Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan

dengan Konsep Diri:


HDR
By

Rodi Widiantoro, S.Kep. Ns, M.Kep


A. Gangguan Konsep Diri: HDR
1. Pengertian.
Harga diri merupakan salah satu aspek penting dalam psikologi.
Harga diri meningkat saat anak dapat mengembangkan hubungan yang bermakna
dan menguasai tugas pengembangan.
Masa remaja awal adalah merupakan masa resiko untuk harga diri karena
remaja berusaha untuk mendefinisikan sebuah identitas dan rasa diri dalam
kelompok sebaya. (boyd, 2009).
Harga diri seseorag dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

Perasaan tidak berharga


Tidak berarti
Rendah diri yg erkepanjangan

Akibat evaluasi NEGATIF


Individu dengan harga diri rendah memandang diri mereka sebagai :

Sebagai orang yg Tidak di cintai


tidak kompeten

Low Seil-Esteem

Tidak Layak
Tidak Aman
2. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis.
Harga diri kronis merupakan gangguan yang terjadi pada diri klien akibat
harga diri rendah situasional yg tidak diselesaikan atau ketiadaan umpan balik
positif dari lingkungan mengenai prilaki klien sebelumnya.
Respon negatif dari lingkungannya, stressor/krisis dan berusahan untuk
menyelesaikannya tetapi tidak tuntas.

Menimbulkan pikiran
tidak mampu, gagal
3. Rentang Respon Konsep Diri

Adaptf Maladaptif

Atualisasi diri Konsep diri harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi


positif identitas

(sumber: Stuatt, 2013)

Aktualisasi diri = merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yg nyata, sukses dan
diterima.
Konsep diri = merupakan kondisi indifidu yg memiliki pengalaman yang
positif berak
positif dalam tualisasi diri
HDR Merupakan transisi atau peralihan respon konsep diri
adaptif dengan konsep maladaptive

Identitas Kacau Kegagalan individu dalam mengintegrasikan aspek-


aspek identitas masa kanak-kanak kedalam
kematangan asspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yg harmonis.

Depersonalisasi
Merupakan perasaan yg tidak realitas dan asing
terhadap diri sendiri yg memiliki kaitan dengan
ansietas,kepanikan,serta tidak dapat membedakan
dirinya engan orang lain.
B. Pengkajian
1. Batasan Karakteristik.
NANDA (2016), Menyatakan batasan karakteristik HDR kronis adaah:
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Ekspresi rasa bersalah
c. Ekspresi rasa malu
d. Enggan mencoba hal baru
e. kegagalan hidup berulang
f. Kontak mata berkurang
g. Melebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
h. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
i. Meremehkan kemampuan mengatasi situasi
j. pasif
k. Perilaku bimbang
l. Perilaku tidak asertif
m. Secara berlebihan klien mencari penguatan
n. Seringkali klien mencari penegasan
2. Faktor Predisposisi.
a. Faktor Biologis.
Gangguan harga diri kronis biasannya terjadi karena adanya kondisi sakit
fisik. Pada klien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar
karena klien lebih dikuasai oleh ikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Faktor psikologi
factor psikologis, harga diri rendah kronis berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan idividu dalam menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan individu mengalami HDR kronis dapat meliputi:
- Penolakan orang tua
- harapan orang tua yang tidak realitas
- Orang tua yang tidak percaya pada anak
- Tekanan teman sebaya
- Peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin
- Peran dalam pekerjaan
c. Faktor Sosial
Foktor social yang sangat mempengaruhi proses terjadinya HDR kronis adalah :
- status ekonomi
- Lingkungan
- Kultur social yang berubah.
3. Faktor Presipitasi
Hilangnya sebagai anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan, serta menurunya produktifitas menjadi factor presipitasi gangguan HDR kronis
4. Faktor Kognitif
Menurut carpenito-moyet (2009), standar pengkajian HDR kronis pada factor
kognitif meliputi:
a. klien merasa gagal
b. klien merasa tidak berguna
c. Klien merasa tidak memiliki kemampuan positif
d. Klien merasa tidak mampu melakukan apapun.
5. Faktor afektif : 7. Perilaku :

Menghindari orang lain


Klien merasa: Menunduk
Malu Bergerak lamban
Sedih Bicara pelan
Tidak berguna Kurangnya kontak mata
Murung

6. Faktor Fisiologis: 8. Faktor Sosial :

Klien sulit tidur


Napsu makan menurun Lebih senang menyendiri
Klien merasa lemas Membatasi interaksi
Kien merasa pusing Cenderung banyak dial
Klien merasa mual
9. Tanda dan Gejala:
Batasan karakteristik:
a. Ucapan-ucapan negatif atau kritik negatif terhadap diri sendiri
b. Ekspresi rasa malu atau rasa bersalah
c. Mengevaluasi diri sendiri sebagai akibat dari ketidakmampuan
menghadapi kejadian.
d. Merasionalisasi penolakan atau adannya penolakan terhadap umpan balik
positif serta melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
e. Ragu-ragu untuk mencoba hal atau situasi baru.
Batasa karakteristik Lainnya:
a. Kurangnya kenersihan dalam pekerjaan maupun peristiwa lainnya
b. Adaptasi yang bersifat eksesif atau berlebihan, sehingga terlalu
bergantung pada penda pendapat orang lain.
c. Kurangnya kontak mata.
d. Ketidakmampuan mengambil keputusan.
e. Tindakan pencarian kenyamanan atau ketentraman yang berlebihan.
Selain data tersebut perawat dapat mengenali penampilan seseorang dengan
harga diri rendah kronis ;
- Klien akan terlihat kurang memperhatikanperawatn diri
- Berpakaian tidak rapih
- Selera makan kurang
- Tidak berani menatap lawan bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada suara lemah.
10 Sumber Koping :
mecakup 4 aspek : 1. Personal ability

1. Klien mampu mngenal dan menilai


aspek positif yg dimiliki.
2. Klien mampu melatih kemampuan yg
masih dapat dilakukan di RS
3. Klien mampu melakukan aktivitas rutin
di ruangan
2. Social Support
1. Keluarga mengetahui cara merawat klien
dengan HDR.
2. Klien mendapatkan dukungan dari
masyarakat

3. Material asset
1. Sosial ekonomi rendah
2. Rutin berobat
3. Adanya kader kesehatan jiwa
4. Jarak kepelayanan kesehatan mudah
dijangkau

4. Beliefs
1. Klien mempunyai keinginan untuk sembuh
2. Klien mempunyai keyakinan positif
terhadap program pengobatan
11. Mekanisme Koping.
Mekanisme koping jangka pendek HDR:
a. Tindakan untuk lari sementara dari krisis: misalnya pemakaian obat-
obatan, kerja keras, menonton televise secara terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial.,
keagamaan atau politik.
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalagunaan obat-obatan.
Mekanisme jangka panjang:
a. individu menutupi identitas
b. bermusuhan
c. rasa bersalah
d. mengalihkan marah berbalk pada diri sendiri dan orang lain.
c. Diagnosa Keperawatan

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Perubahan sensoro persepsi: Halusinasi

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Kronis

Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional


Rencana kep gangguan Konsep diri: HDR Kronis

Diagnosa PERENCANAAN
Keperawatan Tujuan(TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

Gangguan konsep TUM: Klien menunjukan 1.1. bina hubungan saling Kepercayaan diri
diri: HDR Kronis Klien dan keluarga tanda-tanda percaya dengan klien merupakan hal
mampu mengatasi percaya kepada mengemukakan prinsip yang akan
harga diri rendah perawat melalui: komunikasi terapeutik: memudahkan
kronis yg dialami a. Ekspresi wajah a. Mengucapkan salam perawat dalam
klien cerah,tersenyu terapeutik.sapa klien melakukan
m. dengan ramah,baik pendekatan
TUK 1: b. Mau verbal ataupun non keperawatan atau
Klien dapat berkenalan verbal. intervensi
membina c. Ada konta b. Berjabat tangan selanjutnya
hubungan saling mata dengan klien terhadap klien
percaya d. Bersedia c. Perkenalkan diri
menceritakan dengan sopan
perasaannya d. Tanyakan nama
e. Bersedia lengkap klien dan
mengungkapka nama panggilan yang
n masalah disukai klien
e. Jelaskan tujuan
pertemuan.
dx Tujuan(TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

f. Membuat kontrak
topik,waktu,dan tempat
setiap kali bertemu klien
g. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
h. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
TUK 2: Klriteria evaluasi; 2.1. Diskusikan dengan Diskusikan
Megidentifikasi Setelah 2x klien bahwa klien masih mengenai tingkat
kemampuan dan interaksi,klien memiliki sejumlah kemampuan
aspek positif yang menyebutkan aspek kemampuan yang dimiliki klen,seperti menilai
masih dimiliki klien positif yg klien realitas,control diri
dimiliki,seperti 2.2. Bersama klien buat atau integritas ego
kegiatan klien daftar tentang aspek diperluan sebagai
dirumah, adanya positif yg dimiliki dasar asuhan
keluarga, dan kien,seperti kegiatan klien keperawatan.
lingkungan terdekat dirumah,adanya keluarga
dan lingkungan terdekat Penguatan positif
klien. akan meningkatkan
harga diri klien
dx Tujuan(TUK/ Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
TUM)
2.3. hindarkan memberi Pujia yang realitas
penilaian negatif tidak menyebabkan
2.4. Beri pujian yang klen melakukan
realitas atas kemampuan kegiatan hanya
klien karena ingin
mendapatkan
pujian
TUK 3: Kriteria evaluasi: 3.1. Diskusikan dengan klien Keterbukaan dan
Membantu klien setelah 2x tentang kemampuan yg pengertian tentang
memilih kegiatan interaksi klien masih dapat digunakan kemampuan yg
yang akan dilatih menyebutkan selama sakit. dimiliki adalah
ssuai dengan kemampuan yg 3.2. Bantu klien syarat untuk
kemampuannya dimilikinya yg menyebutkannya dan beri berubah.
dapat dilaksanakan penguatan terhadap Pengertian tentang
kemampuan diri yg kemampuan yg
diungkapkan klien dimiliki diri.
3.3. perlihatkan respon yg Memotivasi klien
kondusif serta jadilah untuk tetap
pendengar yg aktif. mempertahakan
penggunaannya.
dx Tujuan(TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

TUK 4: Kriteria evaluasi: 4.1. Tingkatkan kegiatan Klien dapat berfikir


Membantu klien Setelah 1x interaksi, yg sesuai dengan positif,sehingga
memilih kegiatan klien dapat toleransi dan kondisi. bias membuat klien
yg akan dilatih merencanakan 4.2. Rencanakan percaya diri
sesuai dengan kegiatan yang sesuai bersama klien suatu Contoh: peran yang
kemampuannya dengan kemampuan aktifitas yg dapat dilihat klien akan
yg dimilikinya dilakukan setiap hari memotivasi klen
sesuai dgn kemampuan untuk
klien. melaksanakan
4.3. beri contoh kegiatan.
kegiatan yang boleh
digunakan.
TUK 5: Kriteria evaluasi: 5.1. Berdiskusi dengan Klien merupakan
Melatih klien Setelah 1x interaksi, klien untuk menetapkan individu yg
sesuai dengan klien dapat melakukan urutan kegiatan (yg bertanggung jawab
kegiatan yg dipilih kegiatan sesuai jadwal telah dipilih klien) yg terhadap dirinya.
berdasarkan yg di yg di buat. akan dilatihkan
buat. 5.2. Anjurkan klien Klien perlu
untuk melaksanakan bertindak secara
kegiatan yg telah realitas dalam
direncanakan kehidupannya
5.3. Pantau kegiatan yg Klien terbiasa
telah dilaksanakan melakukan
kegiatan yg
dipilihnya tersebut
dx Tujuan(TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

5.4. Diskusikan kemungkinan


pelaksanaan kegiatan setelah
pulang.
5.5. Motivasi klien untuk
memasukan kegiatan yg telah
dilakukan kedalam jadwal
kegiatan harian.
TUK 6: Kriteria evaluasi: 6.1. Beri pendidikan kesehatan Mendorong keluarga
Keluarga menjadi Klien peda keluarga tentang cara untuk mampu
system pendukung memanfaatkan merawat klien dengan HDR merawat klien
yg efektif bagi system yg ada di kronis secara mandiri di
klien keluarga 6.2. Diskusikan dengan keluarga rumah
tentang kemampuan yg dimiliki
klien dan anjurkan memuji Keluarga sebagai
klien atas kemampuannya support system
secara realistis akan sangat
6.3. Bantu keluarga berpengaruh dalam
memberikan dukungan dan mempercepat
motivasi klien dalam melakukan proses
kegiatan yg sudah dilatihkan penyembuhan.
klien selama klien dirawat. Meningkatkan peran
6.4. Bantu keluarga keluarga dalam
menyiapkan lingkungan di merawat klien di
rumah. rumah
6.5. Anjrkan keluarga untuk
mengamati perkembangan
perubahan perilaku klien.

Anda mungkin juga menyukai