Template Artikel
Template Artikel
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di negara kita,
protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Penerapan salah satu protokol kesehatan 5M, yaitu menggunakan masker dapat
menimbulkan masalah lingkungan baru karena sifatnya yang sekali pakai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap pengelolaan limbah masker medis.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti bersifat survei dan bersifat deskriptif kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 70 orang yang diambil dengan teknik random sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan
menggunakan 10 item pertanyaan tertutup. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner memiliki opsi jawaban
yang terdiri dari benar dan salah.
Analisis hasil akhir menunjukkan mahasiswa FK UPNVJ 2020 - 2021 cukup mengetahui terkait bagaimana pengelolaan
limbah masker. Hali ini diketahui dari hasil persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik adalah
27,14%, persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan persentase
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%
Kata kunci: COVID-19, Survei, Limbah Masker
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Sejak awal munculnya virus ini, virus tersebut menyebar dengan cepat dan menyebabkan angka kematian yang
tinggi di berbagai belahan dunia. Mengalahkan penyebaran dan penularan virus ini memang tidak mudah.
Namun, beragam upaya terus dilakukan para ahli dan penduduk global demi mengakhiri ancaman virus yang
terus menyerang bertubi-tubi. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat pedoman dan
protokol kesehatan untuk menghadapi virus corona. Di negara kita, protokol kesehatan ini dikenal dengan
sebutan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi
mobilitas.
Penerapan salah satu protokol kesehatan 5M, yaitu menggunakan masker dapat menimbulkan masalah
lingkungan baru karena sifatnya yang sekali pakai. Dilansir dari The Independent, studi yang dilakukan
University of Southern Denmark memperkirakan 129 miliar masker dibuang setiap bulan. Menurut laporan
Ocean Asia (2020) yang berjudul “Masks on the Beach”, sebanyak 1,6 miliar sampah masker global berakhir di
lautan. Jumlah ini setara 5,5 ribu ton sampah plastik dan setara 7% pusaran sampah Pasifik (The Great Pacific
Garbage Patch). Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menyatakan telah menangani
sebanyak 1.538 kilogram limbah masker sekali pakai dari rumah tangga, selama masa pandemi Covid-19.
Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan data limbah masker tersebut terhitung dari bulan April
hingga akhir Desember 2020. Masker sekali pakai utamanya terbuat dari bahan polipropilen atau salah satu
jenis plastik. Plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar bisa terurai. Sampah masker yang masih
utuh lalu terbawa ke sungai dan laut dapat menyebabkan pencemaran air.
Dari data tersebut, kita bisa melihat bahwa limbah masker yang semakin meningkat dapat membahayakan
lingkungan. Akan tetapi, kita juga tidak bisa menanganinya dengan cara berhenti menggunakan masker. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk mengelola limbah masker agar limbah masker tidak semakin meningkat.
Saat ini sudah terdapat langkah-langkah untuk mengelola masker sebelum dibuang, tetapi limbah masker sekali
pakai ini masih menumpuk. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan untuk mengelola
limbah masker sebelum dibuang. Oleh karena itu, penyusun akan melakukan penelitian untuk mengetahui
tingkat pengetahuan mahasiswa FK UPNVJ terhadap pengelolaan limbah masker medis.
METODE
Menggunakan kuisioner mengenai Pengetahuan terhadap pengelolaan limbah masker medis
Pengumpulan data merupakan sebuah proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Teknik Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan tes kepada responden yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun
mekanismenya adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mencari data Mahasiswa FK UPNVJ angkatan 2020
b. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden
c. Selanjutnya peneliti melakukan transkrip atas hasil pengisian kuesioner
d. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran.
Penelitan ini bersifat survei dan bersifat deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70
orang yang diambil dengan teknik random sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan menggunakan 10
item pertanyaan tertutup. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner memiliki opsi jawaban yang terdiri
dari benar dan salah.
1. Pertanyaan benar = skor 1
2. Pertanyaan salah = skor 0
Kemudian, skor akan diakumulasikan dan dihitung jumlah soal yang benar dan salah untuk menentukan tingkat
pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran UPNVJ 2020 terhadap pengelolaan limbah masker medis.Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase dimana tingkat pengetahuan dikategorikan :
1. ‘baik’ bila nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal)
2. ‘cukup’ bilai nilai yang didapat 50-70% (jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal)
3. ‘kurang’ bila <50% (jumlah soal yang benar sebanyak 0-4 soal).
10 1 9 0
20 2 8 1
30 3 7 0
40 4 6 3
50 5 5 17
60 6 4 20
70 7 3 10
80 8 2 8
90 9 1 5
100 10 0 6
Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Persebaran Nilai Responden
Tabel 4.4
Hasil Analisis Statistik Persebaran Kategori Nilai Responden
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase dimana tingkat pengetahuan
dikategorikan ‘baik’ bila nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal), ‘cukup’ bilai
nilai yang didapat 50-70% (jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal), dan ‘kurang’ bila <50% (jumlah soal
yang benar sebanyak 0-4 soal).
Pembahasan
Dari tabel 4.2, dapat diketahui frekuensi atau jumlah responden yang mendapat nilai 20 adalah 1 orang. Jumlah
responden yang mendapat nilai 40 ada sebanyak 3 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 50 ada
sebanyak 17 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 60 ada sebanyak 20 orang. Jumlah responden yang
mendapat nilai 70 ada sebanyak 10 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 80 ada sebanyak 8 orang.
Jumlah responden yang mendapat nilai 90 ada sebanyak 5 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 100
ada sebanyak 6 orang. Dari data tersebut, dapat diketahui jumlah responden atau sampel yang digunakan adalah
70 orang.
Dari tabel 4.4, dapat diketahui frekuensi atau jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori
‘baik’, yaitu nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal) ada sebanyak 19 orang,
jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori ‘cukup’, yaitu nilai yang didapat 50-70%
(jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal) ada sebanyak 47 orang, dan jumlah responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kategori ‘kurang’, yaitu nilai yang didapat <50% (jumlah soal yang benar sebanyak 0-4
soal) ada sebanyak 4 orang.
Dari gambar 4.2 yang menunjukkan diagram batang dan gambar 4.5 yang menunjukkan diagram lingkaran dari
kategori nilai responden, dapat diketahui persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik
adalah 27,14%, persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan
persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa tingkat pengetahuan kategori cukup memiliki persentase yang paling besar di antara yang
lainnya. Sementara itu, tingkat pengetahuan kategori kurang memiliki persentase yang paling kecil dan tingkat
pengetahuan kategori baik berada di antara keduanya.
PENUTUP
Berdasarkan teknik pengumpulan data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FK UPNVJ 2020 -
2021 cukup mengetahui terkait bagaimana pengelolaan limbah masker. Hali ini diketahui dari hasil persentase
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik adalah 27,14%, persentase responden yang
memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan persentase responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%.
REFERENSI