Anda di halaman 1dari 5

Nama : Windia Wulandari, S.

Pd
NIM : 2200103923097020
NO UKG : 201502971185
Prodi : Pendidikan IPA

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

N Akar penyebab Analisis akar


Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. masalah penyebab masalah
1 Kemampuan memecahkan masalah IPA Akar penyebab Hasil analisis akar
siswa masih rendah masalah dari penyebab masalah dari
kemampuan kemampuan
KAJIAN LITERATUR memecahkan masalah memecahkan masalah
1. Menurut O Rahayu, MF Siburian dan Suryana IPA siswa masih IPA siswa masih
(2021) menyebutkan bahwa kemampuan rendah adalah: rendah adalah:
pemecahan masalah IPA pada siswa masih 1. Kurangnya 1. Kurangnya
rendah disebabkan karena: penguasaan konsep penguasaan konsep
a. Guru masih menggunakan metode akibat literasi siswa akibat kemampuan
pembelajaran konvensional masih rendah. literasi siswa masih
b. Siswa kurang dihadapkan dengan masalah- 2. Guru masih dibawah kompetensi
masalah konkret menggunakan minimum
c. Permasalahan yang diberikan kepada siswa metode berdasarkan data
tidak bervariasi profil sekolah karena
pembelajaran
d. Materi IPA dianggap sulit oleh siswa ketika konsep
konvensional.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/ awalnya belum
edubiologia/article/view/8080
3. Penerapan model dikuasai maka siswa
pembelajaran akan kesulitan untuk
2. Menurut IW Gunada dan Y Roswiani (2019) problem solving memecahkan
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah jarang dilakukan. masalah.
IPA disebabkan oleh: 4. Kurangnya 2. Metode pembelajaran
a. Implementasi model pembelajaran yang pembiasaan yang digunakan masih
kurang tepat. pemberian soal konvensional sehingga
b. Kurangnya pembiasaan pemberian soal konstektual yang pembelajaran masih
konstektual yang berhubungan dengan bersifat teacher center
berhubungan
kehidupan sehari-hari siswa.
dengan kehidupan 3. Penerapan model
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/ pembelajaran
sehari-hari siswa.
article/view/989 problem solving
jarang dilakukan
SUMBER WAWANCARA
sehingga berdasarkan
GURU/ TEMAN SEJAWAT
data profil sekolah
Narsum : Widia Angela Sari, S.Pd (32) Waktu :
nilai karakter peserta
Selasa, 08 November 2022
didik berdasarkan
1. Pembelajaran IPA dianggap sulit
kreativitas
2. Kurangnya minat anak terhadap pembelajaran
memecahkan
IPA
masalah masih dalam
3. Guru kurang bisa mengaitkan IPA dalam
tahap berkembang
kehidupan sehari-hari
belum ditahap mahir.
4. Penyampaian materi masih kurang detail
5. Siswa tidak memperhatikan pembelajaan yang
4. Guru kurang
disampaikan oleh guru. melatihkan
N Akar penyebab Analisis akar
Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. masalah penyebab masalah
KEPALA SEKOLAH pembelajaran
Narsum : H. Mahmud, S.Pd.,M.Pd (55) problem solving
Waktu : Rabu, 09 November 2022 sehingga siswa
1. Siswa belum terbiasa dihadapkan dengan kurang terbiasa
persoalan konkret
menyelesaikan soal
2. Siswa malas membaca
kontekstual yang
3. Pemahaman konsep siswa masih rendah
4. Pelajaran IPA dianggap sulit oleh siswa berhubungan
dengan kehidupan
GURU PENGGERAK ANGKATAN 3 sehari-hari
Narsum : Ikeu Liana Dewi, S.Pd (41) Waktu :
Rabu, 09 November 2022
1. Siswa malas melakukan literasi
2. Penguasaan konsep siswa kurang sehingga
kesulitan untuk memecahkan masalah
3. Sumber belajar yang digunakan kurang
lengkap
4. Siswa jarang diberikan latihan soal yang
mengarahkan siswa untuk memecahkan
masalah.
Siswa kurang menerapkan sikap peduli Akar penyebab Hasil analisis akar
terhadap kebersihan lingkungan. masalah dari siswa penyebab masalah dari
kurang menerapkan siswa kurang
SUMBER KAJIAN LITERATUR sikap peduli terhadap menerapkan sikap peduli
1. Menurut N Efendi , RS Barkara, Y Fitria (2020) kebersihan lingkungan terhadap kebersihan
menyebutkan bahwa siswa kurang adalah: lingkungan
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan 1. Kebiasaan adalah:
sekolah dikarenakan dua faktor yaitu faktor peserta didik 1. Kebiasaan peserta
internal dan eksternal. Adapun yang menjadi yang tidak didik yang kurang
faktor internal diantaranya: peduli peduli akan kebersihan
a. Kebiasaan buruk peserta didik yang tidak kebersihan terlihat dari kebiasaan
peduli kebersihan diri dan lingkungannya diri dan membuang sampah
b. Rendahnya pengetahuan peserta didik lingkungan yang tidak pada
untuk memilih sampah yang berserakan. tempatnya dan
2. Pemahaman
Faktor eksternal diantaranya: berdasarkan data profil
dan pembiasaan
a. Fasilitas tempat sampah sesuai dengan pengelolaan sekolah dimana
jenis sampah.kurang memadai. komposit nilai
sampah masih
b. Kurangnya kerjasama orang tua karakter peserta didik
kurang
dengan guru sekolah dalam pembinaan mengenai kesadaran
3. Penggunaan
akan pentingnya
nilai peduli lingkungan media
berakhlak baik pada
https://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/ pembelajaran masih dalam tahap
article/view/9747 kurang berkembang belum
bervariasi. ditahap mahir.
2. Menurut Rochimah (2018) menyebutkan 4. Kurangnya 2. Pemahaman dasar
bahwa siswa kurang menanamkan sikap penerapan mengenai sampah
peduli terhadap lingkungan sekolah karena: pembelajaran masih kurang dan
a. Penanaman sikap peduli lingkungan di yang belum terbiasa
sekolah belum maksimal mendorong menerapkan
siswa untuk pengelolaan sampah
N Akar penyebab Analisis akar
Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. masalah penyebab masalah
b. Kurangnya sikap peduli lingkungan di menanamkan dengan baik seperti
sekolah pada siswa dikelas sikap peduli cara memilah
c. Pembelajaran yang mendorong siswa lingkungan sampah dan
untuk menanamkan sikap peduli memanfaatan
sampah
lingkungan di sekolah kurang
3. Penggunaan media
maksimal
pembelajaran yang
d. Penggunaan media pembelajaran mendorong siswa
kurang bervariasi. untuk menanamkan
https://eprints.uny.ac.id/56821/ sikap peduli
lingkungan di
SUMBER WAWANCARA sekolah kurang
GURU/ TEMAN SEJAWAT bervariasi.
Narsum : Widia Angela Sari, S.Pd (32) 4. Kurangnya
Waktu : Selasa, 08 November 2022 menerapkan
1. Pembiasaan dirumah untuk menjaga pembelajaran yang
kebersihan masih kurang menekankan pada
2. Kesadaran siswa akan pentingnya kebersihan pengembangan
rendah karakter peduli
lingkungan.
KEPALA SEKOLAH
Narsum : H. Mahmud, S.Pd.,M.Pd (55)
Waktu : Rabu, 09 November 2022
1. Kesadaran siswa tentang kebersihan masih
kurang
2. Siswa hanya mengandalkan temannya yang
piket sehingga buang sampah sembarangan
3. Kurangnya perhatian orang tua terhadap
kebersihan diri siswa sehingga siswa pun tidak
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan

GURU PENGGERAK ANGKATAN 3


Narsum : Ikeu Liana Dewi, S.Pd (41)
Waktu : Rabu, 09 November 2022
1. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya
kebersihan lingkungan
2. Kebiasaan dirumah yang tidak peduli
lingkungan sehingga kebiasaan itu terbawa ke
sekolah
3. Pembiasaan dari orang tua siswa mengenai
pentingnya menjaga kebersihan dirumah
4. Pemahaman dan pembiasaan mengenai
pengelolaan sampah masih kurang seperti cara
memilah sampah dan pemanfaatannya

3 Kerjasama kelompok siswa masih Akar penyebab Hasil analisis akar


kurang masalah dari penyebab masalah dari
kerjasama kelompok kerjasama kelompok
siswa masih kurang siswa masih kurang
SUMBER KAJIAN LITERATUR
adalah:
N Akar penyebab Analisis akar
Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. masalah penyebab masalah
Menurut E Sandrayati (2021) penyebab kerjasama adalah: 1. Kurang menerapkan
kelompok siswa masih kurang adalah: 1. Penerapan model model pembelajaran
pembelajaran yang bervariasi
1. Siswa hanya ingin dikelompokkan dengan kolaboratif masih terutama model
teman dekatnya jarang pembelajaran
2. Komunikasi antar siswa kurang kolaboratif.
2. Kurangnya
3. Sikap individualisme/egoisme siswa masih 2. Kurang menerapkan
penerapan
tinggi pembelajaran
4. Tidak memiliki kepercayaan terhadap teman
pembelajaran
berdiferensiasi yang
kelompok untuk mengerjakan tugas berdiferensiasi
dapat memfasilitasi
5. Guru belum menggunakan model 3. Guru jarang
semua siswa
pembelajaran yang bervariasi melakukan tes
3. Diagnostik awal
6. Jarang menempatkan siswa untuk belajar diagnostik awal
terhadap
kelompok. 4. Kurangnya karakteristik siswa
http://www.iicls.org/index.php/jer/article/view/44 kemauan siswa jarang dilakukan
untuk mau bekerja sehingga ketika
Menurut SG Pertiwi (2021) penyebab kerjasama sama siswa
kelompok siswa masih kurang adalah: 5. Kurangnya dikelompokkan
penguatan karakter komunikasi antar
1. Kurangnya kemauan siswa untuk lebih gotong royong siswa kurang
memahami materi berjalan baik.
2. Kurangnya buku pegangan siswa 4. Kemauan siswa
untuk belajar untuk mau bekerja
3. Kurangnya kemauan siswa untuk mau sama masih kurang
bekerja sama dengan teman yang lain sehingga siswa lebih
dalam kegiatan kelompok suka menunggu
4. Siswa lebih suka menunggu hasil yang hasil yang dikerjakan
dikerjakan oleh teman sekelompoknya oleh teman
sekelompoknya
saja.
5. Kurangnya
penguatan karakter
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/diadik/ gotong royong yang
article/view/18496 dapat membuat siswa
mau untuk bekerja
Menurut DY Vermana dan I Sylvia dan Ike sama dalam
(2019) hasil identifikasi penyebab masalah kelompok karena
kurangnya kemampuan siswa dalam berdasarkan data
bekerjasama adalah: profil sekolah
1. Semua siswa belum berperan dalam mengenai komposit
diskusi nilai karakter peserta
didik gotong royong
2. Pembagian tugas dalam kelompok tidak
dimana kesediaan
merata,
dan kemauan
berkontribusi dalam
http://repository.unp.ac.id/24133/ kegiatan masih
SUMBER WAWANCARA dalam tahap
GURU/ TEMAN SEJAWAT berkembang belum
Narsum : Widia Angela Sari, S.Pd (32) Waktu : ditahap mahir.
Selasa, 08 November 2022
N Akar penyebab Analisis akar
Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. masalah penyebab masalah
1. Kurangnya kekompakan dalam kelompok
2. Materinya sulit
3. Terbatasnya sumber daya atau kurangnya
semangat anggota didalam kelompok
4. Metode pembelajaran yg digunakan guru tidak
membuat siswa aktif bekerja sama dalam
kelompok.

KEPALA SEKOLAH
Narsum : H. Mahmud, S.Pd.,M.Pd (55) Waktu :
Rabu, 09 November 2022

1. Siswa tidak terbiasa untuk bekerjasama dalam


kelompok
2. Tidak adanya rasa saling percaya antar
anggota kelompok
3. Siswa saling mengandalkan antar anggota
kelompok
4. Siswa merasa tidak nyaman dengan teman
sekelompoknya
5. Kurangnya penguatan karakter gotong royong
yang dapat membuat siswa mau bekerja sama

GURU PENGGERAK ANGKATAN 3


Narsum : Ikeu Liana Dewi, S.Pd (41) Waktu :
Rabu, 09 November 2022

1. Guru jarang melakukan tes diagnostik awal


terhadap karakteristik siswa sehingga ketika
siswa dikelompokkan tak terjalin kerjasama
yang baik
2. Metode pembelajaran yang digunakan
monoton
3. Siswa ada yang merasa minder sehingga tidak
bisa berkerjasama dengan baik dengan teman
sekelompoknya
4. Siswa yang pintar terlalu mendominasi
5. Guru tidak mengkonfirmasi terlebih dahulu
mengenai kesiapan siswa dalam belajar
berkelompok
6. Pembelajaran berdiferensiasi dan model
pembelajaran yang kolaboratif jarang
diterapkan

Anda mungkin juga menyukai