batas waktu tersebut suatu
pekerjaan mungkin dapat terselesaikan dengan benar atau dapat juga belum terselesaikan.
Sistem yang real-time mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar.
Sesuatu yang buruk akan terjadi apabila komputer tidak mampu menghasilkan output tepat
waktu. Hal ini seperti yang terjadi pada embedded system untuk kontrol suatu benda, seperti
pesawat terbang, dan lain-lain. Sistm yang soft real-time tidak mengharuskan bahwa suatu
pekerjaan harus terselesaikan dengan benar. Seperti sistem multimedia dimana tidak akan
memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap output yang dihasilkan apabila untuk
beberapa batasan waktu yang ditetapkan terjadi kehilangan data.

24
Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses
besar, yaitu:
1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring,
2. Proses di dalam analisis data monitoring,
3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.

A service A service

Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan


data data data

Network traffic, Selecting, As a table curva,


hardware filtering, image, image
information, updating animation
population,
economy, etc.

Proses di dalam sistem monitoring

Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data dapat berupa network
traffic, informasi mengenai hardware, dan lain sebagainya. Proses dalam analisis data dapat
berupa pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau bisa juga berupa
manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan
data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan terhadap sisetm yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel, gambar, kurva, atau
animasi.

Aksi yang terjadi diantara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem monitoring
adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu
tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data dari objek yang di-monitor
atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan menampilkannya. Proses yang terjadi

25
tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda. Contoh interval waktu didalam
pengumpulan data dapat terjadi tiap lima menit sekali. Namun pada proses analisis data terjadi
tiap satu jam sekali untuk menghasilkan informasi yang diharapkan membutuhkan lebih dari
satu sampel data, misal untuk nilai rataan data (average) dengan sebanyak 60 sampel data.

B. SNMP (Simple Network Management Protocol)

Kebutuhan akan Simple Network Management Protocol pada sebuah sistem monitoring
disebabkan oleh kebutuhan akan pemerolehan data monitoring dari sumber daya komputer lain.
SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP, yaitu untuk
melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti pengubahan dari IP
address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan outgoing IP datagram, atau tabel
informasi mengenai koneksi TCP yang mungkin terjadi. Namun selanjutnya berkembang dengan
memberikan dukungan informasi pada berbagai protokol jaringan, seperti DECne, AppleTalk, dan
NetWare IPX/SPX. Dukungan SNMP juga sampai pada berbagai fungsi yang terdapat di dalam
sebuah multiprotocol routers.
Model manajemen yang baku pada jaringan internet didesain agar dapat memgoiberikan
kebebasan suatu manajer jaringan (network manager) untuk dapat melakukan analisis data dari
suatu peralatan jaringan. Manajer jaringan juga dapat melakukan perubahan konfigurasi dari
suatu peralatan jaringan yang ada.
Sebuah software agent perlu di-install pada masing-masing peralatan jaringan.
Agent tersebut menerima pesan dari manajer jaringan. Pesan tersebut umumnya berupa
permintaan (request) untuk membaca data dari peralatan jaringan atau menulis data ke
peralatan jaringan. Selanjutnya si agent mengurus request tersebut dan memberikan
respons balik ke manajer jaringan. Sebuah agent tidak harus selalu menunggu suatu request
dari manajer jaringan akan suatu informasi. Ketika terjadi masalah yang serius (significant
event), si agent dapat mengirimkan pesan notifikasi yang disebut dengan trap ke satu atau
lebih manajer jaringan. Protokol yang sesuai untuk semua pesan antara agent dan
manajer jaringan adalah User Datagram Protocol (UDP), namun semua protokol
pembawa pesan yang lain masih tetap dimungkinkan dan dapat diterapkan [FEI1995].
Gambaran secara lengkap mengenai sistem manajemen jaringan dapat dilihat pada gambar

26
berikut.

Gambar interaksi antara manajer jaringan dan agent

SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan kepada
pengguna untuk memantau dan mengatur jaringan komputernya secara sistematis dari jarak
jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Dengan menggunakan protokol ini kita bisa
mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Pengolahan ini
dijalankan dengan menggumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel
dalam elemen jaringan yang dikelola.

SNMP adalah protokol populer untuk melakukan network manajemen. SNMP digunakan
untuk mengumpulkan informasi, dan mengkonfigurasi, peralatan jaringan, seperti, server,
printer, hub, switch, dan router di jaringan berbasis Internet Protocol (IP). SNMP dapat
mengumpulkan informasi seperti kondisi CPU, temperatur chasis, dan hampir tidak ada batas
akan apa yang dapat dikonfigurasi oleh SNMP.

Protokol SNMP di rancang untuk memberikan metoda “sederhana” untuk memanage


jaringan TCP/IP secara terpusat. Jika anda ingin memanaged peralatan dari komputer pusat,

27
protokol SNMP akan memfasilitasi transfer data dari sisi client sampai sisi server dimana data
secara terpusat di catat, di lihat dan di analisa. SNMP tersediri dari sekumpulan standard
manajemen jaringan, termasuk di dalamnya definisi aplikasi di lapisan aplikasi, schema database
dan sekumpulan objek data. Tujuan utama dari protokol SNMP hanya pada satu tujuan saja, dan
masih digunakan hingga hari ini, yaitu, melakukan remote manajemen dari peralatan. SNMP
banyak digunakan untuk memanage peralatan di jaringan komputer.

Protokol ini menggunakan transport UDP pada port 161. Protocol UDP sebagai pilihan dan
direkomendasikan sebagai protocol transport untuk SNMP karena UDP sangat mudah
diimplementasikan dan dijalankan tidak seperti TCP yang cukup rumit dan selalu membutuhkan
sejumlah memory dan sumber daya CPU. Suatu vendor dapat membuat IP yang sederhana dan
memasukkan UDP ke dalam jaringan mereka seperti repeater dan modem. Jumlah total software
transport yang diperlukan kecil dan mudah dipaketkan ke dalam read-only memory (ROM). User
Datagram Protocol sangat rendah overhead-nya, cepat dan tidak reliabel. UDP di definisikan di
RFC 768. UDP lebih mudah di gunakan daripada menggunakan protokol yang lebih kompleks
seperti TCP. Walau demikian, UDP mampu memberikan banyak fungsi yang memungkinkan
komputer pusat manajemen untuk berkomunikasi dengan agen remote yang terdapat pada
managed device. Unreliabilitas dapat di kompensasi dengan menggunakan proses cek-and-
recek, sementara pada TCP selalu di tunggu paket acknowlege. Sementara yang terjadi dalam
pencatatan di peralatan biasanya pada siklus waktu periodik, tidak masalah jika ada data yang
hilang karena nantinya akan tetap di update dengan data yang baru. Hal lain yang menyebabkan
UDP menarik untuk digunakan adalah karena sangat sederhana, tidak memakan bandwidth
jaringan terlalu besar tidak seperti TCP.

Sebuah jaringan yang dapat di manage menggunakan SNMP pada dasarnya memiliki tiga
(3) komponen, yaitu:

1.Managed Device. 2.Agen. 3.Network-management System (NMS).


Sebuah managed device adalah sebuah node di jaringan yang berisi agen SNMP yang
berada di jaringan yang dapat di manage. Managed device akan mengumpulkan dan menyimpan
informasi manajemen dan membuat informasi ini tersedia bagi NMS menggunakan SNMP.
Managed device, kadang kala di sebut elemen jaringan, dapat berupa router dan akses server,

28
switch dan bridge, hub, host komputer atau printer.

Agen adalah sebuah modul software network manajemen yang berada di dalam
managed device. Agen ini mengetahui tentang informasi manajemen dan dalam
menterjemahkan ke informasi yang kompatibel dengan SNMP.

Aplikasi NMS menjalankan aplikasi yang dapat memonitor dan mengontrol managed
device. NMS memberikan resource memory dan prosesor yang dibutuhkan untuk manajemen
network. Satu atau lebih NMS harus ada dalam sebuah jaringan yang di manage.

Ada beberapa versi SNMP, diantaranya yaitu SNMP versi 1 (SNMPv1) adalah implementasi
awal dari protokol SNMP. SNMPv1 beroperasi di atas protokol lain, seperti, User Datagram
Protocol (UDP), Internet Protocol (IP), OSI Connectionless Network Service (CLNS), AppleTalk
Datagram-Delivery Protocol (DDP), dan Novell Internet Packet Exchange (IPX). SNMPv1 banyak
digunakan dan menjadi de-facto protokol untuk manajemen jaringan di komunitas Internet.
Beberapa RFC pertama untuk SNMP, yang sekarang di kenal sebagai Simple Network
Management Protocol versi 1, muncul di tahun 1998.
Lalu SNMP Versi 2, Versi 2 tidak di adopsi secara luas karena ke tidak sepakatan mengenak
kerangka keamanan di dalam standard. Simple Network Management Protocol versi 2 (RFC
1441–RFC 1452), yang juga di kenal sebagai SNMP v2 atau SNMP v2p, merevisi versi 1 dan
memasukan beberapa perbaikan masalah performance, keamanan, kerahasian, dan komunikasi
antar manager. SNMP v2 memperkenalkan GETBULK, sebuah alternatif dari iterasi GETNEXT
untuk data manajemen dalam jumlah besar melalui satu perintah saja. Akan tetapi, kebanyakan
melihatnya terlalu rumit, sehingga tidak secara luas di adopsi.

SNMP versi 3, IETF mengakui Simple Network Management Protocol versi 3 seperti di
definisikan oleh RFC 3411–RFC 3418 (juga di kenal sebagai STD0062) sebagai standard SNMP
sejak 2004. IETF menganggap versi sebelumnya sebagai “Obsolete" atau "Historical". Di sisi
praktis, implementasi SNMP biasanya memberikan dukungan bagi banyak versi, terutama
SNMPv1, SNMPv2c, dan SNMPv3. Ada baiknya membaca RFC 3584 "Coexistence between
Version 1, Version 2, and Version 3 of the Internet-standard Network Management Framework".
SNMPv3 memberikan tiga (3) servis yang penting, yaitu, authentikasi, privasi dan access control.

29
1. Eelemen SNMP

a. Manajer
 Merupakan software yang berjalan di sebuah host di jaringan.
 Bertugas meminta informasi ke Agent.
 Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen-agennya
dan dalam jaringan.
 Manajer akan mengumpulkan informasi dari agen tidak meminta semua informasi yang
dimiliki oleh agen, tetapi hanya meminta informasi tertentu saja yang akan digunakan
untuk mengamati unjuk kerja jaringan.
 Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki tampilan grafis dan berwarna
sehingga selain dapat menjalankan fungsinya sebagai Manager, juga untuk melihat grafik
unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang dihasilkan oleh proses monitoring.

b. Agent
 Agent merupakan perangkat lunak yang dijalankan disetiap elemen jaringan yang
dikelola.
 Setiap agen mempunyai basis data variabel yang bersifat lokal yang menerangkan
keadaan dan berkas aktivitasnya dan pengaruhnya terhadap operasi.

c. MIB (Management Information Base)


 Management Information Base, merupakan struktur basis data variabel dari elemen
jaringan yang dikelola.
 Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi
setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah.
 Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang mendefinisikan karakteristik
interface diantaranya :
ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima,

30
ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim,
ifInErrors mendefinisikan jumlah paket diterima yang dibuang karena rusak,
ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan variable
 MIB di akses menggunakan protokol network-manajemen seperti SNMP. MIB terdiri dari
managed objek dan di identifikasi oleh object identifier (pengidentifikasi objek). Sebuah
managed object, kadang kala di sebut sebagai MIB object, objek, atau MIB, adalah satu
dari banyak karakteristik spesifik dari peralatan yang di manaje. Managed object berisi
satu atau lebih objek, yang pada dasarnya berupa variabel. Ada dua (2) jenis managed
object yang ada, yaitu, 1.Scalar object, yang mendefinisikan sebuah objek saja. 2.Tabular
object (objek tabel), mendefinisikan banyak objek terkait yang di kumpulkan dalam tabel
MIB. Sebagai contoh, sebuah managed object – atInput, adalah sebuah scalar object yang
berisi satu buah objek kejadian, bernilai bilangan bulat yang mengindikasikan jumlah
total paket yang masuk ke sebuah interface jaringan. Sebuah object identifier (atau
object ID atau OID) akan secara unik mengidentifikasi sebuah managed object di hirarki
MIB.

31
Gambar pesan-pesan antar manajer jaringan dan agent

2. Arsitektur SNMP

Framework dari SNMP terdiri dari:


a. Master Agent : Master Agent Merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat
yang mendukung SNMP, fungsinya merespon permintaan dari SNMP management
station. Master agent kemudian meneruskan kepada sub agent untuk memberikan
informasi tentang management dengan fungsi tertentu. Sebagai contoh, sebuah router
dapat menjawab permohonan SNMP dari management station. Oleh karenanya
sebetulnya berfungsi sebagai server dalam arsitektur client-server atau sebagai daemon
dalam terminologi sistem operasi. Sebuah master agen bergantung pada subagen untuk
memperoleh oleh informasi manajemen dari sebuah fungsi yang spesifik. Master agen
juga sering di sebut sebagai managed object.

b. Sub Agent : Subagent merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang
mendukung SNMP dan mengimplementasikan MIB. Fungsinya mengumpulkan informasi
untuk selanjutnya diproses oleh management stations. Subagen adalah sebuah software
yang jalan di komponen jaringan yang mampu SNMP yang mengimplementasikan fungsi
untuk informasi dan manajemen seperti di definisikan oleh MIB dari subsistem yang
spesifik, contoh Ethernet link layer. Beberapa kemampuan subagen adalah:
Mengumpulkan informasi untuk managed object. Mengkonfigurasi parameter dari
managed object. Merespon kepada permintaan / request dari manager.

c. Management Stations : Management Station merupakan client dan melakukan


permintaan serta mendapatkan trap dari SNMP server. Management Stations adalah
komponen akhir dari arsitektur SNMP. Fungsinya equivalen dengan clent di arsitektur
client-server. Stasiun managemen akan mengirimkan request untuk operasi manajemen
atas nama administrator jaringan atau aplikasi dan menerima tangkapan dari agen-agen.

32
3. Jenis SNMP

 Network Management Station, yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan untuk


pengumpulan dan analisa dari data manajemen jaringan.
Manajer juga disebut Network Management Station atau NMS. Perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat NMS bervariasi dalam fungsi serta beban. Fungsi lain dari NMS
termasuk fitur pelaporan, pemetaan topologi jaringan dan mendokumentasikan, alat untuk
memungkinkan Anda untuk memonitor lalu lintas pada jaringan Anda, dan sebagainya.
Beberapa konsol manajemen juga dapat menghasilkan laporan analisis trend. Jenis laporan
dapat membantu Anda melakukan perencanaan kapasitas dan menetapkan tujuan jangka
panjang.

 Peralatan yang dimanage menjalankan SNMP agent, yaitu proses background yang
memonitor peralatan tersebut dan mengkomunikasikannya ke network management
station.

4. Jenis-jenis Pesan SNMP

C. Round Robin Database Tool (RRDTool)

Kebutuhan akan Round Robin Database Tool (RRDTool) pada sebuah sistem

33
monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan proses analisis data monitoring dan proses di
dalam pembentukan grafik hasil monitoring dari data monitoring yang telah dikumpulkan
sebelumnya. Dengan mengunakan RRDTool juga akan diperoleh kemudahan didalam
penyimpanan data monitoring dan proses pengambilan kembali data monitoring tersebut
karena RRDTool bekerja dengan sebuah database yang dikenal dengan nama database round
robin (Round Robin Database – RRD).

Round Robin merupakan sebuah teknik yang bekerja pada sejumlah data yang tetap
dan memiliki pointer ke elemen data yang sedang aktif (current element). Hal ini dapat
dianalogikan sebagai sekumpulan titik-titik pada garis yang membentuk sebuah lingkaran,
titik-titik tersebut merupakan data yang tersimpan. Sedangkan pointer ke current
element dapat dianalogikan sebagai suatu garis yang berpangkal di titik pusat lingkaran dan
di salah satu titik pada lingkaran tersebut. Ketika pointer menunjuk ke suatu data untuk
dibaca atau ditulis, maka selanjutnya pointer tersebut bergerak ke data berikutnya. Pada
sebuah lingkaran tidak ditemukan ujung dan pangkal sehingga pointer akan terus berputar.
Pada tahap awal, semua data akan mengisi tempat yang kosong. Selanjutnya, setelah
tempat yang kosong telah terisis semua dengan data maka secara otomatis data yang baru
akan ditempatkan pada lokasi yang lama menimpa data yang sudah ada. Oleh karena itu,
ukuran database tidak akan pernah bertambah dan tidak memerlukan manajemen tertentu
untuk mengatur database tersebut seperti lazimnya sebuah database yang lain.

Mungkin beberapa orang cukup mudah memperoleh suatu data atau informasi
dari suatu peralatan jaringan, seperti suhu ruangan atau jumlah octets yang melalui interface
FDDI pada suatu router. Namun, bukan suatu hal yang mudah untuk menyimpan data
tersebut secara efisien pada suatu tempat yang terstruktur. RRDTool memberikan
kemudahan di dalam melakukan log data dan analisis data dari berbagai sumber data yang
berbeda. Termasuk di dalam analisis data yang mampu dilakukan oleh RRDTool adalah secara
cepat dapat me-generate grafik yang mewakili sejumlah data yang telah dikumpulkan
sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.

34
Fitur-fitur RRDTool adalah sebagai berikut:

1. Data Acquisition, di dalam monitoring suatu sistem diperlukan ketersediaan data pada
interval waktu yang konstan. Namun, sayangnya kita tidak mungkin selalu mampu untuk
mengambil data pada interval waktu yang tepat. Oleh karena itu, RRDTool memberikan
kemudahan di dalam melakukan log data dengan tidak terikat pada interval waktu
tersebut. RRDTool secara otomatis akan melakukan interpolasi nilai dari sumber data
tersebut pada slot waktu terakhir (latest official time-slot).
2. Consolidation, dengan menggunakan fungsi konsolidasi RRDTool secara otomatis akan
melakukan analisis data ketika suatu data baru dimasukkan ke dalam RRD. Hal ini
memberikan keuntungan bagi kita, seperti misalnya apabila kita menyimpan data
dengan interval waktu 1 menit. Maka akan memerlukan tempat di dalam disk yang
tidak kecil apabila kita menginginkan suatu grafik yang merupakan hasil analisis data
dalam kurun waktu 1 tahun. Termasuk di dalam fungsi konsolidasi RRDTool adalah
AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan LAST.
3. Round Robin Archives (RRA), memberikan jaminan bahwa ukuran dari RRD tidak akan
mengalami pertambahan dan data yang lama secara otomatis akan dibuang. Data dengan
consolidation yang sama akan disimpan ke dalam sebuah RRA.
4. Unknown Data, di dalam data acquisition sangat dimungkinkan bahwa tidak diperoleh
suatu data untuk disimpan ke dalam RRD. RRDTool memberikansolusi akan hal tersebut
dengan secara otomatis memasukkan nilai UNKNOWN ke dalam database.
5. Graphing, merupakan fitur dari RRDTool untuk mampu me-generate laporan dalam
bentuk grafik atas semua data yang tersimpan di dalam satu atau lebih RRD.

Beberapa fungsi yang didukung oleh RRDTool adalah: create, update, graph, dump,
restore, fetch, tune, last, info, rrdresize, dan xport. Dari beberapa fungsi tersebut akan
dijelaskan beberapa sebagai berikut:

– create, fungsi untuk membuat RRD yang baru.

Beberapa parameter penting di dalam pembentukan sebuah RRD adalah:

1. Data Source Type, merupakan tipe dari suatu nilai data dari data-source

35
yang ada, antara lain: GAUGE, COUNTER, DERIVE, dan ABSOLUTE.

GAUGE, dipergunakan untuk sesuatu seperti suhu atau jumlah orang di dalam suatu
ruangan.

COUNTER, dipergunakan untuk counter yang terus menaik seperti counter inOctets pada
router. Asumsi bahwa counter tidak akan pernah menurun, kecuali terjadi overflows.

DERIVE, dipergunakan untuk menyimpan nilai turunan dari nilai terakhir yang telah
dimasukkan dengan nilai yang baru dari data-source. Hal ini berguna untuk gauges, seperti
contoh, untuk mengukur perubahan jumlah orang yang keluar dan masuk ke ruangan.
Secara internal, cara kerja DERIVE mirip dengan COUNTER, namun tanpa ada
pengechekan overflows.

ABSOLUTE, dipergunakan untuk counter yang cenderung me-reset nilai yang telah
diperoleh ketika dalam proses membaca input. Contoh dipergunakan untuk sesuatu
yang ingin dihitung seperti jumlah pesan sejak terakhir di-update.

2. Round Robin Archives (RRA), RRD menyimpan data ke dalam RRA.


Masing-masing RRA menyimpan sejumlah data dari semua data-source yang telah
didefinisikan. Data yang tersimpan juga harus dikonsolidasikan dengan salah satu fungsi
konsolidasi yang ada.

3. Interval waktu, default adalah tiap 300 detik.

D. Network Monitoring

Network Monitoring System menggambarkan sebuah sistem yang terus menerus


memonitor jaringan komputer sehingga jika terjadi gangguan dapat secepatnya melakukan
notifikasi kepada seorang network administrator atau system administrator. Sebagai contoh
untuk mengetahui status dari sebuah webserver, software monitoring secara periodik mengirim
request http; atau untuk email server, pesan tes di kirimkan melalui sebuah SMTP untuk
kemudian di ambil melalui IMAP ataupun POP3.

36
Yang biasa dijadikan variabel dalam NMS ini adalah waktu respon dan ketersediaan
(uptime), dan konsistensi serta reliability juga di perhatikan. Status request yang failure, seperti
ketika koneksi tidak bisa berhubungan (established), yang kemudian terputus, yang kemudian
sistem monitoring menghasilkan suatu pesan/notifikasi, notifikasi ini bermacam-macam : sebuah
alarm suara mungkin di kirimkan kepada seorang net/sys admin.

Network Monitoring penggunaan tool pencatatan dan analisis yang secara akurat
menentukan arus trafik, penggunaan, dan indikator kinerja di jaringan lainnya. Tool monitoring
yang baik memberi anda baik angka maupun representasi grafik dari kondisi jaringan. Ini
menolong anda untuk menvisualisasikan secara akurat apa yang terjadi, agar anda tahu di mana
perlu dilakukan penyesuaian.

Ada beberapa keuntungan melakukan sistem monitor yang baik untuk jaringan anda:
1. Anggaran jaringan dan sumber daya di justifikasi. Tool monitor yang baik bisa
memperlihatkan tanpa ragu-ragu bahwa infrastruktur jaringan (bandwidth, hardware, dan
software) cocok dan bisa menangani kebutuhan pengguna jaringan.
2. Penyusup jaringan dideteksi dan disaring. Dengan menonton trafik jaringan anda, anda
bisa mendeteksi penyerang dan mencegah akses ke server dan layanan yang penting.
3. Virus jaringan dengan mudah dideteksi. Anda akan diberitahu akan adanya virus jaringan,
dan melakukan tindakan sebelum mereka memakan bandwidth Internet dan
mendestabilisasi jaringan anda.
4. Troubleshooting masalah jaringan sangat disederhanakan. Daripada mencoba untuk
men-debug masalah jaringan, anda dengan segera bisa diberitahukan mengenai masalah
spesifik. Beberapa masalah bahkan bisa diperbaiki secara otomatis.
5. Kinerja jaringan bisa sangat di optimisasi. Tanpa monitoring efektif, mustahil untuk
mengkonfigurasi alat dan protokol anda untuk mencapai kinerja yang terbaik.
6. Perencanaan kapasitas lebih mudah. Dengan catatan kinerja sejarah, anda tidak harus
"mengira-ngira" berapa banyak bandwidth yang anda perlukan sewaktu jaringan anda
bertambah besar.
7. Penggunaan jaringan secara layak bisa ditekankan. Ketika bandwidth adalah sumber daya
yang susah didapat, satu-satunya cara untuk menjadi adil kepada semua user adalah
menjamin kalau jaringan dipakai sesuai dengan maksudnya.

37
E. Tipe Tool Monitoring
Kita sekarang akan melihat beberapa kelas tool monitoring. Tool pendeteksi jaringan
memperhatikan beacon yang dikirim oleh akses point nirkabel, dan menampilkan informasi
seperti nama jaringan, kekuatan signal yang didapat, dan channel. Tool spot check di disain
untuk troubleshooting dan biasanya dikelola secara interaktif selama periode waktu yang
singkat. Program seperti ping mungkin dianggap sebagai tool spot check aktif, karena dia
mengeluarkan trafik dan melakukan polling ke mesin tertentu. Tool spot check pasif termasuk
protokol analyzer, yang memeriksa setiap paket di jaringan dan menyediakan perincian secara
detail mengenai percakapan jaringan (termasuk alamat sumber dan tujuan, informasi protokol,
dan bahkan data aplikasi). Tool trending menjalankan monitor tanpa operator dalam periode
lama, dan biasanya menyiapkan hasil menjadi grafik. Tool monitor realtime menjalankan
monitor yang sama, tetapi segera memberitahu administrator jika mereka mengetahui masalah.
Tool penguji throughput memberitahu anda bandwidth sebenarnya yang ada di antara dua
ujung di jaringan. Tool Intrusion detection mengamati trafik jaringan yang tidak diinginkan, dan
mengambil keputusan yang tepat (biasanya menolak akses dan/atau memberitahu seorang
network administrator). Akhirnya, tool benchmarking memperkirakan kinerja maksimum dari
sebuah layanan atau sambungan jaringan.

Tool monitor nirkabel yang paling sederhana hnya memberikan daftar jaringan yang
tersedia, di dampingi oleh informasi dasar (seperti kekuatan sinyal dan kanal). Mereka
memungkinkan anda mendeteksi jaringan yang dekat dengan cepat dan menentukan bila
mereka ada dalam jangkauan atau mengakibatkan gangguan.
 Built-in client. Semua sistem operasi modern mempunyai built-in support untuk jaringan
nirkabel. Ini biasanya termasuk kemampuan untuk scan jaringan yang tersedia,
membantu user untuk memilih sebuah jaringan dari daftar. Hampir semua alat nirkabel
biasanya mempunyai alat scan sederhana, fungsi bisa berbeda di setiap implementasi.
Alat-alat ini biasanya hanya berguna untuk mengatur sebuah komputer di konfigurasi
rumah atau kantor. Mereka biasanya hanya menyediakan sedikit informasi selain dari
nama jaringan dan sinyal yang tersedia sampai dengan akses point yang sedang dipakai.
 Netstumbler (http://www.netstumbler.com/). Ini adalah tool yang paling populer karena
mendeteksi jaringan nirkabel menggunakan Microsoft Windows. Dia mendukung
beberapa jenis wireless card, dan sangat mudah digunakan. Dia akan mendeteksi

38
jaringan-jaringan yang terenkripsi dan yang terbuka, tetapi tidak bisa mendeteksi
jaringan-jaringan nirkabel “tertutup”. Dia juga menampilkan kekuatan sinyal / noise dan
menggambarkan sinyal yang di terima sebagai fungsi waktu. Dia juga dapat berintegrasi
dengan beberapa jenis GPS, untuk mencatatkan informasi lokasi dan kekuatan sinyal
secara tepat. Ini membuat Netstumbler menjadi sebuah alat berguna untuk site survey
informal.
 Ministumbler (http://www.netstumbler.com/). Dari pembuat Netstumbler, Ministumbler
memberikan fungsi yang sama dengan versi Windows nya, tapi bekerja di Pocket PC
Ministumbler nyaman digunakan di handheld PDA dengan sebuah wireless card untuk
mendeteksi akses point.
 Macstumbler (http://www.macstumbler.com/). Biarpun tidak terkait langsung dengan
Netstumbler, Macstumbler memberi banyak fungsi yang sama tetapi untuk platform Mac
OSX. Dia bekerja dengan semua Apple Airport cards.
 Wellenreiter (http://www.wellenreiter.net/). Wellenreiter adalah sebuah pendeteksi
jaringan nirkabel grafik untuk Linux. Dia membutuhkan Perl dan GTK, dan menyokong
port Prism2, Lucent, dan Cisco wireless cards.

39
BAB 3
MANAJEMEN IP ADRESS

Manajemen IP adalah istilah umum yang diberikan untuk sekumpulan tools dan
teknik yang dapat digunakan oleh suatu institusi untuk adalah alat perencanaan, pelacakan,
dan mengelola ruang alamat Internet Protocol yang digunakan dalam jaringan.
IP address yang merupakan tulang punggung Internet adalah sumber daya Internet 
yang jumlahnya terbatas dan perlu dilakukan konservasi dengan melakukan manajemen
terhadap IP address ini. Hal yang perlu dilakukan oleh para engineer dalam upaya untuk
lebih mendayagunakan penggunaan IP address adalah dengan merancang suatu network
plan yang benar.

A. JENIS-JENIS MANAJEMEN IP
1. IP Private
IP Private adalah IP address yang digunakan untuk lingkup intranet, host yang
menggunakan IP Private hanya bisa diakses di lingkup Intranet saja. Alamat IP 
Private/Pribadi yang digunakan untuk penomoran komputer dalam jaringan pribadi
termasuk rumah, sekolah dan LAN bisnis di bandara dan hotel yang memungkinkan
komputer dalam jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain. Katakanlah misalnya, jika
jaringan X terdiri dari 10 komputer masing-masing dapat diberikan IP mulai dari
192.168.1.1 ke 192.168.1.10. Berbeda dengan IP publik, administrator jaringan pribadi
bebas untuk menetapkan alamat IP dari pilihannya sendiri.
Perangkat dengan alamat IP private tidak dapat terhubung langsung ke Internet.
Demikian juga, komputer di luar jaringan lokal tidak dapat terhubung langsung ke
perangkat dengan IP pribadi. Hal ini dimungkinkan untuk menghubungkan dua jaringan
pribadi dengan bantuan router atau perangkat serupa yang mendukung Network
Address Translation.
Jika jaringan pribadi yang terhubung ke Internet (melalui koneksi Internet
melalui ISP) maka setiap komputer akan memiliki IP swasta maupun IP publik. Private IP
dipakai untuk komunikasi dalam jaringan dimana IP publik digunakan untuk komunikasi
melalui Internet

40
2. IP Public
IP public adalah IP address yang digunakan untuk lingkup internet, host yang
menggunakan IP public dapat diakses oleh seluruh user yang tergabung diinternet baik
secara langsung maupun tidak langsung (melalui proxy/NAT). IP Addressing juga
dikelompokkan berdasarkan negara, Indonesia umumnya dimulai dengan kepala 202 &
203. IP publik inilah yang biasanya saat ini menggunakan IPV4 dan ditakutkan akan
habis dalam waktu dekat.Lembaga yang mengatur / menyediakan IP Public adalah
IANA, singkatan dari InternetAuthorized Numbering Association.
Sebuah alamat IP publik dapat berupa statis atau dinamis. Sebuah alamat IP
public static tidak dapat berubah dan digunakan terutama untuk hosting halaman Web
atau layanan di Internet. Di sisi lain sebuah alamat IP publik yang dinamis dipilih dari
sebuah pool yang tersedia pada alamat dan perubahan masing-masing terjadi satu kali
untuk menghubungkan ke Internet. Sebagian besar pengguna internet hanya akan
memiliki IP dinamis yang bertugas untuk setiap komputer. Ketika terjadi disconnetted
atau jaringan terputus/padam  apabila menghubungkannya kembali maka otomatis
akan mendapat IP baru. Contoh IP Public adalahakses Speedy modem yang merupakan
IP Public 125.126.0.1

3. IP Unicast
IP Unicast adalah sebuah metode pengiriman data dimana data dikirimkan
pada satu lokasi yang jelas, dan setiap lokasi yang menerima kemudian mengirimkan
laporan penerimaan kepada pengirim. Disini, kualitas pengiriman data dapat dijamin,
karena setiap kegagalan pengiriman akan diketahui oleh pengirim dan dapat melakukan
pengiriman ulang. Sistem inilah yang secara umum digunakan pada sistem jaringan
komputer saat ini.
Analogi yang sesuai kasus di atas adalah, kartu ucapan lebaran dikirim dengan
menggunakan jasa pengiriman tercatat kepada 1 alamat yang jelas. Apabila paket
diterima, maka tanda bukti penerimaan akan diberikan kepada pengirim, sedangkan
apabila paket tidak sampai, maka juga dilaporkan kepada pengirim. Koneksi unicast
adalah koneksi dengan hubungan one-to-one antara 1 alamat pengirim dan 1 alamat
penerima.

41
4. IP Static
IP Static yaitu IP yang dedicated dengan sebuah PC, computer atau perangkat
networking lain (misal router). Alamat IP statik adalah sebuah pemberian alamat IP yang
tidak pernah berubah. Alamat IP statik penting karena server memakai alamat IP ini dan
mungkin mempunyai pemetaan DNS menunjuk kepada server tersebut, dan biasanya
memberikan informasi kepada mesin lain (seperti email server, web server, dll. ). Blok
alamat IP statik mungkin diberi oleh ISP anda, baik dengan permintaan atau otomatis
bergantung pada cara anda hubungan ke Internet.

5. IP Dynamic
IP Dynamicyaitu IP yang diberikan ISP secara acak apabila usertelah
memasuki jaringan ISP. IP yang didapat usersesuai dengan ketentuan dalam DHCP
Server-nya.

B. KELAS-KELAS ALAMAT
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya,
seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola
biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi
untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan
representasi desimal.

KELAS OKTET OKTET


ALAMAT PERTAMA PERTAMA DIGUNAKAN OLEH
IP (DESIMAL) (BINER)
Kelas A 1–126 0xxxxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar

Kelas B 128–191 10xxxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar

Kelas C 192–223 110xxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil


Kelas D 224–247 1110xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan
Kelas E 248–255 1111xxxx
(eksperimen); (bukan alamat unicast)

Kelas A

42
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx Sampai 126.xxx.xxx.xxx
Byte Pertama : 0-127
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address di setiap Kelas A
Deskripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar

Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx Sampai 191.155.xxx.xxx
Byte Pertama : 128-191
Jumlah IP : 65.532 IP Address di setiap Kelas B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang

Kelas C
Range IP : 192.168.xxx.xxx Sampai 223.255.255.xxx
Byte Pertama : 192-223
Jumlah IP : 254 IP Address di setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil

Kelas D
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)

Kelas E
Byte Inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen.

43
C. SUBNETTING
Subnetting adalah proses memecah suatu kelas alamat IP menjadi beberapa subnet
dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).
Keuntungan melakukan subnetting adalah sebagai berikut :
1. Menghindari limitasi jumlah simpul dalam satu segmen.
2. Mereduksi trafik yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision) Dalam
pengelamatan IP (IP Address), subnet mask dapat mempengaruhi jumlah host yang
dapat dijangkau.
3. Untuk mempercepat pengiriman data.
4. Memudahkan pengaturan / management alamat.
5. Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu
kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
6. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
7. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
8. Penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Bit Host Jumlah Host Per
CIDR Subnet Net Mask
Masked Network
0 /8 1 Network 255.0.0.0 16777214
1 /9 2 255.128.0.0 8388606
2 /10 4 255.192.0.0 4194302
3 /11 8 255.224.0.0 2097150
4 /12 16 255.240.0.0 1048574
5 /13 32 255.248.0.0 524286
6 /14 64 255.252.0.0 262142
7 /15 128 255.254.0.0 131070
8 /16 256 255. 255.0.0 65534
9 /17 512 255. 255.128.0 32766
10 /18 1024 255. 255.192.0 16382
11 /19 2048 255. 255.224.0 8910
12 /20 4096 255. 255.240.0 4094
13 /21 8912 255. 255.248.0 2046
14 /22 16384 255. 255.252.0 1022
15 /23 32768 255. 255.254.0 510
16 /24 65536 255. 255.255.0 254
17 /25 131072 255. 255. 255.128 126
18 /26 262144 255. 255. 255.192 62
19 /27 524288 255. 255. 255.224 30
20 /28 1048576 255. 255. 255.240 14
21 /29 2097152 255. 255. 255.248 6
22 /30 4194304 255. 255. 255.252 2 Host
23 /31 Invalid 255. 255. 255.254 Invalid

44
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/kata-pengantar-modul-perkuliahan-aplikasi-komputer-pendidika.html
https://dlscrib.com/
https://github.com/nahdazahra/jarkom-modul-4
https://www.academia.edu/30582404/MAKALAH_JARINGAN_KOMPUTER_MANAJEMEN_IP
https://id.scribd.com/doc/294540820/Monitoring-Sistem-Jaringan-Komputer
https://id.scribd.com/doc/162149623/Modul-Cisco-Packet-Tracer
https://www.motadata.com/id/free-tools/snmp-mib-browser-tool/

45

Anda mungkin juga menyukai