Kisi-Kisi Filsafat
Kisi-Kisi Filsafat
Manusia mempunyai akal sebagai dasar berpikir untuk memahami lingkungannya dan
melakukan perubahan dalam dirinya. bahkan Berpikir bagi manusia menjadi hal yang sangat
penting karena tanpa berfikir, kemanusian manusia pun tidak bermakna bahkan mungkin tak
akan pernah ada. Dengan berfikir manusia mengolah pengetahuan dan dengan pengolahan
tersebut pemikiran manusia menjadi lebih mendalam dan lebih bermakna. Dengan
pengetahuan manusia bisa (mengajarkan) dan dengan berfikir manusia bisa (mengembangkan)
serta dengan mengamalkannya manusia bisa meraih kehidupan yang lebih baik.
Manusia dapat dilihat secara dualistas yaitu dari unsur jasad dan jiwa. Jasad akan
musnah sedangkan jiwa tidak. Jiwa mempunyai 3 kekuatan yaitu logistikon (berpikir rasional);
themoydes (keberanian); epithymetikon (keinginan).
5. Ibnu Miskawaih
6. Harold Titus
“Man is an animal organism, it is true but he is able to study him self asa an organism
and to compare and interpret living forms and to inquire about the meaning of human
existence”.
Kesimpulan
2. Metode filsafat
1.Metode Kritis
Bersifat analisa istilah dan pendapat. Kemudian di sistematikakan dalam hermeneutika
yang menjelaskan keyakinan dan berbagai pertentangannya. Caranya dengan bertanya,
membedakan, membersihkan, menyisihkan, dan menolak suatu keyakinan. Untuk menemukan
keyakinan terbaik di dalamnya.
3, Metode Skolastik
4. Filsafat Matematis
Metode Analisis . Ada keteraturan, ketersusunan alami dalam kenyataan yang
berhubungan dengan pengertian manusia. (diungkap dengan penemuan/via invantions). Cara:
5. Metode Empiris-Eksperimental
Dipengaruhi metode Descartes, yang menekankan data kesadaran dan
pengalaman individual yang tidak diragukan lagi dari pada harus berpatokan pada rasio.
Metode filsafat empiris yang menjadi antitesis dari rasionalisme ini dipelopori David Hume
(1711-1776). Namun metode david ini sedikit Berbeda dari descartes karena lebih menekankan
pada eksperimen yang ketat untuk membuktikan sebuah empirisme sejati.
6. Metode Transcendental
Suatu kebenaran bukan merupakan konsep tunggal, terapi dalam pernyataan dan kesimpulan
lengkap. Membedakan pengertian menjadi 2 Jenis:
1. Pengertian analitis, yakni pengertian yang selalu bersifat apriori, misalnya dalam ilmu pasti;
(Misalnya lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita tidak perlu mengadakan penelitian untuk
melihat apakah semua lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita cukup memikirkannya saja.)
● Intinya metode ini menerima nilai objek ilmu positif, nilai objektif agama, dan moral.
Seperti efek placebo (Placebo adalah “obat palsu” yang bentuknya dibuat mirip dengan
obat asli. Obat ini sering digunakan sebagai pembanding untuk menguji efektivitas suatu
obat dalam uji klinis. Meski tidak mengandung obat apa pun, placebo bisa menimbulkan
efek semu yang membuat penggunanya merasa lebih baik) obat yang sebetulnya tidak
dapat menyembuhkan, namun membuat seseorang percaya ia akan sembuh karena
telah meminumnya.
Langkah awal metode ini adalah pengayaan dengan mengambil konsep atau pengertian yang
lazim diterima dan jelas. Kemudian dibuat suatu anti tesis atau bantahan dari konsep atau
pengertian yang lazim tersebut. Setelah itu diambil kesimpulan dari keduanya dandibentuklah
suatu sintesis dari keduanya. Pada akhirnya sintesis tersebut akan menemui anti tesis lainnya,
untuk kemudian disintesiskan kembali untuk mendapatkan hakikat yang lebih baik lagi.
8. Metode Fenomenologis
phainomai, artinya adalah “yang terlihat”. Jadi fenomena adalah data sejauh disadari
dan sejauh masuk dalam pemahaman. Metode fenomenologi dilakukan dengan melakukan tiga
reduksi (epoch) terhadap objek, yaitu:
● Mereduksi suatu objek formal dari berbagai hal tambahan yang tidak substansial.
● Reduksi ketiga bukan lagi mengenai objek atau fenomena, tetapi merupakan wende
zum subjekt (mengarah ke subjek), dan mengenai terjadinya penampakan diri
4sendiri.
• Intinya Metode Ini Melihat Sesuatu Dengan Objektif Tanpa melihat sisi subjektifnya seperti
kepentingan, perasaan, atau tekanan sosial. Bayangkan bagaimana rasa penasaran seorang
anak kecil yang belum mengerti apa-apa ketika menemukan hal baru. Ia akan mengobservasinya
dan melakukan apapun untuk secara tidak sadar mempelajari dan mengenalnya, termasuk
meremas dan menendang kucing liar yang ia temukan di halaman belakang rumah. dipopulerkan
oleh Edmund Husserl (1859-1938).
Karena bisa jadi sebetulnya sesuatu yang dianggap “ada” (exist) itu tidak dapat
“mengada” tanpa ada konteks pembentuk disekitarnya: perasaan manusia, interaktifitas individu
dalam suatu kelompok dan kepentingan tertentu. Beberapa sifat eksistensialis ialah:
● Keterbukaan terhadap manusia dan dunia lain: internasionalitas dan praksis bukan teori saja.
Pada dasarnya dalam analisis eksistensi itu, de facto mereka memakai fenomenologi
yang otentik, dengan observasi dan analisa teliti. Setiap ungkapan, baik awam maupun ilmiah,
berakar pada suatu pengalaman langsung yang bersifat pra-reflektif dan pra-ilmiah. Melalui
analisa ungkapan pengalaman terbatas itulah, justru dapat ditemukan kembali pengalaman
yang lebih fundamental.
10. MetodeAnalitikaBahasa
● Wittgenstein adalah tokoh dominan dalam metode ini. Ia mempelajari filsafat dengan
alasan yang kemungkinan sama dengan kebanyakan orang. Ia penasaran dengan
filsafat yang begitu membingungkan. Setelah melakukan penelitian, ia menemukan
bahwa kebingungan ini banyak disebabkan oleh bahasa filosofis yang rancu dan kacau.
● “Arti” bukanlah sesuatu yang berada “di belakang” bahasa; tidak ada arti “pokok”. Arti
kata tergantung dari pemakaiannya, makna timbul dari penggunaan. Arti kata itu
seluruhnya tergantung dari permainan bahasa (language games) yang sedang
dimainkan.
3. PENDEKATAN FILSAFAT
1. Pendekatan Definisi
Melalui definisi yang dikemukakan ahli, penelusuran kata etimologis sangat penting.
mengingat kata filsafat itu sendiri pada dasarnya merupakan kristalisasi atau representasi dari
konsep-konsep yang terdapat dalam definisi itu sendiri.
2. Pendekatan Sistematika
Bertujuan memahami objek formal filsafat dengan menelaah objek materialnya. Objek
material filsafat adalah semua yang ada dengan berbagai variasi substansi dan tingkatan.
Objek material ini bisa ditelaah dari berbagai sudut pandang sesuai dengan focus keterangan
yang diinginkan. Variasi fokus telaahan yang mengacu pada objek formal ini melahirkan
berbagai bidang kajian dalam filsafat yang menggambarkan sistematika filsafat.
3. Pendekatan Tokoh
ditujukan untuk memahami pemikiran para filsuf (filsuf umumnya jarang membahas tuntas
wilayah filsafat. Seorang filsuf biasanya mempunyai fokus utama dalam pemikiran filsafatnya
dan mempunyai sifat khas. Bisa disebut juga pendektan aliran.
4. Pendekatan Sejarah
Perbedaan filsafat dan ilmu lebih berkaitan dengan titik fokus dan model penyelidikan. Ilmu
mengkaji bidang yang terbatas, serta lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam
pendekatannya.
● Filsafat Ilmu mempunyai substansinya yang khas. Filsafat Ilmu merupakan bidang
pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik
dan saling mempengaruhi antara filsafat dan ilmu.
5. prinsip dasar,
•Aksioma adalah suatu pernyataan yang mengandung kebenaran universal yang mana
kebenaran tersebut sudah terbukti dengan sendirinya atau dengan kata lain suatu hal yang
diterima sebagai kenyataan yang bersifat universal atau umum.
● Setiap ilmu pengetahuan memiliki prinsip dasar atau aksioma yang berbeda, tetapi tidak
jarang aksioma dari suatu ilmu juga merupakan aksioma bagi ilmu yang lain
● Euklidus (Ahli Geometri) menyatakan sebuah aksioma yang mana “suatu keseluruhan lebih
besar dari sebagian.”
● Prinsip dasar dalam logika digunakan juga dalam ilmu yang lain. Prinsip dasar dalam logika
sering disebut juga dengan prinsip penalaran atau prinsip pemikiran atau prinsip dasar
pernyataan.
Situasi
Manusia masih menggunakan batu sebagai alat bantu. Karenanya zaman ini juga
dikenal dengan zaman batu.
Waktu
Zaman ini disebut- sebut sebagai masa persiapan lahirnya filsafat (abad 6 SM
Kondisi
Kejayaan
Pemikiran filsafat Yunani Kuno mencapai puncaknya pada masa Aristoteles (384 SM 322 SM).
Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab objek yang
diselidiki. Kekurangan utama para filosof sebelumnya adalah mereka tidak memeriksa semua
penyebabnya
● Di abad 20 sampai sekarang. Filsafat abad ke-20 adalah puncak 2500 tahun sejarah
filsafat, ditandai dengan diferensiasi disiplin ilmu dan pendidikan filsafat serta proses
radikalisasi kritik rasionalitas pada segala bidang.
● Di zaman Kontemporer ini, teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat
● Zaman kita juga mempunyai ciri kemajuan peradaban dan teknologi sebagai akibat dari
pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam berbagai lapangan kehidupan yang berbeda.
Kemajuan teknologi ini telah memudahkan berbagai persoalan hidup umat manusia,
sehingga membuatnya mampu mengeksploitasi dan menguasai alam
● Sehingga Fokus Filsafat Modern lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia
sendiri, lebih memusatkan perhatiannya kepada hidup didunia ini daripada hidup di
akhirat. beberapa paham yang muncul di antaranya adalah Idealisme, Empirisme serta
Rasionalisme.
IDEALISME
Idealisme mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah spirit dan jiwa. Sumber filsafatnya mengikuti
filsafat kritisisme yang diperkenalkan oleh Immanuel Kant dan muridnya Fichte yang dikenal
sebagai penganut Idealisme Subjektif (1762–1814).
Rasionalisme adalah aliran filsafat ilmu yang berpandangan bahwa otoritas rasio (akal) adalah
sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria kebenaran berbasis pada
intelektualitas.
Paham Empirisme mengajarkan bahwa segala sesuatu di dalam pikiran kita akan didahului
oleh pengalaman. Hal tersebut bertolak belakang dengan paham Rasionalisme. Para penganut
Empirisme menentang penganut Rasionalisme