Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : MERLIANDINI SORMADITA

Kelas : BI-2B
NIM : 856756303
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA di SD
Nama Tutor : Yunita Panca Putri, M.Si

Tugas 3
1. Apa tujuan evaluasi pembelajaran IPA di SD?
2. Jelaskan 5 komponen alat ukur yang baik ?
3. Jelaskan prinsip-prinsip dalam evaluasi ?
4. Apa saja tahapan analisis konteks dalam penyusunan KTSP ?
5. Jelaskan prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus?

Jawab:

1. Evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan


kualitas proses belajar mengajar. Tujuannya pada mata pelajaran IPA di SD
yakni: memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari, ,emiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan tentang alam semestanya, mempunyai minat untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. Dengan
demikian, tujuan evaluasi pembelajaram IPA di SD adalah untuk memperbaiki
cara, pembelajaran, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik,
serta menempatkan peserta didik pada situasi pembelajaran yang lebih tepat
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.

2. 5 komponen alat ukur yang baik:

 Validitas (ketepatan, kesahihan) yang timggi

 Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari

 Daya pembeda yang minimal cukup

 Objektivitasnya tinggi

 Reliabilitas (ketepatan) yang tinggi


3. Prinsip-prinsip dalam evaluasi:
1. Kontinuitas
Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama yaitu harus dilakukan
secara kontinu atau berkelanjutan sehingga terlihat keberhasilan antara
kegiatan sebelumnya dan setelah melakukan evaluasi. Dengan melakukan
evaluasi secara kontinu, guru juga dapat melihat perkembangan peserta
didik dengan melihat kemajuan hasil belajarnya. Umumnya, proses
evaluasi terus dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu juga dilakukan,
agar guru dan sekolah bisa memberikan hasil yang terbaik setiap masanya.
2. Komprehensif
Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh
untuk menilai beberapa aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif,
dan psikomotorik peserta didik. Pasalnya, tidak jarang beberapa guru yang
hanya memperhatikan aspek kognitif atau pengetahuan siswa, padahal
seluruh aspek penilaian berperan besar dalam evaluasi pembelajaran.
Sebagai guru, Anda bukan hanya dituntut untuk membuat siswa paham
materi pelajaran, tetapi membentuk karakter siswa lebih baik agar menjadi
manusia yang positif dan berguna bagi kehidupannya. Oleh sebab itu,
evaluasi yang baik harus dilakukan secara menyeluruh setelah proses
belajar dan penilaian belajar siswa.
3. Kooperatif
Umumnya, proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk mengembangkan siswa,
mulai dari guru mata pelajaran, guru wali kelas, kepala sekolah, orang tua,
hingga petugas administrasi. Bahkan, evaluasi juga harus melibatkan siswa
itu sendiri. Hal ini bertujuan agar seluruh elemen yang terlibat dalam
evaluasi pembelajaran merasa dihargai karena sudah berkontribusi
langsung atau mengikuti kerjasama yang dilakukan.
4. Objektif
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi
tersebut harus dilakukan secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif
seperti hubungan guru dengan siswa, kedekatan guru dengan siswa, faktor
perasaan tidak tega dan lainnya tidak boleh dimasukkan dalam proses
evaluasi. Apabila siswa tersebut belum mendapatkan nilai yang baik,
artinya guru harus memberikan catatan untuk memotivasi siswa dan
memberi penilaian secara objektif untuk mengukur pengetahuan siswa.
Jika penilaian dilakukan secara subjektif maka hasilnya
tidak fair, sehingga hasil evaluasi kurang tepat.
5. Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara
praktis, artinya tidak memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal
ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru dalam menyusun
instrumen.
Prinsip evaluasi yang satu ini juga bukan hanya memberikan kemudahan
pada satu guru tetapi oleh seluruh guru, bahkan dirasakan oleh sekolah.
Seiring dengan kemudahan atau kepraktisan evaluasi pembelajaran jangan
sampai menghilangkan esensi evaluasi pembelajaran itu sendiri, yaitu
untuk mencapai tujuan belajar dan menciptakan pembelajaran yang lebih
optimal.

4. Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri


(self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan
pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam
hal ini dapat diterapkan kajian lingkungan internal untuk
memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau kelemahan, serta
kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang
dan threats atau tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas
hal-hal sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32):
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah
2. Identifikasi SI dan SKL
3. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang
meliputi: (1) peserta didik, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3)
sarana dan prasarana, (4) biaya, (5) program-program
4. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang
dilihat dari masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a)
komite sekolah, (b) dewan pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d)
asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia kerja, (f) sumber daya
alam dan sosial budaya.

5. Prinsip-prinsip pengembangan silabus:


1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, yakni
kognitif, afektif, dan psikomotor.

Anda mungkin juga menyukai