Anda di halaman 1dari 3

1. Perbedaan tanda hubung dan tanda pisah.

a. Tanda hubung, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
suatu tanda berbentuk garis (-) yang digunakan untuk menghubungakan kata yang
dipisahkan oleh baris, menyambung kata yang bentuknya berulang, dan
menggabungkan unsur berbentuk jamak, dan menghubungkan unsur bahasa lainnya.
Contoh :
i. Tanda hubung yang digunakan untuk menghubungkan kata yang dipisahkan
oleh baris, yakni :
1) Nelayan pesisir itu telah berhasil membudidayakan rum-
put laut.
2) Dalam melakukan pengukuran bidang tanah, kita harus memper-
hatikan ketelitian alatnya.
3) Setiap hari, aku selalu meminum segelas es kopi. Jika aku tidak
memi-
mumnya, aku merasa kepalaku pusing. Sepertinya aku kecanduan.
ii. Tanda hubung yang digunakan dalam menyambung kata yang bentuknya
berulang, yakni :
1) Berkata mengada-ada itu tidak baik.
2) Jangan melebih-lebihkan cerita.
3) Sayup-sayup aku mendengar suara motor ayahku.
4) Sehari-hari aku meminum es kopi.
iii. Tanda hubung yang digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun
yang dituliskan dalam bentuk angka, dan juga tanda hubung yang digunakan
untuk memisahkan huruf dalam kata yang dieja satu-satu, yakni :
1) Aku lahir pada tanggal 04-06-2000
2) Coba baca pelan-pelan kalimat ini, “I-ni Bu-di.”
3) Namanya Bayu. B-a-y-u.
iv. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata,
umumnya menyambungkan kata imbuhan dan kata inti, antara lain :
1) Manusia pada dasarnya ber-evolusi.
2) Meng-ukur tanah adalah pekerjaanku.
v. Tanda hubung digunakan untuk merangkai kata, yakni :
1) Minggu depan ada perlombaan baca puisi se-Jawa Timur.
2) Aku mendapat peringkat ke-1.
3) Dia angkatan tahun 2000-an.
4) Semoga diberi kelancaran sampai hari-H.
5) Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.
6) Saya dari program studi S-1 Ilmu Hukum.
7) KTP-ku hilang saat aku pergi liburan.
vi. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa daerah atau bahasa asing, yakni :
1) Acaraku hari ini di-back-up oleh temanku.
2) Kemarin aku di-sowan-I orang tuaku di asrama.
3) Bayu telah di-message oleh alif hinggal 10 kali, namun tidak dibalas
b. Tanda pisah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai tanda
berbentuk garis sedikit lebih Panjang (---) yang digunakan untuk membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang mempunyai makna atau penjelasan lain diluar
kalimat inti, memberi penegan khusus sebagai tambahan keterangan, dan sebagai
tanda yang berarti “sampai dengan” atau “sampai ke”, contoh :
i. Tanda pisah yang dipakasi sebagai pembatas dalam penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan tersendiri di luar kalimat inti, yakni :
1) Cita-cita saya ini---saya yakin akan tercapai---telah saya perjuangkan
secara optimal.
2) Keberhasilan itu---kita sependapat---dapat dicapai jika kita mau
berusaha keras.
ii. Tanda pisah yang dipakai untuk menegaskan adanya keterangan atau makna
lain, yakni :
1) Soekarno-Hatta---Proklamator Kemerdekaan RI---diabadikan
menjadi nama salah satu bandar udara Internasional di Indonesia.
2) Pada bulan Oktober---bulan Bahasa---diadakan lomba menulis
cerpen di sekolahku.
iii. Tanda pisah diartikan sebagai “sampai dengan” atau “sampai ke”, yakni :
1) Tahun 2020---2022, wabah covid-19 menyerang Indonesia.
2) Tanggal 4---8 Juni 2022 aku menggelar acara pesta besar di rumah
dalam rangka hari ulang tahunku.
3) Jombang---Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 2 jalam jika
melewati Mojokerto.

2. Penggunaan huruf kapital dan tanda petik.


a. Wati suka membeli bika Ambon
Penulisan kalimat ini salah karena terdapat huruf kapital dalam “bika Ambon”,
penulisan yang benar yakni : Wati suka membeli bika ambon. Karena huruf
kapital tidak digunakan untuk nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis.
Contoh lain : jeruk bali, kacang bogor, nangka belanda, petai cina.
b. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen
Penulisan kalimat ini salah karena terdapat huruf kapital dalam “Ibu dan Bapak
Dosen”, penulisan yang benar yakni : Kita harus selalu menghormati ibu dan
bapak dosen. Karena huruf kapital digunakan untuk sapaan dan jabatan/pangkat,
tapi kata ibu, bapak, dan dosen di dalam kalimat ini bukan merupakan sapaan dan
bukan merupakan jabatan/pangkat.
c. Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA
Penulisan kalimat ini salah karena terdapat huruf kapital yang penggunaanya
kurang tepat. Penulisan huruf kapital digunakan dalam setiap huruf pertama
dalam judul, kecuali dalam judul tersebut terdapat kata tugas seperti di, ke, dari,
dan, yang, untuk, yang letaknya tidak di awal kalimat. Penulisan yang benar yakni
: Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya HAMKA.
Van der merupakan bahasa Belanda yang memiliki arti dari, sedangkan mengapa
HAMKA ditulis huruf besar semua? Karena HAMKA adalah singkatan dari Haji
Abdul Malik Karim Amrullah.
d. Ibu Nana dari mana? “kata Wati”
Penulisan kalimat ini salah, karena penggunaan tanda petik harusnya digunakan
untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari percakapan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Penulisan yang benar :
“Ibu Nana dari mana?” kata Wati.
e. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
Penulisan kalimat ini salah karena penulisan huruf kapital digunakan untuk semua
huruf pertama dari kata dalam nama negara, Lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali ada kata tugas. Penulisan yak benar yakni : Pada tahun 2005,
Undang-Undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
f. Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo
Penulisan kalimat ini salah, karena huruf kapital digunakan dalam penulisan huruf
pertama nama geografi. Yang benar adalah : Saksi bisu pertemuan kita adalah
Sungai Bengawan Solo.

Sumber : Santoso dkk, Anang. 2021. MKWU4108 – BAHASA INDONESIA. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka
Indonesia, T. P. P. B. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Competence
on Student’s Perfomance: Evidence for Mediating/Moderating Role of Class.

Anda mungkin juga menyukai