Mini Riset - Kelompok 10
Mini Riset - Kelompok 10
Dosen Pengampu:
DR. Mulyuno ,M.Si.
Mata Kuliah:
Aljabar Grup
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Laila Alawiah Pulungan (4202530011)
2. Rahman Hakim A. Harahap (4202530012)
3. Yulan Indiana Sianipar (4201230009)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSUTAS NEGERI MEDAN
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Aljabar grup tugas Mini Riset.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas Mini Riset ini. Akhir
kata kami berharap semoga Mini Risetini dapat memberikan manfaat bagi saya dan terlebih pembaca.Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian mata kuliah aljabar Grup dimaksudkan agar mahasiswa memahami beberapa
struktur dalam aljabar, dan dapat menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang sederhana
dalam aljabar, serta mampu berpikir logis dan bernalar secara matematika dalam menyelesaikan
suatu masalah. Dengan demikian, mata kuliah struktur aljabar sangat penting untuk dikuasai
mahasiswa dalam rangka meningkatkan daya nalar yang deduktif, logis dan sistematis.Mata kuliah
struktur aljabar sebagai bagian dari aljabar modern merupakan mata kuliah dengan struktur
deduktif aksiomatis yang ketat.
Untuk itu, struktur aljabar syarat dengan definisi dan teorema sehingga mahasiswa dalam
mempelajarinya dituntut kemampuan untuk membuktikan teorema, dan dapat memanfaatkan
definisi dan teorema teorema yang ada dalam menyelesaikan soal-soal yang pada umumnya
berbentuk pembuktian. Sebagai contoh, buku-buku struktur aljabar yang pada umumnya soal-soal
yang diberikan merupakan soal pembuktian
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan oprasi Biner
2. Apakah yang dimaksud Grup
3. Apa sajakah teorema Grup
4. Membuktikan teorema
5. Ingin mengetahui sifat sifat dari grup
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud oprasi biner dan grup
2. Untuk mengetahui apa saja sifat sifat grup
3. Untuk mengetahui apa saja teorema suatu grup
4. Ingin membuktika trorema grup
4
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Oprasi Biner
Definisi 1.1
Jika S adalah suatu himpunan yang tidak kosong maka operasi biner o (dibaca “Bundaran”)
pada S adalah suatu pemetaan (fungsi) yang mengawankan setiap pasangan berurutan.
o:SxSS
contoh:
A = {2, 4, 6, 8, … } yaitu himpunan bilangan asli genap dan dipandang operasi +, yaitu
operasi penjumlahan seperti yang telah kita kenal. Maka + merupakan operasi biner A,
sebab jumlah setiap dua bilangan asli genap selalu merupakan bilangan asli genap dalam
A.
B = {1, 3, 5, 7, … } yaitu himpunan bilangan asli ganjil dan pandang operasi – yaitu operasi
pengurangan. Perhatikan bahwa 1 – 7 = -6 dan -6 ∈ B maka – bukan merupakan operasi
biner pada B, sebab ada hasil pengurangan dua anggota B yang bukan merupakan anggota
B.
1. Bersifat komutatif
Definisi
Suatu operasi biner o pada suatu himpunan S dikatakan komutatif bila dan hanya bila untuk
setiap x, y ∈ S maka x o y = y o x
Dengan simbol logika ditulis:
Operasi biner o pada S, komutatif bila dan hanya bila ∀ x, y ∈ S,
xoy=yox
2. Bersifat assosiatif
5
Definisi
Suatu operasi biner o paa suatu himpunan S bersifat asosiatif bila dan hanya bila untuk setiap
x, y, z ∈ S berlaku ( x o y) o z = x o ( y o z)
Dengan symbol logika dituliskan:
Operasi biner o pada S bersifat asossiatif bila dan hanya bila
∀ x, y, z ∈ S, (x o y) o z = x o (y o x)
3. Elemen identitas
Definisi
Suatu himpunan S dikatakan mempunyai mempunyai elemen identitas (elemen netral)
terhadap operasi biner o bila dan hanya bila ada elemen u ∈ S sedemikian hingga untuk setiap
x ∈ A berlaku x o u = u o x = x.
Teorema 1. 1
Jika himpunan S terhadap operasi biner o mempunyai elemen identitas maka elemen identitas
itu tunggal.
Bukti:
Misalkan himpunan S terhadap operasi biner o mempunyai elemen identitas U1 dan U2 dengan
U1 . U2 ∈ S. karena U1 elemen identitas dari S dan U2 ∈ S maka U1 o U2 = U2 o U1 = U2. Demikian
pula, karena U2 elemen identitas dari S dan U1 ∈ S maka U2 o U1 = U1 o U2 = U1. Jadi U1 = U2.
Ini berarti elemen identitas dari S terhadap operasi biner o adalah tunggal.
4. Invers
Definisi
Misalkan himpunan S terhadap operasi biner o mempunyai elemen identitas u. suatu elemen y
∈ S dikatakan invers dari x ∈ S terhadap operasi biner o bila dan hanya bila x o y = y o x = u.
Invers dari x terhadap suatu operasi biner ditulis x -1 (dibaca “invers x”).
Teorema
Misalkan o adala
h suatu operasi biner pada himpunan S. Jika x ∈ S mempunyai invers terhadap operasi o maka
invers dari x tersebut tunggal.
Bukti:
6
X1, X2 ∈ S dan misalkan elemen identitas S terhadap operasi biner o adalah u. karena X 1
adalah invers dari x maka X o X1= X1 o X = X1 . Demikian pula, karena X2 adalah invers
dari x maka X o X2 = X2 o X = X2. Maka X1 = X2. Ini berarti bahwa invers dari x terhadap
operasi biner adalah tunggal.
Definisi 1.6
Contoh:
Jadi, a ∆ (b + c) = (a∆ b) + (a ∆ c). maka pada B berlaku sifat distributive kiri ∆ terhadap
penjumlahan. Sedangkan (a + b) ∆ c = (a + b)2 c = a2 c + 2abc + b2 c dan (a ∆ c) + (b ∆ c) =
a2c + b2 c.
Ini berarti bahwa pada B tidak berlaku sifat distributive kanan operasi
∆ terhadap penjumlahan.
B. Grup
Definisi
Suatu himpunan tak kosong G dikatakan grup terhadap operasi biner ∘ jika dan hanya jika
memenuhi sifat-sifat berikut:
7
Operasi ∘ pada 𝐺 bersifat asosiatif yaitu setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 elemen 𝐺 maka (𝑎 ∘ 𝑏) ∘ 𝑐 = 𝑎 ∘
(𝑏 ∘ 𝑐)
𝐺 terhadap operasi biner ∘ mempunyai elemen identitas, yaitu ada 𝑢 ∈
𝐺 sedemikian sehingga 𝑎 ∘ 𝑢 = 𝑢 ∘ 𝑎 = 𝑎, untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐺.
Setiap elemen 𝐺 mempunyai invers terhadap operasi biner ∘ dalam 𝐺, yaitu untuk setiap
𝑎 ∈ 𝐺 sedemikian sehingga 𝑎 ∘ 𝑎 −1 = 𝑎 −1 ∘ 𝑎 = 𝑢, 𝑢 adalah elemen identitas dari 𝐺
Grup 𝐺 dapat dinyatakan dengan (𝐺,∘) . Tidak setiap grup memiliki sifat komutatif
terhadap operasi binernya. Contohnya pada perkalian matrik,
𝐴𝑥𝐵 ≠𝐵𝑥𝐴
Operasi biner ∘ pada 𝐺 bersifat komutatif, yaitu:
Setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka 𝑎 ∘ 𝑏 = 𝑏 ∘ 𝑎. Maka grup (G, ∘) disebut grup abelian atau grup
komutatif.
Contoh:
1. Himpunan bilangan bulat 𝐵 = {… , −2, −1, 0,1,2, . . } terhadap operasi biner
penjumlahan +.
a. Sifat asosiatif dipenuhi yaitu penjumlahan bilangan-bilangan bulat bersifat
asosiatif.
(−2 + 1) + 4 = −2 + (1 + 4) = 3
b. B terhadap operasi + mempunyai elemen identitas yaitu 0, sebab untuk setiap
𝑎 ∈ 𝐵 maka 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎
c. Setiap elemen B mempunyai invers terhadap operasi +, yaitu setiap 𝑎 ∈ 𝐵
ada 𝑎−1 = −𝑎 ∈ 𝐵 sehingga 𝑎 + (−𝑎) = (−𝑎) + 𝑎 = 0. Jadi, (B, +)
merupakan suatu grup.
d. Sifat komutatif dipenuhi pula, yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐵 maka 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 +
𝑎 Contoh, −2 + 1 = 1 + (−2) = −1
Jadi (B, +) suatu grup abelian.
Bukti :
Uji sifat asosiatif
8
𝑎𝑏 𝑎𝑏𝑐
( )𝑐 (
𝑎𝑏 2 2 ) 𝑎𝑏𝑐
(𝑎 ∘ 𝑏 ) ∘ 𝑐 = ( ) ∘ 𝑐 = = =
2 2 2 4
𝑏𝑐 𝑎𝑏𝑐
𝑏𝑐 𝑎( ) ( )
𝑎 ∘ (𝑏 ∘ 𝑐 ) = 𝑎 ∘ ( ) = 2 = 2 = 𝑎𝑏𝑐
2 2 2 4
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑄 +. Jadi (𝑎 ∘ 𝑏 ) ∘ 𝑐 = 𝑎 ∘ (𝑏 ∘ 𝑐), yaitu operasi ∘ asosiatif.
Uji elemen identitas
Untuk sebarang 𝑎 ∈ 𝑄 +, perhatikan elemen x dengan 𝑎 ∘ 𝑥 = 𝑎 (cukup diperiksa
identitas kanan saja karena ∘ komutatif).
𝑎 ∘ 𝑥 = 𝑎 ↔ (𝑎𝑥⁄2) = 𝑎
↔ 𝑎𝑥 = 2𝑎
↔ 𝑥 = 2, (karena 𝑎 ≠ 0)
Karena 2 ∈ 𝑄+ , sehingga 𝑎 ∘ 2 = 𝑎 untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑄+ maka elemen 2 identitas
di 𝑄+.
Uji invers
Untuk 𝑎 ∈ 𝑄 + sebarang perhatikan 𝑦 dengan 𝑎 ∘ 𝑦 = 2
𝑎𝑦
𝑎 ∘ 𝑦 = 2 ↔ ( ⁄2) = 𝑎
↔ 𝑎𝑦 = 4
↔ 𝑦 = 4⁄𝑎,
Karena 𝑦 = 4⁄𝑎 juga berada di 𝑄+ untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑄+ ,sehingga 𝑎 ∘ 4⁄𝑎 = 2,
maka elemen 4⁄𝑎 adalah invers dari 𝑎 di 𝑄+,
Karena itu terbukti 𝑄+ membentuk grup terhadap ∘.
2 4 8 2
4 8 2 4
8 2 4 8
9
Uji sifat asosiatif
(2 × 2) × 4 =4× 4
= 16 ↔ 2(mod 14)
2 × (2 × 4) = 2 × 8
= 16 ↔ 2(mod 14)
Jadi (2 × 2) × 4 = 2 × (2 × 4) = 2 Terbukti
10
4 𝑥 8 = 8 𝑥 4 = 4 (mod 14)
2 𝑥 8 = 8 𝑥 2 = 2 (mod 14)
Terbukti, bahwa (𝐺,∘) merupakan grup abelian.
Suatu grup dengan operasi biner perkalian disebut grup multiplikatif.
Suatu grup dengan operasi biner penjumlahan disebut grup aditif.
Banyaknya elemen suatu grup 𝐺 ditulis dengan notasi “𝑛 (𝐺)” dan disebut order dari grup
𝐺.
Suatu grup yang banyaknya elemen tak berhingga (infinite) adalah grup tak berhingga
(grup infinite).
Suatu grup yang banyaknya elemen berhingga disebut grup berhingga (grup finite).
Jika banyak elemen himpunan G sedikit maka untuk memeriksa apakah G terhadap suatu
operasi merupakan suatu grup atau bukan, disusun tabel hasil operasi setiap pasang elemen-
elemen G. Untuk memudahkan dalam melihat sifat-sifatnya maka penyusunan tabel selalu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Elemen identitas ditulis pertama kali.
2) Urutan penulisan elemen-elemen disusun mendatar dan menurun harus sama.
3) Elemen pertama dalam mengoperasikan diambil dari elemen-elemen yang disusun
menurun, dan elemen keduanya diambil dari elemen-elemen yang disusun
mendatar.
4) Tabel selalu berbentuk bujur sangkar dengan setiap baris maupun kolom memuat
semua elemen dari grup tersebut.
Contoh:
1. M = {1, 2, 3, 4} dan operasi perkalian modulo 5. Hasil perkalian modulo 5 pada M
ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
𝑥 1 2 3 4
11
1 1 2 3 4
2 2 4 1 3
3 3 1 4 2
4 4 3 2 1
Merupakan operasi biner, karena setiap hasil operasi perkalian modulo 5 dari elemen
M adalah elemen M pula.
Sifat asosiatif
(2 𝑥 1) 𝑥 3 = 2 𝑥 (1 𝑥 3)
2𝑥3= 2𝑥3
1=1
Elemen identitas
Elemen identitas dari M dicari dengan melihat baris atau kolom dari hasil operasi
yang urutan elemen-elemennya sama dengan urutan pada baris pertama atau kolom
pertama.
Dalam hal ini, elemen identitas dari M adalah 1.
Memiliki invers
Invers setiap elemen dicari dengan melihat hasil operasi yang sama dengan elemen
identitas.
Misalnya, 3−1 dicari dengan melihat 3 pada kolom pertama ke kanan sampai 1,
terus ke atas hingga baris pertama, yaitu 2. Berarti 3−1 = 2. Dan dari 3 pada baris
pertama menurun hingga 1, terus ke kiri hingga kolom pertama yaitu 2, berarti
3−1 = 2,
Sifat komutatif
Ditunjukkan bahwa tabel simetris terhadap diagonal utama (garis putus-putus pada
tabel). Hal ini disebabkan letak dari 𝑎 𝑥 𝑏 dan 𝑏 𝑥 𝑎 simetris terhadap diagonal
utama.
Memperhatikan hal itu semua, M terhadap operasi perkalian modulo 5 membentuk
suatu grup.
2. K = {a, b, c, d} dan operasi biner ∘ pada K didefinisikan menurut tabel berikut ini:
12
∘ 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑑 𝑎 𝑐
𝑏 𝑑 𝑐 𝑏 𝑎
𝑐 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
𝑑 𝑐 𝑎 𝑑 𝑏
13
𝑎 ∘ 𝑏 = 𝑏 ∘ 𝑎
𝑑 = 𝑑
Hal ini disebabkan dari 𝑎 ∘ 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∘ 𝑎 simetris terhadap diagonal utama. Jadi,
terbukti bahwa (K,∘) merupakan grup abelian (grup komutatif).
C. Sifat-sifat Grup
Setelah diberikan pengertian mengenai grup, berikut ini diberikan beberapa sifat
dasar yang dimiliki oleh grup.
Teorema . Sifat Kanselasi (penghapusan)
Diberikan grup (G, ∘) , maka untuk setiap a,b,c ∈ G, berlaku:
1. Kanselasi kiri.
Jika 𝑎 ∘ 𝑏 = 𝑎 ∘ 𝑐 maka 𝑏 = 𝑐.
2. Kanselasi kanan.
Jika 𝑏 ∘ 𝑎 = 𝑐 ∘ 𝑎 maka 𝑏 = 𝑐.
Bukti:
1. Diambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺. Diketahui G merupakan grup dan 𝑎 ∈ 𝐺 maka ada 𝑎−1 𝜖 𝐺
sehingga
𝑎 ∘ 𝑎−1 = 𝑎−1 ∘ 𝑎 = 𝑢, dengan 𝑢 elemen identitas dari (𝐺,∘).
Menurut ketentuan 𝑎 ∘ 𝑏 = 𝑎 ∘ 𝑐 jika kedua ruas dioperasikan 𝑎−1 dari kiri, maka
𝑎−1 ∘ (𝑎 ∘ 𝑏) = 𝑎−1 ∘ (𝑎 ∘ 𝑐)
(𝑎−1 ∘ 𝑎) ∘ 𝑏 = (𝑎−1 ∘ 𝑎) ∘ 𝑐 sifat asosiatif
𝑢 ∘ 𝑏 = 𝑢 ∘ 𝑐 dengan 𝑎−1 ∘ 𝑎 = 𝑢
𝑏 = 𝑐
Dengan demikian, terbukti bahwa pada grup 𝐺 berlaku sifat kanselasi kiri.
2. Diambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺. Diketahui G merupakan grup dan 𝑎 ∈ 𝐺 maka ada 𝑎−1 𝜖 𝐺
sehingga
𝑎 ∘ 𝑎−1 = 𝑎−1 ∘ 𝑎 = 𝑢, dengan 𝑢 elemen identitas dari (𝐺,∘).
Menurut ketentuan 𝑏 ∘ 𝑎 = 𝑐 ∘ 𝑎 jika kedua ruas dioperasikan 𝑎−1 dari kanan, maka
(𝑏 ∘ 𝑎) ∘ 𝑎−1 = (𝑐 ∘ 𝑎) ∘ 𝑎−1
𝑏 ∘ (𝑎 ∘ 𝑎−1 ) = 𝑐 ∘ (𝑎 ∘ 𝑎−1 ) sifat asosiatif
𝑏 ∘𝑢 = 𝑐∘𝑢 dengan 𝑎−1 ∘ 𝑎 = 𝑢
14
𝑏 = 𝑐
Dengan demikian, terbukti bahwa pada grup 𝐺 berlaku sifat kanselasi kanan.
Teorema.
Jika (𝐺,∘) suatu grup, maka untuk setiap 𝑎 𝜖 𝐺, invers dari invers 𝑎 adalah 𝑎 atau ditulis:
∀ 𝑎 𝜖 𝐺, (𝑎−1 )−1 = 𝑎.
Bukti:
𝑎 𝜖 𝐺 dan 𝐺 suatu grup maka ada dengan tunggal 𝑎−1 𝜖 𝐺 sedemikian hingga 𝑎−1 ∘
𝑎 = 𝑢 …………(i)
𝑎 𝜖 𝐺 dan 𝐺 suatu grup maka ada dengan tunggal (𝑎−1 )−1 𝜖 𝐺 sehingga (𝑎−1 )−1 ∘
𝑎−1 = 𝑢 …………(ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan (𝑎−1 )−1 ∘ 𝑎−1 = 𝑎 ∘ 𝑎−1 dengan sifat konselasi 𝑎−1 diperoleh
(𝑎−1 )−1 = 𝑎.
Terbukti
Teorema.
(𝐺,∘) adalah suatu grup, maka untuk setiap 𝑎, 𝑏 𝜖 𝐺 berlaku (𝑎 ∘ 𝑏)−1 = 𝑏 −1 𝑎−1
15
Bukti:
𝑎, 𝑏 𝜖 𝐺 maka (𝑎 ∘ 𝑏) 𝜖 𝐺 sehingga (𝑎 ∘ 𝑏)−1 𝜖 𝐺 dan
(𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑎 ∘ 𝑏)−1 = 𝑢 ……………(i)
Perhatikan bahwa (𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑏 −1 ∘ 𝑎−1 ) = (𝑎 ∘ (𝑏 ∘ 𝑏 −1 )) ∘ 𝑎−1 (sifat asosiatif)
= (𝑎 ∘ 𝑢) ∘ 𝑎−1
= 𝑎 ∘ 𝑎−1
=𝑢
Jadi (𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑏 −1 ∘ 𝑎−1 ) = 𝑢…………(ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa
(𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑎 ∘ 𝑏)−1 = (𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑏 −1 ∘ 𝑎−1 )
Dengan sifat kanselasi didapat (𝑎 ∘ 𝑏)−1 = (𝑏 −1 ∘ 𝑎−1 ).
Terbukti
Definisi.
Jika (𝐺,∘) adalah suatu grup, 𝑎 𝜖 𝐺 dan m bilangan bulat positif, maka
𝑎𝑚 = 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎 sebanyak m faktor.
𝑎0 = 𝑢 yaitu elemen identitas.
𝑎−𝑚 = (𝑎−1 )𝑚 = 𝑎−1 ∘ 𝑎−1 ∘ 𝑎−1 ∘ … ∘ 𝑎−1 sebanyak m faktor.
Catatan :
Jika (𝐺, +) yaitu suatu grup aditif, 𝑎 𝜖 𝐺 dan m bilangan bulat positif, maka
𝑚𝑎 = 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + ⋯ + 𝑎 , sebanyak m suku.
0𝑎 = 𝑢 yaitu elemen identitas grup aditif.
−𝑚𝑎 = 𝑚(−𝑎) = (−𝑎) + (−𝑎) + (−𝑎) + … + (−𝑎) , sebanyak m suku.
Teorema
Apabila (𝐺,∘) suatu grup dan 𝑎 𝜖 𝐺 serta 𝑚, 𝑛 bilangan-bilangan bulat positif, maka 𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 .
Bukti:
𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑛 = ⏟
(𝑎 ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎) ∘ ⏟
(𝑎 ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎)
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
⏟ ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎)
= (𝑎
𝑚+𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
= 𝑎𝑚+𝑛
Terbukti
16
Contoh:
1. (𝐺,∘) suatu grup dan 𝑎 𝜖 𝐺 serta 𝑚 bilangan-bilangan bulat positif serta 𝑛 adalah bilangan bulat
negatif dengan |𝑚| > |𝑛| maka buktikan bahwa 𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 .
Bukti:
Misalkan 𝑛 = −𝑟 dengan 𝑟 bilangan bulat positif dan karena |𝑚| > |𝑛| maka 𝑚 > 𝑟.
𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚 ∘ 𝑎−𝑟
= 𝑎𝑚 ∘ (𝑎−1 )𝑟
⏟−1 ∘ 𝑎−1 ∘ 𝑎−1 ∘ … ∘ 𝑎−1 )
⏟ ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎) ∘ (𝑎
= (𝑎
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑟 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
⏟ ∘ 𝑎−1 ) ∘ (𝑎
⏟ ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎) ∘ (𝑎
= (𝑎 ⏟−1 ∘ 𝑎−1 ∘ 𝑎−1 ∘ … ∘ 𝑎−1 )
(𝑚−1)𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑢 (𝑟−1)𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
(𝑎 ∘ 𝑎−1 ) ∘ (𝑎
(𝑎 ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎) ∘ ⏟
=⏟ ⏟−1 ∘ 𝑎−1 ∘ 𝑎−1 ∘ … ∘ 𝑎−1 )
(𝑚−2) 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑢 (𝑟−2) 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
dan seterusnya.
(𝑎 ∘ 𝑎 ∘ 𝑎 ∘ … ∘ 𝑎)
=⏟ karena 𝑚 > 𝑟
(𝑚−𝑟) 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑚−𝑟
= 𝑎
= 𝑎𝑚+𝑛 karena – 𝑟 = 𝑛
Teorema.
(𝐺,∘) suatu grup dan 𝑎 𝜖 𝐺 serta 𝑚, 𝑛 bilangan-bilangan bulat positif, maka
(𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚𝑛 .
Bukti:
(𝑎𝑚 )𝑛 = ⏟
(𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑚 ∘ 𝑎𝑚 ∘ … ∘ 𝑎𝑚 )
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑎𝑚+𝑚+𝑚+⋯+𝑚
=⏟
𝑛 𝑠𝑢𝑘𝑢
= 𝑎𝑛𝑚
= 𝑎𝑚𝑛
Terbukti
17
Contoh:
1. Jika (𝐺,∘) suatu grup sedemikian rupa hingga setiap 𝑎 𝜖 𝐺 berlaku (𝑎 ∘ 𝑏)2 = 𝑎2 ∘ 𝑏 2 maka
buktikan bahwa (𝐺,∘) suatu grup abelian.
Bukti:
(𝑎 ∘ 𝑏)2 = 𝑎2 ∘ 𝑏 2 ketentuan
(𝑎 ∘ 𝑏) ∘ (𝑎 ∘ 𝑏) = (𝑎 ∘ 𝑎) ∘ (𝑏 ∘ 𝑏) definisi
((𝑎 ∘ 𝑏) ∘ 𝑎) ∘ 𝑏 = ((𝑎 ∘ 𝑎) ∘ 𝑏) ∘ 𝑏) sifat asosiatif
(𝑎 ∘ 𝑏) ∘ 𝑎 = (𝑎 ∘ 𝑎) ∘ 𝑏 sifat kanselasi
𝑎 ∘ (𝑏 ∘ 𝑎) = 𝑎 ∘ (𝑎 ∘ 𝑏) sifat asosiaif
𝑏∘𝑎 =𝑎∘𝑏 sifat kanselasi
= 𝑎 + (𝑏
⏟ + 𝑎) + (𝑏 + 𝑎) + (𝑏 + 𝑎) + ⋯ + (𝑏 + 𝑎) + 𝑏
(𝑛−1)𝑠𝑢𝑘𝑢
(𝑏 + 𝑎) + (𝑏 + 𝑎) + (𝑏 + 𝑎) + ⋯ + (𝑏 + 𝑎) + 𝑏 + 𝑏
=𝑎+ 𝑎+⏟
(𝑛−2)𝑠𝑢𝑘𝑢
dan seterusnya.
=⏟
𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + ⋯+ 𝑎 + ⏟
𝑏 + 𝑏 + 𝑏 + ⋯+ 𝑏
𝑛 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑛 𝑠𝑢𝑘𝑢
= 𝑛𝑎 + 𝑛𝑏
Terbukti
18
D. SUBGRUP DAN SIFAT-SIFATNYA
Pengertian subgrup
Suatu himpunan bagian H dalam grup G mungkin kosong dan juga mungkin tidak kosong.
Subgroup dari G haruslah himpunan tak kosong di G. Himpunan Z, Q, R dan C membentuk
grup terhadap operasi yang sama, yaitu penjumlahan (+). Disamping itu terdapat hubungan
antar ketiganya yaitu :
ZQRC
Karena itu Z merupakan subgrup dari Q , R dan C, begitu juga dengan Q yang merupakan
subgrup dari R dan C begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya akan terlihat pada definidi
berikut .
Definisi :
Misalkan (G,○) suatu grup, H disebut subgrup dari G jika H kompleks dari G dan (H, ○)
merupakan suatu grup. H subgrup dari grup G jika H kompleks dari G dan H juga suatu
grup terhadap operasi yang sama pada G.
Contoh :
a) G = (1, -1, i, -i } dengan i = √−1 maka (G,x) merupakan grup dan H={1, - 1} adalah
subgrup dari G karena H ≠ ø, H G sehingga H kompleks dari (H,x) juga suatu grup.
b) (Z,+) merupakan subgrup dari (Q,+)
19
(i). ab ∈ H dan (ii). a-1∈H
Teorema 2 :
(G;○) suatu grup, H ≠ ø dan H ∈ G. H subgrup dari G jika dan hanya jika untuk setiap a, b ∈
H berlaku a ○ b-1∈ H
Bukti:
[ ] Akan dibuktikan jika untuk setiap a,b ∈ H berlaku a ○ b-1 ∈ H maka H adalah subgrup
dari G.
H ≠ ø, ambil sebarang c ∈ H, manurut ketentuan c ○ c-1∈ H. Karena c ○ c-1 = u maka u ∈
H. ini berarti H memuat elemen identitas u.
Ambil sebarang d ∈ H,dan u ∈ H menurut ketentuan maka u ○ d -1∈ H. Karena u ○ d-1 =
d-1 maka d-1 ∈ H. Ini berarti setiap elemen H mempunyai invers c ∈ H dan d-1 ∈ H maka c
○ (d-1) -1∈ H. Padahal c ○ (d-1)-1 = c ○ d maka c ○ d ∈ H. Jadi jika c, d ∈ H maka c ○ d ∈
20
H. Hal ini berarti H tertutup terhadap operasi ○. H ⊂G dan (G;○) suatu grup, maka operasi
○ pada H bersifat asosiatif pula.
Maka terbukti bahwa H suatu grup dan merupakan subgrup dari G.
Teorema 3 :
(G,○) suatu grup berhingga. H ⊂ G dan H ≠ ø H adalah subgrup dari G jika dan hanya jika
untuk setiap a, b ∈H, a○b ∈ H (H tertutup terhadap operasi ○)
Bukti :
H subgrup dari G. maka (H;○) suatu grup. Berarti untuk tiap a, b ∈ H maka a○b ∈ H
(H tertutup terhadap operasi ○)
Misalkan ada bilangan-bilangan bulat r dan s dengan ○<r<s yang memenuhi a r = as.
Berarti ar-s = u ( elemen identitas dalam H). karena r-s-1>○, maka ar-s-1 ∈ H.
ar-s-1 = a-1 sebab a○ar-s-1 = a r-s = u. Jadi a -1 ∈ H. sifat asosiatif dari operasi ○ pada
mengikuti sifat asosiatif ○ pada G.
Terbuktilah bahwa H adalah subgrup dari G.
Contoh :
B adalah himpunan bilangan bulat dan (B;+) suatu grup. B 3 adalah himpunan bilangan
bulat kelipatan 3, dan (B3;+) merupakan suatu grup. B3 ⊂ B maka B3 adalah subgrup dari
B.
21
B5 adalah himpunan bilangan bulat kelipatan 5 dan (B5;+) merupakan suatu grup pula. B5
⊂ B maka B5 adalah subgrup dari B.
Apakah B3 B5 merupakan subgrup dari B?
B3 B5 = B15 yaitu himpunan bilangan bulat kelipatan 15. (B 15;+) merupakan suatu grup
pula. B15 ⊂ B, maka B15 adalah subgrup dari B. Jadi B3 B5 adalah subgroup dari B.
Secara umum hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
Teorema 4 :
Bukti :
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa H ∩ K merupakan subgroup dari G.
Defenisi :
(G;○) suatu grup. K dan H masing-masing adalah himpunan bagian dari G maka KH (hasil
kali H dan K) adalah himpunan semua elemen (a○b) dengan a∈K dan b∈H. Atau ditulis :
22
KH = {(a○b) │a∈K dan b∈H}.
Definisi :
(G;○) suatu grup dan H adalah himpunan bagian dari G. maka H -1 adalah himpunan semua
elemen a-1 dengan a∈H. atau ditulis :
Teorema 5 :
i. HH = H
ii. H-1 = H
Bukti :
Teorema 6:
23
Misalkan G suatu grup, sedangkan H dan K masing - masing subgrup dari G, maka :
HK merupakan subgrup dari G jika dan hanya jika HK = KH.
Bukti :
Diketahui G grup, H subgrup dari G dan K subgrup dari G () HK juga subgrup dari G
ditunjukkan HK = KH (HK KH dan HK KH)
1) Menurut teorema . HK subgrup maka (HK) -1 = HK
Ambil x HK = (HK)-1 maka x = t-1 untuk setiap t HK berarti t = hk untuk setiap t H,
k K. karena H dan K subgrup maka h-1 ∈ H, k-1∈ K, sehinga x = t -1 = (hk)-1= k-1h-1∈ KH
Jadi ∀x ∈ HK ⇒ x ∈ KH atau HK ⊂ KH.
24
= a-1 ○ b-1
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada BAB II,maka dapat disimpulkan bahwa suatu himpunan tak kosong G
dikatakan grup terhadap operasi biner ∘ jika dan hanya jika memenuhi sifat-sifat berikut:
B. Saran
Dalam hal ini penyusun hannya memfokuskan pada pokok bahasan masalah oprasi biner
dan grup ,maka disarankan kepada pembaca khusus nya peserta didik secara lebih
mendalam mengenai grup dengan oprasi oprasi lainnya
26
DAFTAR PUSTAKA
27