Anda di halaman 1dari 2

- Perang Saudara China (1945-1949) terjadi akibat perebutan wilayah antara Nasionalis

Kuomintang dengan Komunis. Kuomintang di bawah Chiang Kai-shek dan Komunis pimpinan Mao
Zedong bersaing mengendalikan sumber daya vital dan pusat populasi di China utara dan Manchuria.

Pada awal abad ke-19, China masih dipimpin oleh sebuah kekaisaran yang dipimpin oleh sebuah
dinasti asing yang bernama dinasti Manchu. Di daerah selatan China, Sun Yat Sen yang telah
mendapatkan ide-ide barat yang di pelajari selama ia di Eropa mendirikan suatu perkumpulan yang
bernama Koumintang dan menyebarkan gagasannya untuk mendirikan pemerintahan baru China
menggantikan  dinasti Manchu yang dianggap tidak pantas lagi dalam memerintah China.

Pada tahun 1922 Koumintang menjalin hubungan dengan Uni Soviet tentang persetujuan
mengenai daerah yang pernah dirampas dari China yang akan dikembalikan kembali. Lalu pemerintahan
nasionalis mengirimkan misi yang diketuai oleh Chiang Kai Shek ke Uni Soviet untuk belajar mengenai
birokrasi pemerintahan dan sebagai balasannya Uni Soviet mengirimkan  Borodin dan Jenderal Blucher
ke China untuk mengatur kembali biroraksi Partai Koumintang dan mengajar di Akademi militer
Whampoa.

Pada bulan Juni 1924 setelah keputusan Kongres Nasional Kaum Komunis diperbolehkan untuk
bergabung kedalam Koumintang dengan syarat bahwa mereka akan tunduk kepada asas-asas
Koumintang.

Pada tahun 1925 Dr Sun Yat Sen wafat dan digantikan oleh Chiang Kai Sek yang tidak suka
dengan kaum komunis dan berusaha untuk menyingkirkan kaum koumnis dari Koumintang karena ia
menganggap bahwa kaum komunis dapat membahayakan persatuan negeri serta mengirim kembali
Borodin dan Jenderal Blucher ke Uni Soviet. Hal ini memicu konflik antara kaum komunis dengan kaum
nasionalis.

Pada tahun 192 partai Komunis China melalui Tentara Merah di bawah pimpinan mengadakan
perebutan kekuasaan di Nanchang yang berhasil digagalkan oleh Kuomintang. Akibatnya kemudian
adalah terjadinya peristiwa yang disebut dengan Shanghai Massacre, yaitu pembunuhan massal atau
pembersihan terhadap kaum komunis yang dilakukan oleh Kuomintang. Sisa-sisa anggota Partai
Komunis China mengadakan perjalanan panjang yang dikenal dengan peristiwa Long March pada tahun
1934 ke wilayah Yanan dan tiba secara bergelombang di wilayah tersebut antara tahun 1935-1936.

Pada saat itu Jepang sedang melakukan ekspansi ke wilayah utara China sehingga pada tanggal 1
agustus 1935 Partai Komunis China menyerukan agar rakyat China bersatu melawan Jepang.Lalu pada
bulan februari 1937 Partai Komunis China menyatakan untuk bergabung dengan pemerintahan nasional
dan meleburkan Tentara Merah dengan Tentara Nasional dalam menghadapi agresi militer
Jepang.Dengan demikian pertikaian antara kaum Komunis dan kaum Nasionalis berhenti dan bersatu
untuk menghadapi Jepang.
Pasca Perang Dunia II berakhir dan Jepang menyerah,pertikaian  kaum nasionalis dan kaum
komunis kembali terjadi untuk merebutkan kekuasaan di China. Chiang Kai Shek meminta bantuan
Amerika Serikat untuk membantu menyelesaikan masalahnya di China.

Pada tahun 1947 pemerintahan nasionalis berhasil merebut kota Yanan dari pihak komunis.
Meskipun pada awalnya terdesak, keadaan segera berbalik ketika kaum komunis menerapkan politik
land reform.Alhasil pada tahun 1948 Tentara Merah berhasil merebut kota-kota yang dikuasi oleh kaum
nasionalis seperti kota Jinan,Changchun, Mukden, dan Xuzhou.Pada tahun 1949 Beiping jatuh ke tangan
Komunis dan merubah nama kota ini menjadi Beijing.Tentara Merah yang menguasai wilayah Utara
segera melancarkan serangannya ke wilayah selatan dan memaksa pemerintahan Nasionalis
memindahkan ibukotanya dari Nanjing ke Kanton.Lalu Tentara Merah berhasil merebut kota Taiyuan
dan Nanjing.Kemudian berturut turut Kota Hangou, Sanghai, dan Qingdao.

Setelah hampir seluruh wilayah China berada di tangan kaum komunis maka Mao Zedong
memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China (RRC) yang beribukota di Beijing pada tanggal 1
Oktober 1949 .Lalu pada tanggal 14 Oktober Kanton berhasil dikuasai Tentara Merah dan selanjutnya
Chongqing serta Propinsi Yunnan dan Hainan berhasil dikuasai komunis, sehingga pemerintah nasionalis
tidak memiliki wilatah lagi di China daratan.Dengan kekalahan yang dialami kaum nasionalis dibawah
Chiang Kai Shek, hal ini membuat pasukan nasionalis melarikan diri menuju Pulau Formosa (Taiwan)
yang menyeberang Selat Formosa sejauh 100 km.Kemudian pada tanggal 7 Desember 1949 Chiang Kai
Shek menyatakan Kota Taipei sebagai ibukota sementara Republik China di Pulau Taiwan.

Anda mungkin juga menyukai