Tugas Askep Aritmia - Adol Fina - 2022
Tugas Askep Aritmia - Adol Fina - 2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi pada orang dari segala usia. Sistem kardiovaskular meliputi jantung, sistem
peredaran darah atau aliran darah, dan kondisi darah. Darah merupakan bagian tubuh
yang sangat penting karena merupakan pengatur yang mendistribusikan oksigen dan
semua sistem tubuh akan terpengaruh. Aritmia adalah gangguan pada sistem
kardiovaskular. Aritmia adalah irama jantung yang tidak teratur. Aritmia disebabkan
pada sistem saraf. Perubahan ditandai dengan denyut nadi atau ritme yang tercatat
pada pengobatan.
Aritmia jantung, atau aritmia, adalah komplikasi umum dari infark miokard.
Aritmia atau aritmia adalah perubahan kecepatan dan irama jantung yang disebabkan
oleh konduksi elektrolit yang abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia
rekaman grafis aktivitas listrik seluler (Price, 1994). Aritmia tidak hanya terbatas pada
ketidakteraturan detak jantung, tetapi juga mencakup detak jantung dan konduksi
(Hanafi, 1996).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu
2. Tujuan khusus:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung
tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya
3
Aritmia dan HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dpt
kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan HR yang cepat
alat perekam irama jantung yang disebut elektrokardiografi (EKG). Bila pasien datang
pada saat ada keluhan-keluhan diatas lalu dilakukan perekaman EKG, maka dapat
timbul di rumah dan ketika sampai di RS gejalanya sudah hilang sehingga pada
monitoring adalah perekaman EKG secara kontinue selama 24-48 jam sehingga
memperbesar peluang deteksi aritmia. Bila aritmianya hanya terjadi sangat jarang
maka diperlukan rekaman yang lebih lama. Kadang dilakukan pemasangan alat kecil
dibawah kulit yang disebut Insertable Loop Recorder (ILR). EPS adalah suatu
B. Etiologi
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
4
obat anti aritmia lainnya.
konduksi jantung)
gangguan metabolisme, toksisitas obat, dan kejang koroner. Karena impuls berasal
dari ventrikel, impuls melewati jaringan otot ventrikel daripada sistem konduksi
5
6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi
aritmia
6
7. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat
akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia)
juga dapat memicu terjadinya aritmia.
8. Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas yang
terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung
dan fibrilasi atrium.
9. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung. Tingkat elektrolit yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls elektrik pada jantung dan
memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.
10. Terlalu Banyak Minum Alkohol
Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung
serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif
dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).
11. Konsumsi Kafein atau Nikotin
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan
dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius. Obat-obatan
ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan mengakibatkan
beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel (ventricular
fibrillation).
C. Patofisiologi
atau infark miokard. Misalnya, jika ada infark anterior, stenosis biasanya di arteri
koroner kanan, yang juga berfungsi untuk memberi makan SA node, sehingga
konduksi listrik di jantung. Hal ini dapat mengganggu depolarisasi atrium atau
D. Klasifikasi Aritmia
1) Sinus Bradikardi
kurang dari 60 denyut per menit. Ini biasa terjadi pada atlet dan sering
2) Sinus Takikardi
Irama sinus yang lebih cepat dari 100 kali per menit. Biasanya
8
anemia, penyakit paru obstruktif kronik, dan hipertiroidisme. Gagal
3) Seinus Aritmia
Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat
aktif kembali
b. Aritmia Atrium
adalah 50-60 bpm. Ada dua jenis takikardia junctional intrinsik (AV
karena adanya re-entry baik di atrium, AV node atau sinus node. Pasien
gelisah, keringat dingin, dan akan merasa lemah. Kadang timbul sesak
9
nafas dan hipotensi. Pada pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur
3) Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur, Rate : 250
– 350x/mnt
4) Fibrilasi atrium
wave) yag berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat
irama jantung yang tidak teratur dengan bunyi jantung yang intensitasnya
c. Aritmia Ventrikel
c) Gelombang QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10
detik
10
2) Bigemini ventrikel
c) Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi
lengkap.
atrium
3) Takikardi ventrikel
sering juga sedikit tidak teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang
lebar dari 0,12 detik dan tidak ada hubungan dengan gelombang P.
4) Fibrilasi ventrikel
Ini adalah ritme ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur.
menurun atau berhenti, tekanan darah dan denyut nadi tidak terukur, dan
11
pasien menjadi tidak sadar dan segera meninggal tanpa bantuan. Biasanya
a. Blok :
1) Blok SA,
maupun ventricel
2) Blok AV,
SA sampai berkaskis
3) Blok intraventrikular/B.B.B
sistem konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. Diagnosis
yang memanjang lebih dari 0,11 detik dan perubahan bentuk kompleks
QRS serta adanya perubahan axis QRS. Bila cabang kiri terganggu di
sebut left bundle branch blok mempunyai gamaran EKG berupa bentuk
12
EKG menunjukkan gambaran gelombang P normal, interval PR memendek
(0,11 detik atau kurang), kompleks QRS melebar karena adanya gelombang
E. Manifestasi Klinis
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun
berat.
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
13
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
menyebabkan disritmia.
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
disritmia.
G. Penatalaksanaan Medis
1) Anti aritmia
14
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
berulang
supraventrikular aritmia
2. Terapi mekanis
darurat.
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian primer :
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
2. Pengkajian sekunder
1. Riwayat penyakit
16
b. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup
jantung, hipertensi
d. Kondisi psikososial
2. Pengkajian fisik
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
berat.
kulit
17
gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;
hemoptisis.
Kriteria hasil :
TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status
mental biasa
Intervensi :
a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo
dan simetris.
b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung
d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;
e. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase
akut.
18
g. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor
menangis, perubahan TD
Kolaborasi :
f. Masukkan/pertahankan masukan IV
Kriteria hasil :
Intervensi :
pasien/keluarga
19
d. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
g. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
i. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala
20
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard
berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan
Terapi medis
a. Anti aritmia
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
21
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
berulang
supraventrikular aritmia
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi
b. Defibrilasi
22
DAFTAR PUSTAKA
EGC;1999
Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa
Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
23