Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENGELOLAAN SATUAN UNIT PENDIDIKAN”

Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Disusun oleh :

Nama Anggota/ Nim : 1. Aulia Fatmawati/ 2005125182


2. Muhammad Frans Hidayat/
2005111561
3. Rahmi Delviandri/ 2005113264
Kelompok : Dua (2)
Kelas : 5A Pendidikan Fisika
Dosen Pengampu : Dr. Neni Hermita, M.Pd/
Diah Anugrah Dipuja, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan”.

Penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Dr. Neni Hermita,
M.Pd dan Diah Anugrah Dipuja, M.Pd selako dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan yang telah memberikan kesempatan pada penyusun untuk menyusun makalah ini
sampai selesai.

Melalui kata pengantar ini penyusun lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat
atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.

Pekanbaru, 4 September 2022

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 3
A. Pengertian Satuan Pendidikan ......................................................................................... 3
B. Tujuan Pengelolaan Pendidikan ...................................................................................... 3
C. Jenis-jenis Satuan Pendidikan ......................................................................................... 4
D. Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan ......................................................................... 6
E. Unsur-unsur Penting dalam Pengelolaan Pendidikan ...................................................... 8
F. Landasan Hukum Pengelolaan Pendidikan Satuan Pendidikan ..................................... 11
G. Hambatan Pengelolaan Pendidikan Satuan Pendidikan ................................................ 12
BAB III PENUTUB ............................................................................................................... 15
A.Kesimpulan..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
danpemerintah melalui serangkaian kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
yangberlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dianggap penting bagi
setiapbangsa dalam membangun negara dan proses pembangunan negara untuk
menjadikannegara lebih maju. Pentingnya pendidikan bagi bangsa sendiri juga dipertegas
dalamundang-undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 mengenai sistem
PendidikanNasional (UU Sisdiknas) yang merumuskan tujuan dan fungsi pendidikan
nasionaldikembangkan untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan Inonesia.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat kepela
sekolah, guru-guru, pegawai tata usaha, dan peserta didik memerlukan adanya
pengelolaan organisasi/tenaga pendidik yang baik supaya dapat berjalan dengan lancar
sesuai arah dan tujuannya. Pengelolaan pendidikan yang baik, dimaksudkan agar
pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang sesua dengan
kecakapan dan fungsinya masing-masing. Tiap orang mengerti dan menyadari tugasnya
dan tempatnya di dalam struktur organisasi itu. Dengan demikian dapat dihindari pula
adanya tindakan yang sewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, seniaknya
dapat diciptakan adanya suasana yang demokratis dalam menjalankan roda sekolah.
Untuk mempertemukan tujuan pendidikan dapat diupayakan menjadi tolak ukur
keberhasilan pendidikan dan tujuan pendidikan yang dapat diupayakan dengan cara
mengelola pendiidkan itu sendiri. Semkain berkualitas POACE (Planning, Organizer,
Actual, Controling, Evaluation) maka akan semakin tinggi tingkat ketercapaian tujuan
pendiidkan. Lebih jelasnya mengenai pengelolaan satuan pendiidkan akan diterangkan
pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Satuan Pendidikan?
2) Apa saja tujuan Pengelolaan Pendidikan?
3) Apa saja jenis-jenis Satuan Pendidikan?
4) Apa saja standar dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan?

1
5) Apa saja unsur-unsur penting dalam Pengelolaan Pendidikan?
6) Apa saja landasan hukum dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan?
7) Apa saja hambatan yang terjadi dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian Satuan Pendidikan
2) Untuk mengetahui tujuan Pengelolaan Pendidikan
3) Untuk mengetahui jenis-jenis Satuan Pendidikan
4) Untuk mengetahui standar dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan
5) Untuk mengetahui unsur-unsur penting dalam Pengelolaan Pendidikan
6) Untuk mengetahui landasan hukum dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan
7) Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Satuan Pendidikan


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pasal 1 butir 6 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pasal 1 butir 8 UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan menyatakan
bahwa; Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan pengelolaan
pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan
dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara
komprehesif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuha sekolah, visi, misi, dan
tujuan pendidikan sekolah (Dinding, Nurdin dan Imam Sibaweh, 2015:45).
Pengelolaan satuan pendidikan bermuara kepada mutu sekolah. Mutu sekolah
mencakup input, proses, output dan outcome tentunya diharapkan ideal sesuai dengan
standar pelayanan minimal PP Nomor 15 Tahun 2010, siapa pun pelaku dalam
pengelolaan satuan pendidikan harus ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan
yang siap mengadapi kehidupan nyatanya yang sekarang sedang dijalani, kesadaran diri
dari para pelaku pendidikan merupakan kunci keberhasilan yang memerlukan tindakan-
tindakan konkret dan komprehesif, tanpa tindakan-tindakan tersebut tidak akan mencapai
hasil maksimal dan tidak akan terarah dalam tindakan-tindakannya.

B. Tujuan Pengelolaan Pendidikan

Dalam pelaksanaannya , Made Pinarta (2004), menyataka pengelolaan diadakan


sebagai sasaran untuk tetap menjaga konsistensinya pada tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
Secara umum tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk membentuk
kepribadian para pelajar agar sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat

3
perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan. Selain itu, manajemen di bidang
pendidikan juga memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1) Mewujudkan suasana belajar dan proses belajar yang efektif, aktif, kreatif, bermakna,
dan menyenangkan
2) Terwujudnya pelajar yang aktif dalam pengembangan diri sehingga memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, kontrol diri, kecerdasan, kepribadian yang baik, ahlak
yang mulia, dan keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat
3) Untuk memenuhi satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
4) Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien
5) Citra positif pendidikan semakin meningkat
6) Meningkatkan mutu pendidikan
7) Terwujudnya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
8) Tenaga pendidik mendapat bekal pengetahuan tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan

C. Jenis-jenis Satuan Pendidikan


1) Pendidikan Formal
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pedidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan formal berstatus negeri dan
pendidikan formal berstatus swasta. Pendidikan formal ini terstruktur jelas yang
mengelolanya, memiliki sisitem yang jelas dan diakui sehingga setiap menyelesaikan
satuan pendidikan anak didiknya bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan formal ini adalah:
 Taman Kanak-kanak (TK)
 Raudatul Athfal (RA)
 Sekolah Dasar (SD)
 Madrasah Ibtidaiyah (MI)
 Sekolah Menyengah Pertama (SMP)
 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
 Sekolah Menengah Atas (SMA)
 Madrasah Aliyah (MA)
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
 Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

4
 Perguruan Tinggi
 Akademi
 Politeknik
 Sekolah tinggi
 Institus
 Universitas

2) Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara hasil program pendidikan formal setelah melalui proses
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yangb berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan
penenkanan pada penguasaan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap
dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia
dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan
meliputi Paket A, Paket B, dan Paket C, serta pendidikan lain ynag ditunjuk untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik seperti:
 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),
 Lembaga Kursus,
 Lembaga Pelatihan,
 Kelompok Belajar,
 Majelis Taklim,
 sanggar,
 Taman Penitipan Anak (TPA)
 Kelompok Bermain (KB)

5
3) Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
standar nasional pendidikan. Mengacu pada pengertian pendidikan informal di atas,
fungsi dan peranan utama pendidikan ini adlah untuk memebnetuk karakter dan
kepribadian seseorang.
Adapun beberapa contoh jalur pendidkan ini adalah sebgaai berikut:
 Pendidikan budi pekerti
 Pendidikan agama
 Pendidikan etika
 Pendidikan sopan santun
 Pendidikan moral
 Sosialisasi dengan lingkungan

D. Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan


Pengelolaan Pendidikan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar Pengelolaan adalah Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan sekolah didasarkan
pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Sekolah mengembangkan
perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja.
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni Standar Pengelolaan oleh satuan
pendidikan, Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan Standar Pengelolaan oleh
Pemerintah. Berikut ini, Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
berkaitan dengan Standar Pengelolaan. Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik

6
Indonesia No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan pendidikan oleh Satuan
pendidikan Dasar dan Menengah.
1) Menurut Pasal 49, Standar Pengelolaan oleh Satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi.
2) Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah
Menurut Pasal 60, Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan
dengan memprioritaskan program: wajib belajar, peningkatan angka partisipasi
pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, penuntasan
pemberantasan buta aksara, penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik ysng
diselengarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Peningkatan status guru sebagai profesi;
 peningkatan mutu guru/dosen
 standarisasi pendidikan
 akreditasi pendidikan
 peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional, dan global
 pemenuhan Standar Pelayanan Minima (SPM ) bidang pendidikan
 Penjaminan mutu pendidikan nasional.
3) Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah Daerah
Pasal 59 ayat 1, Pemerintah daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memprioritaskan program:
 Wajib belajar
 Peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah
 Penuntasan pemberantasan buta aksara
 Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselengarakan oleh
Pemerintah Daerah maupun masyarakat
 Peningkatan status guru sebagai profesi
 Akreditasi pendidikan
 Peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat
 Pemenuhan Standar pelayanan minimal (SPM) bidang pendidikan.
4) Beberapa aspek Standar Pengelolaan sekolah yang harus dipenuhi yaitu:

7
 Perencanaan program
 Pelaksanaan rencana kerja
 Pengawasan dan evaluasi
 Kepemimpinan sekolah/madrasah
 Sistem informasi manajemen.

E. Unsur-unsur Penting dalam Pengelolaan Pendidikan


Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang optimal, maka diperlukan adanya
suatu pengelolaan pendidikan yang optimal pula. Agar pengelolaan pendidikan dapat
dilaksanakan dengan baik, maka dalam pengelolaan pendidikan harus terkandung unsur-
unsur pokok di dalamnya. Terdapat tiga unsur pokok dalam pengelolaan pendidikan
yaitu, unsur kepemimpinan, kekuasaan, dan pembuatan keputusan. Ketiga unsur tersebut
memiliki peran sentral dalam proses pengelolaan sebuah organisasi, termasuk organisasi
dalam bidang pendidikan.
1. Kepemimpinan
Istilah pemimpin dan kepemimpinan pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama yaitu “pimpin”. Namun demikian keduanya digunakan dalam konteks yang
berbeda. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan –
khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181). Sedangkan
kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
a. Syarat-Syarat Pemimpin
 Rendah hati dan sederhana.
 Bersifat suka menolong.
 Sabar dan memiliki kestabilan emosi.
 Percaya kepada diri sendiri.
 Jujur, adil, dan dapat dipercaya.
 Keahlian dalam jabatan.
b. Fungsi Kepemimpinan

8
 Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan
penuh rasa kebebasan.
 Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan.
 Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan
prosedur mana yang paling efektif dan efisien.
 Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok.
 Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi.
c. Macam-Macam Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otoriter / Tipe authoritarian
Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota kelompok.
2. Tipe Laissez-faire
Pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, melainkan membiarkan
bawahannya berbuat sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditentukan atas
kesadaran dan dedikasi anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur,
segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Kepemimpinannya bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota
kelompoknya. Pemimpin berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal
pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang- orang lain.
Melalui pemahaman tersebut, di manapun juga manusia berada dan bermasyarakat,
fenomena kekuasaan, dalam bentuk yang bermacam-macam, pasti dimiliki oleh
masyarakat tersebut. Max Weber (1946, dalam Soekanto, 2003:268) mengatakan,
kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauan- kemauan sendiri, dengan sekaligus menerapkannya

9
terhadap tindakan- tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan – golongan
tertentu.
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta
manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu
pengetahuan kemasyarakatan. Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan
kemasyarakatan. Tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau yang
buruk. Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting dalam
kehidupan suatu masyarakat. Penilaian baik atau buruk senantiasa harus diukur
dengan kegunaannya untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan atau
disadari oleh masyarakat. Karena kekuasaan sendiri mempunyai sifat yang netral,
maka menilai baik atau buruknya harus dilihat pada penggunaannya bagi keperluan
masyarakat. Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat baik yang masih
bersahaja, maupun yang sudah besar atau rumit susunannya.
3. Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pembuatan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan atau suatu
opini terhadap pilihan. Langkah-langkah dalam pembuatan keputusan antara lain
sebagai berikut.
a) Rumuskan persoalan keputusan
Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi
suatu persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan
yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk
memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu
dipecahkan/ diselesaikan.
b) Kumpulkan informasi yang relevan
Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk
menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut.
Perlu dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang
mungkin terjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut.
c) Cari alternatif tindakan

10
Memutuskan berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang
tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang
fisibel sebanyak mungkin.
d) Analisis alternatif yang fisibel
Setiap alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu
kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil keputusan di
dalam memilih alternatif yang baik.
e) Memilih alternatif terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah
satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan
pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil
keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak
lain.

F. Landasan Hukum Pengelolaan Satuan Pendidikan


a. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
49 dan 50.
 Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
 Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan
otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan
perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan
area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan
tinggi.
 Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai
penanggung jawab pengelolaan pendidikan.
 Dalam melaksanakan tugasnya kepala satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, atau
bentuk lain yang sederajat dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan
pendidikan.
 Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu

11
minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-masing secara
berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta kesiswaan.
b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 dan 51.
 Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri.
 Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk
menjamin mutu pendidikan nasional.
 Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya
satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan
menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
 Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
 Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
 Perguruan tinggi menetapkan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola
pendidikan di lembaganya.
 Ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
 Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah.
 Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi,
akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.
 Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud ayat
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2012
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

G. Hambatan Pengelolaan Pendidikan Satuan Pendidikan


Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat.
Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga

12
ataupun karena faktor fasilitas. Dari uraian di atas tampaklah bahwa kewenangan
penanganan masalah pengelolaan dapat kita klasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu:
1) Masalah yang ada dalam wewenang guru.
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup
wewenang seorang guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti bahwa
seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut
untuk dapat menciptakan, memperhatikan dan mengembalikan iklim belajar kepada
kondisi belajar mengajar yang menguntungkan jika ada gangguan, sehingga peserta
didik berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan
belajar yang dilakukannya.
Kegiatan tersebut meliputi cara mengatur tempat duduk peserta didik disesuaikan
dengan format belajar, membina raport yang baik dengan peserta didik, memberi
pujian, memberi hadiah (barang) kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas
dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta didik yang mengganggu teman di
sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang bertengkar pada jam pelajaran yang
sedang berlangsung sampai kepada melaporkan. Pelanggaran tata tertib oleh peserta
didik yang sudah diberi teguran dan peringatan baik kepada wali kelas, kepala sekolah
ataupun orang tua peserta didik.
2) Masalah yang ada dalam wewenang sekolah.
Dalam kenyataan sehari-hari di kelas, akan ditemukan masalah pengelolaan yang
lingkup wewenang untuk mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi.
Masalah ini harus diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan
mungkin juga ada masalah pengelolaan yang tidak bisa hanya di atasi satu lembaga
pendidikan akan tetapi menuntut penanganan bersama antar sekolah.
Masalah-masalah yang ada di bawah wewenang sekolah antara lain pembagian
ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan, pengaturan upacara bendera pada
setiap hari Senin dan bila pada hari tersebut hujan lebat, menegur peserta didik yang
selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau
memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya gondrong,
memberikan peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di kelas atau di
sekolah dan suka minum-minuman keras, sampai kepada mendamaikan peserta didik
jika terjadi perselisihan antar sekolah.
3) Masalah-masalah yang di luar kekuasaan guru dan sekolah.

13
Masih ada satu masalah pengelolaan yang berada di luar wewenang guru bidang
studi atau sekolah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi masalah semacam ini
mungkin yang harus terlibat adalah orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam
masyarakat seperti karang taruna, bahkan para penguasa dan lembaga pemerintahan
setempat. Pihak-pihak tersebut di atas dituntut untuk turut membina ketertiban
melalui pembiasaan yang baik di rumah pengawasan orang tua, menyediakan fasilitas
rekreasi yang sehat bagi remaja dan sebagainya. Juga pada mereka dituntut untuk
turut mengatasi berbagai masalah pengelolaan kalau terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan yang dilakukan oleh peserta didik.
Masalah pengelolaan kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan
oleh para peserta didik pengelolaan tersebut mungkin berupa minum-minuman keras
di luar rumah, nonton film di luar batas umur yang sudah ditentukan, bergerombol di
jalan dan membuat keributan, ngebut di jalan umum sehingga membahayakan
pemakai jasa jalan yang lainnya, perkelahian antar sekolah, sampai kepada hal-hal
yang bisa digolongkan lagi kepada kenakalan akan tetapi sudah masuk kejahatan
seperti pencurian, penjambretan, penodongan dan pemerasan.
Masalah semacam ini benar-benar sudah berada di luar jangkauan guru dan
sekolah untuk mengatasinya walaupun sampai batas-batas tertentu usaha pencegahan
dan penyembuhan selalu dilakukan baik oleh guru bilang studi, wali kelas, atau
sekolah sebagai lembaga pendidikan.

14
BAB III

PENUTUB

A. Kesimpulan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan pengelolaan
pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan
dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara
komprehesif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuha sekolah, visi, misi, dan
tujuan pendidikan sekolah (Dinding, Nurdin dan Imam Sibaweh, 2015:45).
Jenis-jenis pendidikan:
1) Pendidikan formal
2) Pendidikan nonformal
3) Pendidikan informal
Terdapat tiga unsur pokok dalam pengelolaan pendidikan:
1) Unsur kepemimpinan,
2) Unsur kekuasaan
3) Unsur pembuatan keputusan.
Landasan Hukum Pengelolaan Satuan Pendidikan:
1) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 49 dan 50.
2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 dan 51.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2012
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Hambatan Pengelolaan Pendidikan Satuan Pendidikan:
1) Masalah yang ada dalam wewenang guru
2) Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
3) Masalah-masalah yang di luar kekuasaan guru dan sekolah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Diding dan Sibaweh, Imam. 2015. Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju
Implementasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo, Persada.

Lipham, James M, and James Hoek Jr. 1974. The Principalship, Foundation and
Functions. New York: Harper and Row, Publisher

Rohani, Ahmad, Drs, M.Pd. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta:Rineka cipta

Samanna,1. 1994. Profesionalisme keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Pananrangi, Andi Rasyid. 2017. Manajemen Pendidikan. Makassar: Celebes Media


Perkasa

Mulyana, Enco. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah; Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

16

Anda mungkin juga menyukai