Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses produksi merupakan kegiatan untuk mengubah bahan baku


(raw material) menjadi barang jadi (finished goods). Dengan
berkembangnya persaingan, perusahaan berusaha mewujudkan proses
produksi yang efektif dan efisien. Semakin efisien suatu proses produksi
dalam perusahaan akan meningkatkan daya saing dan keuntungan bagi
perusahaan tersebut. Efisiensi proses produksi memiliki 2 faktor utama
yaitu input dan output. Sebuah proses produksi bisa dikatakan efisien
apabila inputnya lebih rendah daripada output pada proses produksi
tersebut.

Salah satu faktor yang menentukan input dari suatu proses


produksi adalah biaya. Biaya sendiri terdiri dari berbagai macam: seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik (BOP). Untuk
mencapai suatu efisiensi yang tinggi, perusahaan harus melakukan
penghematan biaya. Salah satunya adalah biaya material handling atau
biaya pergerakan material. Untuk dapat menghemat biaya tersebut, maka
harus dilakukan studi untuk mewujudkan pergerakan bahan baku yang
singkat dan juga efektif. Hal tersebut dipengaruhi oleh tata letak (layout)
dari sebuah fasilitas produksi atau pabrik.

Tata letak pabrik (layout) didefinisikan sebagai tata cara


pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran

1
2

perpindahan dan pergerakan material, dan penyimpanan material


baik yang bersifat temporer maupun permanen (Wignjosoebroto, 2009) .

Menurut Wignjosoebroto (2009) tata letak (layout) yang optimal


adalah tata letak (layout) yang sesuai dengan prinsip – prinsip perencanaan
tata letak (layout) pabrik. Prinsip dalam perencanaan tata letak pabrik
tersebut dijelaskan dengan adanya integrasi menyeluruh dari semua faktor
yang mempengaruhi proses produksi, perpindahan jarak yang seminimal
mungkin dengan rancangan tata letak (layout) yang fleksibel,dan
terbentuknya aliran kerja yang lancar melalui fasilitas produksi dengan
memanfaatkan semua area secara efektif dan efisien.

Dengan diterapkannya layout yang optimal, maka perusahaan


dapat mengurangi pemborosan pada jarak (distance), waktu (time), dan
biaya (cost) pada proses produksi di perusahaan tersebut. Perancangan tata
letak pabrik akan sangat menunjang proses produksi yang efektif dan
efisien.

Tata letak yang buruk akan sangat merugikan perusahaan.


Pemanfaatan ruang yang rendah, menghambat aliran bahan, informasi, dan
manusia. Serta akan menimbulkan biaya pemindahan bahan (handling
cost) yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh jarak yang tidak efisien
yang ditempuh para pekerja dalam menyalurkan bahan-bahan. Seperti
pada Monica Collection. Monica Collection merupakan home industry di
Semarang yang bergerak di bidang konveksi. Usaha tersebut belum dapat
mengaplikasikan tata ruang optimal pada perusahaannya.

Pada Monica Collection terjadi proses gerakan bolak balik yang


tidak efisien saat memindahkan material. Hal tersebut tentu akan sangat
berpotensi meningkatkan biaya yang tentu saja menurunkan efisiensi pada
Monica Collection. Aliran material tersebut digambarkan dengan bagan di
bawah ini.
3

Pembelian Gudang Pola Potong

QC Finishing Filling Jahit

Packing Stuffing

Gambar 1. 1 Aliran Material Pada Monica Collection

Material yang sudah dibeli, dimasukkan ke gudang, setelah itu


material tersebut dibuat pola untuk proses selajutnya yaitu dipotong.
Setelah dipotong sesuai dengan pola maka dilakukan proses penjahitan.
Setelah pola dijahit maka diisi dengan filling, setelah itu material kembali
pada proses penjahitan sebelum dialirkan pada proses finishing. Setelah di
finishing maka material diteruskan pada proses QC dan akhirnya
dipacking untuk dipajang. Pada proses pengisian, terjadi pemindahan
material yang diulang yaitu kembali ke tempat jahitan.

Proses pemindahan material yang tidak efisien ini terjadi karena


penataan layout yang kurang efektif, sehingga ruang ruang yang ada tidak
dapat mendukung proses produksi. Oleh karena itu peneliti tergerak untuk
melakukan penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan tata ruang baru
yang optimal untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi dari Monica
Collection.
4

Monica Collection adalah home industry yang bergerak di bidang


konveksi dengan berfokus pada perlengkapan bayi. Monica Collection
memiliki lokasi di Jl. Puri Anjasmoro B2 no 5 Semarang. Berikut
merupakan contoh dari produk yang dihasilkan oleh Monica Collection.

Gambar 1. 2 Produk Monica Collection

Pemilihan produk bantal dan guling bayi sebagai produk


yang diteliti didasarkan pada jumlah bantal dan guling bayi sebagai
5

barang yagn diproduksi terbanyak berdasarkan data sekunder


tentang jumlah produksi pada bulan Oktober 2018. Data tersebut
disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. 1 Jumlah Produksi Monica Collection

Produksi Bulan
NO Kode Nama Produk
Oktober 2018
1 GS Gendongan Samping 150
2 GST Gendongan Samping Topi 125
3 GSB Gendongan Samping Bantal 80
4 GSL Gendongan Sling 148
5 GK Gendongan Karet 93
TOTAL 596
6 STR Selimut Topi Rumbai 75
7 STP Selimut Topi Polos 85
8 SJK Selimut Jaket Kantong 105
9 SJT Selimut Jaket Topi 87
10 SJP Selimut Jaket Peang 93
TOTAL 445
11 BCG 1 Bantal Cipir + 2 Guling 115
12 BPG 1 Bantal Peang + 2 Guling 168
13 BBG 2 Bantal + 2 Guling 141
14 BGT Bantal + Guling Batita 176
15 BGB Bantal Balita + 2 Guling 200
16 BB Bantal Balita 140
17 BBT Bantal Batita 170
18 BMU Bantal Menyusui U 89
19 BMU Bantal Menyusui 100
20 BP Bantal Peang 115
21 BC Bantal Cipir 85
22 GB Guling Balita 120
TOTAL 1619
23 BCG Bad Cover Baby 168
24 BCT Bad Cover Balita 75
25 BCBS Bad Cover + 1 Bantal Kotak + 2 150
Guling
26 BCTS Bad Cover Balita + 1 Bantal Kotak 93
+ 2 Guling
27 BL Balmut 115
6

TOTAL 601
28 TM Tas Mini 105
29 TB Tas Baby 193
30 TKL Tas Kantong Lurus 171
31 TKO Tas Kantong Oval 77
32 TBT Tas Botol Susu Tempel 165
33 TBL Tas Botol Susu Lepas 131
34 TBK Tas Bis K 67
35 TBB Tas Bis B 67
36 TJP Tas Jumbo Perlak 50
37 TJPB Tas Jumbo Perlak Botol 183
TOTAL 1209
38 KDK Kasur Dacron Kecil + 1 Bantal + 2 45
Guling
39 KDK Kasur Dacron Besar + 1 Bantal + 2 45
Guling
40 KBKS Kasur Busa + 1 Bantal + 2 Guling 63
(K)
41 KBBS Kasur Busa + 1 Bantal + 2 Guling 50
(B)
TOTAL 203
42 GS2 Gift Set 2 in 1 (GS + Tas Baby) 100
43 GS3 Gift Set 3 in 1 (GS + ST + Tas 82
Baby)
44 GS4 Gift Set 4 in 1 (GS + ST + Tas 70
Baby + BKG)
45 GS5 Gift Set 5 in 1 (Kasur B + BG + ST 50
+ GS + Tas Baby)
TOTAL 302
46 AK Apron Kawat 70
47 AJ Apron Jaring 63
TOTAL 133
48 MTR1 Matras 70x120x8 cm 83
49 MTR2 Matras 70x105x8 cm 87
50 MTR3 Matras 65x95x8 cm 77
TOTAL 247
51 AS Alas Stroller 120
TOTAL 120
52 SBGB Sarung Bantal Guling Baby 135
53 SBGT Sarung Bantal Guling Batita 121
54 SBB Sarung Bantal Balita 77
55 SGB Sarung Guling Balita 130
7

TOTAL 463
56 BBO Bumper Box 70x120 cm 81
57 BBOS Bumper Box 70x120 cm + Sprei + 76
BG
TOTAL 157

Sumber : Data sekunder 2018

Proses produksi dalam Monica Collection adalah melakukan


transformasi dari bahan baku (bahan mentah ) menjadi barang jadi dengan
setuhan kreativitas. Berawal dari bahan baku kain dilakukan proses
produksi mulai dari pemotongan, penjahitan, filling, finishing, hingga
packing menjadi bantal dan guling bayi yang diinginkan konsumen
Monica Collection. Proses produksi yang dilakukdan Monica Collection
melalui beberapa tahap, berikut merupakan tahapan proses produksi
Monica Collection:

Pembelian Gudang Pola

Filling Jahit Potong

Jahit Finishing QC

Stuffing Packing

Gambar 1.3 Bagan Alur Proses Produksi Bantal dan Guling pada Monica
Collection
8

Proses produksi berawal dari proses pembelian bahan baku.


Setelah dimasukkan ke gudang, dimulai proses pembentukan dan
pemotongan dari pola yang sudah dibuat. Setelah dipotong, proses
dilanjutkan dengan penjahitan. Selanjutnya, bantal dan guling diisi dakron
yang dinamakan proses filling. Setelah diisi dakron, bantal dan guling
kembali dijahit. Setelah dijahit, proses barikutnya adalah finishing, yaitu
menambah ujung ujung bantal atau guling dan dilakukan quality control.
Selanjutnya bantal dan guling siap dikemas (packing) dan kemudian
ditumpuk pada rak penumpukan (stuffing).

Tabel 1. 2 Tahapan Proses Produksi Bantal dan Guling Monica Collection

Tahapan Produksi Keterangan


Merupakan proses pembelian bahan baku seperti
Pembelian bahan baku
kain yang digunakan untuk proses produksi
Merupakan proses penentuan pola yang sesuai untuk
Penentuan pola
memproduksi bantal dan guling bayi
Merupakan proses memotong kain yang akan
Potong digunakan untuk meproduksi menggunakan mesin
potong
Merupakan proses menjahit kain yang sudah
Jahit
dipotong menggunakan mesin jahit biasa.
Merupakan proses memasukkan dakron ke dalam
Filling bantal dan guling yang sudah dijahit yang dilakukan
oleh operator
Merupakan proses menjahit untuk menutup bantal
Jahit
dan guling yang sudah diiisi dengan dakron
Merupakan proses untuk merapikan pinggiran
Finishing
jahitan menggunakan mesin obras
Merupakan proses pemeriksaan jahitan agar tidak
QC
terjadi jahitan yang terbuka
Merupakan proses packing barang jadi
Packing
menggunakan plastik yang dilakukan oleh operator
Merupakan proses penumpukkan barang jadi pada
Stuffing
display agar dapat dilihat konsumen.
Sumber : Data Primer 2018
9

Dalam melakukan proses produksi Monica Collection memiliki


masalah berupa tata letak (layout) fasilitas produksi yang kurang efektif.
Hal ini dapat dibuktikan dengan persebaran pergerakan karyawan yang
menghasilkan gerakan berulang yang tidak perlu. Hal ini disebabkan
karena Monica Collection tidak menerapkan metode untuk membuat
layout fasilitas produksinya. Juga tidak menggunakan metode
penghitungan jumlah mesin untuk menentukan jumlah optimal mesin dan
operator yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi.

Berikut adalah jarak dan waktu perpindahan material dalam 1 hari


pada proses produksi Monica Collection :
10

Gambar 1. 4 Layout Awal Produksi Bantal dan Guling Monica Collection


11

Tabel 1. 3 Jarak dan Waktu Keseluruhan Perpindahan Material Produk


Bantal dan Guling Monica Collection

Frekuensi Total jarak Total waktu


Keterangan Jarak Waktu
No. dalam 1 perpindaha perpindahan
Perpindahan (meter) (detik)
hari n (Meter) (Detik)

Pemindahan
bahan baku ke
1 bagian 4 6,8 10 40 68
pemotongan (G
ke PT)
Pemindahan kain
terpotong untuk
2 11,6 19,72 10 116 197,2
dijahit (PT ke
JT)
Pemindahan kain
yang sudah dijahit
3 ke bagian 9,6 16,32 10 96 163,2
pengisian (filling)
(JT ke FL)
Pemindahan kain
yang sudah
4 difilling kembali 9,6 16,32 10 96 163,2
untuk dijahit (FL
ke JT)
Proses
pemindahan dari
jahit ke Quality
5 7,2 12,24 10 72 122,4
control dan
finishing (JT ke
QC)
Proses
pemindahan dari
packing menuju
6 8 13,6 10 80 136
stuffing (rak
pajang) (PC ke
ST)

TOTAL 50 85 60 500 850

Sumber : data primer yang diolah, 2018


Dari gambar 1.4 di atas bisa kita lihat layout yang tidak sesuai
dengan urutan pekerjaan, dalam arti terjadinya gerakan bolak balik,
sehingga membuat proses produksi masih belum efisien. Dapat diamati,
terjadinya gerakan bolak balik yang cukup banyak, pada tahapan proses 3
yaitu proses pemindahan kain yang sudah dijahit ke bagian pengisian
(filling) yang berpotensi menimbulkan jarak tempuh sampai 96 Meter
dalam satu hari. Hal tersebut juga terjadi pada tahapan proses 5 yaitu
12

proses pemindahan dari jahit ke Quality control dan finishing yang


menimbulkan jarak hingga 72 Meter dalam satu hari.
Apalagi seluruh proses produksi pada Monica Collection
mengalami pengulangan sebanyak 10 kali setiap harinya. Akan timbul
banyak sekali jarak yang tidak diperlukan yang disebabkan oleh kesalahan
dari tata letak yang akan menimbulkan biaya material handling /
penanganan bahan yang tinggi.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

a. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana tata letak

(layout) yang optimal pada Monica Collection Semarang?” .

b. Batasan masalah

Masalah yang diamati dibatasi pada produk bantal dan guling bayi saja.

Hal ini dilakukan karena bantal dan guling bayi memiliki produksi yang

paling tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “Menentukan tata letak yang


optimal pada Monica Collection Semarang”.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan menerapkan ilmu tentang tata letak yang sudah
didapatkan selama berkuliah di Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Bagi perusahaan
13

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan masukan dalam


pengambilan keputusan manajerial yang terkait dengan tata letak yang
sudah optimal.
3. Bagi pembaca
Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan masukan tentang
tata letak dan penerapannya pada perusahaan, serta dapat digunakan
sebagai sumber informasi untuk penelitian berikutnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teoritis. Bab ini berisi teori yang digunakan,

penelitian terdahulu, kerangka pikir penelitian, dan definisi operasional.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan obyek penelitian yang

digunakan, populasi dan sampling, sumber dan jenis data, teknik

pengumpulan data, dan alat analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan obyek

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan dan saran

dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai