Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

BUDAYA ANTI KORUPSI

Disusun Oleh : Didip Pramudi

Nim : 202001010

KPK Usut Kasus Korupsi Pembangunan Kantor DPRD Morowali Utara

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi pembangunan kantor DPRD di
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. KPK telah menetapkan sejumlah
pihak sebagai tersangka.
"Saat ini KPK sedang melakukan proses penyidikan dugaan korupsi pengadaan terkait
pembangunan kantor DPRD di Pemkab Morowali Utara Sulawesi Tengah. Pasalnya yang
berhubungan dengan kerugian keuangan negara," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada
wartawan, Senin (21/11/2022).
Ali mengatakan KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pihak dan ada yang
ditetapkan sebagai tersangka. Namun Ali tidak merinci siapa pihak yang dijadikan tersangka.

"Kami sudah melakukan (pemeriksaan) terhadap beberapa pihak dan tentu sudah menetapkan
beberapa pihak sebagai tersangka ya, namun kami akan sampaikan pada saat yang tepat pada
saat proses penyidikan cukup,"ungkapAli

"Kami memeriksa dari pihak Pemkab Morowali, DPRD Kabupaten Morowali, serta pihak
swasta. Nanti perkembangan kami akan sampaikan kepada teman-teman," tambahnya. Ali
mengatakan kasus ini diambil alih oleh KPK dari tim penyidik Polda Sulawesi Tengah. Dirinya
menuturkan hal itu sesuai dengan Pasal 10 huruf a Undang-Undang KPK. "Jadi, setelah
dilakukan koordinasi, supervisi, disimpulkan bahwa perkara ini harus diambil alih oleh KPK
sesuai dengan ketentuan Pasal 10 huruf a UU KPK," kata Ali. Ali mengatakan usai penyidikan
ini cukup, KPK akan mengungkap pihak-pihak yang ditetapkan sebagai tersangka.
Dirinya juga menuturkan KPK akan menyampaikan kepada publik terkait pengembangan kasus
ini.

"Setelah penyidikan cukup kami sampaikan siapa saja pihak-pihak yang ditetapkan sebagai
tersangka berikut konstruksi perkara utuh dan pasal-pasal. Yang pasti ini adalah proses ambil
alih, tetapi kami melakukan penyelidikan dari awal, penyidikan, perkaranya kami ambil alih,"
pungkas Ali.

https://news.detik.com/berita/d-6418642/kpk-usut-kasus-korupsi-pembangunan-kantor-dprd-
morowali-utara
Kejati: Kerugian Negara Korupsi Hibah KONI Lampung Rp 2,5 M

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung memperkirakan kerugian negara dalam kasus korupsi hibah
di KONI Lampung mencapai Rp 2,5 miliar. Penetapan tersangka segera dilakukan.
Aspidsus Kejati Lampung, Hutamrin mengatakan dari perhitungan penyalahgunaan Anggaran
Dana Hibah KONI Lampung tahun 2020 yang dilakukan pengurus diperkirakan mencapai Rp 2,5
miliar.

"Alhamdulillah minggu kemarin tim penyidik, dengan tim nya telah berangkat ke Jakarta uang
melakukan pemeriksaan Auditor Independen dan telah didapatkan hasilnya. Di mana
perhitungan auditor independen telah ada kerugian dalam proses hibah KONI sebanyak Rp 2,5
miliar lebih," kata Hutamrin kepada wartawan, Senin (21/11/2022). Setelah ini, lanjut Hutamrin
pihaknya akan melakukan pemaparan berdasarkan fakta dan data hasil penyidikan untuk
menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. "Setelah penetapan tersangka, maka kejaksaan
tinggi Lampung akan mengeluarkan surat perintah penyidikan khusus untuk masing-masing
tersangka dan akan melakukan pengulangan saksi untuk masing-masing tersangka," terang
Hutamrin.

Dalam penyelidikan kasus ini, dari catatan detikSumut telah ada 90 orang saksi yang dimintai
keterangan oleh penyidik Kejati dari berbagai unsur baik internal KONI Lampung hingga
Pejabat Provinsi Lampung.

https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6418388/kejati-kerugian-negara-korupsi-
hibah-koni-lampung-rp-25-m

Kejagung Kembali Tetapkan Satu Tersangka Kasus Korupsi Impor Garam

Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan pidana
korupsi fasilitas impor garam industri pada tahun 2016-2022. Dia merupakan Manager
Pemasaran PT Sumatraco Langgeng Makmur/Direktur PT Sumatraco Langgeng Abadi. "Telah
menetapkan satu orang sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam
pemberian fasilitas impor garam industri pada tahun 2016-2022, yaitu SW alias ST," ujar
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Kuntadi, Senin (7/11/2022). Tersangka SW diduga
telah mengalihkan garam impor yang seharusnya didistribusikan kepada Industri Aneka Pangan
namun dialihkan menjadi garam konsumsi. "Telah memberikan sesuatu kepada pejabat
Kementerian Perindustrian RI," jelasnya. SW selaku bendahara Asosiasi Industri Pengolah
Garam Indonesia (AIPGI) bersama-sama dengan Ketua AIPGI tersangka FTT telah menghimpun
dana dari anggota AIPGI untuk diserahkan kepada pejabat di Kementerian Perindustrian
(Kemenperin). Penetapan tersangka tersebut berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Direktur
Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus 07 November 2022 dan Surat Penetapan
Tersangka Nomor: Prin-60/F.2/Fd.2/11/2022 tanggal 7 November 2022.

Tersangka SW ditahan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20
hari sejak 07-26 November 2022. Dengan ditetapkannya SW, total ada lima tersangka empat
orang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka di antaranya mantan Dirjen Kimia Farmasi
dan Tekstil Kementerian Perindustrian tahun 2012-2022, Muh Khayam (MK). Kedua, Direktur
Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Fredy Juwono. Ketiga, Kasubdit Industri Kimia
Hulu Kementerian Perindustrian Yosi Arfianto. Dan keempat Frederik Tony Tanduk, Pensiunan
PNS (Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia). Kuntadi menjelaskan modus yang
dilakukan empat tersangka tersebut. Mereka merekayasa data untuk kuota garam industri. Akibat
dari rekayasa kuota tersebut jumlah garam industri bocor ke pasar dan merugikan petani garam
lokal.

“Mereka bersama merekayasa data yang akan dipergunakan untuk menentukan jumlah kuota
garam impor,” jelas Kuntadi. Para tersangka dikenakan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 KUHP. Tiga orang ditempatkan di Rutan Salemba
cabang Kejagung dan satu lainnya ditempatkan di Rutan Selamba cabang Kejaksaan Negeri
Jakarta Selatan. Sekadar informasi, Kejagung resmi menaikkan kasus dugaan korupsi
penyalahgunaan izin impor garam di Kementerian Perdagangan (Kemendag) tahun 2018 ke
tingkat penyidikan. “Pada hari ini tanggal 27 juni 2022 tim penyidik melakukan gelar perkara
dan berkesimpulan untuk meningkatkan perkara ke tahap penyidikan,” tutur Jaksa Agung ST
Burhanuddin, Senin (27/6/2022). https://nasional.sindonews.com/read/934743/13/kejagung-
kembali-tetapkan-satu-tersangka-kasus-korupsi-impor-garam-1667823116

2 Hakim Agung Tersangka Korupsi, Legislator Minta MA Dijaga dan Diperbaiki

Dua hakim agung, Sudrajad Dimyati dan Gazalba Saleh, ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Anggota Komisi III DPR Fraksi PKB Jazilul Fawaid meminta Mahkamah Agung (MA) dijaga
dan diperbaiki. "MA harus kita jaga dan perbaiki bersama-sama sebagai benteng terakhir bagi
pencari keadilan dan reformasi hukum," kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (20/11/2022).

Menurut Jazilul, MA sudah banyak melakukan pembenahan dan perbaikan. Meski demikian,
Jazilul mengaku perbaikan yang dilakukan MA belum sempurna. "Hemat saya, sudah banyak
langkah pembenahan dan perbaikan yang dilakukan MA, seperti e-Court dan pelayanan lainnya,
meskipun tentunya belum sempurna,"ujarnya. Jazilul yakin masih banyak hakim di MA yang
berintegritas. Dia merasa prihatin dua hakim agung MA ditetapkan sebagai tersangka. "Saya
pribadi yakin masih banyak hakim-hakim MA yang baik dan berintegritas. Maka lanjutkan saja
semua kebijakan pembenahan yang telah dicanangkan oleh MA dengan tetap melakukan
evaluasi dan peningkatan disiplin," ucapnya. "Meskipun saya ikut prihatin atas kasus dua hakim
agung itu, saya tetap menaruh harapan besar bagi perbaikan institusi MA ke depannya. Saya pun
tidak setuju bila MA disebut sarang korupsi," imbuhnya. Hakim Agung Gazalba Saleh
Tersangka KPKTerbaru, hakim agung Gazalba Saleh ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi
setelah KPK melakukan pengembangan kasus yang menjerat hakim Sudrajad Dimyati. Lantas
perkara apa yang menjerat Gazalba Saleh? Sejatinya KPK memang tengah melakukan
pengembangan di kasus suap penanganan perkara di lingkungan Mahkamah Agung (MA). Pihak
KPK mengatakan perkara itu telah masuk tahap penyidikan. Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri
menyebut perkara yang menjerat Gazalba Saleh itu berbeda dengan perkara Sudrajad Dimyati.
Dia mengatakan kasus ini merupakan penyidikan baru. Ali menjelaskan penyidik menemukan
adanya kesamaan modus dalam perkara yang menjerat kedua hakim agung tersebut. Akan tetapi
objek perkara suapnya berbeda. "Modus diduga sama, namun dengan objek pengurusan perkara
yang berbeda," jelas Ali. https://news.detik.com/berita/d-6416985/2-hakim-agung-tersangka-
korupsi-legislator-minta-ma-dijaga-dan-diperbaiki

Korupsi Rp 39,5 Miliar dan TPPU, Mujianto Dituntut 9 Tahun Bui

Mujianto, konglomerat asal Medan sekaligus direktur PT Agung Cemara Realty (ACR) dituntut
pidana penjara sembilan tahun oleh jaksa penuntut umum (JPU) M Isnayanda di Pengadilan
Negeri (PN) Medan. Mujianto dinilai bersalah melakukan korupsi dan tindak pidana pencucian
uang.
Jaksa M Isnayanda menyebutkan, perbuatan Mujianto terbuki melanggar Pasal 2 ayat 1 Jo pasal
18 ayat 1 huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHPidana.

Tak hanya itu, kata Jaksa M Isnayanda, Mujianto juga terbukti melanggar Pasal 5 ayat 1 UU No
8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam
amar tuntutannya, Jaksa M Isnayanda menjelaskan hal memberatkan bahwa Mujianto, tidak
mengakui, dan tidak menyesali perbuatannya. Tak hanya itu, jaksa juga menyebut ia telah
merugikan masyarakat serta menikmati hasil kejahatannya dari kerugian negara. "Meminta
kepada Majelis Hakim yang mengadili perkara ini untuk menghukum terdakwa Mujianto dengan
pidana penjara selama sembilan tahun, dan denda sebesar Rp 1 miliar dengan subsider 1 tahun
kurungan," ucap Jaksa membacakan amar tuntutannya, Jumat (18/11/2022). Mujianto juga
dituntut oleh Jaksa untuk membayar Uang Pengganti (UP) dengan nominal Rp 13 Miliar.
Dengan ketentuan, apabila tidak dibayar sebulan setelah perkaranya berkekuatan hukum tetap,
maka harta benda mujianto disita kemudian dilelang JPU. Namun, bila harta benda Mujianto
tidak mencukupi maka diganti dengan pidana penjara 4 tahun 3 bulan. Majelis Hakim, Imanuel
Tarigan memberikan kesempatan kepada Penasihat Hukum mujianto untuk mengajukan nota
pembeelan pada sidang minggu depan. Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam
dakwaannya bahwa perkara ini berawal saat Mujianto melakukan pengikatan perjanjian jual beli
tanah kepada Canakya Suman seluas 13.680 m2 yang terletak di Desa Helvetia Kecamatan
Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Namun, setelah beberapa waktu berselang, PT KAYA
yang direktur Direkturnya Canakya Suman mengajukan kredit Modal Kerja Kredit Konstruksi
Kredit Yasa Griya di bank tersebut dengan Rp39,5 milyar. Hal tersebut guna pengembangan
perumahan Takapuna Residence di Jalan Kapten Sumarsono dan menjadi kredit macet serta
diduga terdapat Peristiwa Pidana yang mengakibatkan negara mengalami kerugian. Akibatnya
ditemukan peristiwa pidana yang mengakibatkan kerugian keuangan negara Rp39,5 M.
https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6414192/korupsi-rp-395-miliar-dan-
tppu-mujianto-dituntut-9-tahun-bui

Korupsi Dana Al-Quran, 2 Eks Kasubag di Bengkulu Selatan Ditahan

Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, terus melakukan


pengembangan terhadap kasus korupsi dana Kesra Pemkab Bengkulu Selatan tahun anggaran
2015 lalu. Hari ini Kejari menahan dua tersangka dalam kasus itu. "Untuk menghindari tersangka
melarikan diri, menghilangkan barang bukti, serta mengulangi perbuatannya, penyidik
melakukan penahanan terhadap kedua tersangka," kata Kajari Bengkulu Selatan, Hendri Hanafi,
Kamis (17/11/2022). Hendri menjelaskan sebenarnya ada tiga orang tersangka dalam kasus ini
yaitu mantan Kasubag Kesejahteraan Sosial Masyarakat sekaligus PPTK kegiatan ES, mantan
Kasubag Kemasyarakatan Bagian Kesra Sekretariat Daerah dengan inisial S, dan mantan
Kasubag Pendidikan Keagamaan dan Kerohanian Bagian Kesra KJ. Namun KJ sudah meninggal
dunia.

"Kedua tersangka ini melakukan korupsi dalam anggaran pembelanjaan Al-Quran," ungkap
Hendri. Sebelumnya, dalam perkara tindak pidana korupsi pengelolaan anggaran Bagian Kesra
Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan tahun anggaran 2015 lalu, Pengadilan Tipikor
Bengkulu telah menghukum bersalah dua orang, yakni Mantan Kabag Kesra Pemkab Bengkulu
Selatan Heriyadi dan Bendahara Pengeluaran Nexke Yunita.

"Telah terjadi tindak pidana korupsi secara bersama-sama perbuatan tersebut dilakukan oleh S
dan E dan Khalidi Jamal almarhum bersama Kabag Kesra saat itu Heriyadi dan Bendahara
Pengeluaran Nexke Yusita. Yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 319.239.800," jelas
Hendri.

Kerugian negara sebesar Rp 319 juta dari pagu DPA anggaran sebesar Rp 2,2 miliar tersebut di
antaranya ditimbulkan dari beberapa kegiatan fiktif dan mark up harga. Peran ketiga Kasubag
tersebut melakukan beberapa kegiatan fiktif, menggunakan pertanggungjawaban fiktif, mark up
harga pembelian dan rekayasa SPPD perjalan dinas. "Harga pembelian Al-Quran yang dimark
up, kemudian proses SPPD perjalanan dinas misalnya tim safari Ramadhan di beberapa tempat
yang dicarikan untuk 10 kecamatan, tapi yang dibayarkan, diterima riil oleh yang bersangkutan
hanya dua lokasi saja. Sisanya digunakan oleh pihak-pihak tertentu," tutup Hendri.
https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6412212/korupsi-dana-al-quran-2-
eks-kasubag-di-bengkulu-selatan-ditahan

Buron 9 Bulan, Tersangka Korupsi RSUD Bangkinang Riau Ditangkap di Malang

Kejaksaan Tinggi Riau kembali menangkap buronan kasus dugaan korupsi pembangunan RSUD
Bangkinang, Kampar. Tersangka diketahui sebagai Kuasa Direksi PT Gemilang Utama Allen
bernama Kiagus Toni Azwarani. Kasi Penyidikan Pidsus Kejaksaan Tinggi Riau Rizky
Rahmatulah menyebut Kiagus menyandang status buronan sejak Februari 2022 lalu. Status
buron diterbitkan penyidik kejaksaan setelah Kiagus terseret dugaan korupsi RSUD Bangkinang.
"Tersangka ini sebagai Kuasa Direksi PT Gemilang Utama Allen. Jadi perusahaan memberikan
kuasa lewat notaris kepada tersangka sebagai kuasa direksi," terang Rizky saat ditemui di Kejati
Riau, Rabu (16/11/2022). Kiagus ditangkap oleh tim tangkap buron (Tabur) di Malang, Jawa
Timur. Setelah diamankan kemarin, tersangka langsung dibawa ke Kejaksaan Tinggi Riau dan
kini ditahan di Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru. "Yang bersangkutan sudah diamankan di
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Beliau sejak ditetapkan sebagai tersangka sudah dilakukan
pemanggilan sebanyak tiga kali ke alamat di Malang, tapi yang bersangkutan tidak pernah hadir
dan ditetapkan sebagai DPO," katanya. Rizky menyebut pelaku ditangkap berkat bantuan dari
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang. Sebelum Kiagus,
penyidik juga telah lebih dulu mengamankan mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Kampar, Surya Darmawan, 10 Oktober lalu. Diketahui selain dua nama tersebut, sudah
ada empat orang yang disidang di Pengadilan Tipikor Pekanbaru terkait kasus itu. Mereka
Project Manager Emrizal, Direktur PT Fatir Jaya Pratama Abd Kadir Jaelani, Pejabat Pembuat
Komitmen Mayusri dan Tim Leader Konstruksi Rif Helvi. Keempatnya terseret pembangunan
ruang rawat inap tahap III di RSUD Bangkinang yang dilakukan lewat Dana Alokasi Khusus
(DAK) dari Kementerian Kesehatan. Untuk nilai pagu anggaran mencapai Rp 46 miliar lebih.

Namun hasil pemeriksaan fisik oleh ahli fisik terdapat item-item pekerjaan sesuai kontrak yang
tidak dikerjakan penyedia. Item-item itu seperti kamar mandi, lift yang belum dikerjakan dan ada
beberapa item yang tidak sesuai spek. Dari situ didapat perhitungan ada kerugian keuangan
negara yang nilainya mencapai Rp 8 miliar lebih. Hasil penyidikan diketahui anggaran proyek itu
rupanya dinikmati oleh sejumlah pihak yang kini jadi tersangka.

https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6408849/buron-9-bulan-tersangka-
korupsi-rsud-bangkinang-riau-ditangkap-di-malang

4 Tersangka Korupsi BPD Bali Cabang Badung Dilimpahkan

Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali melakukan pelimpahan tahap dua perkara korupsi kredit
fiktif di Bank BPD Bali Cabang Badung, Selasa (15/11/2022). Dalam proses tersebut, penyidik
melimpahkan keempat orang tersangka masing-masing IMK dan DPS selaku pergawai BPD Bali
Cabang Badung serta SW dan IKB selaku pihak swasta. "Hari ini penyidik Kejati Bali
menyerahkan empat orang tersangka dan barang bukti perkara korupsi kredit fiktif pada Bank
BPD Bali Cabang Badung kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU)," jelas Kasipenkum Kejati Bali,
A Luga Harlianto. Ia menjelaskan, tersangka SW, IKB, dan DPS diserahkan di Kantor Kejaksaan
Negeri (Kejari) Badung. Sedangkan tersangka IMK, karena sudah ditahan untuk perkara lain,
pelimpahannya berlangsung di Lapas Kelas II B Tabanan. Selain keempat tersangka, penyidik
Tindak Pidana Khusus (Pidsus) juga melimpahkan barang bukti dalam perkara pinjaman fiktif
berupa Kredit Modal Kerja (KMK) pada tiga perusahaan konstruksi serta pengadaan barang dan
jasa. "Barang buktinya berupa uang dan dokumen tanah serta bangunan," imbuhnya. Sembari
menunggu proses persidangan, keempat tersangka ini akan ditahan selama 20 hari ke depan.
Penahan dilakukan secara terpisah. Untuk tersangka IKB dan DPS ditahan di Lapas Kerobokan.
Sementara tersangka SW ditahan di Lapas Perempuan Kerobokan. Sesuai berita acara
pemeriksaan, IMK, SW, DPS, penyidik menerapkan ancaman subsideritas. Ancaman primernya
merujuk pada ketentuan pidana Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 20
tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat
(1) KUHP. Sedangkan ancaman subsidernya, Pasal 3 juncto Pasal Pasal 18 dalam undang-
undang yang sama juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP. "Lebih
subsidernya, Pasal 9 pada undang-undang yang sama juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto
Pasal 65 ayat (1) KUHP," jelas Luga. Ancaman serupa juga diterapkan terhadap tersangka IKB
yang dalam perkara lainnya disangkakan melakukan tindak pidana pencucian uang sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. Khususnya pada Pasal 3 dan 5 ayat (1).
Perbuatan keempat tersangka itu disebut merugikan keuangan negara melalui Bank BPD Cabang
Badung senilai Rp 4,8 miliar. Dan dari keempat tersangka, SW dan IKB melalui keluarganya
telah melakukan pengembalian kerugian senilai Rp 1,65 miliar dan kini disita penyidik.

Berikutnya aset tanah milik tersangka atau orang lain yang berjumlah enam bidang tanah di
Monang Maning, Pedungan, Tabanan, dan Ponorogo di Provinsi Jawa Timur.
https://www.detik.com/bali/hukum-dan-kriminal/d-6408209/4-tersangka-korupsi-bpd-bali-
cabang-badung-dilimpahkan

Jadi Tersangka Korupsi APBDes Rp 1 M, Kades Sindang Purbalingga Ditahan

Kejaksaan Negeri (Kejari) Purbalingga telah menetapkan Kepala Desa Sindang, Kecamatan
Mrebet, Purbalingga, Muklisi (54) sebagai tersangka. Dia disangkakan telah melakukan tindak
pidana korupsi penyalahgunaan dana APBDes. "Tersangka melakukan tindak pidana korupsi
dalam perkara pengelolaan APBDes pada Desa Sindang, Kecamatan Mrebet, Kabupaten
Purbalingga Tahun Anggaran 2020-2021," kata Kasi Intel Kejari Purbalingga, Bambang Wahyu
Wardhana, Senin (14/11/2022). "Diduga mengakibatkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 1
miliar," imbuhnya. Penyidik, kata Bambang, telah mendapatkan bukti permulaan yang cukup
untuk menetapkan Muklisi sebagai tersangka. Saat ini tersangka akan menjalani penahanan
untuk proses lebih lanjut. "Tersangka dilakukan penahanan pada tahap penyidikan di Rutan
Kelas II Purbalingga selama 20 hari ke depan terhitung sejak tanggal 14 November 2022-03
Desember 2022," jelasnya. Sebelum dilakukan penahanan kepada tersangka pihaknya telah
melakukan pengecekan kesehatan dan swab test. Hasilnya dinyatakan sehat dan negatif COVID-
19 sehingga layak dilakukan penahanan. "Kegiatan penetapan tersangka dan penahanan berjalan
dengan aman dan lancar," lanjutnya. Bambang menambahkan, atas perbuatannya itu tersangka
disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) Juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. "Subsider Pasal 3 Juncto
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64
ayat (1) KUHP," terangnya.

https://www.detik.com/jateng/hukum-dan-kriminal/d-6405652/jadi-tersangka-korupsi-apbdes-rp-
1-m-kades-sindang-purbalingga-ditahan

Korupsi Pengadaan Perabot, Mantan Kadis PPKB Sumut Jadi Tersangka

Mantan Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB)
Sumatera Utara (Sumut) Hidayati ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari)
Medan. Dia jadi tersangka atas kasus dugaan korupsi pengadaan perabot tahun anggaran 2020.
Setelah Kejari Medan menetapkannya sebagai tersangka, terlihat kedua tangan Hidayati diborgol
dan memakai rompi tahanan dan langsung dilakukan penahanan ke Rumah Tahanan (Rutan)
Perempuan Kelas II A Medan. "Penetapan Hidayati sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi
terkait pengadaan perabot/furniture/meubelair di dinas PPKB Provinsi Sumut Tahun Anggaran
2020 karena telah memiliki permulaan yang cukup untuk dimintai pertanggungjawabannya,"
kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Medan Wahyu Sabrudin melalui Kasi Intelijen Simon
setelah Kejari Medan menahan Hidayati, Jum'at (11/11/2022).

"Selain itu, penyidik Pidsus Kejari Medan juga telah menemukan fakta dan data bahwa telah
terjadi kehilangan mobil inventaris Provinsi Sumut berupa sebuah mobil Fortuner milik Dinas
PPKB Provinsi Sumut," sambung Simon didampingi Kasi Pidsus Mochamad Ali Rizza.
Dijelaskan Simon, akan dilakukan penahanan kepada Hidayati 20 hari ke depan di Rutan
Perempuan Kelas IIA Medan. Perbuatan Hidayati itu menyebabkan kerugian negara sekitar Rp
400 Juta"Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 2 ayat (1) subs Pasal 3 subs Pasal 8 UU
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana," tutupnya.

https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6401446/korupsi-pengadaan-perabot-
mantan-kadis-ppkb-sumut-jadi-tersangka

KPK Soroti Kasus 5 Mahasiswa Korupsi Dana Bansos hingga Joki Skripsi

KPK mengungkap perilaku koruptif di dunia pendidikan. KPK membeberkan kasus mahasiswa
mengkorupsi dana bantuan sosial hingga kasus joki skripsi. Hal itu disampaikan Deputi bidang
Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana dalam kegiatan pendidikan
antikorupsi di Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat. Dia mengungkap
jumlah uang yang dikorupsi para pelaku itu mencapai Rp 350 juta. "KPK pernah menangani
kasus lima orang mahasiswa melakukan korupsi dana bantuan sosial sebesar Rp 350,5 juta. Hal
ini menunjukkan bagaimana korupsi tidak hanya menyasar para petinggi di negeri ini saja, tapi
juga sudah masuk ke lingkungan pendidikan, yang seyogianya merupakan zona integritas," kata
Wawan Wardiana dalam keterangannya, Jumat (11/11/2022). Tak hanya itu, Wawan menyebut
tindakan korupsi lainnya yang pernah dilakukan para mahasiswa adalah penggunaan joki tugas
atau jasa pengerjaan tugas. Dengan menggunakan joki itu, mahasiswa telah melakukan
kebohongan dan tidak jujur dalam dunia pendidikan. "Dengan menggunakan joki, mahasiswa
sudah melakukan kebohongan dan tidak jujur atas apa yang diperbuat. Sekarang yang terjadi
nggak usah capek sekolah karena dapat gelar gampang (dengan jasa joki)," ucap dia. Wawan
juga mengungkap jasa joki itu juga menyasar tugas akhir mahasiswa, yakni tesis dan skripsi. Dia
menyebut kata kunci 'joki skripsi' marak ditemukan dalam mesin pencarian Google. "Fenomena
pembuatan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi oleh pihak ketiga atau joki kian marak
ditemui. Hanya dengan menggunakan kata kunci 'joki skripsi' di mesin pencarian Google,
masyarakat akan mudah mendapatkan seluruh informasi, lengkap dengan biaya yang harus
dikeluarkan," ungkapnya. Wawan menilai, secara tak sadar perilaku mahasiswa itu merupakan
tindakan yang koruptif. Menurutnya, mahasiswa tak lagi memandang tugas akhir atau skripsi
merupakan hal yang penting. "Tanpa disadari, fenomena tersebut merupakan bibit-bibit perilaku
tindak pidana korupsi. Karya akademis yang seharusnya dibuat sebagai tolok ukur pemahaman
mahasiswa kini tidak lagi dianggap menjadi hal krusial yang harus dikerjakan sendiri. Berkaca
dari kasus suap penerimaan mahasiswa yang menyeret Rektor Universitas Lampung (Unila)
Karomani, dia menilai bibit korupsi di dunia pendidikan tersebut kian masif dan terstruktur. Dia
menyebut adanya kelemahan pada sistem yang membuat sistem pendidikan berpotensi menjadi
ladang koruptif. "Dalam beberapa kasus yang ditangani, KPK menemukan adanya kelemahan
sistem yang kemudian rawan menjadi celah korupsi. Misalnya, kasus penerimaan mahasiswa
baru mandiri (tanpa mekanisme dan aturan yang jelas) membuat salah seorang rektor terseret
dalam kasus korupsi," sebut Wawan. Dia menegaskan, perilaku koruptif di lingkungan
perkuliahan antara lain dengan melakukan tindakan seperti mencontek, menitip absen, meniru
tugas, membuat proposal palsu, memberi gratifikasi kepada dosen hingga melakukan mark up
uang buku dan menyalahgunakan dana beasiswa. Oleh sebab itu, jika perbuatan itu terus
dilakukan dia yakin tindak pidana korupsi bukan tidak mungkin bakal terjadi di masa depan.
"Kalau hal ini dibiarkan dalam kehidupan sehari-hari tentu akan berkembang menjadi suap dan
gratifikasi di masa depan. Dua kasus itu memiliki persentase 80 persen dari kasus tindak pidana
korupsi yang ditangani oleh KPK," pungkas Wawan.

https://news.detik.com/berita/d-6400496/kpk-soroti-kasus-5-mahasiswa-korupsi-dana-
bansos-hingga-joki-skripsi

Anda mungkin juga menyukai