a. plagScan
b. writecheck
c. unicheck
d. duplichecker
e. copyscape
f. Plagiarism chechker
g. Viper anti-plagiarism scanner
Kelemahan dari perangkat lunak antiplagiasi ialah tidak bisa mengecek sebuah tulisan
yang belum pernah diunggah ke internet.
a. PlagScan : aplikasi ini bisa digunakan langsung untuk melakukan deteksi plagiasi
dengan cara meng-copy paste tulisan di kolom yang sudah disediakan. Selain itu, kita
juga dapat mengunggah file dalam bentuk word atau pdf. Hasil dari pengecekan ini
ialah berupa kemiripan tulisan dengan tulisan lain yang berada di internet.
b. Writecheck : cara penggunaannya yakni dengan mengunggah dokumen dalam bentuk
Ms.Word, WordPerfect, PostScript, PDF, HTML, dan RTF. Yang membuat aplikasi
ini menarik ialah kita bisa mendapatkan hasil berupa laporan plagiarism yang disertai
dengan link menuju sumber plagiasi.
c. Unicheck : cara penggunaan aplikasi ini ialah dengan meletakkan tulisan kita pada
kolom yang tersedia. Keunggulannya, aplikasi ini bisa memindai teks dari format
yang berbeda-beda secara bersamaan dan hanya butuh waktu 4 detik untuk memindai
kesalahan.
d. DupliChecker : cara penggunaannya ialah dengan meng-copy paste tulisa ke dalam
kolom yang ada, selain itu kita juga bisa meletakkan URL dari tulisan kita. Tidak
lama, aka nada hasil berupa link yang menuju konten yang diplagiasi apabila memang
terdeteksi adanya plagiasi.
e. Copyscape : Aplikasi ini juga caranya sama dengan aplikasi yang lain, yaitu dengan
cara neg-copy paste pada kolom yang disediakan, lalu akan muncul hasil dari deteksi
plagiasi.
f. Plagiarism Checker : caranya seperti aplikasi lain, yaitu dengan cara meng-copy paste
tulisan pada kolom yang sudah disediakan.
g. Viper anti-plagiarism Scanner : Sama dengan aplikasi lain, aplikasi ini juga
menggunakan cara copy paste pada kolom yang sudah ada. Keunggulan aplikasi ini
yaitu memiliki 10 miliar sumber yang disediakan untuk membandingkan dengan
tulisan kita.
Parafrasa :
Menurut Permendiknas (2009, p. 16-17) penggunaan kata depan seperti : di, ke, dan
dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Namun, kata depan tersebut
boleh digunakan dengan cara digabung jika kata yang mengikutinya sudah lazim,
seperti : kepada dan daripada.
Parafrasa :
Moeliono (1987, p. 78) menjelaskan bahwa ada 2 penggunaan kata depan di, yakni
sebagai awalan dan sebagai kata depan. Kata di sebagai awalan memiliki ciri-ciri
diantaranya, ditulis serangkai, diikuti kata kerja, dan membentuk kata kerja pasif.
Sedangkan kata di sebagai kata depan memiliki ciri-ciri diantaranya, ditulis terpisah,
menyatakan keterangan tempat, dan diikuti kata benda.
c. Hal ini diperkuat dengan pendapat Warsiman (2010: 66) bahwa lambang bilangan
yang menyatakan ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, dan nilai uang, dapat
ditulis dengan angka.
Parafrasa :
Warsiman (2010 : 66) mengungkapkan bahwa ukuran Panjang, berat, isi, satuan
waktu, dan nilai uang dapat ditulis dengan angka.
d. Bahasa Inggris menurut Amir (2014, p. 4) semakin sering diserap untuk dijadikan
cara bertutur dalam keseharian masyarakat Indonesia, setidaknya oleh mereka yang
hidup di kota besar.
Parafrasa :
Menurut Amir (2014, p. 4), seringnya penggunaan Bahasa Inggris dapat
mempengaruhi cara bertutur kata masyarakat Indonesia.
Parafrasa :
Sugono (2008, p.3) mengatakan bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
24 tahun 2009 ialah salah satu landasan hukum dalam penggunaan Bahasa Indonesia.