Anda di halaman 1dari 4

Kilas Balik Putih-Abu

Kembali aku pada sebuah ingatan

Setiap detail pada masa Sekolah Menengah Atas

Tentang momen yang sempat diabadikan

Juga tentang momen yang tak sempat diabadikan

Tentang banyak hal yang hanya bisa dikenang

Namun, semua itu tak lagi bisa diulang

Malam ini, aku mencoba bercerita pada rembulan

Perihal hiruk pikuk kelas yang penuh kegaduhan

Perihal rasa kesal saat harus mencari "X" yang bersembunyi entah kemana

Perihal rasa enggan saat harus menghitung berat benda yang hendak dijatuhkan

Perihal rasa bosan memahami aljabar yang terlalu banyak penjabaran

Pun perihal rasa heran saat harus membahas tentang air dan minyak yang enggan untuk
dipersatukan

Jam yang bertengger pada dinding kamarku turut antusias mendengarkan

Bibirku tak kunjung lelah meski terus mengeluarkan celotehan

Tentang rasa girang saat membahas bagaimana manusia diciptakan

Tentang rasa bangga saat membahas orang terdahulu memperjuangkan kemerdekaan


Tentang rasa gembira saat kuis harian mendadak dibatalkan

Pun tentang rasa antusias saat bel pulang sekolah berbunyi lebih awal diluar dugaan

Secangkir kopi yang menemaniku malam ini tak lagi tampak menggiurkan

Ah ... Aku tak kunjung meminumnya sebab terlalu larut dalam putaran kenangan

Teringat momen canda tawa disaat jam istirahat

Teringat momen gundah gulana saat seharian tak bertemu si dia

Teringat momen lelah dan penat saat terus bergulat dengan pelajaran

Pun teringat momen haru pilu saat mendekati hari perpisahan

Rembulan seolah sedang menertawakan

Aku tertampar saat teringat dulu aku berharap masa sekolah segera tamat

Tapi nyatanya, kini aku dibuat babak belur dihajar kerinduan

Aku pun ditertawakan oleh kerasnya kehidupan

Selepas sekolah, dunia seolah menarikku untuk dihadapkan pada banyaknya tuntutan

Kini, aku hanya bisa diam tanpa kata, menelan rasa rindu tanpa ada gerakan tambahan.

Lamongan, 4 Agustus 2021


Selembar Peta dari Tuan

Aku
terus memandangi
kertas kalkir yang kugenggam.
Bagiku, gambar peta ini adalah gambaran
wajahmu, Tuan. Sekilas, ingatanku mendarat pada rapido yang
kau pinjamkan. Sekilas pula, aku teringat teknik menggambar yang kau ajarkan.
Hal yang sederhana, namun sangat berkesan. Pikiranku terus berkelana tanpa lelah. Teringat saat
kita masih berada pada zona TM-3° yang sama.Ya, empat sembilan titik satu---Yogyakarta. Kala
itu, aku selalu enggan menggambar wajahmu dalam selembar kertas.
Sebab, aku takut terlalu hanyut dalam rindu bila tak lagi ada pertemuan.
Kembali pada selembar peta hasil kerja keras kita. Mataku tiba-tiba
dipenuhi oleh air mata. Jika aku berkedip, tentu saja air itu akan meluncur
bebas. Wajah si Tuan terus saja hadir tanpa kuminta. Seolah semesta ingin
memasungku dengan rindu yang hebat. Aku masih ingat betul kelihaian
tanganmu dalam menggambar titik koordinat. Teringat pula bagaimana
tanganmu menggambar garis kontur dengan lincah. Mulutmu tiada henti
berceloteh ria. Memberi afirmasi positif tentang instruktur yang kusebut
garang. Katamu, kamu ingin rasa takutku berkurang saat menghadapinya.
Hai, Tuan, bagaimana kamu sekarang? Apa kamu bahagia? Apa kamu sudah lupa saat kita
menghabiskan waktu sebelum absen malam tiba? Tuan, apa kamu tahu? Aku masih
menyimpan peta ini disudut kamar. Sebab, hanya selembar kertas kalkir ini yang kupunya.
Izinkan aku selalu menyimpanmu dalam kenang, bersama peta kenangan yang perlahan usang.

Lamongan, 8 Agustus 2021


BIONARASI

Alifia Loveista Lesti. Lahir di Lamongan, 4 Juni 2000. Memiliki hobi menulis, baik itu cerpen,
puisi, ataupun prosa sejak SMP. Kegemarannya dalam dunia sastra semakin dia asah dengan
bergabung dalam komunitas kepenulisan, KOREX namanya. Ia berkontribusi dalam menulis
buku antologi cerpen berjudul Kasih Sayang (2019) bersama teman-teman satu komunitasnya.
Gadis yang bekerja sebagai Asisten Surveyor Kadastral di Kantor Pertanahan Kabupaten
Jombang ini selalu meluangkan waktunya untuk menulis di akun Wattpad-nya (@alifialoveista)
dengan judul KM 22 dan Aku & Rasa. Baginya, menulis adalah media yang bisa dijadikan
untuk menuangkan segala rasa, bila bibir cukup kelu untuk berbicara.

NAMA DI SERTIFIKAT : ALIFIA LOVEISTA LESTI, A.P.


NAMA DI COVER : ALIFIA LOVEISTA

Anda mungkin juga menyukai