KEL. 6.MK. MANAJEMEN KEP 19 Nov
KEL. 6.MK. MANAJEMEN KEP 19 Nov
Oleh Kelompok 6:
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
Menurut Ibnu Samsi (1994:148) pengendalian merupakan salah satu fungsi managemen
yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan
mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan efisien. Senada dengan pengertian tersebut,
Proses perbaikan
direncanakan. Selain itu, pengendalian dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak
terjadi kesalahan yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan
manajemen.
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah usaha sistematis untuk
menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain
sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan
standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber
daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin untuk mencapai tujuan.
kepada para anggota organisasi, dan selanjutnya mencapai tujuan organisasi. Ini merupakan
c. when( jam berapa seharusnya dilakukan ( mulai jam masuk sampai jam pulang)
d. How( bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frekuensi yang harus dikerjakan)
Mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efesien dan efektif sesuai dengan
standar profesi yang dilaksanakan secara menyeluruh terhadap kebutuhan pasien ( Nurssalam
2016). Indikator merupakan suatu cara untuk mengukur penampilan dari suatu kegiatan dan
Menurut Nursalam ( 2013) Suatu pelayanan harus memiliki mutu yang baik dalam
pelaksanaannya yakni:
Caring
kolaborasi
kecepatan
empati
kejujuran
komunikasi teraupetik
Indikator utama pelayanan kesehatan di Rumah sakit ada enam( Nursalam 2016 yakni:
• keselamatan pasien
• perawatan diri
• kecemasan pasien
• perilaku pasien
Sakit". Standar Asuhan Keperawatan menurut Departemen Kesehatan meliputi enam standar
yaitu:
1) Pengkajian keperawatan
2) Diagnosa keperawatan,
3) Perencanaan keperawatan,
4) Intervensi keperawatan,
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses dan outcome system pelayanan rumah sakit tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh
masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS.
Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur system RS tertata
dengan baik akan lebih menjamin mutu pelyanaan. Kualitas struktur RS
diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari
masing-masing komponen struktur
b. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interkasi secara profesional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara
lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana
tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur
pengobatan.
c. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhdaap pasien. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan
meliputi:
1. Angka infeki nosokomial : 1-2%
2. Angka kematian kasar: 3-4%
3. Kematian pasca bedah: 1-2%
4. Kematian ibu melahirkan: 1-2%
5. Kematian bayi baru lahir: 20/1000
6. NDR (Net Death Rate): 2,5%
7. ADR (Anesthesia Death Rate) maksimal 1/5000
8. PODR (Post-Operation Death Rate): 1%
9. POIR (Post-Operative Infection Rate): 1%
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:
1. Biaya per unit untuk rawat jalan
2. Jumlah penderita yang mengalami dekubitus
3. Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
4. BOR (Bed Occupancy Ratio) : 70-85%
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
a. Pengendalian karyawan
b. Pengendalian keuangan
c. Pengendalian reproduksi
d. Pengendalian waktu
e. Pengendalian teksnis
f. Pengendalian kebijaksanaan
g. Pengendalian penjualan
h. Pengendalian inventaris
i. Pengendalian inventaris
Menurut Jacobalis (2000) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inaprumah sakit dapat
4. Kepuasan pasien, menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial terhadap lingkungan
Menurut Muninjaya (2007), ciri-ciri asuhan keperawatan yang berkualitas antara lain:
dan efektif
• Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan
Menurut Robbins (2008) komitmen terhadap mutu harus menjadi peranutama setiap
pemimpin dan setiap orang dalam lembaga/organisasi untukmeningkatkan mutu karena mutu
adalah urusan setiap orang, disamping komitmenkerjasama tim yang solid, kepengawasan yang
ketat dan sumber daya yangmemadai merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
peningkatan mutu.
analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar bisa
• Pelayanan Medis
• Pelayanan keperawatan
• Rekam medik
• pelayanan medis
• pelayanan keperawatan
• pengendalian infeksi
• pelayanan infeksi
• laboratorium
• Pelayanan intensif
• pelayanan Gizi
6. Manajemen dalam pengaturan alur kerja dalam pelaksanaan penanganan pasien
Covid 19
a. Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan menerapkan
penerapan keselamtan dan kesehatan kerja diunit kerja dan pemenuhan alat pelindung diri
menjaga jarak
kesehatan seperti:
Sakit .
1. Alur pasien
a. Langsung ke Rumah Sakit (atas permintaan pasien sendiri dan tanpa perjanjian)
b. Melalui rujukan (dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau (Fasilitas
• Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau
Zona covid 19
• Area pelayanan : area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD khusus COVID-19, area
• rawat inap khusus COVID-19, area ruang isolasi khusus COVID-19 (tekanan negatif /
• ventilasi normal), area ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19, area ruang
• Area penunjang : area laboratorium khusus COVID-19, area Radiologi khusus covid-19 ,
area bagian gizi , area kamar jenasah dan area pengaolahan lim
Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19 rendah karena
tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien covid-19.Yang termasukdalam zona non
COVID-19 meliputi:
pendaftaran, gudang logistik, ruang rekam medik, administrasi dan lainnya. Area
Pelayanan : area rawat jalan non COVID-19, area IGD non COVID-19, instalasirawat
inap non COVID-19, area rawat intensif (ICU/HCU) non COVID-19, area ruang bersalin
non covid 19, ruang operasi non covid-19
• Area penunjang : area laboratorium non COVID, area radiologi non COVID-19, area
bagian gizi non COVID-19, laundri, area farmasi dan layanan non COVID-19 lainnya
7. Advocator bagi manajemen rumah sakit dalam efektivitas dan efisiensi proses pelayanan
berhati-hati agar tidak bertentangan dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih
klien. Seorang advokator menginformasikan hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien
dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan
klien dan meningkatkan otonomi klien. Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk
memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan
yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai
Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus
dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak
klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
8. Adaptasi interpersonal dalam mengelola emosi dalam menangani burn out untuk
pasien Covid 19
Burn out didefinisikan sebagai respon dari stresor emosional dan interpersonal yang kronis secara
Kecerdasan emosional adalah bagian kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan beradaptasi
untuk mengamati perasaan danemosi diri sendiri serta orang lain, kapasitas individu untuk
mengatasiemosinya, kemampuan untuk memahami kondisi emosi orang disekitarnya, dan untuk
menggunakan emosinya tersebut sebagai panduandalam berpikir dan bertindak (Salovey &
Mayer, 1990)
yang ditandai dengan gejala fisiologis antara lain pusing, gangguan tidur, kelumpuhandi luar
kendali (tonic immobility), kehilangan nafsu makan dan mual atau sakit perut (Lee, 2020)
Pada umumnya pasien terdeteksi covid merasa stress . rasa khawatir akan covid yang
memburuk mungkin jadi bayang bayang setiap hari sehingga ingin segera sembuh . disaatsudah
memuncak , pasien bisa mengalami burn out. Burnout ini indikatornya pikiran penuhhal
negative, Lelah, kelelahan. Hal ini disebabkan karena minim stimulus, minim aktivitas.Mungki
karena berkumpul dengan pasien lain yang sama sama mengeluh sakit, yang juga butuh
Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi burn out antara lain:
1) Eksplorasi hobi masa kecil. Pasien memiliki waktu yang cukup banyak untuk
mengeksplore hobi masa kecilnya. Lakukan aktivitas yang bisa membantu pikiran lebih
2) Latihan relaksasi . Relaksasi tidak hanya meditasi tetapi juga dengan Latihan napas . saat
menghirup napas usahakan focus pada aliran udara yang terasa melewati hidung,
tenggorokan,lalu hembuskan lewat mulut, nikmati tiap tarikan dan hembusan agar lebih
rileks
3) Buat agenda kegiatan. Buat agenda kegiatan harian mulai pagi hingga malam. Contoh
pagi diisi dengan ha-lhal yang disyukuri , personal hygiene, olahraga ringan, sarapan.
menghubungi teman atau sahabat, mendengarkan music dan apresiasi film dan berdoa.
Selain pasien burn out juga bisa dialami oleh para nakes :
Banyaknya angka kejadian burn out pada perawat mengharuskan adanya upaya untuk
mengurangi burnout tersebut. Upaya yang bisa dilakukan salah satunya yaitu
Management stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan
stres yang bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola
stres, sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan daripada dihimpit oleh
stress itu sendiri. Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secara adaptif dan efektif.
a. Kesadaran (Awareness)
kuncinya adalah jujur kepada diri sendiri . kaji resiko personal untuk menganalisa
respon terhadap stres yang lebih jauh, dengan bertanya diri sendir dan menjawab
dengan jujur adalah salah satu untuk menilai resiko pribadi kita
b. kepercayaan
Setelah selesai pada tahap A dari management stress, kita akan beralih ke bagian B.
Bagian B merupakan keyakinan pada diri sendiri. Hubungan kita dengan batin kita
merupakan hubungan yang paling penting dari semua. Membangun citra diri kita dan
c. Komitmen
untuk melanjutkan tindakan kita mengnali dan mengurangi pekerjaan setelah kita
mengenali tanda tanda peringatan stres yang akan kita alami dengan Memperhatikan