Anda di halaman 1dari 12

LK 01: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul BAHASA INDONESIA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks
2. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi
3. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
4. Apreasiasi dan Kreasi Sastra Anak

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB 1. Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks.
dipelajari
1. Ragam teks adalah sekumpulan teks yang bergantung pada isi dan
bentuk teks termasuk berbagai jenis teks yang terdiri dari teks faktual,
teks tanggapan, dan teks normatif.
a. Teks faktual adalah teks yang teks yang memuat peristiwa nyata
dan aktual, tetapi tidak dibatasi waktu. Artinya, teks faktual adalah
peristiwa faktual yang mungkin pernah terjadi di masa lalu atau
sekarang. Menurut Mahsun (2018), teks genre faktual dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teks deskripsi dan teks
prosedur/arahan. Teks deskripsi adalah sebuah karangan
argumentasi yang disampaikan dengan menggambarkan secara
jelas topik, tempat dan peristiwa sehingga pembaca dapat
merasakan secara langsung apa yang diungkapkan dalam teks.
Sedangkan Teks prosedur/arahan adalah teks yang menjelaskan
langkah-langkah atau prosedur yang berbeda dari suatu kegiatan.
b. Teks tanggapan adalah teks yang berisi tanggapan terhadap
ucapan (kritik, komentar, dan sebagainya), apa yang diterima oleh
pancaindra, dan gambaran dalam angan-angan. Teks tanggapan
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu teks eksposisi dan teks
eksplanasi. Teks esposisi ini berisi paparan gagasan atau usulan
sesuatu yang bersifat pribadi. Itu sebabnya, teks ini sering juga
disebut sebagai teks argumentasi satu sisi (Wiratno, 2014).
Struktur berpikir yang menjadi muatan teks ekposisi adalah:
tesis/pernyataan pendapat dan alasan/argumentasi, serta pernyataan
ulang pendapat. Dan Teks eksplanasi adalah teks yang berisi
penjelasan tentang proses terjadinya fenomena alam, sosial, ilmu
pengetahuan dan budaya (Priyatni, 2014). Teks eksplanasi
memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses
muncul atau terjadinya sesuatu. Tujuan dari teks ini adalah
memaparkan sesuatu agar bertambah pengetahuan.
c. Teks normatif adalah teks yang isinya ditulis berdasarkan aturan
atau peraturan normatif yang berlaku dalam masyarakat dan
lingkungan negara, dan berkaitan dengan hukum atau undang-
undang. Teks normatif biasanya memiliki unsur tentang agama
atau nilai kebaikan.
d. Teks cerita adalah teks yang menceritakan tentang bagaimana
terjadinya suatu peristiwa. Menceritakan kejadian yang telah ada,
perbuatan, pengalaman yang dinamis dalam suatu rangkaian
waktu. Teks cerita termasuk genre sastra dalam jenis teks tunggal
(teks cerita). Teks cerita terdiri dari:

 Teks cerita ulang menurut Mahsun (2018), “Teks ini memiliki


tujuan sosial yang menceritakan kembali peristiwa pada masa lalu
agar tercipta semacam hiburan atau pembelajaran berdasarkan
pengalaman masa lalu bagi pembaca atau pendengarnya.” Teks ini
memiliki struktur judul, pengenalan/orientasi, dan rekaman
kejadian.

 Anekdot dapat diartikan sebagai cerita rekaan yang tidak harus


didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Teks
anekdot memiliki tujuan sosial yang sama dengan teks cerita
ulang.
e. Teks naratif adalah model penceritaan antara masalah dengan
pemecahan masalah tidak menyatu dalam satu struktur teks seperti
pada teks penceritaan ulang, anekdot, dan eksemplum. Teks tipe
ini memiliki struktur berpikir: judul, pengenalan/orientasi,
masalah/komplikasi, dan pemecahan masalah.
2. Satuan bahasa pembentuk teks terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat
dan paragraf.
a. Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen
dasar dan intonasi final. Konstituen dasar itu dapat berupa klausa,
frase, maupun kata.
 Berdasarkan jumlah klausanya
(a) Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa
bebas.
(b) Kalimat bersusun adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa
bebas dan sekurang-kurangnya satu kalimat terikat.
(c) Kalimat Majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa
klausa bebas.
 Berdasarkan struktur klausanya
(a) Kalimat Lengkap adalah kalimat yang mengandung klausa
lengkap. Sekurang-kurangnya terdapat unsur objek dan
predikat.
(b) Kalimat Tidak Lengkap adalah kalimat yang hanya terdiri
dari subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan
saja.
 Berdasarkan amanat wacana
(a) Kalimat Deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi
deklaratif yang dalam ragam tulis diberi tanda titik.
(b) Kalimat Introgatif adalah kalimat yang mengandung intonasi
introgatif, yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda
tanya.
(c) Kalimat Imperatif adalah kalimat yang mengandung intonasi
imperatif yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda seru.
(d) Kalimat Aditif adalah kalimat terikat yang bersambung pada
kalimat pernyataan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
(e) Kalimat Responsif adalah kalimat terikat yang bersambung
pada kalimat pertanyaan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
(f) Kalimat Interjektif adalah kalimat yang dapat terikat atau
tidak.
 Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa inti dan
perubahannya.
(a) Kalimat Inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti
yang lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral, atau firmatif.
(b) Kalimat Noninti. Kalimat ini dapat diubah menjadi kalimat
nointi dengan berbagai proses transforasi; penafsiran,
pengingkaran, penanyaan, pemerintahan, pelepasan, dan
penembahan.
 Berdasarkan jenis klausa
(a) Kalimat Verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa
verbal
(b) Kalimat Nonverbal adalah kalimat yang dibentuk oleh klausa
nonverbal sebagai kontituen dasarnya.
 Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk paragraf
(a) Kalimat Bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi
untuk menjadi ujaran lengkap, atau kalimat yang dapat
memulai sebuah paragrap, wacana tanpa konteks lain yang
memberi penjelasan.
(b) Kalimat Terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri
sendiri sebagai ujaran lengkap.
b. Paragraf adalah sebagai satuan gagasan di dalam bagian suatu
wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling
berhubungan dalam mengusung satu kesatuan pokok pembahasan.
Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur, yakni gagasan
pokok dan beberapa gagasan penjelas. (1) Gagasan pokok
merupakan gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu
paragraph. Dengan demikian, fungsinya sebagai pokok, patokan,
atau dasar acuan pengembangan suatu paragraf. (2) Gagasan
penjelas merupakan gagasan yang berfungsi menjelaskan gagasan
pokok. Penjelasannya, bisa dalam bentuk uraian-uraian kecil,
contoh-contoh, atau ilustrasi, kutipan-kutipan, dan sebagainya
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis sebuah paragraf
adalah perpaduan paragraf. Kepaduan paragraf adalah keeratan
ataupun kekompakan hubungan antar unsur-unsur paragraf.
Kepaduan suatu paragraf mencakup dua hal, yakni kepaduan isi
dan kepaduan bentuk. Kepaduan Isi atau koheren adalah
kekompakan sebuah paragraf yang dinyatakan oleh kekompakan
kalimat-kalimat di dalam mendukung satu gagasan pokok, dan
Kepaduan bentuk dalam suatu paragraf dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut. 1) Penggunaan konjungsi, 2) Pengulangan kata
atau frasa. 3) Pemakaian kata ganti atau kata yang sama
maknanya4) Pemakaian kata yang berhiponimi, yakni kata yang
merupakan bagian dari kata lainnya. Paragraf yang baik harus
memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap seperti gagasan
pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Kesatuan paragraf
adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang
berkaitan secara utuh, padu, dan membentuk satu kesatuan pikiran.
Dan paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang
lengkap seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan kalimat
penjelas.
d. Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dibedakan
menjadi lima yaitu paragraf deduktif, induktif, kombinasi,
deskriptif, dan narasi.
e. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
merupakan penjelasan dari kompetensi inti, yang memuat tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
f. Beberapa hal yang harus dipersiapakan sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran teks fiksi di Sekolah Dasar:
 Analisis materi pelajaran dan analisis kompetensi dasar, Materi
tersebut harus sesuai dengan kompetensi dasar (KD) di Sekolah
Dasar. Indikator adalah tingkah laku operasional yang menjadi
standar tercapainya kompetensi dasar (KD). indikator dibedakan
menjadi tiga kategori, yaitu indikator kunci, indikator pendukung
atau indikator prasyarat, dan indikator pengayaan.
(a) Indikator kunci adalah indikator yang sangat memenuhi
kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi,
Keterpakaian).
(b) Indikator pendukung adalah indikator yang membantu peserta
didik untuk memahami indikator kunci.
(c) Indikator pengayaan mempunyai tuntutan kompetensi yang
melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.
 Menentukan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran
adalah pengembangan Indikator Capaian Kompetensi (IPK) yang
telah dirumuskan.
 Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran adalah salah
satu hal yang harus diperhatikan dalam perencanakan pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran adalah pendekatan saintifik, konstruktivisme, whole
language, komunikatif, dan lain sebagainya.
 Menentukan Media Pembelajaran. Media adalah alat bantu
dalam proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian
materi pelajaran. Media dapat berupa video/film, rekaman, audio,
model, chart, gambar, dan sebagainya.
 Menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan,
objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, social, dan budaya.
 Langkah-langkah pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran
terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
(a) Kegiatan pembuka seharusnya dimulai dengan kegiatan
pembelajaran yang ramah dan hangat. Hal tersebut dapat
dicapai dengan mengucapkan salam pembuka, berdoa dengan
dipimin oleh siswa, dan menanyakan kabar siswa.
(b) Kegiatan inti. Yang terpenting dari kegaitan ini adalah
bagaimana pembelajaran berpusat kepada siswa (student
centered).
(c) Kegiatan penutup. Sebelum mengakhiri pembelajaran baiknya
guru mengecek pemahaman siswa apakah tujuan pembelajaran
hari itu tercapai atau tidak.
 Penilaian Pendidik. Guru melakukan penilaian kompetensi sikap
melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik, dan jurnal.
KB 2 Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi

1. Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
berdasarkan imajinasi pengarang (Kosasih dan Kurniawan, 2019).
Bahasa tulisan teks fiksi bermakna denotatif, konotatif, asosiatif,
ekspresif, sugestif, dan plastis.
a. Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang sesuai
dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.
b. Konotatif adalah bukan makna sebenarnya dan mempunyai
makna tautan. Dengan kata lain konotatif adalah makna kias atau
makna tambahan.
c. Ekspresif yaitu membayangkan suasana pribadi pengarang.
d. Sugestif adalah bersifat mempengaruhi pembaca.

e. Plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.


2. Tema merupakan ide atau gagasan yang ingin di sampaikan
pengarang dalam ceritanya.
3. Perwatakan adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita
(Budihastuti, 2015).
4. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung secara
kasual (Stanton 2012).
a. Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang
klimaksnya berada di akhir cerita. Tahapan pada Alur maju
adalah sebagai berikut. Pengenalan → Muncul konflik →
Klimaks → Antiklimaks → Penyelesaian
b. Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang
menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita.
Tahapan pada Alur mundur adalah sebagai berikut. Penyelesaian
→ Antiklimaks → Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan
c. Alur campuran atau bisa disebut alur maju-mundur adalah alur
yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa
lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Tahapan
pada Alur campuran adalah sebagai berikut. Klimaks → Muncul
konflik → Pengenalan→ Antiklimaks → Penyelesaian. (Pranoto
2015).
5. Latar adalah gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana
dialami oleh tokoh (Siswanto, 2008). Latar tempat, yakni lokasi
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi,
baik dapat dijumpai dalam dunia nyata ataupun tempat tertentu
yang tidak disebutkan secara jelas (pembaca harus menebak
sendiri). Latar waktu, yakni kapan terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam cerpen. Dan Latar sosial, yakni hal-hal
yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat
suatu tempat yang diceritakan dalam cerpen, misalnya: kebiasaan
hidup, adat-istiadat, tradisi, pandangan hidup, pola pikir dan
bersikap Rahmanto (1988).
6. Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui sebuah tulisan atau cerita.
7. Teks fiksi memiliki struktur sebagai berikut:
(1) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
(2) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh
utama.
(3) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang
dialami tokoh.
8. Teks fiksi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu.
b) Menggunakan kata kerja tindakan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan para tokohnya.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya.
e) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019).
9. Menurut Kosasih (2019), teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita
fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan
drama.
a) Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang di tengah-
tengah kehidupan masyarakat dan disampaikan secara turun-
temurun. Secara garis besar, cerita rakyat terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
 Mite, yakni cerita tentang suatu kepercayaan, misalnya
tentang para dewa.
 Sage, yakni cerita tentang kehidupan raja dan kepahlawanan.
 Legenda, yakni cerita asal-usul suatu tempat, binatang, dan
benda-benda lainnya.
 Fabel, yakni cerita yang bertokohkan binatang.
b) Cerita fantasi merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan
berdasarkan khayalan, imajinasi, atau fantasi (Kosasih, 2019).
c) Cerita pendek (cerpen) adalah cerita rekaan yang menurut
wujud fiksinya berbentuk pendek (Kosasih, 2019).
d) Cerita inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan
suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang (Kosasih,
2019).
e) Puisi rakyat merupakan jenis puisi yang berkembang pada
kehidupan masyarakat sehari-hari; sebagai suatu tradisi
masyarakat setempat (Kosasih, 2019).
f) Puisi baru disebut juga puisi bebas. Puisi baru merupakan puisi
tidak terikat oleh jumlah larik, suku kata, ataupun pola rimanya
(Kosasih, 2019).
g) Diksi merupakan Kata-kata memiliki kedudukan penting dalam
puisi. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Kata-kata yang
dipilih hendaknya bersifat puitis, dan memiliki efek keindahan.
Bunyinya indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata
lainnya.

KB. 3 Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi


Haryadi dan Zamzami (1996) membagi proses menulis kedalam lima
tahapan, yaitu pramneulis, menulis, merevisi, mengedit, dan
mempublikasikan.
a) Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis menemukan ide
gagasan yang akan dituangkan, menentukan judul karangan,
menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan,
membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan.
b) Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai menjabarkan ide
kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk
kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu
dirangkai menjadi satu karangan yang utuh.
c) Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap
keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai
aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan.
d) Mengedit, pada tahap ini diperlukan format baku yang akan
menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan
pengaturan spasi.
e) Mempublikasikan, yakni menyampaikan hasil tulisan kepada
publik dalam bentuk cetakan, noncetakan, atau kedua-duanya.
1.Teks nonfiksi dapat diartikan sebagai karya seni yang sifatnya
berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada kebenaran di dalamnya.
Trim (2014) menjelaskan bahwa teks nonfiksi ialah tulisan berbasis
data dan fakta sebenarnya disajikan dengan gaya bahasa formal atau
nonformal berupa argumentasi, eksposisi, atau deskripsi.
2. Teks faksi, merupakan teks yang ceritanya berbentuk kisah berbasis
kejadian sebenarnya. Jenis teks faksi diantaranya, biografi,
autobiografi, kisah nyata, memoar, dan cerita-cerita dari kitab suci.
3. Esai sebagai cara untuk menguji atau melihat kualitas ide yang
dituliskan oleh penulisnya (Harvey, 2003). Secara umum struktur
esai memiliki tiga bagian utama. Selain judul, sebuah esai memiliki
bagian secara berurutan berupa (1) pendahuluan, (2) bagian inti, dan
(3) Simpulan (lihat Anker, 2009; McWhorter, 2012; Savage & Mayer,
2005). Esai yang telah disusun oleh penulis memiliki fungsi yang
dapat memberikan kontribusi positifterhadapperkembangan
kemampuan berfikir dan pemahaman pembaca.
4. Eksploratif: melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap
peristiwa, fenomena, ide atau gagasan tertentu.
5. Persuasi: mengajak pembaca untuk meyakini opini penulis serta
mengajak pembaca untuk melakukan aksi atau tindakan tertentu.
6. Explain: menjelaskan kepada pembaca tentang suatu hal atau
bagaimana melakukan suatu hal atau bagaimana sesuatu itu bekerja.
7. Compare: membandingkan dan mengontraskan dua atau lebih ide,
peristiwa, litratur atau hal lainnya.
8. Showing: menunjukan tentang bagaiamana sebab akibat yang
ditimbulkan oleh suatu hal atau fenomena
9. Describ adalah mendeskripsikan suatu permasalahan dan
menawarkan solusianya
10. Kaidah dapat diartikan sebagai aturan, acuan atau patokan.
Sementara kebahasan dapat diartikan unsur-unsur yang membangun
sebuah bahasa atau kalimat.
Kata-kata yang digunakan dalam esai hendaknya menggunakan kata
baku yakni sesuai stSaudarar atau kaidah kebahasaan yang dibakukan.
Kaidah tersebut meliputi kaidah ejaan bahasa Indonesia (EBI), tata
bahasa baku, dan kamus umum bahasa Indonesia.
Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yang
memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Fungsi artikel
ilmiah sebagai berikut:
a. Fungsi pendidikan, yaitu untuk memberikan pengalaman yang
berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis, berikir,
dan mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah
b. Fungsi penelitian, yakni sebagai sarana bagi penulisnya guna
menerapkan prosedur ilmiah dan memprkatikannya dakam
usaha mengembangkan ilmu pengetahuan 3) Fungsi
fungsional, yakni sebagai alat pengembangan ilmu
pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan
praktis di lapangan dalam satu disiplin ilmi tertentu.
Puspandari (2007) bahwa kaidah kebahasaan artikel ilmiah sebagai
berikut:
1. Baku, yakni taat asas kebahasaan yang berlaku
2. Denotatif, yakni kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda
3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan dengan perasaan. Ragam
bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau
hemat, dan tidak emosional
4. Kohesif. Agar tercipta hubungan granatik antara unsur-unsur, baik
dalam kalimat mauoun dalam alinea, dan juga hubungan antara
alinea yang satu dnegan alinea yang lainnya bersifat padu
digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata petunjuk dan
kata-kata penghubung.
5. Koheren. Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung
satu makna atau ide pokok.
6. Mengutamakan kalimat pasif.
7. Konsisten dalam segala hal.
8. Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia
ragam ilmiah dapat diterima akal
9. Efektif. Ide yang diungkaokan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh
penyimak atau pembaca
10. Kuantitatif. Keternagan yang dikemukakan pada kalimat dapat
diukur secara pasti.
11. Terhindar dari kesalahan umum bahasa Indonesia. Kesalahan-
kesalahan tersebut antara lain hiperkorek, pleonasme, dan
kontaminasi.

KB 4 Apreasiasi dan Kreasi Sastra Anak


1. Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggali, menghayati karya
sastra yang sesuai dengan anak-anak, sehingga tumbuh kecintaan,
kesenangan dan penghargaan terhadap karya sastra.
2. Sastra anak-anak adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan
bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai
estetika tertentu yang dapat dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-
anak.
3. Dua hal yang terkait dengan apresiasi, yaitu (1) apresiasi sastra
reseptif, dan (2) apresiasi sastra ekspresif/produtif
 Apresiasi Sastra Reseptif Apresiasi sastra anak secara umum
meliputi apresiasi terhadap bentuk penulisan kreatif dan imajinatif
yang dikhususkan untuk dibaca, dinikmati dan dinilai oleh anak.
Apresiasi sastra anak secara reseptif pada hakikatnya merupakan
kegiatan bersastra yang dilakukan oleh peserta didik dengan cara
menghargai, menikmati, menilai dan menekuni terhadap karya
sastra yang dibacanya, baik karya sastra anak itu berbentuk puisi,
prosa maupun drama.
 Apresiasi sastra ekspresif/produktif merupakan kegiatan
mengapresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif
dan penciptaan. Apresiasi sastra secara ekspresif/produktif tidak
mungkin terwujud tanpa diberikan pengajaran menulis, khususnya
menulis kreatif di sekolah dasar (Hartati, 2016).
4. Pendekatan emotif merupakan suatu pendekatan yang berusaha
menemukan unsur-unsur emosi atau perasaan pembaca. Unsur
emosi itu berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk, lucu
atau menarik.
5. Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif
maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam
suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan
mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
6. Pendekatan analitis merupakan pendekatan yang berupaya
membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang
menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik, dan
hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk
keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas
bentuk dan maknanya.
7. Jenis Sastra Anak di SD
Sastra anak-anak sebagai sumber pembelajaran bahasa di sekolah
dasar terdiri atas berbagai jenis, yaitu: buku bergambar, fiksi
realistik, fiksi sejarah, fantasi, fiksi ilmiah, sastra tradisional,
puisi, biografi, dan otobiografi. Semua jenis tersebut dapat
dijadikan bahan pembelajaran apresiasi asal disesuaikan dengan
kondisi dan tingkat perkembangan anakanak (Huck, 1987;
Rothelin, 1991).
8. Pembelajaran abad ke-21 mencerminkan empat hal yakni; (1)
kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill), (2) kreativitas
(creativity), (3) komunikasi (communication), dan (4) kolaborasi
(collaboration).
9. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik guru dalam pembelajaran karya sastra anak :
1) Memahami kerakteristik peserta didik mencakup tingkat
apresiasi, minat, bakat, aspirasi, dan kesulitan.
2) Sebagai pendidik seorang guru harus menguasai bahasa
(sederhana, konkret) dan isi relevan dengan kehidupan anak.
3) Memahami Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia.
4) Memahami sejarah dan teori sastra Indonesia.
5) Memahami jenis sastra daerah.
6) Memiliki apresiasi sastra yang tinggi, baik sastra Indonesia,
sastra daerah, maupun asing.
10. Adapun bentuk strategi yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sastra anak di sekolah dasar adalah sebagai
berikut:
1) Bercerita
2) Berbicara
3) Bercakap-cakap
4) Mengungkapkan pengalaman
5) Membacakan puisi
6) Mengarang terikat & bebas
7) Menulis narasi, deskripsi, eksposisi & argumentasi
8) Menulis berdasarkan gambar/visual
9) Mendramatisasikan karya sastra
2 Daftar materi yang sulit 1. Teks Faktual
dipahami di modul ini 2. Teks Cerita
3. Teks Tanggapan
4. Teks Normatif
5. Karakteristik teks fiksi.
6. Teks fiksi secara teoritis dan secara praktis.
7. Pendekatan dalam mengapresiasi sastra anak

3 Daftar materi yang 1. Teks Deskripsi


sering mengalami 2. Teks Eksplanasi
miskonsepsi 3. Teks Tanggapan
4. Biografi dan autobiografi
5. Membedakan Mite, Sage, dan Legenda.
6. Pendekatan didaktis dan analitis

Anda mungkin juga menyukai