Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Riau, baik Riau daratan maupun Riau kepulauan, mempunyai latar
belakang sejarah yang cukup panjang. Berbagai tinggalan budaya masa lampau
banyak ditemukan di wilayah provinsi itu. Riau Kepulauan pernah berjaya dengan
Kerajaan Riau-Lingga dengan pusatnya di Pulau Penyengat. Tinggalan-tinggalan
budaya itu ada yang berupa benda bergerak maupun benda tak bergerak seperti
bangunan masjid, istana, benteng, dan makam raja-raja Riau-Lingga.
Suku Melayu merupakan etnis yang termasuk ke dalam rumpun ras
Austronesia. Suku Melayu dalam pengertian ini, berbeda dengan konsep Bangsa
Melayu yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera,
sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, Mindanao, Myanmar Selatan, serta
pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di
Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar 3,4% dari seluruh populasi, yang sebagian
besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.
Dalam buku Sejarah Melayu disebut bahwa Melayu adalah nama sungai di
Sumatera Selatan yang mengalir disekitar bukit Si Guntang dekat Palembang. Si
Guntang merupakan tempat pemunculan pertama tiga orang raja yang datang ke
alam Melayu. Mereka adalah asal dari keturunan raja-raja Melayu di Palembang
(Singapura, Malaka dan Johor), Minangkabau dan Tanjung Pura.
Pada waktu itu sebutan Melayu merujuk pada keturunan sekelompok kecil
orang Sumatera pilihan. Seiring dengan berjalannya waktu definisi Melayu
berdasarkan ras ini mulai ditinggalkan. Berdasarkan dari uraian diatas maka kami
ingin lebih memperluas kembali suku Melayu khususnya yang berada di Provinsi
Riau dan Kepulauan Riau.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis dan ragam permainan Rakyat Melayu Riau
2. Bagaimana cara mempraktekkan permainan Rakyat Melayu Riau
3. Apa saja keragaman mata pencaharian masyarakat Melayu Riau.

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui jenis dan ragam permainan Rakyat Melayu Riau
2. Mempraktekkan permainan Rakyat Melayu Riau
3. Mengetahui keragaman mata pencaharian masyarakat Melayu Riau.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis dan Ragam Permainan Masyarakat Melayu Riau


Setiap daerah pastinya memiliki permainan daerah yang unik dan menarik
untuk dimainkan oleh anak – anak ataupun orang dewasa, meskipun dizaman yang
penuh dengan teknologi serta mainan canggih ini permainan tradisional hampir
hilang karena anak – anak zaman sekarang kebanyakan lebih nyaman bermain
dengan tablet atau ps. Namun di daerah Riau masih ada beberapa anak yang
memainkan permainan tradisional, berikut ini beberapa permainan tradisional
yang ada didaerah Riau :
1. Permainan Layang – Layang
Layang-layang juga termasuk salah satu permainan rakyat daerah Riau. Pada
umumnya layang-layang terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi
kerangka dan dapat diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah
diikatkan pada seutas tali atau benang. Layang-layang ini dimainkan oleh anak-
anak maupun orang dewasa di tanah lapang pada musim kemarau atau selapas
panen. Jika laying-layang diadu , maka bagian ujung diberi ( ditempelkan )
pecahan kaca agar ketika bergesekkan dengan tali laying – laying lawan dapat
memutuskan tali laying – laying lawan itu . Layang – laying yang paling banyak
memutuskan tali laying- laying lawan dipandang sebagai pemenang atau yang
terkuat , ada juga yang mengadu ketinggian . Caranya dengan memperhatikan
berapa gulungan benang yang telah dipakai oleh tiap – tiap layangan . Di daerah
Riau ada beberapa jenis layang-layang antara lain: Layang-layang Kuwau
adalah layang-layang yang terdiri dari tujuh bilah bambu yaitu: untuk sayap
dua bilah, batang satu bilah dan ekor empat bilah (dua atas dan dua bilah
bawah). Sayap berbentuk agak bulat sedangkan ekornya menyerupai segi tiga.
Pada bagian kepala layang-layang tersebut diberi hiasan bunga-bunga dari
benang wol. Layang-layang sri bulan terdiri dari lima bilah bambu yaitu: untuk
sayap dua bilah, batang satu bilah dan ekor dua bilah. Sayapnya berbentuk agak
bulat sedangkan ekornya menyerupai bulan sabit. Pada bagian kepala layang-
layang tersebut diberi hiasan bunga- bunga dari benang wol. Kandungan nilai

3
dari permainan layang – layang ini adalah nilai pendidikan yang positif, dapat
meningkatkan keterampilan, kerja sama, aspek olahraga , dapat membaca dan
mengerti cuaca , serta mempererat persahabatan.

2. Permainan Gasing
Gasing merupakan permainan tradisional masyarakat Melayu Riau pada
mulanya permainan Gasing dalam masyarakat yang banyak dikaitkan dengan
suatu unsur kepercayaan yang sifatnya animisme yaitu pada saat sebelum
panen padi. Menurut anggapan masyarakat bahwa apabila permainan Gasing
dimainkan sebelum panen padi, maka mengakibatkan padi akan berisi. Namun
sekarang ini kepercayaan tersebut sudah mulai menghilang. Permainan Gasing
biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari sebagai pengisi waktu senggang.
Permainan Gasing juga diikutsertakan dalam menyemarakkan hari-hari besar.
Selain berfungsi sebagai permainan yang menimbulkan suasana gembira,
permainan Gasing juga dapat menimbulkan ketegangan karena masing-masing
pemain berusaha untuk memenangkan permainan. Para pemain dalam
permainan Gasing umumnya dari jenis kelamin laki-laki yaitu anak-anak,
remaja dan orang dewasa. Jumlah pemain minimal dua orang bahkan bisa
dimainkan secara beregu. Sistem beregu biasa disebut "seraje" dan apabila
hanya terdiri dari dua orang saja disebut "ganti alu". Gasing terbuat dari jenis
kayu yang berkualitas baik. Kayu tersebut dibentuk agak bulat dengan garis
tengah yang bervariasi. Kemudian bagian bawah agak lancip serta bagian atas
dari gasing dibentuk dan diberi sedikit tonjolan untuk melilitkan tali. Tali ini
terbuat dari kulit kayu yang dipintal seperti kulit kayu waru dan tamberan yang
tidak mudah putus dengan panjang kurang lebih 2,5 meter.Permainan Gasing
ini umumnya di atas tanah datar dan keras. Pertama-tama Gasing dipegang atau
digenggam dengan satu tangan kemudian tangan yang satunga memasangtali di
atas kepala Gasing yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat sedikit ada
tonjolan. Dari tonjolan inilah dimulai untuk melilitkan tali. Caranya adalah
ujung tali dilekatkan pada tonjolan Gasing (kepala) kemudian ditekan dengan
ibu jari yang menggenggam Gasing. Selanjutnya tali dililitkan kuat-kuat dan
rapat sampai kira-kira seperempat atau setengah badan Gasing. Setelah itu
ujung tali yang tersisa dibalutkan ke dalam tangan yang hendak melontarkan

4
Gasing. Dengan demikian Gasing telah berpindah ketangan yang melilitkan tali
sambil menggenggam Gasing kuat-kuat. Sewaktu akan melontarkan Gasing,
tangan yang menggenggam Gasing di angkat ke atas melewati pundak sejajar
dengan kepala pemain kemudian dilontarkan ke depan, dan pada saat Gasing
hendak menyentuh tanah tali disentakkan maka Gasing akan
berputarKadungan nilai pada permainan tradisional gasing ini adalah nilai
pendidikan yang positif karena dapat melatih keterampilan, ketangkasan
olahraga , kejujuran dalam bermain , setia kawan dan persahabatan.

3. Lulu Cina Buta


Permainan ini diambil dari kata dasar " buta " yang berarti tidak dapat melihat.
Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan Sekolah Dasar,
permainan ini menggunakan alat yang sederhana yaitu cukup dengan selembar
sapu tangan . Kemudian membuat batas lingkaran di tanah sebesar garis tengah
sekitar 21/2 meter sebagai lapangan bermain. Permainan lulu cina buta paling
sedikit diikuti oleh 3 orang anak dan bias pula sampai 6 orang anak jumlahnya.
Untuk menentukan siapa yang jadi " buta " maka diadakan terlebih dahulu
hompipa yang kalah dalam hompipa dialah yang menjadi " buta ". Oleh salah
satu temannya si buta yang kalah dalam hompipa tadi ditutup matanya
menggunakan sapu tangan dengan beberapa lipatan dan ujung sapu tangan
diikat dibelakang kepala si buta. Si buta harus benar benar tidak dapat melihat
keadaan sekitar karena telah ditutup menggunakan sarung tangan. Dengan aba-
aba dari salah seorang temannya yang mengatakan " sudah " maka permainan
dimulai. Sibuta akan merentangkan tangannyaberusaha untuk menangkap
salah seorang temannya yang ada didalam lingkaran tersebut . Temannya akan
berlari-lari menghindari tangkapan si buta . Apabila si buta berhasil
menangkap salah seorang temannya maka dia boleh meraba – raba temannya
yang tertangkap dan menebak siapa teman yang ditangkapnya. Apabila betul
nama yang si buta sebutkan maka temannya itu akan menjadi sibuta namun
apabila salah maka sibuta akan tetap menjadi sibuta. Begitulah cara permainan
lulu cina buta itu secara bergantian memegang peran si buta sampai mereka
telah puas bermain. Kandungan nilai yang ada pada permainan ini adalah nilai-

5
nilai pendidikan, kerja keras, memupuk sikap kebersamaan, melatih daya
ingatan, kejujuran, sportifitas, dan mempererat persahabatan .

2.2 Mata Pencaharian Masyarakat Riau


Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas
pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan
tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming).
Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas,
sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan,  pengangkutan, dan lain-lain.
Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah
dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi,
terutamanya orang Tionghoa. Tetapi kini telah ramai orang Melayu yang telah
sukses dalam bidang perniagaan dan menjadi ahli korporat. Banyak yang tinggal di
kota-kota besar dan mampu memiliki mobil dan rumah mewah. Selain itu itu juga,
banyak orang Melayu yang mempunyai  pendidikan yang tinggi, setingkat
universitas di dalam maupun di luar negeri.

6
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Setiap daerah pastinya memiliki permainan daerah yang unik dan menarik
untuk dimainkan oleh anak – anak ataupun orang dewasa, meskipun dizaman yang
penuh dengan teknologi serta mainan canggih ini permainan tradisional hampir
hilang karena anak – anak zaman sekarang kebanyakan lebih nyaman bermain
dengan tablet atau ps.
Banyak permainan rakyat melayu riau ini yang masih dimainkan hingga saat
ini, karena selain mengasyikkan juga dapat menjalin hubungan kekerabatan yang
baik antar pemain.

3.2 Saran
Karena permainan ini mendapat saingan dari permainan modern untuk itu,
perlu suatu usaha agar permainan ini tetap berlangsung seperti membuat event-
event pertandingan layang-layang, gasing dan lain-lain. Serta kerjasama antar
semua pihak dalam rangka penyelenggaraan event tersebut, seperti pihak
masyarakat dan pihak pemerintah, sehingga timbul kemeriahan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://wartasejarah.blogspot.co.id/2015/05/permainan-tradisional-melayu-riau.html
http://www.academia.edu/7535760/Kebudayaan-melayu-riau.hal22.

Anda mungkin juga menyukai