Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN


KEPADA KLIEN DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN
KESEHATAN KLIEN

OLEH:

NAMA : FEBRIANTI RESTI PARANTEAN

HARTINI

HASTUTI

PRODI : S1 KEPERAWAAN JALUR B

YAYASAN PENDIDIKAN KASIH BUNDA

STIKES LAKIPADADA TATOR

T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia
ingin mengetahui lingkungan sekitarnya dan bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada
dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi. Komunikasi
adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seorang dalam hidup bermasyarakat,
karena tanpa komunikasi maka masyarakat tidak akan terbentuk. (Abdul Muhith & Sandu
Siyoto, 2018)
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi adalah sarana yang penting dan dibutuhkan
untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran
informasi dan dukungan emosional terutama pada saat individu mengalami stress.
Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara, setiap bentuk
tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, baik secara non verbal maupun secara verbal
juga merupakan bentuk komunikasi. (Tutu April Ariani, 2018)
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan. Komunikasi yaitu suatu hal yang dapat dipahami sebagai hubungan atau
saling hubungan, saling pengertian, sebagai pesan. (Eti Wati & Arni Wianti, 2017)
Pada umumrnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik badanm menunjukkan sikap tertentu seperti menggelengkan kepala, mengangkat bahu,
tersenyum, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal. (Eti Wati & Arni
Wianti, 2017)
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN KEPADA KLIEN


1. Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian informasi yang berisi perasaan makna,
perhatian, fikiran dan ide yang diberikan kepada penerima pesan dengan
harapan si penerima pesan dapat menggunakan informasi tersebut dalam rangka
mengubah sikap dan perilaku. (Abdul Muhith & Sandu Siyoto, 2018)
Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses penyesuaian dan
adaptasi yang dinamis antara dua orang atau lebih dalam sebuah interaksi tatap
muka ataupun tidak dan terjadi pertukaran ide, perasaan, perhatian dan makna.
(Tutu April Ariani, 2018)
Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (ide, gagasan, pesan dan
sikap) dari penyampaian atau komunikator berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan
dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki bersama. (Eti
Wati & Arni Wianti, 2017)
b. Tujuan Komunikasi
Menurut Hairuddin Sadaat & Grace Tedy Tulak (2021) secara umum tujuan
komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Menyampaikan informasi
Tujuan utama melakukan komunikasi dengan orang lain adalah diterima
atau dipahaminya isi pikiran atau ide kita oleh lawan bicara. Dengan
demikian terdapat kesamaan ide tentang apa yang dipikirkan oleh
komunikator atau komunikan
2) Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang dilakukan kepada orang lain secara kita sadari maupun
tidak kita sadari akan mempengaruhi perilaku orang lain
3) Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi pada dasarnya diharapkan dapat membawa perubahan dan
perbaikan perilaku. Peerubahan yang dimaksdud yaitu mengubah perilaku
seseorang dari yang tidak baik kearah perubahan yang positif.
4) Memberikan pendidikan
Komunikasi dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara mencapai
pemahaman yang lebih tinggi dan memperlihatkan perubahan perilaku yang
lebih baik dari sebelumnya
5) Memahami ide orang lain
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila komunikator dan komunikan
saling memahami ide masing-masing dan keduanya saling memberikan
makna pada komunikasi yang disampaikan maupun yang diterima.
Sedangkan menurut Eti Wati & Arni Wianti (2017) tujuan komunikasi antara
lain :
1) Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain
(komunikan)
2) Memahami orang lain
3) Supaya gagasan dapat diterima orang lain
4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan komunikasi adalah
mengharapkan pengertian, gagasan, dukungan dan tindakan komunikator dapat
diterina oleh orang lain (komunikasi).
2. Pendidikan Kesehatan
Belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman interaksi dalam
lingkungan. Belajar merupakan upaya menguasai sesuatu yang berguna. Upaya yang
dilakukan dalam blajar yaitu menghafal, mengingat dan menghasilkan. Belajar dapat
membuat individu menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan. (Susanti, 2017)
Pembelajaran adalah upaya untuk mendapatkan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Mengajar bertujuan untuk membantu klien belajar. Proses belajar
mengajar merupakan proses yang aktif, membutuhkan keterlibatan pengajar dan
peserta didik dalam upaya meraih hasil yang diinginkan yaitu perubahan dalam
perilaku. Proses belajar mengajar bertujuan untuk mengubah perilaku atau
mengembangkan perilaku yang baru (Susanti, 2017)
Mengajar yaitu proses aktif dimana pendidik berbagi informasi dengan peserta
didik, adanya informasi yang diberikan diharapkan dapat mengubah perilaku dari
peserta didik. Mengajarpun dapat menunjukkan semua aktifitas yang dilakukan
pendidik agar peserta didik dapat menyerap informasi yang baru. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk membuat perubahan atau memberikan kesempatan peserta ddik
belajar mengubah perilaku sebelumnya menjadi perilaku baru. (Susanti, 2017)
Proses belajar dipengaruhi juga dengan faktor pendukung seperti faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud yaitu mata, penciuman,
pendengar, pengecap, penglihatan, perasa, kompetensi, dan kemampuan motorik,
sedangkan faktor eksternal meliputi pengalaman, fasilitas dan sarana belajar, serta
metode beljar mengajar. Hal inilah yang menyebabkan perubahan tidak bisa
didapatkan dengan instan atau cepat melainkan secara bertahap. (INi Luh Putu
Devly, dkk, 2021)
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku hidup sehat yang
didasari atas kesadaran diri baik itu dari dalam individu manusia itu sendiri,
kelompik maupun masyarakat dalam skala yang lebih besar untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan secara sistematik maupun secara periodik. (Fauzi
Ummah,dkk, 2021)
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesahatan yaitu :
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat
2) Menolong individu agar mampu untuk mandiri ataupun kelompok dalam
mengadakan kegitatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
3) Mendorong penggunaan dan pengembangan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
c. Teori proses belajar
Menurut Ni Luh Putu Devly, dkk (2021), dalam proses belajar terdapat
beberapa teori yang digunakan yaitu :
1) Belajar gestalt
Seseorang dikatakan belajar apabila ia memperoleh pemahaman dalam
situasi yang problematis. Untuk memperoleh pemahaman itu, kita harus
berhadapan dengan problem solving.
2) Belajar menghafal dan Mental disiplin
Teori menghafal belajas adalaj menghafal, dan menghafal adalah usaha
mengumpulkan pengetahuan melalui pembneoan untuk kemudian
digunakan bilamana diperluakan. Teori ini tidak seluruhnya benar karena
proses belajar, subyek belajar adalah manusia dapat berfikit dan mempunyai
tujuan, yakni terjadinya hal-hal baru yang bermanfaat pada dirinya.
Sedangkan menurut teori mental disiplin, belajar adalah mendisiplinkan
mental.
3) Teori Asosiasi
Teori ini dirintis oleh John Lock dan Herbart. Menurut teori ini, belajar
adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan
tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan disinimerupakan
suatu lukisan yang timbul dalam jiwa sesudah diadakan pengamatan.
4) Teori belajar sosial (sosial learning)
Ada 2 macam belajar, yaitu belajar secara fisik misalnya menari, olahraga,
mengendarai mobil dan lain sebagainya, dan belajar psikis. Dalam belajar
psikis ini termasuk juga belajar sosial dimana seseorang mempelajari
perannya dan peran-peran orang lain dalam konteks sosial
5) Teori belajar sosial dan tiruan dari Millers dan Dollard
Pandangan Millers dan Dolland bertitik tolak pada teori Hull yang
kemudian dikembangkan menjadi teori sendiri. Mereka berpendapat bahwa
tingkah laku manusia itu merupakan hasil belajar.
d. Prinsip pendidikan kesehatan
Menurut Fauzi Ummah (2021), prinsip-prinsip pendidikan dibagi menjadi lima,
antara lain :
1) Belajar mengajar berfokus pada klien
Pendidikan kesehatan adalah hubungan teraupetik yang berfokus pada
kebutuhan klien yang spesifik. Klien dengan isu ksehatan apapun
membutuhkan atau dilibatkan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Klien
dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada
petugas kesehatan
2) Belajar mengajar bersifat holistic
Dalam memberikan pendidikan kesehatan harus dipertimbangkan klien
secara menyeluruh, tidak hanya berfokus pada spesifik saja. Petugas
kesehatan dan klien saling berbagi pengalaman, perasaan, keyakinan dan
filosofi personal.
3) Belajar mengajar negosiasi
Petugas kesehatanb dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah
diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan
kemudian dibuat perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan
dari klien dan petugas kesehatan
4) Belajar mengajar yang interaktif
Dimana proses belajar mengajar dalam bidang pendidikan kesehatan adalah
suatu proses yang dinamis dan interaktif dan melibatkan partisipan dari
petugas kesehatan dan klien
5) Pertimbangan usia dalam pendidikan kesehatan
Untuk menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia
melalui pengajaran, sehingga perlu dipertimbangkan usia klien dan
hubungan dengan proses belajar mengajar.
e. Manajemen Pembelajaran Dalam Strategi Pendidikan Kesehatan
Strategi pendidikan kesehatan akan lebih optimal bila perawat
menerapkan proses manajemen. Proses manajemen yang digunakan :
1) Perencanaan
Pada tahap ini, perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
untuk membentuk tim yang mampu mengubah perilaku dan meyakinkan
masyarakat tentang upaya kesehatan.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, perawat dan tim kesehatan yang telah dibentuk
melakukan upaya pendidikan kesehatan
3) Penilaian
Pada tahap penilaian, perawat dan tim kesehatan menilai seberapa jauh
pendidikan kesehatan yang diberikan telah mencapai hasil sesuai yang
diharapkan
4) Tindak lanjut
Tahap ini merupakan kegiatan memantapkan pendidikan kesehatan
sehingga dapat berlanjut dengan baik. (Susanti, 2017)
f. Pendidik
Seorang perawat, agar mampu menjadi pendidik yang efektif harus
memahami dasar-dasar teori mengajar. Reinforcement dan rencana tindak
lanjut merupakan salah satu strategi pembelajaran yang harus dimiliki oleh
pendidik agar pembelajaran yang diberikan oleh peserta didik menjadi
maksimal. Reinforcement akan memberikan semangat peserta didik untuk
berbuat lebih baik, karena peserta didik merasa dihargai dan tahu tentang cara
ini untuk mencapai hasil yang lebih baik. (Susanti, 2017)
g. Hasil Pembelajaran
Hasil dari kegiatan belajar dapat digolongkan menjadi:
1) Informasi verbal.
Informasi verbal merupakan pengetahuan yang dimiliki individu dan
diungkapkan secara lisan atau tulisan
2) Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual merujuk pada kemampuan individu
berhubunmgan dengan lingkungan hidup dan diri sendiri
3) Strategi kognitif
Strategi kognitif adalah kemampuan yang dapat menyalurkan dan
mengarahkan akticitas kognitif
4) Sikap
Sikap (attitude) adalah bagian tingkah laku. Sikap dapat diukur melalui tes
sikap
5) Keterampilan motorik
Keterampilan motorik merupakan kemampuan individu mendemonstrasikan
suatu kegiatan (Susanti, 2017)
3. Komunikasi dalam Kesehatan
Komunikasi dalam pendidikan kesehatan adalah proses dimana komunikator
menyampaikan pesan secara lisan atau tertulis dalam bentuk lambing bahasa atau
gerak dengan menggunakan berbagai media untuk mengubah perilaku komunikan
(individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat). Artinya, komunikator bertindak
sebagai sumber informasi yang bertindak menyampaikan informasi dan gagasan
untuk mengubah perilaku komunikan yaitu individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. (Susanti, 2017)
a. Pentingnya komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif diperlukan dalam mengatasi masalah klien dan klien
dapat merasa dipahami oleh tik kesehatan. Informasi, saran, nasehat dan cara
perawatan yang dikomunikasikan dengan efektif akan diingatkan dan dilakukan
oleh klien. Adanya masalah komunikasi dapat membuat klien komplain bahwa
tim kesehatan nampak tidak peduli dengan masalah yang dialami oleh klien.
Dampak yang muncul adalah kesulitan menegakkan diagnosa klien secara tepat
dan menurunkan rasa kepercayaan klien terhadap institusi pemberi layanan
kesehatan, yang akhirnya menimbulkan ketidakpuasan klien. (Susanti, 2017)
b. Peran komunikasi dalam pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan akan berhasil bila dilakukan melalui komunikasi
efektif. Komunikasi akan membantu perawat berkomunikasi dengan peserta
didik dan mentransfer pengetahuan.(Susanti, 2017)
c. Strategi komunikasi dalam pendidikan kesehatan
Pada komunikasi terjadi proses interaktif antara komunikator (tenaga kesehatan)
dengan komunikan (klien) sehingga terjadi feedback. (Susanti, 2017)
4. Komunikasi kesehatan dalam keseharian
a. Komunikasi kesehatan dengan klien/penderita.
Komunikasi kesehatan dengan klien atau penderita meliputi informasi yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, informasi bagaimana memaksimalkan perawatan dan bagaimana
pemberi terapi. Komunikasi kesehatan pada klien/penderita lebih bersifat
teraupetik yang artinya memfasilitasi proses penyembuh. Menurut Purwanto
dalam Damaiyanti (2008) komunikasi kesehatan teraupetik memiliki tujuan:
1) Membantu klien mengurangi beban perasaan dan pikiran serta membantu
klien mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila diperlukan
oleh klien.
2) Membantu mengurangi keraguan klien dan membantu klien mengambil
tindakan yang efektif. Komunikasi kesehatan teraupetik ini dapat diberikan
oleh pihak keluarga, ahli medis dan orang-orang yang berada disekitar
klien/penderita dengan memperhatikan beberapa prinsip dalam komunikasi
teraupetik itu sendiri, yaitu :
a) Komunikasi teraupetik harus ditandai dengan sikap saling menerima,
saling percaya dan saling menghargai
b) Pihak keluarga, ahli medis dan orang-orang disekitar individu harus
menyadari kebutuhan klien secara fisik maupun mental.
3) Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang teraupetik.
Adanya reaksi emosional pada klien atas keadaan sakit yang dialami
menjadi salah satu alasan pentingnya komunikasi teraupetik pada klien.
Penolakan (denial), kecemasan (anxiety), serta depresi merupakan beberapa
reaksi emosional yang mungkin terjadi pada klien. Komunikasi antara klien
dan praktisi medis merupakan sesuatu yang sangat esensial, agar para
praktisi medis memahami permasalahan yang dihadapi klien dan juga
memahami persepsi klien atas permasalahan tersebut.
b. Komunikasi kesehatan dengan pihak keluarga
Komunikasi kesehatan dengan pihak keluarga juga harus diperhatikan. Jika
ada anggota keluarga yang menderita sakit dan harus menjalani serangkaian
terapi dan pengobatan, keselurihan proses ini harus diketahui dan dipahami oleh
pihak keluarga. Kegagalan dalam mengkomunikasikan informasi kesehatan pada
klien dan keluarga dapat berakibat pada ketidakpahaman klien atas hasil tes yang
dijalani serta ketidakpatuhan klien dalam mengikuti saran medis. Bila pihak
keluarga juga tidak dapat memenuhi isu-isu kesehatan yang berkaitan dengan
anggota keluarga yang sakit, besar kemungkinan pihak keluarga keluarga tidak
akan memberikan dukungan sepenuhnya pada anggota keluarga yang sakit.
c. Komunikasi kesehatan untuk masyarakat
Komunkiasi kesehatan untuk masyarakat lebih mengarah pada bentuk promosi
kesehatan. Promosi merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perbaikan berupa perubahan pola perilaku, baik di masyarakat
maupun lingkungan organisasi. Untuk mewujudkan promosi kesehatan,
diperlukan sesuatu strategi yang baik. Menurut Mubarak dan Chayatin (2008),
strategi yang diperlukan dalam mewujudkan promosi kesehatan, yaitu :
1) Advokasi. Merupakan kegiatan memberikan informasi kesehatan kepada
masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu kebijakan dalam
bidang kesehatan
2) Dukungan sosial. Promosi kesehatan akan mudah dilakukan bila medapatkan
dukungan dari berbagai elemen yang ada dimasyarakat.
3) Pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan supaya
masyarakat memperoleh kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Upaya ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan.
B. KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN
Pemberian informasi sangat penting diberikan oleh orang yang sudah
berpengalaman dibidangnya, sehingga kita menjadi tahu apa yang dibutuhkan dan perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pemberian informasi memiliki tujuan yang
berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kebutuhan sebagai peserta didik.
Pemberian edukasi ke peserta didik memiliki tujuan agar peserta didik bisa
memenuhi kebutuhan dasar klien sebagai peserta didik secara menyeluruh dengan cara
menggabungkan teori dan praktek. Tujuan pemberian edukasi ada 3 yaitu pemeliharaan,
promosi kesehatan pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan serta adaptasi klien
terhadap gangguan. (Ni Luh Putu Devly, dkk, 2021)
BAB III
KESIMPUPAN

Pada dasarnya proses dan kebutuhan pembelajaran pendidikan kesehatan pada


tiapindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat itu berbeda-beda. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehtannya melalui kegiatan
pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik.
Sebagai individu kita harus selalu melakukan kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya
pada saat usia muda, melainkan sampai akhir hayat. Apabila kita iingin melakukan,
menerapkan atau mempelajari suatu hal pada diri sendiri ataupun pada orang lain, maka kita
harus mengetahui terlebih dahulu mengenai suatu hal tersebut, kemudian memahaminya, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari .
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Tutu Aptil, 2018. “Komunikasi Keperawatan”. Malang : Universitas Muhammadiyah


Malang

Darmawan, Ibnu, 2009. ”Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Teraupetik Dengan Kepuasan


Klien Dalam Mendapatkan Pelayanan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat. Undergraduate thesis, Universitas
Diponegoro. Di ambil dari http://eprints.undip.ac.id/9243/ (22 Oktober 2021)

Muhith, Abdul & Siyoto, Sandu, 2018. “Aplikasi Komunikasi Teraupetik Nursing & Health”.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Putu Delvhy, Ni Luh, 2021. “Pendidikan dan Promosi Kesehatan”. Jawa Barat: Penerbit
Media Sains Indonesia

Susanti, 2017. “Promosi dan Pendidikan Kesehatan”. Jakarta

Safaat, Hairuddin & Tulak, Grace Tedy, 2021. “Komunikasi Dalam Keperawatan”. Jawa
Tengah : Tahta Media Group

Ummah, Faizatu, 2021. “Pendidikan Kesehatan dan Promosi kesehatan”. Jawa Barat:
Penerbit Media Sains Indonesia

Wati, eti & wianti, Ani, 2017. “Komunikasi Keperawatan” Jawa Barat : LovRinz Publishing

Anda mungkin juga menyukai