Anda di halaman 1dari 6

Beberapa Pointer KUP C :

1. Perubahan pokok Pasal tertentu dalam UU KUP sebagaimana diubah dalam UU CK


N
Pasal yang berubah Sanksi Ketentuan Lama UU Cipta Kerja
o
Pembetulan SPT Tahunan (self assessment sebelum Bunga sebesar 2% Tarif bunga per bulan =
1 Pasal 8 Ayat (2) pemeriksaan) yang mengakibatkan utang pajak menjadi per bulan (suku bunga
lebih besar acuan+5%)/12 bulan
Pembetulan SPT Masa (self assessment sebelum Bunga sebesar 2% Tarif bunga per bulan =
2 Pasal 8 Ayat (2a) pemeriksaan) yang mengakibatkan utang pajak menjadi per bulan (suku bunga
lebih besar acuan+5%)/12 bulan
Pengungkapan ketidakbenaran SPT pada saat Denda sebesar Sanksi administrasi
Pasal 8 Ayat (3) dan
3 pemeriksaan bukti permulaan/sebelum penyidikan 150% berupa denda sebesar
Ayat (3a)
100%
Pengungkapan ketidakbenaran SPT saat pemeriksaan. Kenaikan sebesar Tarif bunga per bulan =
Pasal 8 Ayat (5) dan
4 50% (suku bunga
Ayat (5a)
acuan+10%)/12 bulan
Pasal 9 Ayat (2a) Terlambat melakukan penyetoran PPh Masa
5
dan ayat (2c) Tarif bunga per bulan =
Bunga sebesar 2%
Terlambat melakukan penyetoran PPh Tahunan/ PPh (suku bunga
Pasal 9 Ayat (2b) per bulan
6 Pasal 29 acuan+5%)/12 bulan
dan ayat (2c)
SKPKB yang terbit atas pajak yang terutang tidak/kurang
Bunga sebesar 2%
7 Pasal 13 Ayat (2) dibayar dalam hal-hal yang diatur pada Pasal 13 Ayat (1)
per bulan
huruf (a) sampai (e) UU KUP
Tarif bunga per bulan =
SKPKB yang terbit atas PKP yang belum melakukan
(suku bunga
penyerahan, namun telah menerima pengembalian/
acuan+15%)/12 bulan
8 Pasal 13 Ayat (2a) telah mengkreditkan Pajak Masukan, dan hingga 3 -
tahun belum melakukan penyerahan atau mengalami
gagal produksi [Pasal 9 Ayat (6a)]
Apabila dalam menerapkan sanksi administrasi terdapat Terhadap sanksi
bunga dan kenaikan berdasarkan hasil pemeriksaan PPN administrasi bunga dan
dan PPnBM (Pasal 13 ayat (1) huruf a dan o) kenaikan tersebut,
9 Pasal 13 Ayat (3a) -
hanya akan diterapkan
1 jenis sanksi yang
nilainya tertinggi.
Kondisi yang membuat DJP menerbitkan SKPKB dalam SKPKB tidak lagi
Apabila
Pasal 13 Ayat (1) jangka waktu 5 tahun mempertimbangkan
berdasarkan hasil
10 huruf (a) dan huruf keterangan lain/Dasar
pemeriksaan atau
(c) Penerbitan SKPKB
keterangan lain
adalah pemeriksaan.
Kesesuaian besaran pajak terutang yang diberitahukan Jumlah pajak Jumlah pajak terutang
oleh wajib pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) terutang dalam dalam SPT menjadi
SPT menjadi pasti tidak pasti Ketika Wajib
apabila dalam Pajak melakukan
11 Pasal 13 Ayat (4)
jangka waktu 5 tindak pidana di bidang
tahun tidak perpajakan.
diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak.
SKPKB tetap dapat diterbitkan walau jangka waktu 5 Dikenai sanksi
tahun telah lewat berupa bunga
sebesar 48% dari
12 Pasal 13 Ayat (5) Dihapus
jumlah pajak yang
tidak atau kurang
dibayar
13 Pasal 13A Sanksi atas kealpaan pertama kali Dikenai sanksi Dihapus
administrasi
berupa kenaikan
sebesar 200% dari
jumlah pajak yang
kurang dibayar
ditetapkan
melalui
penerbitan SKPKB
Penerbitan STP oleh DJP akibat:
 PPh yang tidak/kurang bayar
Pasal 14 Ayat (3) Bunga sebesar 2% Tarif per bulan = (suku
14  Berdasarkan hasil penelitian, ada pajak yang
dan Ayat (5a) per bulan bunga acuan+5%)/12
kurang dibayar akibat salah tulis dan/atau salah
hitung
Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP yang
Denda sebesar Denda sebesar 1% dari
15 Pasal 14 Ayat (4) tidak membuat faktur pajak, terlambat membuat faktur
2% dari DPP DPP
pajak, atau tidak mengisi faktur pajak secara lengkap
PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan
16 Pasal 14 Ayat (5) pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 Ayat (6a)

2. Pengaruh perubahan Pasal 14 ayat 1 huruf d UU KUP dalam UU CK


3. Pengajuan Permohonan keberatan
Jawab:
a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut
penghitungan wajib pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan.
c. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal
pemotongan atau pemungutan pajak.
d. Satu surat keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan/satu pemotongan/pemungutan pajak.
e. 1 (satu) keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu masa/tahun pajak.
f. Wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar minimal sejumlah yang telah disetujui wajib pajak dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan. Pelunasan tersebut harus dilakukan sebelum mengajukan surat keberatan.

4. Obyek keberatan
Jawab:
Keberatan hanya dapat diajukan kepada Direktorat Jenderal Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga
5. Syarat pembayaran terkait pengajuan keberatan. Misal dengan ilustrasi :

Terhadap PT. A menerima SKPKB Rp 500 juta. Dalam pembahasan akhir pemeriksaan, PT. A hanya menyetujui sebagian koreksi
sehingga total kekurangan pajak menurut PT. A adalah Rp 20 juta. Apabila PT. A akan mengajukan keberatan, maka sebelumnya
harus melunasi terlebih dahulu sebesar
Jawab :
Minimal sejumlah yang disetujui pada saat pembahasan akhir pemeriksaan yaitu sebesar 20 juta
6. Jangka waktu pengajuan keberatan
Jawab:
a. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal
pemotongan atau pemungutan pajak kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak
dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya.
b. Keberatan yang tidak memenuhi syarat dapat diajukan kembali sepanjang tidak melampaui batas waktu 3 bulan
c. Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu tidak akan dipertimbangkan sebagai surat keberatan.

7. Batas waktu penyelesaian permohonan keberatan


Jawab :
a. Dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan diterima lengkap, DJP harus menerbitkan surat keputusan.
b. Apabila sampai dengan batas waktu tersebut DJP belum menerbitkan surat keputusan, maka permohonan wajib pajak
dikabulkan seluruhnya.
8. Jenis Keputusan keberatan
Jawab:
Keputusan keberatan dapat berupa:
a. Menerima seluruhnya
b. Menerima sebagian
c. Menolak
d. Menambah pajak terutang
9. Pengajuan permohonan banding
Jawab:
a. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
b. Disertai dengan alasan yang jelas
c. Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak surat keputusan keberatan diterima
d. Dilampiri dengan salinan surat keputusan keberatan yang diterbitkan
e. Satu surat permohonan untuk satu surat yang diajukan banding
f. Permohonan banding hanya dapat diajukan kepada Badan Peradilan Pajak
10. Obyek permohonan banding
Jawab:
Surat Keputusan Keberatan
11. Jumlah yang harus dibayar oleh Wajib Pajak sehubungan dengan pengajuan Banding
Jawab:
a. Telah membayar sebesar 50% dari jumlah pajak yang terutang
b. Melampirkan Surat Setoran Pajak atau Pemindahbukuan
12. Sanksi dalan hal permohonan Banding yang diajukan ditolak atau hanya dikabulkan Sebagian
Jawab:
a. Apabila permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding, dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan
b. Update UU HPP, sanksi denda sebesar 100% diubah menjadi 60%.
13. Tindak lanjut yang dapat dilkukan dalam hal skp yang menurut WP tidak benar secara materi
Jawab:
Berdasarkan penjelasan Pasal 25 Ayat (1) UU KUP, tindak lanjut yang dapat dilakukan Wajib Pajak dalam hal SKP tidak benar
secara materi adalah Keberatan.
14. Implementasi kewajiban perpajakan WNA, misal dengan ilustrasi :

Mr. Han (WN China), seorang pekerja bebas yang mempunya kantor konsultan bisnis di Beijing. Pada 1 Januari 2015, Mr, Han
Han datang ke Indonesia karena dikontrak oleh PT. ABC untuk memberikan jasa konsultasi. Atas jasa tersebut Mr. Han
menerima fee USD 50.000 yang dibayarkan tanggal 10 Februari 2015 (kurs realisasi 10.500/USD dan Kurs Menteri Keuangan
10.000/USD). Mr. Han kembali ke China tanggal 11 Februari 2015. Tanggal 1 Juni 2015, Mr. Han datang kembali ke Indonesia
karena dikontrak PT. DEF dan menerima fee USD 100.000 yang dibayarkan tanggal 29 November 2015 (kurs relaisasi 9.500/USD
dan Kurs Menteri Keuangan 9.200/USD).Mr. Han berangkat pulang ke China hari berikutnya. Jelaskan kewajiban perpajakan
Mr. Han tersebut berkaitan dengan :
a) SPDN vs SPLN
b) NPWP
c) SPT
d) Jenis Pajak
Jawab:
a) - Pada tgl 1 Januari 2015 s.d 11 Februari 2015, status Mr. Han masih sebagai SPLN.
- Pada tgl 1 Juni 2015 Mr. Han sudah ditetapkan sebagai SPDN karena memiliki kontrak kerja dengan PT DEF sampai dengan
tgl 29 November 2015
b) Sehingga Pada tgl 1 Juni 2015, Mr. Han sudah harus membuat NPWP
c) Dikarenakan Mr. Han sudah menjadi SPDN maka Mr. Han berkewajiban untuk membuat Laporan SPT Tahunan.
d) - Pada tgl 1 Januari 2015 s.d 11 Februari 2015, Penghasilan Mr. Han yang diterima dari PT. ABC dipotong Pajak Penghasilan
Pasal 26. Pemotongan pajak dilakukan oleh PT ABC pada saat membayarkan fee kepada Mr. Han. Pajak yang dipotong
adalah sebesar : 20% x (USD 50.000 x Rp. 10.000,-) = 20% x Rp. 500.000.000,- = Rp. 100.000.000,-
- Pada tgl 29 November pada saat Mr. Han menerima penghasilan dari PT DEF dipotong PPh Pasal 21
15. Implementasi kewajiban pendaftaran WP OP, missal dengan ilustrasi :

Alex lulus dari Akademi Perpajakan pada bulan Desember 2012. Mulai bulan Januari 2011 bekerja sebagai Tax Manager dengan
gaji Rp 5 juta per bulan. Pada bulan September 2015 setelah memperoleh ijin praktek konsultan pajak, mendirikan biro
konsultan pajak sendiri. Kantor mulai beroperasi tanggal 8 Oktober 2015. Alex mengajukan permohonan NPWP kepada KPP
setempat pada tanggal 2 November 2015. Jelaskan konsekuensi yang akan dapat terjadi pada Alex berdasarkan uraian tersebut.
Jawab:
- Pada saat Alex menerima gaji sebesar 5 jt maka akan dipotong pajak dengan tarif lebih tinggi 20% dari yang seharusnya
dikarenakan belum memiliki NPWP
- Alex terancam hukuman dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar

16. Implementasi hasil pemeriksaan terkait SPT Rugi tahun-tahun sebelumnya, misalnya dengan ilustrasi :

PT. ABC menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan pada tanggal tanggal 30 April 2013 dengan data sebagai berikut :
Penghasilan Neto Fiskal 1.000.000.000
Kompensasi rugi 2011 (400.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 600.000.000
PPh Terutang (25%) 150.000.000

Pada bulan Mei 2013, KPP setempat melakukan pemeriksaan untuk tahun pajak 2011 dan diterbitkan SKP NIHIL pada bulan
Desember 2013 dengan ketetapan sisa rugi tahun 2011 yang seharusnya adalah Rp 200.000.000. Apa yang perlu dilakukan oleh
PT. ABC?
Jawab:
PT ABC perlu melakukan pembetulan SPT dengan penghitungan penghasilan kena pajak sbb:
Penghasilan neto fiskal 1.000.000.000
Kompensasi rugi 2011 (200.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 800.000.000
PPh Terutang (25%) 200.000.000
PPh Kurang Dibayar 50.000.000
Sanksi Bunga (7 bulan x2% x50 jt) 7.000.000
1 mei – 31 mei
1 Juni – 31 Juli
1 Agustus – 31 Agustus
1 September – 30 September
1 Oktober – 31 Oktober
1 November – 30 November
1 Desember – 31 Desember
Jumlah Kurang Dibayar = 57 jt ; JT = Januari 2014

17. Implementasi keberatan dan banding, seperti ilustrasi :

Pada tanggal 15 Mei 2016 diterbitkan SKP KB untuk PT. ABC atas PPh Badan tahun pajak 2012 dengan nilai Rp 1 Milyar. Pada
saat pembahasan akhir, PT. ABC hanya menyetujui kekurangan pembayaran sebesar Rp 250 juta. Atas SKP KB tersebut PT. ABC
mengajukan Keberatan. Keputusan Keberatan diterbitkan dengan hasil mengabulkan sebagian, yaitu menurut keputusan
keberatan PT. ABC masih harus membayar Rp 750 juta.
a) Jelaskan syarat agar PT. ABC dapat mengajukan permohonan keberatan
b) Berapa yang harus dibayar oleh PT. ABC dalam hal menerima hasil putusan keberatan tersebut
c) Jika PT. ABC mengajukan Bading jelaskan syaratnya
d) Jika hasil keputusan Banding adalah mengabulkan sebagian, yaitu pajak yang masih harus dibayar adalah Rp 450 juta,
berapa yang harus dibayar oleh PT. ABC
Jawab:
a) Syarat mengajukan permohonan keberatan:
- Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia
- Mengemukakan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong/dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan
PT ABC disertai dengan alasan yang menjadi dasar penghitungan
- Satu keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak, satu pemotongan atau satu pemungutan pajak
- PT ABC sudah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sesuai dengan jumlah yang disetujui dalam pembahasan
hasil akhir yaitu sebesar Rp. 250 jt, sebelum surat keberatan pajak disampaikan
- Dapat diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim atau sejak terjadi
pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga.
- Surat keberatan pajak harus ditandatangani oleh wajib pajak. Jika surat keberatan ditandatangi oleh bukan wajib pajak
maka keberatan ditandatangani oleh bukan wajib pajak maka keberatan pajak tersebut harus dilampiri dengan surat
kuasa khusus sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (3) UU KUP
- Wajib pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 UU KUP.
b) Yang harus dibayar PT ABC dalam hal menerima hasil putusan keberatan yaitu:
- SK Keberatan = 750 jt
- Pajak yang sudah dibayar = 250 jt
- Pajak yang belum dibayar = 500 jt
- Sanksi denda (50% x 500 jt) = 250 jt
- Yg msh hrs dibayar berdasarkan SK Keberatan = 750 jt
c) Syarat PT ABC mengajukan banding:
- Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
- Disertai dengan alasan yang jelas
- Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak surat keputusan keberatan diterima
- Dilampiri dengan salinan surat keputusan keberatan yang diterbitkan
- Satu surat permohonan untuk satu surat yang diajukan banding
- Permohonan banding hanya dapat diajukan kepada Badan Peradilan Pajak
d) Yang harus dibayar PT ABC berdasarkan SK Banding yaitu:
- Putusan Banding = 450 jt
- Sudah dibayar = 250 jt
- Belum dibayar = 200 jt
- Sanksi denda : 100% x 200 jt = 200 jt
- Yg msh hrs dibayar berdasarkan putusan banding = 400 jt
18. Implementasi mengangsur / menunda pembayaran utang pajak terkait proses penagihan :
Jawab:

19. Jangka waktu penagihan pajak


Jawab:

20. Pengungkapan ketidakbenaran SPT vs Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan


Jawab:

Anda mungkin juga menyukai