Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Auditing

1. Pengertian Audit
Audit berasal dari bahasa latin “Audire” yang berarti “mendengar”. Audit merupakan
kegiatan pemeriksaan pembukuan hingga pemeriksaan fisik untuk memastikan suatu
departemen dalam organisasi atau perusahaan sudah mengikuti sistem pencatatan yang
terdokumentasi. Audit berfungsi untuk memastikan keakuratan dan keabsahan laporan
keuangan yang disajikan oleh organisasi atau perusahaan. Orang yang melakukan audit
disebut dengan auditor.

2. Jenis Audit
a. Audit Internal
Audit Internal dilakukan pada seseorang atau tim di dalam suatu organisasi. Audit
internal dapat membantu eksekutif, pemilik bisnis, dan stakeholder mendapatkan
gambaran yang akurat tentang kesehatan perusahaan.
b. Audit Eksternal
Audit eksternal dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memihak pada organisasi
bisnis manapun. Audit eksternal adalah jenis audit yang lebih resmi daripada audit
internal dan sering digunakan untuk menunjukkan keandalan catatan keuangan
dan operasional organisasi.
c. Audit Pajak
Petugas dari Dirjen Pajak melakukan audit pajak untuk memverifikasi keakuratan
informasi yang diajukan pada pengembalian pajak perusahaan, memastikan
pembayaran pajak Anda benar dan memastikan kewajiban pajak yang dilaporkan
telah sesuai.
d. Audit Keuangan
Audit keuangan pada dasarnya adalah pemeriksaan atas laporan keuangan atau
laporan lain oleh orang atau organisasi independen di mana pendapat tersebut
diungkapkan berdasarkan fakta penelitiannya.
e. Audit Operasional
Audit operasional berusaha untuk mengidentifikasi area inefisiensi dan membuat
rekomendasi untuk mengurangi biaya, merampingkan proses dan membuat
kebijakan yang lebih baik. Audit operasional dirancang untuk mengevaluasi dan
menganalisis operasi organisasi, termasuk kebijakan, prosedur, tujuan, filosofi,
dan budaya.
f. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan berfungsi untuk menentukan apakah perusahaan mematuhi
peraturan internal dan eksternal. Ini mungkin termasuk dalam pemeriksaan
standar perusahaan, peraturan lokal dan undang-undang negara dan daerah.
g. Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi adalah proses memeriksa teknologi informasi di organisasi
Anda untuk memastikan Anda melakukan praktik dan menggunakan alat terbaik
untuk manajemen dan keamanan sistem.
h. Audit Penggajian
Audit penggajian akan memverifikasi keakuratan semua informasi yang terkait
dengan pemrosesan penggajian kepada karyawan, termasuk:
 Pemotongan pajak
 Jam dan upah karyawan
 Informasi karyawan, seperti alamat dan informasi kontak
i. Audit Pembayaran
Audit pembayaran menganalisis seluruh data pembayaran dari organisasi Anda
untuk memastikan bahwa tidak ada hal yang berisiko dalam proses pembayaran
dan jaminan kesejahteraan karyawan.
j. Audit Terintegrasi
Audit terintegrasi adalah proses yang berkaitan dengan bagaimana organisasi
menganalisis dan mengendalikan akuntansi dan pelaporan keuangannya untuk
dibagikan secara publik.
k. Audit Forensik
Audit forensik adalah audit yang sangat teknis yang sering dilakukan sebagai
bagian dari investigasi kriminal atau perdata. Auditor forensik menerapkan
pengetahuan akuntansi dan prosedur investigasi.
l. Audit Wajib
Audit wajib adalah audit yang dilakukan untuk mematuhi peraturan pemerintah
untuk perusahaan publik, bank, perusahaan investasi, dan perusahaan asuransi.
Proses ini umumnya termasuk dalam audit eksternal yang memverifikasi laporan
keuangan tertentu secara akurat dan sesuai, termasuk:
 Laporan bank
 Jumlah klien atau pelanggan
 Pendapatan investasi
m. Audit Nilai Untuk Uang
n. Audit Prosedur Yang Disepakati
o. Audit Khusus

3. Perkembangan Audit
a. Prosedur Awal Auditing
Prosedur audit yang dilakukan pada akhir abad 19 sampai dengan awal
abad 20-an adalah pemeriksaan secara lengkap pada setiap transaksi dan
melakukan koreksi pada setiap akun yang salah saji pada laporan keuangan.
Sekitar tahun 1890an, Negara Inggris dan Amerika Serikat melihat perlunya cara
yang lebih efisien dan tidak memakan biaya besar, sehingga munculnya teknik
sampling dalam proses audit, teknik ini mengambil transaksi-transkasi yang
berjumlah besar dari populasi data yang ada untuk diperiksa kebenarannya yang
saat ini dikenal dengan istilah Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit).
b. Komputer Dalam Audit
Pada tahun 1950, Dunia bisnis melihat pengolahan data elektronik oleh
sistem komputer dapat melakukan banyak hal yang membantu Akuntan Publik,
professional dan pengusaha lainnya. Di awal tahun 1960, mayoritas penggunaan
komputer ditujukan untuk kepentingan bisnis daripada untuk hal ilmiah.

Mulai tahun 1970-an, komputer digital sudah dapat menangani sejumlah


besar data dan memproses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Komputer
membuat pekerjaan akuntan publik menjadi jauh lebih mudah terutama dalam
menangani pekerjaan pembukuan. Hal ini memberikan banyak waktu luang bagi
akuntan untuk bisa fokus pada pekerjaan yang lebih penting. Sejarah audit dan
penemuan komputer dalam melakukan audit berakhir di sini pada tahun 1970-an.

c. Perkembangan Audit di Indonesia


Profesi Auditorsi di Indonesia masih tergolong baru. Pada masa
penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak,
sehingga Auditorsi dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaan-
perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti
model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Auditorsi baru mulai dikenal di Indonesia
setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan
Auditorsi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di
perguruan tinggi.

Perkembangan Auditorsi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika


Ikatan Auditor Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Auditorsi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Auditor (NPA). Selain itu perkembangan yang
terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya
audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan
permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan
dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya
wajib diaudit oleh Auditor publik. Pada tahun yang sama Undang – Undang Pasar
modal pun lahir juga.

Seiring perkembangan perusahaan di Indonesia, IAI telah banyak


melakukan penyempurnaan peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang mana
Indonesia saat itu berkibalat pada peraturan yang dibuat oleh Amerika Serikat.
Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip Auditorsi dan standar
audit yang disebut Standar Auditorsi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Auditor Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Auditorsi yang
dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Auditorsi
Keuangan (PSAK.

Anda mungkin juga menyukai