Anda di halaman 1dari 6

NAMA : TANIA YUAN VIRANANDA

KELAS : 4B

NIM : 858782762

NO.ABS : 16

POKJAR : BANDUNG TULUNGAGUNG

TUGAS TUTORIAL 2

1. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan musyawarah supaya tidak muncul
salah paham!

Jawab :

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan musyawarah agar tidak
muncul salah faham :

a. Menghargai pendapat orang lain

b. Peserta musyawarah harus mampu mengendalikan emosi

c. Berbicara menggunakan bahasa yang baik dan sopan

d. Tidak boleh mementingkan diri sendiri

e. Saling menghargai sesama peserta musyawarah

2. Jelaskan tujuan pembicara menurut Tarigan (1998:49)!

Jawab :

Menurut Tarigan (1998:49) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas lima golongan,
yaitu :

a. Berbicara untuk Menghibur

pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas,
kisah-kisah jenaka, dan sebagainya. Menghibur adalah membuat orang tertawa dengan hal-hal
yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan suatu suasana keriangan dengan cara
menggembirakan. Sasaran diarahkan kepada perisiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh
kelucuan dan kegelian yang sederhana. Media yang sering dipakai dalam berbicara untuk
menghibur adalah seni bercerita atau mendongeng ( the art of story-telling), lebih-lebih cerita
yang lucu, jenaka, dan menggelikan. Pada saat pembicara atau si tukang dongeng beraksi, para
partisipan dapat tertawa bersama-sama dengan penuh kegembiraan dan kekeluargaan atau
persahabatan.

b. Berbicara untuk Menginformasikan

Berbicara untuk tujuan menginformasikan dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan untuk :

1. menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses;

2. memberi atau menanamkan pengetahuan;

3. menguraikan, menafsirkan, atau mengiterpretasikan sesuatu hal;

4. menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda,hal, atau peristiwa.

c. Berbicara untuk Menstimulasi

Berbicara untuk tujuan menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari berbicara untuk
menghibur atau berbicara untuk menginformasikan, sebab pembicara harus pintar merayu,
mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar
mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya. Berdasarkan
keadaan itulah pembicara membakar semangat dan emosi pendengarnya sehingga pada
akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan apa-apa yang dikehendaki pembicara.

d. Berbicara untuk Meyakinkan

Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan ialah meyakinkan pendengarnya akan sesuatu.
Melalui pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap
menolak menjadi sikap menerima. Misalnya bila seseorang atau sekelompok orang tidak
menyetujui suatu rencana, pendapat atau putusan orang lain, maka orang atau kelompok
tersebut perlu diyakinkan bahwa sikap mereka tidak benar. Melalui pembicara yang terampil
dan disertai dengan bukti ,fakta contoh, dan ilustrasi yang mengena, sikap itu dapat diubah dari
tak setuju menjadi setuju.

e. Berbicara untuk Menggerakkan

Di dalam berbicara atau berpidato menggerakkan massa yaitu pendengar berbuat, bertindak,
atau beraksi seperti yang dikehendaki pembicara merupakan kelanjutan, pertumbuhan, atau
perkembangan berbicara untuk meyakinkan. Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan
pembicara yang berwibawa, panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya
berbicara, kelihatannya membakar emosi, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya terhadap ilmu – jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya.
Misalnya, bung Tomo dapat membakar semangat dan emosi para pemuda di Surabaya,
sehingga mereka berani mati mempertahankan tanah air.

3. Jelaskan jenis-jenis berbicara lanjutan berdasarkan KTSP!

Jawab :

Jenis-jenis berbicara lanjutan berdasarkan KTSP, yaitu sebagai berikut :

a. Bermusyawarah

Musyawarah mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai


kata sepakat. mencapai kata sepakat tentu tidak mudah karena setiap orang mempunyai
kepentingan pribadi dalam suatu musyawarah yang penting adalah kepentingan orang banyak,
setiap orang mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan umum. Dalam suatu
musyawarah dipimpin oleh seorang pimpinan musyawarah yang lazim disebut pimpinan sidang.
Pimpinan sidang berhak membuat tata tertib musyawarah dan tata tertib pelaksanaan. dalam
musyawarah biasanya terdapat perbedaan pendapat, tetapi perbedaan itu yang harus di
padukan. Bila tidak maka biasa diambil voting. Itulah hal yang istimewa dari musyawarah yang
berbeda dengan diskusi. Dalam musyawarah selalu ada kesimpulan.

b. Diskusi

Nio (dalam Haryadi, 1981 : 68) mengatakan diskusi ialah proses penglibatan dua orang atau
lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah
tentu melalui tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah. Sementara itu, jihad
(dalam Haryadi 1997 : 68) menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar pikiran secara teratur dan
terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil dengan tujuan untuk pengertian,
kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian, dalam
sebuah diskusi harus ada sebuah masalah yang dibicarakan, moderator yang memimpin diskusi,
dan ada diskusi yang dapat mengemukakan pendapat secara teratur. Dari kedua batasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa esensi diskusi adalah (1)partisipan lebih dari seorang, (2)
dilaksanakan dengan bertatap muka, (3) menggunakan bahasa lisan (4) bertujuan untuk
mendapatkan kesepakatan bersama, (5) Dilakukan dengan cara bertukar informasi dan tanya
jawab.
c. Menyampaikan Argumentasi

Proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus mempertahankan


pendapat disebut debat. setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan
memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta
setuju terhadap pendapat pendapatnya (Laksono, 2003 : 20). Sebelum berdebat, peserta debat
harus mempersiapkan penyusunan materi dan argumentasi dengan referensi yang memadai.
Dalam debat, pemimpin berhak menentukan apakah anggota kelompok atau khalayak dapat
bertanya kepada peserta debat atau pembicara atau tidak. Selain itu, pemimpin panitia
menyiapkan dua kelompok yang bersedia mendapatkan masalah yang sudah ditentukan.
Kelompok A adalah kelompok yang yang menyetujui masalah sedangkan kelompok B adalah
kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.

d. Pidato

Pidato adalah aktivitas berbicara atau berorasi di depan umum, dilakukan dengan
menyampaikan pendapat atau pemikiran penulis. Umumnya pidato dilakukan untuk
menyatakan peristiwa atau hal yang layak untuk diperbincangkan di depan umum. Komunikasi
lisan, khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara impromptu, menghafal, metode naskah
dan ekstemporan. Selain itu ketika menyusun pidato perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut; pengumpulan bahan, garis besar pidato, uraian secara detail. Pidato yang baik
memerlukan latihan, dengan kata lain latihan pidato mutlak harus dilaksanakan terutama untuk
mimik, nada bicara, intonasi, dan waktu. Hal ini untuk memperoleh hasil yang baik. Pidato
bertujuan untuk mendorong, meyakinkan, memberitahukan, dan menyenangkan. sebelum
mengadakan pidato hal-hal yang perlu diperhatikan adalah menganalisis pendengar :

a. Jumlah pendengar;

b. Jumlah mereka berkumpul;

c. Adat kebiasaan mereka;

d.acara lain;

e. Tempat berpidato;

f. Usia pendengar;

g. tingkat pendidikan pendengar;

h. Keterikatan hubungan batin dengan pendengar; dan

i. bahasa yang biasa digunakan.


4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis membaca permulaan!

Jawab :

a. Membaca Nyaring (Membaca Bersuara)

Membaca nyaring yaitu membaca dengan suara keras dan jelas untuk mengukur tingkat
ketercapaian melek huruf si pembelajarnya.

b. Membaca teknis

Membaca teknis adalah membaca nyaring dengan memperhatikan nada, dinamika dan tempo.
Pada membaca jenis ini, anak sudah mulai dibimbing ke arah pembacaan teks secara tepat
menurut pelafalan dan intonasi nya. Tanda tanda baca yang menandai intonasi mulai
diperkenalkan.

5. Dalam membaca kadang-kadang kita menemukan 2 bahan bacaan mengenai topik yang
sama,
bahan bacaan yang satu sulit dipahami dan tidak enak dibaca, sedangkan yang satunya mudah
dipahami dan enak dibaca, mengapa demikian?

Jawab :

Karena kita membaca untuk memberikan pertimbangan atau penilaian. Jika anda mengalami
kebingungan saat membaca beberapa bacaan dengan topik yang sama dari beberapa sumber
yang berbeda atau bahkan saat membaca suatu bacaan tertentu dari sumber yang tertentu
pula, lalu muncul bermacam-macam pertanyaan di benak Anda pada saat membaca tulisan
tersebut : Apakah gagasan pengarang itu aktual; apakah data dan fakta yang disodorkannya
akurat dan terpercaya; Bagaimana pandangan dan sikap pengarang terhadap topik yang
ditulisnya itu; apakah sajian tulisan itu logis dan sistematis sehingga mudah dibaca; Bagaimana
dengan bahasa dan ungkapan-ungkapan yang digunakan nya; apakah tulisannya itu empiris dan
objektif; Bagaimana dengan sumber-sumber bacaan yang penulis gunakan; seberapa
kompetensi penulis untuk bidang yang ditulisnya itu itu? Pertanyaan-pertanyaan itu akan
memandu Anda dalam memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap kualitas bacaan yang
anda baca.

6. Sebutkan dan jelaskan jenis membaca lanjut!


Jawab :

Ada dua jenis membaca lanjutan, yaitu :

a. Membaca Nyaring

Membaca nyaring pada pembaca lanjut lebih diorientasikan pada kegiatan membaca untuk
orang lain atau "membacakan". Dengan demikian, prosesnya harus didahului oleh kegiatan
membaca dalam hati terlebih dahulu untuk menangkap isi atau maksud bacaan sebelum
membacakannya untuk orang lain.

b. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati lebih ditujukan untuk kepentingan pemahaman bacaan. Oleh karena itu,
masalah-masalah yang berkaitan dengan teknik membaca tidak lagi menjadi sorotan. Mengapa
tanda tanya karena hal itu dianggap telah dikuasai pada saat pembelajaran membaca
permulaan. Bagaimana sebuah kata atau kalimat dihafalkan oleh seorang pembaca lanjut
tidaklah penting sepanjang dia memahami makna atau maksud yang terkandung dibalik kata
atau kalimat tersebut. Bahkan, ketika pembaca melewati beberapa kata atau beberapa baris
kalimat dari Bacaan yang dibaca nya sekalipun, karena hal tersebut dianggap sudah
dipahaminya, tidaklah menjadi masalah. Malah hal ini menjadi sebuah strategi yang tepat untuk
mengefektifkan waktu membaca agar menjadi lebih cepat dan lebih singkat dengan tidak
mengurangi pemahaman terhadap isi bacaan yang dikandungnya. di samping itu, kegiatan
membaca dalam hati lebih berorientasikan pemahaman dan bersifat personal. Pada tataran
tingkat Mahir, pemahaman bacaan itu harus disertai dengan kecepatan membaca yang
memadai.

Anda mungkin juga menyukai