Anda di halaman 1dari 6

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK UPNVJ TERHADAP

PENGELOLAAN LIMBAH MASKER MEDIS


Melinda Novy Ramadhani
2010211003
Pendidikan dokter, Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2010211003@mahasiswa.upnvj.ac.id

ABSTRAK
Pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.  Di negara kita,
protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Penerapan salah satu protokol kesehatan 5M, yaitu menggunakan masker dapat
menimbulkan masalah lingkungan baru karena sifatnya yang sekali pakai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap pengelolaan limbah masker medis.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti bersifat survei dan bersifat   deskriptif  kuantitatif. Sampel  dalam 
penelitian  ini  berjumlah 70  orang  yang  diambil  dengan  teknik random sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan
menggunakan     10     item     pertanyaan tertutup.   Pertanyaan-pertanyaan   dalam kuesioner   memiliki   opsi   jawaban
yang  terdiri  dari benar dan salah.    
Analisis hasil akhir menunjukkan mahasiswa FK UPNVJ 2020 - 2021 cukup mengetahui terkait bagaimana pengelolaan
limbah masker. Hali ini diketahui dari hasil persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik adalah
27,14%, persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan persentase
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%
Kata kunci: COVID-19, Survei, Limbah Masker

PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Sejak awal munculnya virus ini, virus tersebut menyebar dengan cepat dan menyebabkan angka kematian yang
tinggi di berbagai belahan dunia. Mengalahkan penyebaran dan penularan virus ini memang tidak mudah.
Namun, beragam upaya terus dilakukan para ahli dan penduduk global demi mengakhiri ancaman virus yang
terus menyerang bertubi-tubi. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat pedoman dan
protokol kesehatan untuk menghadapi virus corona. Di negara kita, protokol kesehatan ini dikenal dengan
sebutan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi
mobilitas. 
Penerapan salah satu protokol kesehatan 5M, yaitu menggunakan masker dapat menimbulkan masalah
lingkungan baru karena sifatnya yang sekali pakai. Dilansir dari The Independent, studi yang dilakukan
University of Southern Denmark memperkirakan 129 miliar masker dibuang setiap bulan. Menurut laporan
Ocean Asia (2020) yang berjudul “Masks on the Beach”, sebanyak 1,6 miliar sampah masker global berakhir di
lautan. Jumlah ini setara 5,5 ribu ton sampah plastik dan setara 7% pusaran sampah Pasifik (The Great Pacific
Garbage Patch). Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menyatakan telah menangani
sebanyak 1.538 kilogram limbah masker sekali pakai dari rumah tangga, selama masa pandemi Covid-19.
Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan data limbah masker tersebut terhitung dari bulan April
hingga akhir Desember 2020. Masker sekali pakai utamanya terbuat dari bahan polipropilen atau salah satu
jenis plastik. Plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar bisa terurai. Sampah masker yang masih
utuh lalu terbawa ke sungai dan laut dapat menyebabkan pencemaran air. 
Dari data tersebut, kita bisa melihat bahwa limbah masker yang semakin meningkat dapat membahayakan
lingkungan. Akan tetapi, kita juga tidak bisa menanganinya dengan cara berhenti menggunakan masker. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk mengelola limbah masker agar limbah masker tidak semakin meningkat.
Saat ini sudah terdapat langkah-langkah untuk mengelola masker sebelum dibuang, tetapi limbah masker sekali
pakai ini masih menumpuk. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan untuk mengelola
limbah masker sebelum dibuang. Oleh karena itu, penyusun akan melakukan penelitian untuk mengetahui
tingkat pengetahuan mahasiswa FK UPNVJ terhadap pengelolaan limbah masker medis.

METODE
Menggunakan kuisioner mengenai Pengetahuan terhadap pengelolaan limbah masker medis
Pengumpulan data merupakan sebuah proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Teknik Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan tes kepada responden yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun
mekanismenya adalah sebagai berikut: 
a. Peneliti mencari data Mahasiswa FK UPNVJ angkatan 2020
b. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden
c. Selanjutnya peneliti melakukan transkrip atas hasil pengisian kuesioner
d. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran.
Penelitan ini bersifat survei dan bersifat   deskriptif  kuantitatif. Sampel  dalam  penelitian  ini  berjumlah 70 
orang  yang  diambil  dengan  teknik random sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan menggunakan     10
item     pertanyaan tertutup.   Pertanyaan-pertanyaan   dalam kuesioner   memiliki   opsi   jawaban yang  terdiri 
dari benar dan salah.
1. Pertanyaan benar = skor 1
2. Pertanyaan salah = skor 0
Kemudian, skor akan diakumulasikan dan dihitung jumlah soal yang benar dan salah untuk menentukan tingkat
pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran UPNVJ 2020 terhadap pengelolaan limbah masker medis.Analisis 
data  dalam  penelitian  ini menggunakan  rumus  persentase  dimana tingkat pengetahuan dikategorikan :
1. ‘baik’ bila nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal)
2. ‘cukup’ bilai nilai yang didapat 50-70% (jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal)
3. ‘kurang’ bila <50% (jumlah soal yang benar sebanyak 0-4 soal).

HASIL DAN PEMBAHASAN


 Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2021. Adapun
pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar kuisioner yang dilakukan pada tanggal 10 November 2021 –
15 November  2021 di Fakultas Kedokteran UPNVJ dengan target angkatan 2020 dan 2021. Metode analisis
data menggunakan data deskriptif kuantitatif. dan kepada responden. Responden yang mengisi kuisioner kami
sebanyak 70 orang. Hasil yang didapatkan ialah :

Nilai Kuisioner Jumlah Benar Jumlah Salah Jumlah Responden

10 1 9 0

20 2 8 1

30 3 7 0

40 4 6 3

50 5 5 17

60 6 4 20

70 7 3 10

80 8 2 8

90 9 1 5
100 10 0 6

Tabel 4.1 Frekuensi


Sumber : Data Survei

Tabel 4.2 Diagram Batang


Sumber : Data Survei

Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Persebaran Nilai Responden
Tabel 4.4
Hasil Analisis Statistik Persebaran Kategori Nilai Responden

Gambar 4.5 Diagram Lingkatan dari Kategori Nilai Responden.


Sumber : Data Survei

Analisis  data  dalam  penelitian  ini menggunakan  rumus  persentase  dimana tingkat pengetahuan
dikategorikan ‘baik’ bila nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal), ‘cukup’ bilai
nilai yang didapat 50-70% (jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal), dan ‘kurang’ bila <50% (jumlah soal
yang benar sebanyak 0-4 soal).

 Pembahasan
Dari tabel 4.2, dapat diketahui frekuensi atau jumlah responden yang mendapat nilai 20 adalah 1 orang. Jumlah
responden yang mendapat nilai 40 ada sebanyak 3 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 50 ada
sebanyak 17 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 60 ada sebanyak 20 orang. Jumlah responden yang
mendapat nilai 70 ada sebanyak 10 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 80 ada sebanyak 8 orang.
Jumlah responden yang mendapat nilai 90 ada sebanyak 5 orang. Jumlah responden yang mendapat nilai 100
ada sebanyak 6 orang. Dari data tersebut, dapat diketahui jumlah responden atau sampel yang digunakan adalah
70 orang.
Dari tabel 4.4, dapat diketahui frekuensi atau jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori
‘baik’, yaitu nilai yang didapat >70% (jumlah soal yang benar sebanyak 8-10 soal) ada sebanyak 19 orang,
jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori ‘cukup’, yaitu nilai yang didapat 50-70%
(jumlah soal yang benar sebanyak 5-7 soal) ada sebanyak 47 orang, dan jumlah responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kategori ‘kurang’, yaitu nilai yang didapat <50% (jumlah soal yang benar sebanyak 0-4
soal) ada sebanyak 4 orang.

Dari gambar 4.2 yang menunjukkan diagram batang dan gambar 4.5 yang menunjukkan diagram lingkaran dari
kategori nilai responden, dapat diketahui persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik
adalah 27,14%, persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan
persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa tingkat pengetahuan  kategori cukup memiliki persentase yang paling besar di antara yang
lainnya. Sementara itu, tingkat pengetahuan kategori kurang memiliki persentase yang paling kecil dan tingkat
pengetahuan kategori baik berada di antara keduanya.

PENUTUP
Berdasarkan teknik pengumpulan data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FK UPNVJ 2020 -
2021 cukup mengetahui terkait bagaimana pengelolaan limbah masker. Hali ini diketahui dari hasil persentase
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori baik adalah 27,14%, persentase responden yang
memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup adalah 67,14%, dan persentase responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kategori kurang adalah 5,71%.

REFERENSI

Amari.itb.ac.id (2021) Ancaman di balik limbah masker. Dikutip dari https://amari.itb.ac.id/ancaman-di-balik-


limbah-masker/ pada tangga; 22 September 2021
Cnnindonesia.com (2021) Sampah masker bekas di DKI capai 1.538 kilogram . Dikutip dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210127200146-20-599268/sampah-masker-bekas-di-dki-capai-
1538-kilogram pada tanggal 30 September 2021
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair di rumah sakit.
Jakarta: Bhakti Husada.
Enviro.teknik.unej.ac.id (2021) Liputan webinar pengaruh peningkatan pimbah pasker terhadap lingkungan dan
penanganannya. Dikutip dari http://enviro.teknik.unej.ac.id/liputan-webinar-pengaruh-peningkatan-limbah-
masker-terhadap-lingkungan-dan-penanganannya/  pada tanggal 22 September 2021
Fadare, O. O., & Okoffo, E. D. (2020). Covid-19 face masks: A potential source of microplastic fibers in the
environment. The Science of the total environment, 737, 140279.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.140279 
Kemkes.go.id (2021). Begini cara kelola limbah masker di masyarakat untuk cegah penularan COVID-19. Dikutip
dari: Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI (kemkes.go.id) pada 19 Oktober 2021 pukul 09.15 WIB
Oceansasia.org (2020) COVID-19 Facemasks & Marine Plastic Pollution. Diakses melalui
https://oceansasia.org/covid-19-facemasks/ pada tanggal 22 September 2021
Sunarsih, Endang, L. (2018). Penanggulangan limbah Edisi ke-1. Yogyakarta : Deepublish
Wikipedia.org (2021). Knowlede. Dikutip dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Knowledge pada 16 November 2021
pukul 13.00 WIB
BPPT. (2012). Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Menuju Green Hospital. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. Tersedia dalam: https://www.bppt.go.id/index.php/component/content/article/62-
teknologikelautan-dan- kedirgantaraan/1299-pengelolaan-limbah-rumah-sakit-menuju-green-hospital(diakses
tanggal 20 November 2021)
Depkes RI. (2004). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Dhani M, Yulinah T. (2011). Kajian Pengelolaan Limbah Padat Jenis B3 Di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya:
Surabaya
Hasibuan, H. (2009). Tinjauan Yuridis Terhadap Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah
Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
Dwipayanti, U., Herry, P., dan Sujaya. (2011). Kajian Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Surya
Husadha, 2010: Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai