Makalah Askep Sistemik Lupus Erytematosus
Makalah Askep Sistemik Lupus Erytematosus
(SLE)
(Untuk memenuhi tugas mata kuliah MEDSUR 1)
Dosen Pembimbing:
Sucipto,Skep.Ners.Mkes.
Disusun Oleh:
Tingkat IIA
1.Amanda Fatwa N. ( 3 )
2.Christian Anggraeni ( 7 )
7.M.Lutfi (27)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkah dan rahmatnya kami
berhasil menyusun Makalah Sistemik Lupus Erithematosus untuk mahasiswa
keperawatan.Pada pembuatan makalah ini,kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah di mengerti sehingga dapat dengan mudah di cerna dan di ambil
intisarinya dari materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan dosen pengajar
Sistemik Lupus Erithematosus.
2.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB III
KONSEP PENYAKIT
1.Pengertian
Sistemik lupus erythematosus adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai
dengan peradangan dan pembetukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga,
kulit kepala dan kandung pada bagian tubuh lainnya(WWW. Medicastrore. Com.
2004).
SLE (Sistemisc Lupus Erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang
sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan
fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam
autoantibodi dalam tubuh.
2.Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi diduga merupakan suatu reaksi kekebalan
tubuh yang secara keliru menyerang kulit yang normal.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan 3 kali lebih sering menyerang wanita pada beberapa
penderita, timbulnya lesi kulit dipicu oleh sinar matahari dan merokok.
Lesi ( kelainan ) kulit ini tampak sebagai bercak kemerahan yang bersisik dan berkeropeng
yang jika membaik akan meninggalkan jaringan perut berwarna putih. Bagian tengahnya
berwarna lebih terang dan bagian pinggirnya berwarna lebih gelap dari kulit yang normal.
Jika lesi timbul didaerah yang berambut ( misalnya dagu atau kulit kepala ), maka bisa terjadi
pembentukan jaringan parut yang berwarna permanen dan kerontokan( WWW.
Medicastore.com. 2004 ).
3.Gejala Utama
Gejala penyakit Lupus bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Itu sebabnya
seseorang yang menderita penyakit ini sulit mendeteksi penyakit tersebut. Bahkan, gejalanya
dapat menyerupai gejala penyakit lain.
Hal ini disebabkan karena organ tubuh yang diserang bisa berbeda pada tiap penderitanya.
Misalnya, bila yang diserang adalah darah, maka gejalanya mirip dengan orang yang
menderita anemia. Bila yang diserang mulut, maka penderita dapat mengalami sariawan yang
berkepanjangan yang dapat dianggap sebagai gejala kekurangan vitamin C.
Beberapa gejala yang umum pada penyakit ini adalah munculnya bercak merah pada hidung
dan kedua pipi membentuk seperti kupu-kupu yang disebut butterfly rash. Bercak dapat pula
terjadi pada tubuh. Dalam tahap lanjut, penyakit ini dapat menyebabkan kerontokan rambut,
rasa lelah yang berlebihan, kerusakan pada organ tubuh. Penderita Lupus mengalami gejala
seperti pada orang yang menderita kanker.
Maka, cara mengetahui apakah seseorang tersebut menderita Lupus atau tidak yaitu dengan
melakukan tes antinuclear antibodies (ANA). Jika hasil tes positif maka kemungkinan besar
orang tersebut mengidap penyakit Lupus.
4.Patofisiologi
5.Penatalaksanaan medis
Bercak kemerahan kecil biasanya berhasil diobati dengan krim kortikosteroid. Bercak
lebih besar resisten, kadang memerlukan pengobatan selama beberapa bulan dengan
kortikosteroid per-oral (ditelan) atau dengan obat imunosupresan seperti digunakan untuk
mengobati lupus eritematosus sistemik. Krim steroid yang kuat sebaliknya dioleskan pada
bercak kulit sebanyak 1-2 kali/hari. Sampai bercak menghilang jika bercak sudah mulai
kurang bisa digunakan krim steroid yang lebih ringan.
Salep cortison yang dioleskan pada lesi sering kali dapat memperbaiki keadaan dan
memperlambat perkembangan penyakit. Suntikan cortison yang dioleskan pada dalam lesi
juga bisa mengobati keadaan ini dan bisanya lebih efektif dari pada salep.
Lupus discoid tidak disebabkan oleh malaria, tetapi obat anti malaria ( cloroquine,
hydroxcloroquine ) memiliki daya anti peradangan yang ampuh bagi sebagian besar kasus
lupus discoid.
6.Penatalaksanaan Penunjang
Pilihan terapi didasarkan pada jenis dan tingkat keparahan manifestasi klinis.
Tujuannya adalah untuk mengontrol gejala akut dan memelihara agar tanda klinis
ditekan dalam batas senormal mungkin. Pilihan terapi bergantung pada; (1) apakah
penyakit mengancam nyawa atau berpotensi mengakibatkan kerusakan organ; (2)
apakah manifestasi klinis yang timbul bersifat reversibel; (3) pilihan terbaik untuk
mencegah komplikasi dari penyakit dan pengobatannya.
Glukokortikoid sistemik
Agen-agen sitotoksik/ imunosupresif—ditambahkan pada glukokortikoid:
1. Cyclophosphamide—diberikan intravena (IV) 7-25 mg/kg setiap 4 minggu. Dosis
oral harian 1,5-3,0 mg/kg per hari juga dapat diberikan, tetapi memiliki resiko
lebih besar terjadi toksisitas saluran kemih.
2. Mycophenolate mofetil—2-3 g/hari
3. Azathioprine—cukup efektif tetapi lebih lambat memberikan respon terapi.
Antikoagulan—dapat diberikan pada pasien dengan komplikasi trombosis.
Sumber: Harrison’s Manual of Medicine 17th Edition
BAB 4
KONSEP KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
b. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher. (JABARKAN)
c. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan
vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah
atau sisi lateral tanga.
d. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
e. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
f. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura
di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan dan berlanjut nekrosis.
g. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi
SSP lainnya.
2.Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau
proses inflamasi destruksi sendi, kulit.
BAB V
PENUTUP
1.Kesimpulan
Dari uraian di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa Systemic lupus erytematosus (SLE) atau lupus
eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit radang atau inflamasi multisistem yang penyebabnya
diduga karena adanya perubahan sistem imun (Albar, 2003). SLE termasuk penyakitcollagen-
vascular yaitu suatu kelompok penyakit yang melibatkan sistem muskuloskeletal, kulit, dan pembuluh
darah yang mempunyai banyak manifestasi klinik sehingga diperlukan pengobatan yang kompleks.
Etiologi dari beberapa penyakit collagen-vascular sering tidak diketahui tetapi sistem imun terlibat
Berbeda dengan HIV/AIDS, SLE adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan sistem
kekebalan tubuh sehingga antibodi yang seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus
yang masuk ke dalam tubuh berbalik merusak organ tubuh itu sendiri seperti ginjal, hati, sendi, sel
darah merah, leukosit, atau trombosit. Karena organ tubuh yang diserang bisa berbeda antara penderita
satu dengan lainnya, maka gejala yang tampak sering berbeda, misalnya akibat kerusakan di ginjal
terjadi bengkak pada kaki dan perut, anemia berat, dan jumlah trombosit yang sangat rendah
(Sukmana, 2004).
Jadi Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada penyakit SLE adalah :
Dalam hal ini,perawat mempunyai peran dalam pemberian asuhan keperawatan, peran
advocad(pendidik)serta sebagai konselor yaitu melindungi pasien tersebut untuk hidup dan
menyelamatkan jiwanya dari penyakit serta membantu pasien agar mendekatkan kepada sang
Pencipta. Oleh karena itu kita sebagai tenaga kesehatan harus berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas tenaga medis dan merawat pasien yang membutuhkan kita setiap saat
dan dimana pun kita berada serta menggunakan secara maksimal saran dan prasarana
kesehatan yang telah ada. Dengan dibuat nya makalah ini semoga dapat menjadikan motivasi
untuk hidup yang lebih sehat lagi.
2.Saran,,,
Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini,semoga dapat dijadikan sebagai bahan baca’an bagi pembaca guna
menambah pengetahuan.
Bagi Institusi
Bagi institusi diharapkan lebih menambah referensi buku di perpustakaan terutama
tentang penyakit Systemic lupus erytematosus (SLE)
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Smeltzer. Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997
Asuhan Keperawatan SLE
(Sistemisc Lupus Erythematosus)
Pengkajian
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan
vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah
atau sisi lateral tanga.
4. Sistem muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
5. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal
hidung serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura
di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan dan berlanjut nekrosis.
8. Sistem renal
Edema dan hematuria.
9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi
SSP lainnya.
Masalah Keperawatan
1. Nyeri
2. Keletihan
3. Gangguan integritas kulit
4. Kerusakan mobilitas fisik
5. Gangguan citra tubuh
Intervensi
Intervensi :
a. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
b. Hilangkan kelembaban dari kulit
c. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibat penggunaan kompres
hangat yang terlalu panas.
d. Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
e. Kolaborasi pemberian NSAID dan kortikosteroid.
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Smeltzer. Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997
DAFTAR PUSTAKA