Anda di halaman 1dari 3

“Pendidikan umum sebagai pendidikan nilai nyaris mengalami kegagalan di Indonesia!

Diskusikan dari pertanyaan berikut: 

 Bagaimana anda menjelaskan tentang permasalahan kebangsaan di atas, sebenarnya apa yang
menjadi tujuan Pendidikan Nasional serta berikan solusi dari penyelesaian masalah tersebut?

 
Note: Kalau ada jawaban kalian dari diskusi yang merasa di jiplak jawabannya oleh teman yang
lain, silahkan chat saya... Nilai sang plagiator akan di kurangi signifikan...

Jawaban :
Pendidikan umum sebagai Pendidikan nilai nyaris mengalami kegagalan di Indonesia. Apakah
pernyataan tersebut benar? Ya, menurut saya benar. Mengapa? Sebelum kita simpulkan, mari
kita jabarkan dulu pengertian dari Pendidikan umum dan Pendidikan nilai.
Pendidikan umum itu apa? Pendidikan umum ialah Pendidikan yang bertujuan dalam hal
memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan peserta didik untuk melanjutkan
Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk diterapkan pada jenjang kehidupan
selanjutnya. Dengan pendidikan umum, diharapkan mampu mencetak generasi yang memiliki 3
kemampuan, yakni kemampuan personal (kemampuan yang ada dalam diri sendiri untuk
berinteraksi dan bersosialisasi baik dengan Tuhan, lingkungan keluarga, pertemanan, sekolah,
atau bahkan dunia kerja); kemampuan akademik (kemampuan seseorang dalam memahami
materi yang berkaitan dengan dunia akamedik); kemampuan profesional (kemampuan yang
menunjukkan bahwa seseorang ahli dan terampil dalam suatu bidang tertentu).
Pendidikan nilai itu apa? Pendidikan nilai ialah Pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai pada diri manusia, yang meliputi nilai budi pekerti, nilai moral, dan
nilai norma. Hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan
sesama. Dimana setiap orang, harus memiliki nilai budi pekerti, nilai moral, dan nilai norma
yang baik, yang nantinya akan dijadikan bekal dan pedoman dalam berbuat dan bertingkah
laku. Proses penanaman nilai-nilai pada diri seseorang disebut sosialisasi.
Lantas, apakah hubungannya antara Pendidikan umum dan Pendidikan nilai? Dari pengertian di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan nilai merupakan isi/bagian dari Pendidikan
umum. Artinya, Pendidikan umum bukan hanya mengembangkan aspek keterampilan dan
pengetahuan akademik saja, melainkan juga mengembangkan aspek sosial.
Mengapa Pendidikan umum sebagai Pendidikan nilai di Indonesia disebut gagal? Seperti yang
kita tahu, sistem Pendidikan di Indonesia seperti tidak punya prinsip, mengalami perubahan
kebijakan setiap tahunnya. Dari KTSP, kurikulum 13, kurikulum merdeka, lalu apalagi
selanjutnya? Sayangnya, dari semua kurikulum tersebut, output yang menjadi pertimbangan
dalam Pendidikan Indonesia hanya terletak pada nilai akademik.
Di Indonesia, banyak sekali ditemui generasi dengan nilai akademik unggul, akan tetapi tidak
bermoral baik. Banyak kita temui seorang murid alumni lupa dengan gurunya, melengos saat
berpapasan. Banyak pula kita temui generasi muda sudah tidak memiliki sopan santun kepada
orang yang lebih tua. Banyak pula kita temui generasi muda yang pandai dalam materi
pelajaran, tapi tidak pandai dalam bersosial.
Arus globalisasi berdampak pula pada pola pikir manusia. Sudah banyak platform media sosial,
baik yang berkonteks positif maupun negatif. Para generasi muda berbondong-bondong
mengikuti kemajuan teknologi yang baru, yang kemudian berimbas pada semakin tergerusnya
nilai moral yang mereka miliki. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan media
sosial oleh anak menjadi dasar dari tergerusnya nilai moral pada generasi muda.
Sangat disayangkan, istilah “introvert” menjadi tameng. Banyak orang menilai diri mereka
introvert, sebab tidak bisa bersosialisasi. Apakah benar mereka tidak bisa bersosialisasi? Atau
itu hanya alasan untuk mereka yang tidak mau bersosialisasi? Sangat disayangkan pula, banyak
generasi muda berbondong-bondong membawa buku kesana kemari, mencetak nilai akademik
sebaik mungkin, tapi mereka lupa berinteraksi dengan sesama. Lebih memilih mengurung diri di
kamar, dibanding bersosialisasi.
Tak sedikit pula generasi yang saling mengadu domba, saling olok-mengolok, saling hujat,
bahkan ada yang sampai menjadikan seseorang sebagai musuh. Karena apa? Karena ia kurang
nilai norma. Ia tidak pernah menerima Pendidikan nilai dengan baik dan maksimal.
Generasi jaman sekarang benar-benar berlomba lari adu prestasi, tapi enggan untuk
bersosialisasi. Ini semua ialah imbas dari sistem Pendidikan yang mengedepankan nilai
akademik. Sistem Pendidikan di Indonesia semakin lama semakin tidak seimbang. Nilai
akademik menjadi output utama yang lambat laun justru membuat Pendidikan nilai di
Indonesia semakin hilang.
Luar biasanya lagi, tak jarang kita temui kasus bunuh diri yang dilakukan para pelajar. Karena
apa? Ada yang ditekan oleh orang tuanya untuk terus belajar agar mendapat nilai akademik
yang bagus, ada pula yang merasa tertekan karena di bully oleh teman sebayanya, ada pula
yang hanya karena putus cinta mereka rela mengakhiri hidupnya. Depresi? Ya, itulah dasar
utama mengapa mereka memilih mengakhiri hidupnya.
Pendidikan nilai yang kurang menyebabkan para generasi muda kehilangan jati dirinya sendiri,
tak berakhlak, pun tak bermoral. Lantas, imbas dari Pendidikan nilai yang kurang ialah
lemahnya mental yang dimiliki generasi muda. Penjelasan dan contoh kasus itulah yang
kemudian menjadi alasan mengapa Pendidikan umum sebagai Pendidikan nilai di Indonesia
mengalami kegagalan.
Sekali lagi, harusnya Pendidikan umum meliputi perluasan wawasan dan peningkatan
keterampilan yang kemudian akan menghasilkan 3 macam kemampuan, yakni kemampuan
personal (diimplementasikan melalui nilai moral hingga membentuk moral para generasi muda
menjadi lebih baik), kemampuan akademik (diimplementasikan melalui nilai akademik yang
baik), serta kemampuan professional (kemampuan yang menunjukkan bahwa seseorang ahli
dan terampil dalam suatu bidang). Pada dasarnya, kemampuan bukan hanya perihal angka, tapi
aspek moral dan keahlian turut serta di dalamnya. Tapi, di Indonesia, nilai akademik lah yang
menjadi pertimbangan utama.
Kasus di atas menyebabkan tidak terwujudnya tujuan dari Pendidikan nasional. Sistem
Pendidikan nasional ialah sistem Pendidikan yang berupaya mewujudkan suasana pembelajaran
yang baik agar para pelajar aktif Indonesia mampu mengembangkan potensi dirinya.
Diharapkan dengan sistem ini dapat diwujudkan generasi dengan kemampuan kecerdasan,
pengendalian diri, dan akhlak yang berguna bagi kepentingan sendiri, masyarakat dan juga
kehidupan bangsa.
Tujuan dari sistem Pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa yang diwujudkan
dengan mengembangkan kemampuan (baik akademik maupun keterampilan) dan juga
membentuk generasi yang berkarakter. Dalam menjalani kehidupan, memang antara
pengetahuan dan nilai moral haruslah seimbang.
Merujuk pada tujuan Pendidikan nasional yang sudah tertulis di atas, pun kasus-kasus yang saya
jadikan contoh dalam memperkuat penjelasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pendidikan umum di Indonesia masih belum relevan dengan tujuan Pendidikan nasional.
Lantas, apa solusinya?
1. Menyeimbangkan lagi Pendidikan umum agar terbentuk kemampuan personal,
kemampuan akademik, dan kemampuan professional yang baik,
2. Menciptakan tenaga pengajar yang memiliki 3 kemampuan tersebut di atas,
3. Memberi edukasi kepada orang tua bahwasannya kemampuan setiap manusia bukan
hanya terletak pada nilai akademik saja,
4. Menciptakan generasi muda yang bermoral dan berakhlak, dengan cara memberi porsi
yang seimbang antara Pendidikan akademik dan Pendidikan nilai,
5. Mengedukasi generasi muda tentang akhlak dan moral yang baik yang harus dimiliki
pada setiap manusia.

Sumber : Modul Ilmu Sosial Budaya Dasar (MKDU4109) Modul 1 Hal. 1.5 – 1.21,
www.gramedia.com, dan berita-berita di media sosial mengenai Pendidikan, kasus
pelajar, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai