Pada masa Daulah Abasiyah, para ulama atau ilmuwan
mendapatkan peranan yang sangat terhormat. Para ulama pada masa Abasiyah banyak menjadi rujukan para ulama di zaman modern, baik dalam ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum (sains). Diantara para ulama besar yang menjadi rujukan adalah : 1. Nukman bin sabit bin zuta ( imam Hanafi ) 2. Malik bin Anas bin Malik bin Amr ( imam malik ) 3. Muhammad bin Idris AsSyafi’i ( imam Syafi’i ) 4. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal ( imam Hambali ). Muhammad bin Idris As Syafi’i lahir di Gaza, Palestina tahun 150 H / 767 M. Dan wafat di Fusthat, Mesir tahun 204 H / 819 M. Saat usia 20 tahun imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar yaitu imam Malik. Dua tahun kemudian beliau pergi ke Irak untuk berguru kepada murid-murid imam Hanafi di sana. Imam syafi’i mempunyai dua dasar berbeda untuk madzab Syafi’i yaitu Qaul Qadim dan Qaul Jadid. Setelah ayahnya imam Syafi’i meningal dunia dua tahun dari kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyangnya. Beliau tumbuh besar di Mekah dalamkeadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, bahasa arab dan sastra. Di Mekah imam Syafi’i berguru fikih kepada Muslim bin Khalid dan cepat sekali penghafalannya, sehingga gurunya mengijinkannya kepada Syafi’i untuk memberi fatwa ketika masih berusia 15 tahun. Selain belajar kepada imam Muslim bin Khalid, di Mekah Syafi’i juga belajar dengan beberapa gurunya yaitu imam Dawud bin Abdurrahman, Muhammad bin Ali, Shofyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Abi Bakar, Said bin Salim, Fudhail bin Ayyad, dan masih banyak lagi. Sedangkan selama di Madinah berguru kepada Imam Malik bin Anas. Syafi’i mengaji kitab Al Muwatho’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam waktu 9 malam. Setelah imam Syafi’i alim mengarang kitab Ar Risalah buku pertama tentang ushul fikih, dan kitab Al Umm. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fikih, Hadis, ushul fikih. Imam syafi’i wafat pada hari jum’at menjelang subuh bulan Rajab tahun 204 H / 809 M dalam usia 52 tahun. Imam Syafi’i adalah ulama madzab yang paling banyak di ikuti pendapatnya di Nusantara hingga saat ini meskipun beliau lahir dan hidup dimasa Daulah Abasiyah.